Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE ( INC )

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan matenitas

Oleh :
NAMA : ADINDA ZAHRA ALIFA
NPM : 214291517049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2022
A. Pengertian

Intranatal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup


bulan atau hampir cukup bulan (37-42 minggu), disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Ketika proses persalinan dimulai,
kontrasi ini menjadi kuat dan teratur. Pada akhirnya, usaha mengejan yang
disadari memperkuat kontrasinya, yang mengakibatkan terjadinya kelahiran
(Darmayanti, 2021)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Rahayu
& Kurnniawati, 2020).
Persalinan merupakan salah satu kejadian yang paling pent.ng dalam
kehidupan wanita namun tidak jarang persalinan bisa menimbulkan rasa sakit
ataupun stres (Yeni Fitrianingsih & Kemala Wandani, 2018).

B. Tanda dan gejala


1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan terratur.
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada
serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi servikal dari proliperasi
kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai bariel
protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah
pengeluaran dari mukus.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan nebran yang
normal terjadi pada kala 1 persalian. Hal in terjadi pada kala 1 persalian. Hal
ini terjadi 12 % i terjadi 12 % wanita, dan lebih dari 80 wanita, dan lebih dari
80% wanita akan memulai persalinan secara spontan.
4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut
ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara dan
multipara.
a. Nulipara
Biasanya sebelum persalinan serviks menipis sekitar 50-60% dan
pembukaan sampai 1 cm, dan dengan dimulai persalian, biasanya ibu
nulipara mengalami penipisan serviks 50-100 %, kemud penipisan serviks
50-100 %, kemudian mulai terjadi ian mulai terjadi pembukaan.
b. Multipara
Pada multiparah sering kali serviks tidak menipis pada awal persalianan,
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
membuka, kemudian di teruskan dengan penipisan.
5) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks ( frekuensi minimal
2 kali dalam 10 menit ).

C. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1) Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenangotot – otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesteron turun.
2) Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
menimbulkan kontraksi rahim.
3) Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikal (fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan ti akan
timbul kontraksi uterus. mbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan pemecahan ketuban), ketuban), oksitosin oksitosin
drip yaitu pemberian pemberian oksitosin oksitosin menurut menurut tetesan
tetesan perinfus.

D. Patofisiologi ( patway )
a. Patofisiologi
Pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan pH
dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari
kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan
janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry labour. Ibu akan
merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin lebih dahulu
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita dan
morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan spontan
(partus lama) maka persalinan diinduksi. Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu

1) Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase.
a. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5 cm dan f
b. ase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.
2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit .
4) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.

b. Pathway
Terlampir

E. Penatalaksanaan dan Komplikasi


a. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005) penatalaksanaan yang diberikan penanganan
yaitu:
1) Kaji kondisi fisik klien
2) Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3) Menganjurkan klien istirahat
4) Mengobservasi perdarahan
5) Memeriksa tanda vital
6) Memeriksa kadar Hb
7) Berikan cairan pengganti intravena RL
8) Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature.
9) 8 Ampul Oksitosin 1 ml sitosin 10 U (atau 4 10 U (atau 4 oksitosin 2ml
U/ml
10) 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin
11) botol RL
12) 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C )
b. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1) Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik.
2) Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3) Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi
setelah janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4) Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat
sebagian plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5) Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding
lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6) Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal
ini dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
7) Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8) Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat
berbahaya dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9) Emboli Air
Ketuban Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak
akibat air ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena
yang terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh
kapiler dalam paru-paru.

F. Masalah keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, pencedera fisik
2) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3) Penurunan curah jantung
4) Hipovolemia
5) Gangguan integritas kulit
6) Resiko perdarahan
7) Resiko infeksi.
G. Intervensi

Diagnosa Kriteria hasil ( SLKI) Intervensi

Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi maka Intevensi utama :


selama 1 x 24 jam maka tingkat
( D.0077) Manajemen nyeri
nyeri menurun, dengan kriteria hasil
: Observasi

− Kemampuan menuntaskan − Identifikasi lokasi,


ativitas meningkat ( 5 ) karakteistik, durasi,
frekuensi kuaitas dan
− Keluhan nyei menurun
intensitas nyeri
( 5)
− Identifikasi skaa nyeri
− Meringis menurun ( 5)
− Identifikasi respon nyei
− Sikap protektif menurun ( 5) non vebal

− Gelisah menurun ( 5 ) − Identifikasi faktor yna


memperberat dan
− Kesulitan tidur menurun ( 5 )
meringankan nyeri
− Menarik diri menurun
− Identfikisai pengetauan
(5) dan keyakinan tentang
nyei
− Befokus pada diri sendiri ( 5 )
− Identifikasi pengaruh
− Frekuensi nadi membaik ( 5 )
budaya tehaap respon
− Tekanan darah membaik ( 5 ) nyeri

− Fokus membaik ( 5 ) − Identifikasi pengaruh


nyeri pada kualitas nyeri
− Perilaku membaik ( 5 )

− Fungsi bekemih membaik ( 5 )


− Nafsu makan membaik ( 5 ) − Monitorkebehasilan
terapi komplomenter
− Pola tidur membaik
yang sudah dibeikan
(5)
− Monitor efek samping
pengunaan analgetik

Terapeutik

− Beian teknik non


farmaologis untuk
mengurangi rasa nyeri (
mis.TENS, hipnosis,
akupresure, teapi musik,
biofeedbeck, teapi pijat,
arome tarapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bemain )

− Kontrol lingkungan yang


memperbeat rasa nyeri (
mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan, )

− Fasilitasi istirahat dan


tidur

− Pertimbangkanjenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi

− Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri

− Jelaskan strategi
meredakan nyei

− Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

− Anjurkan menggunakan
anagesik yang tepat

− Anjurkan menggunaan
teknik
nonfarmaokologiuntuk
mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi

− Kolabrasi pemberian
anlagetik, jika perlu.

Intervensi tambahan

− Kompres dingin

− Kompres hangat

− Terapi relaksasi

− Teknik distraksi.
Ansietas berhubun Setelah dilakukan intevensi Intevensi utama :
gan dengan kurang keperawatan selama 3x 24 jam
Reduksi ansietas
krisis situasional maka, tingkat ansietas
(D.0080) menurun, dengan kriteria hasil : Observasi

− Vebalisasi kebingungan − identifikasi saat


timenurun (5 ) tingkat ansietas
− Vebalisasi berubah ( mis. Kodisi ,
kekhawatiran akibat waktu stresor)
konsdisi yang dihadapi − identifikasi
menurun ( 5) pengambilan
− Perilau gelisah menurun keputusan
( 5) − monitor tanda-tanda
− Perilau tegang menurun ansietas
( 5) Terapeutik
− Keluhan pusing
− ciptakan suasana
menurun ( 5)
terapeutik
− Anoreksia menurun ( 5)
− temani pasien untuk
− frekuensi nadi menurun
mengurangi
(5)
kecemasan, jika pelu
− tremor menurun ( 5)
− pahami situasi yang
− pola berkemih
membuat ansietas
membaik
− dengarkan dengan
penuh keastian
− gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi

− jelaskan prosedur,
temasuk sensasi yan
mungkin dialami
− informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis pengobatan
dan prognosis
− anjurkan keluarga
tepat besama pasien
− anjurkan
mengungkapkan
perasaaan dan presepsi
− latih kegiatasn
penglaihan untuk
pengurangan
− ketegangan
latihan teknik relaksasi

kolaborasi

− kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu.

Penurunan curah Setelah diberikan intervensi Intervensi utama :


jantung (D.0008) keperawatan selama jam,
Perawatan jantung
diharapkan curah jantung
meningkat dengan kriteria hasil Observasi
:
− Identifikasi
− Kekuatan nadi tanda/gejala primer
perifermeningkat penurunan curah
− Lelah menurun jantung (meliputi
− Dyspnea menurun dispnea, kelelahan,
− Tekanan darah membai edema, ortopnea,
paroxysmal nocturnal
dyspnea, peningkatan
CVP)
− Identifikasi
tanda/gejala sekunder
penurunan curah
jantung (meliputi
peningkatan berat
badan, hepatomegali,
distensi vena
jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria,
batuk, kulit pucat)
− Monitor tekanan darah
− Monitor intake and
output cairan
− Monitor berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
− Monitor saturasi
oksigen
− Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri)
− Monitor EKG 12
sadapan
− Monitor aritmia
− Monitor nilai
laboratorium jantung
(mis. Elektrolit, enzim
jantung,
BNP,NTproBNP)

Hipovolemia Setelah dilakukan intevensi Intervensi utama :


(D.0023) selama jam, maka status Manajemen hipovolemia
cairan membaik dengan Tindakan
kriteria hasil : Observasi
− periksa tanda dan gejala
- Kekuatan nadi meningkat hipovolemia
(5) (mis. Frekuensi nadi
- Turgor kulit meningkat ( 5 meningkat, nadi teraba
) lemah, tekanan darah
- Outputt urin meningkat ( 5 menurun, tekanan nadi
) menyempit, turgor kulit
- Pengisian vena meningkat menurun, membran
(5) mukosa kering, volume
- Frekuensi nadimembaik ( urin menurun,
5) hematokrit meningkat,
- Tekanan darah membaik ( haus, lemah
5) − monitor intake dan
- Membran mukosa output cairan
membaik ( 5)
Terapeutik
- Kadar Hb membaik (5 )
- Kadar HT membaik ( 5 ) − Hitung kebutuhan
- Intake cairan membaik cairan
- Suhu tubuh membaik ( 5 ) − Beikan posisi, odified
trendelenburg
− Berikan asupan
peroral
Edukasi

− Anjurkan menghindari
posisi mendadak

Kolaborasi

− Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis,
NaCl, RL)
− Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
(rmis, glukosa 2,5 %,
NaCl 0,4 %)
− Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis,
albumin, plasmate
− Kolaborasi pemberian
produk darah.

Gangguan Setelah dilakukan intevensi Intervensi utama :


integritas kulit / selama jam, maka integritas Perawatan luka
jaringan (D.0192) kulit dan jaringna menngkat Observasi
membaik dengan kriteria hasil − Monitor karakteistik luka
: − Monitor tanda-tanda infeksi

− Elastisitas meningkat (5) Terapeutik


− Idrasi meninkat (5)
− Lepaskan balutan dan plester
− Perfusi jaringanmeningkat
secara perlahan
(5)
− Cukur rambut disekitar luka,
− Kerusakan jaringna
jika perlu
menurun (5)
− Bersihkan dengan cairan
− Kerusakan lapisan kulit
NaClatau pembersih
menurun (5)
nontoksik
− Nyeri menurun (5) − Pasang balutan sesuai jenis
− Perdarahan menurun (5) luka
− Kemerahan menurun (5) − Pertahankan teknik steil saat
− Tekstur mmebaik (5) perawatan luka
− Jadwal merubah posisi 2 jam
sekali

Edukasi

− Jelaskan tanda dan gejala


infeksi
− Ajarkan konsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
− Ajarkan prosedur perawatan
luka

Kolaborasi

− Kolaborasi pmbeian anti


biotik, jika perlu

Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :


(D.0012) keperawatan selama jam, Pencegaan perdarahan
maa diharapkan tingkat Observasi
perdarahan menurn, dengan − Monitor tanda dan
kriteria hasil : gejalaperdarahan
− Monitor nilai hemtaokrit,
− Kelembapan membran
hemoglobin sebelum dan
mukosa meningkat (5)
setela kehilanga darah
− Kelembapan kulit
− Monitor tanda-tanda
menngkat (5)
− Perdarahan vaina menrun vitalTerapeutik
(5)
− Petahankan bed rest selama
− Hemoglobin mmebaik (5)
perdarahan
− Tekanan darah membaik Edukasi
(5)
− Jelaskan tanda dan gejala
− Suhu tubuh mmebaik
perdarahan
− Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

Kolaborasi

− Kolaborasi pembeian produk


darah, jika perlu

Risisko infeksi Setelah dilakukan tindakan Intevensi utama


(D.0142) keperawatan selama jam, maa
Pencegahan Infeksi Observasi :
diharapkan tingkat infeksi
menurun dengan kriteria hasil : − Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
- Nyeri menurun
Terapeutik :
-Bengkak menurun
− Batasi jumlah pengunjung
-Periode malaise menurun
− Cuci tangan sebelum dan
- Letargi menurun sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
- Gangguan kognitif menurun
pasien
− Pertahankan teknik aseptik
pada pasien berisiko tinggi

Edukasi :

− Jelaskan tanda dan gejala


infeksi
− Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar
− Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi

Kolaborasi :

− Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

H. Daftar pustaka

Darmayanti. (2021). Pelayanan Maternal Pada Periode Intranatal Di Rumah Sakit


Tipe B Tahun 2019. 3(1), 39–57.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1, Jakarta:

DPP PPNI.PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta:

DPP PPNI.PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Rahayu, N. A., & Kurnniawati, H. F. (2020). Efektivitas Music Therapy terhadap


Pengurangan Nyeri Persalinan : Systematic Review. 5(2).

Yeni Fitrianingsih & Kemala Wandani. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase Persalinan Fase Aktif di 3 BPM Kota
Cirebon. Vol .6, No(1), 71–78.

Anda mungkin juga menyukai