Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

POST SECTIO CAESAREA PRESENTASI BOKONG (PRESBO)

DISUSUN OLEH

IIS WANDIRA

S21130014

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN

MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TAHUN AJARAN 2023/2024


A. Konsep Sectio Caessarea
1. Definisi
Sectio Caessarea adalah salah satu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono,2012) Sectio Caessarea ialah tindakan untuk melahirkan janin
dengan berat badan di atas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus
yang utuh (Gulardi dan wiknjosastro,2011) Sectio Caessarea adalah
pembedahan untuk melahirkan janin membuka dinding perut dan dinding
rahim (Mansjoer,2012)
Penyebab letak sungsang
Letak sungsang tergantung pada proses adaptasinya didalam rahim. Ibu
tidak perlu khawatir jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan
sebelum 32 minggu. Pada usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari posisi
sungsang berputar menjadi melintang lalu beputar lagi sehingga posisi
kepala dibagian bawah rahim. Sehingga frekuensi letak sungsang menjadi
lebih tinggi pada kehamilan belum cukup bulan
Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, letak sungsang sudah sulit
untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas
panggul. Tetapi seharusnya di trimester ketiga, bokong janin dengan
tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari kepala janin akan
menempati ruangan yang lebih besar, yaitu bagian atas rahim (fundus
uteri), sedangkan kepala MILIK STIKES SAPTA BAKTI MILIK
STIKES SAPTA BAKTI 23 menempati ruangan yang lebih kecil,
disegmen bawah rahim ibu. Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
faktor janin maupun ibu.

2. Etiologic
Menurut Benson dan Penol , 2010 bahwa penyebab preeklampsia
sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada penderita yang
meninggal karena preeklampsia terdapat perubahan yang khas pada
berbagai alat. Tapi kelainan yang menyertai penyebab preeklampsi sampai
sekarang belum diketahui secara pasti,tapi pada penderita yang meninggal
karena preeklampsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat .
tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah sapasmus
arteriole ,retensi Na dan air dan cogulasi intravaskuler. Walaupun
vasospasmus mungkin bukan merupakan sebabprimer penyakit ini,akan
tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
PreeklamsiaSebab preeklampsi belum diketahui :

Vasospasmus menyababkan:
1) Hipertensi
2) Pada otak (sakit kepala,kejang)
3) Pada placenta (solutio plasenta,kematian janin)
4) Pada ginjal (oliguri,insufisiensi)
5) pada hati (icterus)
6) pada retina (amourose)

3. Patofisiologi
Pada preeklampsi terjadi spasme pembuluh darah disertai retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal di temukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus , lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga
hanya dapat dilalui satu set darah merah . jadi jika semua arter darah
dalam tubuh mengalami sapasme ,maka tekanan darah akan naik sebagai
usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan
dapat di cukupi. sedangkan kenaikan berat badan dan edema di sebabkan
oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan iterstital, proteinuria
dapar di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga aliran darah ke ginjal
dan fungsi glomerulus menurun (Mochtar2010).
4. Pathaway

5. Manifestasi Klinis
Infeksi purperal (nifas)
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu tubuh beberapa hari
dalam masa nifas, atau bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis dan
sebagainya. Infeksi postoperatif terjadi apabila sebelum pembedahan
sudah ada gejala-gejala infeksi intrapartum, atau ada faktr-faktor yang
merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya
setelah ketuban pecah, tindakan vaginal 15 D al a m ba b 2 in i ak an di ur
ai ka n se ca ra te or iti s m en ge na i 16 sebelumnya), bahaya infeksi
sangat diperkecil dengan pemberian antibiotika, akan tetapi tidak dapat
dihilangkan sama sekali terutama seksio sesarea klasik dalam hal ini lebih
berbahaya daripada seksio sesarea transperitonealis profunda

