Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASKEP IBU POST PARTUM DENGAN INFEKSI”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu
Dr. Noer Saudah, S.Kep,Ns.,M.Kes
Oleh : Kelompok 10

1. Suprih Tri Rahayu (202107064)


2. Ade Bimo Satriyo P (202107070)
3. Putra Chandra M (202107071)
4. Dely Wahyu Agustina (202107076)
ASKEP IBU POST
PARTUM DENGAN
INFEKSI
KONSEP DASAR POST PARTUM
• Pengertian Post Partum adalah masa sesudah
persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pemulihan kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu.Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010)
• Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada keadaan
sebelum hamil, masa post partum berlangsung selama 6
minggu (Wahyuningsih, 2019)
• Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang-biaknya
mikroorganisme dalam tubuh manusia yang disertai dengan
reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain Iskandar, 1998).
• Infeksi postpartum adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-
alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono
Prawirohardjo, 2005 : 689
Tahap-tahap Post Partum
• Immediate Post Partum (setelah plasenta lahir 24
jam) Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24
jam,
• Early Post Partum (24 jam – 1 minggu) Pada fase ini
memastikan involusi uteri dalam keadaan normal
• Late Post Partum ( 1 minggu – 6 minggu) Waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi
Tanda bahaya Post Partum
• Tanda – tanda bahaya pada ibu nifas menurut (Pitriani,
2014) yaitu :
• a. Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah
minggu ke 4 pasca persalinan
• b. Ibu demam tinggi dengan suhu tubuh > 380 c
• c. Kontraksi uterus tidak baik
• d. Pendarahan yang banyak setelah 24 jam post partus
• e. Lochea yang berbau tidak enak
• f. Adanya tanda human ( tanda kemerahan pada tungkai kaki
ibu saat ditekuk)
• g. Terjadinya bendungan ASI
Manifestasi Klinis terjadinya Infeksi
• Rubor (kemerahan), kalor (demam setempat)
akibat vasodilatasi dan tumor (benngkak)
karena eksudasi. Ujung syaraf merasa akan
terangsang oleh peradangan sehingga
terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan
pembengkan akan mengakibatkan gangguan
faal, dan reaksi umum antara lain berupa sakit
kepala, demam dan peningkatan denyut
jantung (Sjamsuhidajat, R. 1997).
Komplikasi yang mungkin terjadi
• Perdarahan Post Partum
• Infeksi Puerperalis
• Endometritis
• Mastitis
• Infeksi saluran kemih
• Post partum depresi
• dll
Tanda-Tanda Bahaya Post Partum
• Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir
lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.

• Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan
perineum antara lain :
• 1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
• 2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
• 3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan
indikasi robekan pada mukosa vagina
Penatalaksanaan Ibu Post Partum pada
Ruptur Perineum
• Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan
setelah anak lahir, segera memeriksa perdarahan
tersebut berasal dari retensio plasenta atau
plasenta lahir tidak lengkap.
• Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi
uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan
tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir,
selanjutnya dilakukan penjahitan
Penanganan Askep Ibu Post Partum dengan
Infeksi
-dilakukan berbagai macam penatalaksanaan,
diantaranya :
a.Monitor TTV
b.Tekanan Darah
c.Pemberian Cairan Intravena
d.Pemberian Oksitosin
e. Obat nyeri Obat-obatan yang mengontrol rasa
sakit
f.Pemeriksaan Lab
Konsep Masalah Keperawatan

Dalam hal ini terdiri dari:


• Terdiri dari Pengertian Diagnosa Keperawatan
• Kriteria Mayor & Minor
• Faktor Yang Berhubungan
(Tim Pokja SDKI PPNI, 2017).
Contoh masalah keperawatan ibu post
partum

• 1) Nyeri Akut (D.0077)


• a) Definisi Pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintesitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
• b) Data Mayor
• (1) Subyektif : Mengeluh nyeri.
• (2) Obyektif : Tampak meringis, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
• c) Data Minor
• (1) Subyektif : Tidak tersedia. (2) Obyektif :
Nafsu makan berubah, proses berfikir
terganggu, berfokus pada diri sendiri.
• Resiko infeksi (D.0142).
• a) Definisi Berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik.
• b) Faktor Risiko
• (1) Penyakit kronis (mis. diabetes melitus)
• (2) Efek prosedur invasif
• (3) Malnutrisi
• (4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
• (5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
Proses Keperawatan Post Partum
meliputi
• Pengkajian
a.Identitas klien meliputi nama, tempat tanggal lahir, agama, suku bangsa,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat
b.Antisipatori
• 1) Status Kesehatan : alasan kunjungan, kunjungan, keluhan utama,
riwayat kesehatan.
• 2) Riwayat obstetri dan ginekologi : Riwayat haid, riwayat perkawinan,
riwayat KB, riwayat kehamilan & persalinan yang lalu, riwayat kehamilan
& persalinan sekarang,
• 3) Pemenuhan kebutuhan dasar manusia : nutrisi, eliminasi, oksigenasi,
aktivitas dan istirahat
• 4) Dukungan sosial : dukungan emosi, dukungan informasi, dukungan
fisik, dukungan penghargaan. 5) Fungsi keluarga
• 6) Pengkajian budaya
• 7) Stress
8) Pemeriksaan fisik ibu
• - Mata : konjungtiva normalnya berwana merah muda dan
sklera normalnya berwarna putih - Mammae : payudara
simetris atau tidak, putting susu bersih dan menonjol atau
tidak. Hiperpigmentasi areolla atau tidak, kolostrum sudah
keluar atau belum.
• - Abdomen : terdapat luka bekas SC atau tidak, ada linea atau
tidak, striae ada atau tidak
• - Genetalia : bersih atau tidak, oedema atau tidak, kemerahan
atau tidak, perineum ada bekas luka epiostomi atau tidak
• - Ekstremitas : oedema atau tidak dan varises atau tidak
Diagnosa Keperawatan
• . Diagnosa yang mungkin muncul antara lain :
– nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen, after
pains, distensi kandung kemih.
– Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan rauma
persalinan, jalan lahir, dan infeksi nasokomial.
– Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anoreksia,
mual, muntah, dan pembatasan medis.
– Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan, retensi
urine.
– Aktivitas intoleran berhubungan dengan efek anesthesia,
terpasang infus
– Kurang pengetahuan tentang cara perawatan diri
dan bayi berhubungan dengan kurang informasi.
– Cemas berhubungan dengan kurang informasi
tentang status kesehatan bayi, peralihan sebagai
orang tua.
Intervensi Keperawatan
• Rencana keperawatan merupakan mata rantai
penetapan kebutuhan pasien dan pelaksanaan
tindakan keperawatan. Dengan demikian rencana
asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis
yang menggambarkan secara tepat mengenai
rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
diagnosa keperawatan, rencana asuhan
keperawatan pada klien post partum menurut
(Dongoes, 1994 : 417).
• 1.Nyeri berhubungan dengan luka insisi, distensi
abdomen, after pains, distensi kandung kemih .
• Tujuan :
Dalam waktu 3 hari, rasa nyeri berkurang atau hilang
• Kriteria hasil:
• Tanda-tanda vital normal (nadi 60-80 x/menit, respirasi
18-24 x/menit),
• Tidak meringis
• Kegiatan tidak terganggu dengan rasa nyeri.
• Skala nyeri
Intervensi Rasional
1. Untuk mengenal indikasi kemajuan
1. Tentukan skala nyeri dan intensitas nyeri, pantua
ataupenyimpangan dari hasil yang diharapkan.
tekanan darah, nadi dan pernafasan setiap 4 jam.
2. Relaksasi dan nafas dalam dapat mengurangi
2. Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
ketegangan otot dan menghambat rangsang nyeri serta
dan nafas dalam serta teknik distraksi (untuk nyeri ringan
menambah pemasukan oksigen.Distraksi mengganggu stimulus
dan sedang).
nyeri tetapi tidak mengubah intensitas nyeri, paling baik untuk
3. Anjurkan posisi tidur miring. periode pendek.
3. Mempermudah pengeluaran gas
4. Berikan obat analgetik sesuai order 4. Analgetik bersifat menghambat reseptor nyeri, sehingga
persepsi nyeri
berkurang/hilang
2. Resiko Penyebaran Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan
lahir, dan infeksi nasokomial.
Tujuan :
Dalam 3 hari setelah proses persalinan, infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
✓ Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60-80 x/menit, suhu tidak
lebih dari 38 0C),

✓ Insisi kering
✓ Lochea tidak berbau busuk
✓ Uterus tidak lembek
✓ Dolor : 1 - 2
✓ Kalor : 36’5 – 37’2 C
✓ Rubbor : Normal
✓ Function laesa : normal
Intervensi Rasional

1. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic dan anti septic. 1. Akan meminimalkan dan mencegah kontaminasi dan
atau masuknya
mikroorganisme.

2. Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada daerah luka : dolor, 2. Akan memudahkan intervensi lebih dini dan
kalor, rubor dan function laesa. intervensi selanjutnya.
3. Berikan antibiotic sesuai order dan kolaborasi untuk
3. Antibiotik bersifat bakterisida dan adanya leukositosis
pemeriksaan leukosit.
merupakan salah satu tanda infeksi.
4. Protein dan viatamin C dibutuhkan untuk
4. Anjurkan untuk makan makanan tinggi protein, vitamin C dan
pertumbuhan jaringan dan zat besi untuk pembentukan
zat besi. hemoglobin.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan retensi
urine.
Tujuan :

Dalam waktu 2 hari pola eliminasi urine


tidak terganggu.
Kriteria hasil :

3. Klien dapat Buang air kecil setelah diangkat kateter


4. Terhindar dari infeksi system urine.
Intervensi Rasional
1. Rawat perineum dan kateter 1. Mencegah agar tidak
secara rutin dan teratur. mendukung pertumbuhan
bakteri.
2. Tempatkan kantung kencing
2. Untuk mencegah refluk,
bila dipasang kateter lebih
sehingga tidak tumbuh
rendah dari pasien.
bakteri
3. Ajarkan teknik merangsang
3. Klien biasanya bisa buang
kencing setelah diangkat kateter
air kecil setelah 6-8 jam
seperti siram daerah kandung
setelah pengangkatan
kemih dengan air dan anjurkal
kateter. Posisi duduik
klien duduk.
dapatmenimbulkan rasa
penuh sehingga klien
terangsang untuk kencing.
4. Angkat kateter sesuai ketentuan
4. Untuk menghindari
biasanya 6-12 jam post operasi
pertumbuhan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai