Anda di halaman 1dari 9

Pengelolaan Energi Listrik … Ida Bagus Putra Sentanu, dkk

PENGELOLAAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA KAMPUS SUDIRMAN DENPASAR
Ida Bagus Putra Setanu M1, Rukmi Sari Hartati2, I Nyoman Satya Kumara3
Program Magister, Program Studi Teknik Elektro
Universitas Udayana Denpasar
Jalan PB. Sudirman Denpasar
gusde.ibsn@gmail.com

Abstrak

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana merupakan salah satu fakultas terbaik ke 10 di Indonesia, dengan
jumlah dosen 245 orang, mahasiswa 2126 orang, pegawai 145 orang, dengan luas bangunan 6.745 m 2, 4 lantai, serta
kapasitas pasokan listrik dari PLN sebesar 312 kWh dan cadangan Genset sebesar 500 kVA. Pemakaian energi
listrik berdasarkan pembayaran rekening per luas bangunan diperoleh IKE sebesar 82,94 kWh/m2/thn termasuk
katagori sangat efisien. Dengan pemakaian per hari efektif; AC 44%, lampu 14%, komputer set 25%, dan 16%
peralatan lainnya. Sistem pengkondisian udara ruangan berAC berkisar antara 25 – 26Error! Not a valid link., dan
kelembaban 61% - 65%. Sebagian besar ruangan telah memenuhi standar kenyamanan termal sebesar 72% dari
keseluruhan ruangan. Untuk sistem pencahayaan yang belum memenuhi standar pencahayaan minimum sebesar
57%, sedangkan yang memenuhi sebesar 43% dari keseluruhan ruangan. Nilai rata-rata OTTV selubung bangunan
32,86 watt/m2 dari standar ditetapkan 45watt/m2 atau sesuai dengan syarat bangunan hemat energi, untuk melakukan
penghematan perlu dibuatkan program pemakaian energi. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah
pengaturan jadwal pemakaian atau pengantian lampu TL dengan lampu LHE guna menghemat pemakaian energi,
serta cahayanya dapat ditingkatkan dengan menaikan watt lampu. Pengaturan jadwal pemakaian peralatan dapat
dilakukan dengan membuatkan program SOP, terutamanya pada pemakaian AC, lampu, PC dan peralatan lainnya.

Kata Kunci: IKE, Audit Energi, Pengelolaan Energi

1. PENDAHULUAN utama Fakultas Kedokteran belum mempunyai data


tentang besarnya konsumsi energi listrik.
Pengelolaan dan pemanfaatan energi secara Berdasarkan data pembayaran rekening listrik dapat
efisien dan rasional adalah mutlak tanpa mengurangi diketahui rata-rata pemakaiannya sebesar 46.621,7
penggunaan energi yang memang benar-benar kWh dan, rata-rata biaya pemakaian listrik sebesar
diperlukan. Pemerintah melalui Instruksi Presiden No Rp. 35.217.416 per bulan, tahun 2011. Melalui data
10 tahun 2005 dan Peraturan Presiden No 5 tahun tersebut perlu dilakukan audit energi guna terjadi
2006 mengeluarkan ketentuan/peraturan tentang penghematan pemakaian energi. Salah satunya
konservasi energi, yang bertujuan supaya lembaga dengan mengetahui Intensitas Konsumsi Energi
atau institusi pemerintah dan swasta untuk Listrik (IKE) di gedung utama FK UNUD, dengan
melakukan pengelolaan energi listrik secara efisien mengetahui nilai tersebut dapat dilakukan langkah-
dan efektif. Selanjutnya mengacu pada Peraturan langkah efisiensi. Seperti halnya pemakaian ruang
Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) dan peralatan yang penggunaan energinya tidak
No.031/2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hemat hemat, sehingga perlu dievaluasi lebih lanjut. Melalui
Energi seperti pengunaan AC dan pengurangan jam aktivitas penggunaan energi dari sisi sumber daya
operasinya. Mengawasi pemakaian energi di manusia perlu dilakukan dengan menyediakan
lingkungan lembaga pendidikan, Kemdiknas panduan hemat energi berupa buku, kebijakan, dan
menggalakkan program konservasi energi yang himbauan.
implementasinya secara intensif dimulai pada tahun Hasil dari audit energi tersebut dapat dijadikan
1991. Pelaksanaan kegiatan konservasi energi acuan untuk mendukung program efisiensi
dilakukan melalui bagian proyek pelaksanaan penggunaan energi listrik di gedung utama Fakultas
efesiensi pada biro umum Sekretariat Jendral Kedokteran Universitas Udayana. Adapun metode
Kemdiknas untuk meningkatkan efisiensi dan penelitian yang digunakan adalah descriptive
efektivitas serta membantu tugas dan tanggungjawab research method dengan maksud untuk menemukan
Mendiknas[1]. solusi dari permasalahan yang dihadapi saat ini.
Mengacu pada keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No. 86/P/2002 tentang konservasi energi, 2. TINJAUAN PUSTAKA
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai 2.1 Manajemen Energi
institusi pendidikan yang berada di bawah Kemdinas Energi adalah suatu kemampuan dari suatu
memandang perlu mengambil langkah-langkah untuk sistem untuk melakukan kerja pada sistem yang lain.
menerapkan kepmen tersebut. Saat ini di gedung Energi adalah daya yang dapat digunakan untuk

Teknologi 1 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

melakukan berbagai proses kegiatan meliputi listrik, suatu rancangan strategis untuk mengendalikan
mekanik dan panas. Sumber energi adalah sebagian penggunaan energi.
sumber daya alam antara lain berupa minyak dan gas
bumi, batubara, air, panas bumi, gambut, biomasa 2.2.2 Proses Audit Energi
dan sebagainya, baik secara langsung maupun tidak Proses audit energi dilakukan secara bertahap.
langsung dapat dimanfaatkan sebagai energi. Adapun bentuk tahapan proses dalam audit energi
Penggunaan energi yang efektif dan efisien, sebagai adalah:
langkah konservasi energi, dikenal sebagai 1. Audit energi awal (preliminary audit)
manajemen energi. Manajemen Energi adalah suatu 2. Audit energi rinci (detailed audit)
aktifitas manajemen energi yang berdisiplin, Audit energi rinci merupakan kelanjutan dari
terorganisasi dan terstruktur menuju penggunaan proses audit energi awal, dimana bila nilai IKE
energi yang lebih efisien, tanpa mengurangi tingkat lebih besar dari nilai target yang ditentukan
produksi, kualitas serta ketentuan keselamatan dan maka dilakukan penelitian lebih lanjut[3].
pencemaran lingkungan. Manajemen energi adalah
kebijakan dan penggunaan energi yang efektif untuk 2.3 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
memperoleh keuntungan yang maksimum (biaya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik
yang minimum) dan mempertinggi posisi yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui
kompetitif. besarnya pemakaian energi pada suatu sistem
Manajemen energi penekanannya lebih mengacu (bangunan). Namun energi yang dimaksudkan dalam
pada Demand Side Management (DSM). DSM adalah hal ini adalah energi listrik. Besarnya pemakaian
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan energi dalam bangunan gedung yang telah diterapkan
yang dilakukan oleh pengusaha untuk mempengaruhi di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan
pola konsumsi pelanggan tenaga listrik yang dalam satuan kWH/m2 per tahun. Berdasarkan tingkat
menyangkut dan waktu penggunaannya tanpa efisiensinya, bangunan gedung dapat diklasifikasikan
merugikan pengusaha atau konsumen. lagi menjadi beberapa tingkatan efisiensi seperti
Secara umum, hal-hal yang harus perhatikan berikut:
dalam menyusun suatu program pengelolaan energi 1. Sangat Efesien (50.04 – 95.04) kWh/m2/tahun.
adalah mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: 2. Efesien (95.04 – 144.96) kWh/m2/tahun.
perilaku dari pengguna energi, teknologi peralatan 3. Cukup Efisien (144.96 – 174.96) kWh/m2/tahun.
yang digunakan, pemasangan atau instalasi peralatan 4. Agak Boros (174.96 – 230.04) kWh/m2/tahun.
dan manajemen pemeliharaan peralatan. Secara 5. Boros (230.04 - 285) kWh/m2/tahun.
teknis penerapan manajemen energi akan berhasil 6. Sangat Boros (285 - 450) kWh/m2/tahun.
bila didukung dengan komitmen dari pimpinan
karena dengan komitmen tersebut proses pembuatan 2.4 Konservasi Energi
rencana aksi, pengimplementasikan rencana aksi, Konservasi energi merupakan upaya
mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dan mengefisiensikan pemakaian energi untuk suatu
menghargai kemajuan yang telah dicapai akan dapat kebutuhan agar pemborosan energi dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam dihindarkan. Konservasi energi adalah penggunaan
manajemen energi. energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi
Salah satu bagian yang mendasari manajemen penggunaan energi yang memang benar-benar
energi adalah audit energi. Laporan audit energi diperlukan. Pengelolaan energi segala upaya yang
merupakan audit plan yang akan di proses dan di mengatur dan mengelola penggunaan energi seefisien
analisis lebih lanjut dalam manajemen energi. Dari mungkin pada bangunan gedung tanpa mengurangi
hasil audit energi akan diketahui aliran energi yang tingkat kenyamanan dilingkungan hunian maupun
memberikan gambaran tentang penggunaan energi. produktivitas dilingkungan kerja[5].
Sehingga dapat disusun suatu rancangan strategis
untuk mengendalikan penggunaan energi[2]. 2.5 Selubung Bangunan
Selubung bangunan memiliki peran penting
2.2 Audit Energi dalam menjawab masalah iklim dan penghemantan
2.2.1 Pengertian Audit Energi energi, seperti radiasi matahari, hujan, kecepatan
Audit energi merupakan suatu usaha angin, tingginya kelebaban serta pemanfaatan potensi
pengamatan yang dilakukan secara berkala atau rutin alam antara lain dengan memanfaatkan cahaya alami
guna memberikan informasi profil pengunaan energi untuk penerangan ruang serta penghawaan alami baik
pada proses atau alat tertentu. Salah satunya adalah melalui dinding maupun atap serta memilih material
laporan audit energi yang merupakan audit plan yang yang memiliki perambatan panas relative kecil.
akan di proses dan di analisis lebih lanjut dalam Faktor panas yang berasal dari luar bangunan akan
manajemen energi. Dari hasil audit energi akan masuk ke dalam ruang melalui selubung bangunan,
diketahui aliran energi yang memberikan gambaran baik melalui dinding maupun atap yang merupakan
tentang penggunaan energi. Sehingga dapat di susun beban pendingin yang harus dinetralisir oleh sistem

Teknologi 2 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

pendingin (AC). Beban pendinginan dari suatu 1. Sistem pencahayaan buatan yang dirancang,
bangunan gedung yang dikondisikan terdiri dari dalam hal ini pengkajian awal dibuat terhadap
beban internal yaitu beban yang ditimbulkan oleh jenis pencahayaan yang akan diciptakan. Sistem
lampu, penghuni serta peralatan lain yang pencahayaan yang diciptakan biasanya
menimbulkan panas, dan beban external yaitu panas difungsikan dengan dasar estetika dan faktor
yang masuk dalam bangunan akibat radiasi matahari ekonomi.
dan konduksi melalui selubung bangunan. Untuk 2. Penentuan tingkat pencahayaan minimum (E)
mengurangi beban external Badan Standardisasi yang direkomendasikan, dalam perkembangan
Nasional Indonesia menentukan kriteria disain sistem pencahayaan dalam suatu ruangan
selubung bangunan yang dinyatakan dalam Harga disesuaikan dengan fungsi ruangan dan jenis
Alih Termal Menyeluruh (Overall Thermal Transfer kegiatan yang dilakukan.
Value, OTTV) yaitu OTTV ≤ 45 Watt/m². Ketentuan 3. Daya listrik untuk pencahayaan sesuai
ini berlaku untuk bangunan yang dikondisikan dan maksimum yang diijinkan, seiring dengan
dimaksudkan untuk memperoleh disain selubung konservasi energi pada bangunan gedung.
bangunan yang dapat mengurangi beban external 4. Memenuhi tingkat kenyamanan visual. Dalam
sehingga menurunkan beban pendinginan[6]. hal ini sistem pencahayaan harus dipilih yang
mudah penggunaannya, efektif, nyaman untuk
2.6 Sistem Pencahayaan penglihatan, tidak menghambat kelancaran
Penerapan sistem pencahayaan adalah kegiatan, tidak mengganggu kesehatan terutama
memberikan penerangan kepada penghuni ruangan dalam ruang-ruang tertentu dan menggunakan
agar dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman energi yang seminimal mungkin[7].
dan aman. Pencahayaan yang tidak baik akan
menyebabkan terganggunya aktivitas yang dilakukan, 2.7 Sistem Pengkondisian Udara
gangguan tersebut dapat berupa keadaan silau, buram Tujuan pengadaan suatu sistem pengkondisian
dll. Berdasarkan jenisnya sistem pencahayaan dapat udara adalah agar tercapai kondisi temperatur,
dibagi menjadi: kelembaban, kebersihan, dan distribusi udara dalam
1. Sistem pencahayaan alami ruangan dapat dipertahankan pada tingkat keadaan
Sistem ini memanfaatkan cahaya yang berasal yang diharapkan. Suatu sistem pengkondisian udara
dari alam untuk menerangi ruangan baik secara bisa berupa sebuah sistem pemanasan, pendinginan,
langsung maupun tidak langsung. Sumber dan ventilasi. Pendingin ini berfungsi untuk
energi dari pencahayaan alami ini adalah dari menciptakan kondisi nyaman bagi beberapa aktivitas
sinar matahari. manusia. Berdasarkan SNI 03-6572-2001, daerah
2. Sistem pencahayaan buatan kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi
Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem menjadi:
pencahayaan alami, yang mana sumber 1) Sejuk nyaman, ( 20,50C ~ 22,80C )
pencahayaan ini berasal dari lampu. 2) Nyaman optimal, ( 22,80C ~ 25,80C )
3) Hangat nyaman, ( 25,80C ~ 27,10C )
2.6.1 Komponen Pencahayaan Buatan
Dalam suatu sistem pencahayaan buatan, agar suatu 2.8 Sistem Kontrol
lampu mampu memancarkan cahaya maka disusun Sistem kendali atau sistem kontrol (control
beberapa komponen yang dikombinasikan agar system) adalah suatu alat untuk mengendalikan,
mendukung hal tersebut yaitu: memerintah, dan mengatur keadaan dari suatu sistem.
1. Luminer/Reflektor Dalam sistem yang otomatis, alat semacam ini sering
Reflektor merupakan permukaan lampu yang dipakai pada alat pendingin (AC) dengan
memancarkan cahaya. Reflektor berdampak menggunakan prinsip sistem kendali, karena suhu
pada banyaknya cahaya lampu mencapai area ruangan dapat dikendalikan sehingga ruangan berada
yang diterangi dan juga pola distribusi pada suhu yang diinginkan. Berikut beberapa
cahayanya. peralatan tersebut, diantaranya:[9]
2. Gir lampu 1. Timer
Gir yang digunakan dalam peralatan 2. Sensor Gerakan, dll.
pencahayaan meliputi : Balast atau alat yang
membatasi arus untuk melawan karakteristik 3. METODE
tahanan negatif dari berbagai lampu pelepas. 3.1 Obyek Penelitian
Penelitian ini tentang upaya pengelolaan energi
2.6.2 Tingkat Pencahayaan Buatan listrik guna memperoleh penghematan pemakaian
Tingkat pencahayaan suatu ruangan pada energi listrik di gedung utama Fakultas Kedokteran
umumnya didefenisikan sebagai tingkat pencahayaan Universitas Udayana, Kampus Sudirman Denpasar.
rata-rata pada bidang kerja, diantaranya:

Teknologi 3 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

3.2 Teknik Analisis Intensitas Konsumsi Energi Listrik (IKE)


Teknik analisis digunakan untuk menguraikan Intensitas Konsumsi Energi Listrik ( IKE )
dan menganalisa data-data pada penelitian ini, adalah pembagian antara antara konsumsi energi
meliputi: listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas
1. Mengumpulkan data melalui literature yang ada, bangunan gedung. Dalam perhitungan IKE tersebut,
pencarian di internet maupun data historis mempergunakan data luas kotor gedung dibagi
gedung yang bersumber dari pihak terkait untuk pemakaian energi listrik selama setahun. Luas kotor
mengetahui keadaan/permasalahan yang ada. bangunan gedung utama FK UNUD adalah 6.745,44
2. Menghitung luas bangunan, ruangan yang ada, m2. Konsumsi energi listrik gedung utama FK UNUD
beban listrik yang terpasang, menganalisa pola selama setahun berdasarkan data pembayaran
pemakaian ruangan, memperhatikan selubung rekening tahun 2011 sebesar 559.460,6 kWh per
bangunan (dinding dan atap tembus maupun tahun. Dengan asumsi pemakaian 20 hari dalam
tidak tembus cahaya dimana sebagian besar sebulan selama hari kerja dalam setahun. Dari data
energi termal berpindah melalui elemen ini), awal tersebut, maka dapat dihitung besarnya IKE
dan sistem pencahayaan untuk pendistribusian gedung utama FK selama satu tahun dengan periode
cahaya yang lebih merata, serta sistem tata bulan Januari sampai Desember 2011, Adapun
udara dengan mengatur besaran termal. perhitungannya sebagai berikut:
3. Membandingkan hasil perhitungan terhadap kWhTotal
standar IKE yang berlaku. IKE  kWh/m2/tahun
LuasBangunan(m2 )
4. Melakukan penelitian, pengukuran dan
559.460,6 2
perhitungan selubung bangunan, untuk IKE  82,94kWh/m/tahun
mengetahui pemakaian energi dengan 6.745,44
kesesuaian sistem pencahayaan dan Merujuk dari kriteria nilai standar tersebut,
pengkondisian udara pada tiap ruangan. Gedung Utama FK UNUD termasuk katagori sangat
5. Mengenali Peluang Hemat Energi (PHE) baik efisien (50,04 - 95,04) kWh/m2/tahun dalam
dari segi teknologi, instalasi, pemeliharaan dan pemakaian energinya. Melalui kriteria sangat efesien
sumber daya manusianya. tersebut, perlu dilakukan pengukuran dan
6. Merekomendasikan PHE tersebut untuk perhitungan lagi apakah pemakaian energinya sudah
diimplementasikan sehingga mampu sesuai dengan standar IKE dan SNI per ruangan yang
mengurangi pemakaian energi listrik. ditetapkan atau belum, terutamanya pada sistem
pencahayaan, suhu dan kelembaban udara.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan pemakaian ruangan tersebut
4.1 Profil Umum Fakultas Kedokteran kemudian dibedakan berdasarkan katagori ruangan
Universitas Udayana ber AC atau non AC, baik yang digunakan untuk
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana beraktivitas dan kegiatan lainnya. Pemakaian ruangan
berada di sebelah selatan pintu masuk kampus ber AC dan non AC untuk kegiatan aktivitas
Sudirman dengan komposisi luas ruangan per lantai disesuaikan dengan pemakaian peralatan terutamanya
berdasarkan fungsinya seperti pada tabel 1 di bawah yang menggunakan sumber listrik seperti AC,
ini: komputer, printer dan peralatan penunjang lainnya.
Melalui pengamatan dilapangan dan informasi dari
teknisi di FK UNUD ternyata untuk pemakaian
ruangan ber AC, pada ruangan kelas dan perkantoran,
AC biasanya disetting pada suhu 24 o C. Begitu juga
dengan pemakaian lampu dan peralatan penunjang
lainnya disesuaikan juga dengan lamanya pemakaian
ruangan dan jadwal pemakaian. Untuk pemakaian
peralatan yang mengkonsumsi energi listrik pada
setiap ruangan, diasumsikan digunakan setiap hari
kerja dengan waktu pemakaian dari jam 08.00 sampai
16.00 atau 8 jam sehari. Sehingga pemakaian energi
listrik pada peralatan dapat diperhitungkan
berdasarkan daya terpasang pada beban dikalikan
dengan lamanya pengoperasian peralatan tersebut
dalam sehari. Sebagai sampel diambil salah satu
ruangan ber AC yang berada di lantai 1 gedung
utama FK UNUD yakni ruang Dosen 4, dengan
Tabel 1. Luas ruangan berdasarkan fungsinya per mengasumsikan cos Φ peralatan lainnya sebesar 0,85,
lantai gedung Utama FK UNUD cos Φ pada lampu dan AC, disesuaikan dengan
petunjuk cos phi dari pabrikan. Sehingga dapat

Teknologi 4 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

dihitung pemakaian energinya per ruangan, sebagai komputer, 5% untuk pemakaian LCD proyektor, 2%
berikut: untuk printer, 2% untuk dispenser, 2% untuk TV dan
Luas Ruangan Dosen 4 lantai 1 = 3,6 m x 3,1 m = Tape, 2% untuk kulkas dan dispenser, serta 10% nya
11,16 m2 lagi untuk peralatan listrik lainnya (kipas, fax, hand
a. TL Philips 18 watt 2 buah dengan lama operasi drayer, dll). Pemakaian energi listrik terbesar terletak
8 jam, cos Φ = 0,77 pada pengoperasian AC, disusul kemudian oleh
kWh
P x n x t x cos  (0,77) pengunaan komputer dan pemakaian lampu, dimana
 pengoperasiannya banyak dilakukan pada saat hari
1000
18 x 2 x 8 x 0,77 / 1000 = 0,22 kWh/hari. kerja, baik kantor, ruang perkuliahan, laboratorium
b. AC Split LG 1 PK 1 buah dengan daya 795 watt, dan ruang dosen. Pengoperasian peralatan juga
lama operasi 4 jam, cos Φ = 0,4 disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian ruangan.
P x n x t x cos  (0,4) Sehingga penelitian ini difokuskan pada pengunaan
kWh  1000 AC dan sistem penerangan, sedangkan peralatan
(795 x 1 x 4 x 0,4) / 1000 = 1,27 kWh/hari. lainnya seperti komputer, LCD, printer, TV,
c. Komputer PC 1 buah dengan daya 400 watt, pengoperasiannya dikondisikan sesuai dengan
lama operasi 4 jam, cos Φ = 0,85 prosedur pengoparasian peralatan.
kWh P x n x t x cos  (0,85) 4.2 Sistem Pencahayaan Gedung Utama FK

1000 UNUD
(300 x 1 x 8 x 0,85 )/ 1000 = 2,04 kWh/hari. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagaian
d. Printer Hp Laserjet 1 buah dengan daya 550 besar aktifitas kampus FK UNUD terjadi pada siang
watt, lama operasi 1 jam, cos Φ = 0,85 hari. Sebagain besar ruangan masih mempergunakan
kWh P x n x t x cos  (0,85) pencahayaan buatan dalam melaksakan aktivitas.

1000 AC, 14% umtuk lampu pencahayaan, 18% untuk
(550 x 1 x 1 x 0,85 ) / 1000 = 0,47 kWh/hari.

Total pemakaian energi listrik untuk ruangan


Dosen 4 lantai 1 sebesar 4,00 kWh/hari. Dengan
kegiatan di FK UNUD diasumsikan berlangsung
selama 20 hari kerja dalam sebulan, sehingga total
pemakaian energinya selama sebulan adalah 4,00
kWh/hari x 20 hari = 80,00 kWh/bln. Nilai
pemakaian tersebut kemudian dibagi dengan luas
ruangan, yakni 80,00 kWh/bln dibagi 11,16 m2,
sehingga diperoleh nilai IKE sebesar 7,17
kWh/m2/bln. Nilai hasil perhitungan ini kemudian
dibandingkan dengan nilai standar yang telah
ditetapkan untuk ruangan ber AC

Berikut gambar persentase pemakaian energi dalam


gedung utama FK UNUD:

Gambar 1. Persentase Konsumsi Energi Listrik Pada


Gedung Utama FK UNUD

Dari gambar 1 di atas dapat diketahui persentase


pemakain energi listrik di Gedung FK berdasarkan
jenis pembebanan per hari efektif yakni; 44% untuk
Teknologi 5 Vol. 11 No.2 Juli - Desember
Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

Seperti dengan pemasangan beberapa buah lampu,


baik lampu tipe TL, SL, dan lampu jenis lainnya
disesuaikan dengan bidang kerja. Baik, ruangan
memiliki jendela ataupun tidak, yang dilakukan
setiap hari kerja mulai awal kerja sampai pada saat
pulang kerja, hanya di tempat tertentu saja
menggunakan penerangan alamiah. Pada penelitian
ini besarnya intensitas pencahayaan dilakukan
dengan melakukan pengukuran intensitas kuat
pencahayaaan pada ruangan. Hasil pengukuran
tersebut nantinya digunakan untuk membandingkan
nilai hasil pengukuran dengan standar yang telah
ditetapkan, sehingga mendapatkan referensi apakah
sistem pencahayaan pada ruangan tersebut telah
memenuhi standar yang diharapkan atau tidak.
Adapun ruangan yang telah memenuhi standar
pencahayaan minimum adalah sebesar 43 % dan
yang kurang sebesar 57 % dari keseluruhan ruangan.

4.3 Sistem Pengkondisian Udara Gedung


Utama FK UNUD
Sistem pengkondisian udara di gedung FK
UNUD dikondisikan hanya pada ruangan ber AC.
Pengkondisian udara dipengaruhi oleh adanya
termal yang dihasilkan dari atap, dimensi ruangan,
jenis kegiatan dalam ruangan, jumlah bukaan,
jumlah penghuni, daya pancaran panas dari
peralatan, baik dari lampu, komputer, dan peralatan
lainnya yang mempengaruhi kinerja AC sehingga
kinerja AC menjadi lebih berat dan konsumsi
energinya juga meningkat.
Berdasarkan pengamatan pada ruangan ber AC
di gedung utama FK UNUD, dengan settingan awal
AC pada suhu 24 0C, kelembaban udara luar rata-
rata 76 %. Pada penelitian ini, hasil pengukuran
suhu dan kelembaban udara saat ruangan ber AC
digunakan

Teknologi 6 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

secara penuh, rata-rata suhu dalam ruangan berkisar Tabel 2. Perhitungan nilai OTTV salah satu
antara 25 – 26 Error! Not a valid link., dan sampel ruangan dosen 4
kelembaban 61% - 65% dengan kapasitas AC yang
terpasang mulai dari 0,75 PK hingga 10 PK
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengunaan
ruangan. Berikut akan ditampilkan dalam tabel
sampel pengukuran suhu dan kelembaban udara yang
dilakukan pada saat ruangan digunakan dan
dilakukan pada jam 2 – 3 sore saat panas matahari
maksimum mengenai gedung. Dimana ruangan yang
telah memenuhi standar pengkondisian udara adalah Melalui hasil perhitungan nilai 37,02 pada tabel
sebesar 72 %. Dari 72 % yang telah memenuhi tersebut untuk ruangan ber AC yakni ruangan dosen
standar pengkondisian udara tersebut, 46 % sesuai 4 anatomi, jika dibandingkan dengan nilai OTTV
dengan kapasitas AC dilapangan dan 26% nya maksimum yaitu sebesar 45 Watt/m2 maka ruangan
melebihi kapasitasnya, dan sisanya lagi 28 % nya tersebut termasuk memenuhi persyaratan hemat
kurang dari standar pengkondisian udara yang energi.
diharapkan.
Untuk perawatannya, biasanya dilakukan 4.5 Peluang Hemat Energi
dengan pembersihan filter secara rutin, yang Dalam mengidentifikasi peluang hemat energi
dilakukan setiap 6 bulan sekali, dan pemeliharaan (PHE), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
penuhnya (pembersihan filter, pengecekan gas, dan terutamanya pada pemakaian peralatan dan lamanya
lainnya) dilakukan setiap tahun. Untuk AC yang dioperasikan, dilihat dari sisi teknologi, instalasi,
mengalami masalah selain dari perawatan rutin, maka perawatan dan sumber daya manusianya (SDM).
perbaikan dilakukan dengan pemanggilan teknisi dari Dilihat dari kondisi di lapangan saat ini pada gedung
perusahaan lain, sehingga kondisi keseluruhan AC utama FK UNUD belum terdapat adanya program
pada saat dilakukan penelitian dalam keadaan baik. dan manfaat manajemen energi. Adapun hal-hal yang
Dengan asumsi rata-rata pemakaian AC selama 8 jam dapat dilakukan terutamanya pada pengkondisian
setiap hari kerja, baik yangt digunakan pada ruangan udara dan sistem pencahayaan, meliputi:
perkantoran, kelas dan ruangan ber AC lainnya. PHE Sistem Pengkondisian Udara
Sehingga nantinya perlu direkomendasikan pada a. Teknologi: AC yang digunakan saat ini di gedung
pengunaan AC itu sendiri, agar dalam pemakaiannya utama FK UNUD merupaka AC tipe split dengan
atau setingan suhu AC disesuaikan dengan EER rata–rata di atas 10 untuk AC dengan
kenyamanan termal yang dianjuran agar konsumsi kapasitas di bawah 2,5 PK, untuk AC di atas 2,5
energi listrik menjadi lebih efesien lagi. PK masih dalam nilai yang baik untuk ukuran AC
dengan kapasitas besar atau dengan pengantian
4.4 Pengaruh Beban Selubung Bangunan AC yang mengadopsi teknologi inverter atau Eco
Dalam bangunan modern, perancangan selubung Patrol.
bangunan yang optimal akan menghasilkan efisiensi b. Instalasi: Untuk instalasi jalur pemipaan AC
energi tanpa mengurangi atau mengubah fungsi lantai 3 saat ini masih panjang sehingga
bangunan, kenyamanan, produktivitas kerja dan penempatannya perlu disesuaikan, agar proses
pembiayaan. Sistem selubung bangunan yang dipakai pendinginan ruangan menjadi cepat dan dapat
mengacu pada SNI 03-6389-2000, dimana bangunan menghemat pemakaian listrik.
dikatakan hemat energi apanila nilai OTTVnya tidak c. Perawatan: Penjawalan perawatan berkala yang
melebihi 45 Watt/m2. Dimana standar ini memiliki dilakukan terutamanya untuk pembersihan
pengaruh terhadap pembebanan pengkondisian udara saringan udara/filter dan kompresor secara teratur
yang dipengaruhi oleh adanya beban termal agar kinerja AC tidak berat.
menyeluruh pada ruangan. Adapun beban termal d. SDM: Perlu dibuakan SOP pemakaian AC
menyeluruh tersebut meliputi: luas jendela yang terutamanya pada tiap ruangan dimana selama ini
dipasang terhadap luas dinding, jenis material belum terdapat pedoman baku tentang pemakaian
dinding, atap, lantai, pelapis dinding, peralatan, AC seperti pada pengaturan suhu ruangan
penghuni dan SC (Shading Coefisien) disamping disesuaikan dengan kondisi kenyaman antara
tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai peneduh. 240C – 250C; ketika menyalakan AC diusahakan
Salah satu ruangan yang dijadikan sampel untuk ruang dalam keadaan tertutup, agar AC tidak
perhitungan OTTV adalah ruangan dosen 4 lantai 1. bekerja keras mendinginkannya; diusahakan agar
Untuk memudahkan perhitungan, maka rumus OTTV jangan terlalu sering mematikan/ menghidupkan
diatas dimasukan dalam tabel perhitungan di bawah AC.
ini: PHE Sistem Pencahayaan
a. Teknologi: Telah mempergunakan lampu tipe
SL pada beberapa ruangan, namun masih ada

Teknologi 7 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

pemakaiannya dengan lampu TL, guna a. Bentuk dan rancang SOP yang memuat tentang
memperoleh standar pencahayaan minimum cara pemakaian lampu tiap ruangan. Khusus
yang diharapkan atau dengan pengantian lampu untuk ruangan yang memiliki akses cahaya alami
TL ke SL atau LED. dapat membuat SOP dengan mengkondisikan
b. Instalasi: Pemasangan saklar pada beberapa pengelompokan saklar lampu seperti
tempat dilakukan secara terpusat untuk membedakan warna saklar untuk
mempermudah pengontrolan. mempermudahkan pemahamanan penerapan SOP.
c. Perawatan: Pengantian lampu dilakukan setiap b. Perlu dibuatkan daftar inventaris ruangan yang
saat dan pengecekan rutin setiap minggunya memuat tentang besaran daya lampu dan
oleh tenaga teknisi terutamanya pengantian intensitas kuat pencahayaan yang diperlukan tiap
lampu yang rusak agar tingkat kenyamanan ruangan, sebagai acuan teknisi bila ada
terpenuhi walaupun belum memenuhi standar penggantian lampu, sehingga tetap memenuhi
yang diharapkan. standar pencahayaan yang direkomendasikan.
d. SDM: Perlu dibuakan SOP pemakaian lampu c. Perlu dipertimbangkan pengembangan
terutamanya pada tiap ruangan dimana selama penggunaan teknologi dimmer lampu khususnya
ini belum terdapat pedoman baku tentang untuk lampu pada koridor. Penggunaan dimmer
pemakaian peralatan, seperti halnya ini dapat mengurangi operasional pemakaian
pengontrolan lampu dan pemanfaatan cahaya lampu yaitu dapat di setting pada pukul 18.00 -
alami terutamanya untuk area yang 05.00.
pencahayaan alaminya cukup guna menghemat
pemakaian energi, serta penyesuaian pengunaan Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku
lampu dengan media. pemakaian alat khususnya lampu dan AC dalam
ruangan masih perlu dilakukan pembenahan. Dimana
4.6 Rekomendasi Manajemen Energi selama ini pemakaian peralatan pada ruangan tidak
Dalam menyusun suatu rekomendasi digunakan suatu ada aturan dan ketentuan yang terpasang pada tiap
kriteria dari pemakaian energi berdasarkan peluang ruangan, sehingga perlu dibuatkan pola pemakaian
hemat energi, disesuaikan dengan operasional peralatan dengan ketentuan yang mengikat bagi
penggunaan peralatan, penggunaan teknologi hemat setiap pengguna dari ruangan tersebut, Sebelum
energi dan bentuk perawatan peralatan agar dapat membuat SOP terdapat beberapa poin penting yang
ditarik suatu rencana aksi untuk mencapai tujuan dijadikan acuan dalam menyusun suatu SOP yaitu
yang diharapkan. Aksi inilah yang dijadikan pengaturan pola operasi, pengantian, perawatan dan
rekomendasi dalam perumusan manajemen energi di penggunaan teknologi serta penempatannya pada
FK UNUD. Berikut bentuk rekomendasi yang tempat yang mudah dilihat, mudah dibaca dan mudah
disarankan diantaranya: dipahami dan harus selalu dievaluasi pelaksanaannya
Rekomendasi untuk sistem pengkondisian udara setiap tahuni.
antara lain: Berikut bentuk SOP teknis tentang pemakaian
a. Untuk pemasangan unit outdoor maupun unit peralatan pada tiap ruangan, yaitu:
indoor agar memenuhi kriteria pemasangan AC Sistem pengkondisian udara, yaitu:
yang disarankan pabrik, agar AC dapat bekerja a. Pada saat menyalakan AC, usahakan ruang dalam
secara optimal. keadaan ruangan tertutup rapat agar AC tidak
b. Bentuk dan rancang SOP yang memuat tentang bekerja keras mendinginkannya.
tata cara pemakaian AC pada tiap ruangan. b. Operasikan AC pada suhu ruangan disesuaikan
Bentuk rancangan SOP penggunaan AC dapat dengan kondisi kenyaman antara 240C – 250C
berupa prosedur umum maupun penggunaan dengan kecepatan kipas terpasang pada level
teknologi yang disertakan dalam teknologi AC. terendah.
Bentuk SOP dari sisi teknologi yang dapat c. Bila ruangan tidak terpakai, matikan AC atau
digunakan adalah pemanfaatan teknologi timer, dengan menggunakan settingan sistem timer pada
inverter dan sensor pada AC. AC atau matikan AC satu jam lebih awal sebelum
c. Pada saat melakukan peremejaan AC atau pulang kerja.
pengisian ulang gas pada AC direkomendasikan d. Bila AC dalam ruangan tidak berfungsi segera
agar menggunakan gas dengan karakteristik nilai hubungi teknisi.
Refrigerant Effect yang lebih baik, dalam kondisi Sistem pencahayaan, yaitu:
ini beralih penggunaan dari gas tipe R-22 ke gas a. Matikan lampu pada saat ruangan tidak
tipe Musicool MC-22, karena berdasarkan data digunakan.
pertamina penggunaan gas ini dapat menghemat b. Untuk ruangan yang memiliki akses jendela luar,
energi 14% - 20%. agar tidak menyalakan lampu di siang hari
Pada peralatan lampu bentuk rekomendasi yang (optimalkan pencahayaan alami di siang hari jika
disarankan adalah: memungkinkan).

Teknologi 8 Vol. 11 No.2 Juli - Desember


Manajemen Energi di Rumah Sakit I Putu Gde Weda S etyawan,

c. Bila lampu ruangan padam segera hubungi dinding dan penempatan jendela, sedangkan
teknisi. pada sistem pengkondian udara seluruh termal
yang dihasilkan berpengaruh terhadap
5. SIMPULAN pemakaian AC, terutamanya yang dipengaruhi
Dari pembahasan yang sudah dilakukan oleh radiasi sinar matahari yang mengenai
terhadap pengelolaan energi pada gedung utama FK gedung, aktivitas, dan peralatan yang
UNUD dapat diambil beberapa poin penting sebagai dipergunakan.
berikut: 4. Adapun bentuk rancangan program SOP yang
1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IKE dari dapat dilakukan, terutamanya untuk ruangan
hasil pemakaian energi listrik selama setahun kelas, laboratorium, dan perkantoran yakni
melalui akumulasi tagihan bulanan, membuatkan standar pengoperasian ruangan
dibandingkan dengan luas keseluruhan area terutamanya pada pemakaian peralatan mulai
gedung utama FK UNUD, diperoleh nilai IKE dari awal dipergunakan sampai pada saat
dengan katagori Energy Efficiency, dengan ditinggalkan atau pulang seperti AC, lampu,
tingkat efisiensi bangunan yang diklasifikasikan komputer, dan peralatan lainnya.
sebesar 82,94 kWh/m2/thn. Dengan persentase
pemakain energi per hari efektif yakni; AC Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa,
44%, lampu 14%, komputer set 25%, dan 16% pengelolaan energi di gedung utama FK UNUD
peralatan lainnya. sudah sangat efesien. Dengan pemakaian beban
2. Untuk sistem pengkondisian udara, dimana suhu terbesar terdapat pada pemakaian AC, dengan standar
dan kelembaban udara terutamanya untuk kenyaman termal yang terpenuhi sebanyak 72 % dari
ruangan ber AC termasuk dalam kenyamanan keseluruhan ruangan. Untuk sistem pencahayaan
termal yang ideal bagi orang Indonesia, dimana masih banyak yang belum memenuhi standar
suhu dan kelembaban udara di gedung utama pencahayaan minimum (57%) sehingga untuk
FK UNUD berkisar antara 25 – 26 Error! Not mengatasi hal itu sebaiknya mempergunakan lampu
a valid link., dan kelembaban ruangan 61% - tipe SL dengan watt yang lebih besar atau dengan
65% saat digunakan. Berdasarkan perhitungan pemakaian lampu LED.
sebagian besar ruangan ber AC telah memenuhi
standar kenyamanan termal sebesar 72 % dari 6. DAFTAR PUSTAKA
keseluruhan ruangan. Dari 72 % tersebut yang
sesuai kapasitas AC dilapangan sebanyak 46 % [1] Peraturan Presiden RI. No 5 Tahun 2006,
dan 26% nya melebihi kapasitasnya. Agar Kebijakan Energi Nasional.
terjadi efisiensi pemeliharaan sebaiknya rutin [2] Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral,
dilakukan perawatan baik terhadap filter 2011. Energy Efficiency and Conservation
maupun pada pengantian refrigerannya. Untuk Clearing House Indonesia (EECCHI). Kantor
sistem pencahayaan ruangan di gedung utama Hemat Energi’.
FK UNUD mempergunakan lampu TL dan SL, [3] SNI 03-6169-2000. 2000. Prosedur Audit Energi
dimana ruangan yang belum memenuhi standar Pada Bagunan Gedung, Jakarta. Badan
pencahayaan minimum yang diharapkan sebesar Standarisasi Nasional.
57 %, dan yang telah memenuhi standar [4] Arsa Suteja, I.W. 2011. “Manajemen Energi
pencahayaan minimum sebesar 43 % dari Listrik Di Gedung Sentral Telepon Automat
keseluruhan ruangan. Ruangan yang belum Kaliasem Denpasar” (tesis). Denpasar:
memenuhi standar pencahayaan minimum, Universitas Udayana.
terutamanya yang berada pada posisi diantara [5] SNI 03-6167-2000. 2000. Konservasi Energi
ruangan lainnya di dalam gedung, serta tidak Pada Sistem Pencahayaan, Jakarta. Badan
memiliki bukaan/jendela. Untuk mengatasi hal Standar Nasional Indonesia
tersebut dilakukan menggunakan lampu hemat [6] SNI 03-6389-2000. 2001. Konservasi energi
energi tipe SL dengan lumen yang lebih besar. selubung bangunan pada bangunan gedung,
atau lampu TL yang telah menggunakan balast Jakarta. Badan Standarisasi Nasional
elektronik. [7] SNI 03-6575-2001. 2001. Tata Cara
3. Untuk peranan selubung bangunan di gedung Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada
utama FK UNUD, keseluruhan ruangan nilai Bangunan Gedung, Jakarta. Badan Standarisasi
OTTVnya dibawah nilai standar yang Nasional
ditetapkan 32,86 watt/m2 atau sesuai dengan [8] SNI 03-6572-2001. 2001. Tata Cara
syarat bangunan hemat energi 45 watt/m2 yang Perancangan Sistem Ventilasi dan
mengacu pada standar SNI. Selubung bangunan Pengkondisian Udara Pada Bagunan Gedung,
juga berpengaruh terhadap sistem pencahayaan Jakarta. Badan Standarisasi Nasional
dan sistem pengondisian udara. Untuk sistem
pencahayaan terutamanya dipengarui oleh

Teknologi 9 Vol. 11 No.2 Juli - Desember

Anda mungkin juga menyukai