6. Komplikasi
Komplikasi persalinan sungsang atau persalinan malpresentasi bokong dapat
berupa komplikasi maternal seperti trauma jalan lahir atau komplikasi neonatal
seperti asfiksia, prolaps tali pusat, dan kematian. Komplikasi neonatal meliputi
asfiksia, prolaps tali pusat, trauma persalinan, sampai dengan kematian.
7. Pemeriksaan penunjang
Pada ibu hamil meliputi pemeriksaan urin untuk mengetahui kadar protein
dan glukosanya, pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah dan
hemoglobin (Hb) (Astuti, 2012).
8. Penatalaksanaan
Kehamilan dengan letak sungsang akan memberikan prognosa yang buruk
pada persalinan karena akan meningkatkan kompilkasi pada ibu dan janin.
Risiko persalinan normal pada bayi dengan posisi sungsang lebih tinggi
dibandingkan bayi dengan posisi normal, maka umumnya persalinan akan
dilakukan dengan bedah Caesar.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas dan penanggung jawab
Terdiri dari nama, usia, alamat, nomor rekam medic, diagnosa, tanggal
masuk rumah sakit, dan sebagainya terkait klien dan penanggung
jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
c. Riwayat Ginekologi dan Obstetric
d. Aktivitas sehari-hari
1) Pola nutrisi
A) Makan : keluhan saat makan, frekuensi dan porsi makan. Saat
Proses persalinan biasanya ibu banyak mengeluarkan energi Hal ini
menyebabkan nafsu makan menjadi meningkat dan sering lapar pasca
persalinan.
B) Minum : jumlah minuman yang dihabiskan, jenisnya dan
Keluhan saat minum. Meningkatnya cairan yang masuk pada
postpartum.
2) Pola eliminasi
A) Buang Air Besar (BAB) : frekuensi BAB, waktu, konsistensi feses,
warna feses, cara dan keluhan saat BAB. Pada klien Postpartum BAB
terjadi 2-3 hari kemudian.
B) Buang Air Kecil (BAK) : frekuensi BAK, jumlah, dan keluhan saat
BAK. Pada klien post partum hari pertama BAK sering sakit atau
sering terjadi kesulitan kencing.
3) Pola istirahat dan tidur : kaji kuantitas, kualitas dan keluhan
mengenai tidur siang dan malam. Pasca melahirkan akan terasa Nyeri
yang akan mengganggu istirahatnya.
4) Personal Hygiene : kaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas,
Pasca persalinan personal hygiene biasanya tidak terawatt karena rasa
lelah
5) Pola aktivitas
e. Pemeriksaan fisik head to toe

2. Diagnosa Keperwatan
Diagnosa keperawatan merupakan proses menganalisis data subjektif
dan objektif yang diperoleh setelah melakukan pengkajian. Diagnosa
keperawatan melibatkan proses berpikir yang menyeluruh tentang data
yang dikumpulkan dari klien, keluarga, dan pemberi kesehatan yang lain
(Jaya et al., 2019)
a. Nyeri akut b/d terputusnya inkontunitas jaringan
b. Gangguan mobilitas fisik b/d keletihan dan luka dan nyeri pasca
operasi.
3. Intervensi Keperawatan

Dx Tujuan dan kriteria hasil


keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
(D.0077) keperawatn 1 x 24 jam Observasi
diharapkan :  Identifikasi lokasi,
 Klien dan keluarga karakteristik nyeri
klien dapat menjelaskan  Identifikasi skala
kembali tentang nyeri nyeri
dan penyebab nyeri  Identifikasi faktor
 Klien mau melakukan yang memperberat
teknik relaksasi dan dan memperingan
distraksi saat nyeri nyeri
 Klien merasa nyaman Edukasi
dengan posisi semi  Jelaskan penyebab,
fowler periode dan
 terjadinya nyeri
 Ajarkan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan
menggunakan
analgesik yang
tepat
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian
analgesik, jika
perlu

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Eliminasi


mobilitas keperawatn 1 x 24 jam Urine
fisik diharapkan : Observasi
 Sensasi berkemih  Identifikasi tanda
menurun dan gejala retensi
 Urgensi menurun urine
 Distensi kandung  Identifikasi faktor
kemih menurun penyebab retensi
 Berkemih tidak tuntas dan inkontinensia
menurun urine
 Volume residu urine  Monitor eliminasi
menurun urine
 Nokturia menurun Terapeutik
 Urine menetes  Catat waktu-waktu
(dribbling) menurun dan haluaran urine
 Mengompol menurun  Batasi asupan
 Enuresis menurun cairan, jika perlu
 Disuria menurun  Ambil sample
 Anuria menurun urine, jika perlu
 Frekuensi BAK Edukasi
membaik  Ajarkan mengenali
 Karakteristik urine tanda-tanda retensi
membaik urine
 Ajarkan mengatur
asupan cairan
 Ajarkan terapi
modalitas
 Anjurkan minum
yang cukup
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
supositoria, jika
perlu

4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan langsung dan implementasi dari
rencana serta meliputi pengumpulan data. Dalam melakukan implementasi
keperawatan atau tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah dibuat (Purba, 2016).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan kepada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan
dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan tujuan
umum yang telah ditentukan (Supratti & Ashriady, 2018).

DAFTAR PUSTAKA

Rizaki, Y. (2016). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Operasi (Sectio


Caesarea) Dengan Indikasi Oligohidramnion Pada Ny . D Di Ruang Melati RSUD
Kajen Pekalongan Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah, 1–69.

Rangkuti, A. M. (2017). Asuhan Keperawatan pada Tn.D dengan Prioritas


Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Siti RejoIII
Kec.Medan Amplas. 1–56.

Rani, M. (2019). Pelaksanaan Pengkajian Dalam Proses Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai