Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
Persalinan Normal
a. Pengertian
Persalinan merupakan pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
2010). Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran
bayi dan kelahiran plasenta, dimana proses tersebut merupakan proses alamiah
(Wulanda, 2012). Maka dapat disimpulkan, persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan lahir atau jalan lain,
yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar.
b. Bentuk persalinan
1) Persalinan normal atau persalinan spontan
Persalinan dikatakan normal atau spontan apabila persalinan berlangsung
dengan tenaga sendiri. Persalinan normal adalah proses pengeluaran yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), dimana janin lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Ilmiah, 2015).
2) Persalinan buatan
Apabila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstrasi
forcep, ekstraksi vakum atau dengan tindakan sectio caesarea. Proses
pengeluaran bayi dengan alat dilakukan jika ada indikasi, baik itu dari
ibunya maupun janinnya.
3) Persalinan anjuran
Persalinan anjuran dilakukan untuk merangsang adanya proses persalinan
yakni menimbulkan munculnya kontraksi uterus guna mempercepat
persalinan. Tindakan pada persalinan anjuran berupa pemberian obat-
obatan seperti Misoprostol, Oksitosin drip dan Laminaria. Kondisi yang
sering menjalani proses persalinan anjuran adalah kehamilan dengan post
matur sesuai dengan indikasi (Manurung, 2011).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Power (kekuatan) Kekuatan meliputi tenaga ibu mengedan dan kontraksi
uterus. Tenaga utama dalam persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang
dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. 1) Kontraksi (his)
Kontraksi uterus berlangsung selama proses persalinan (sejak periode kala satu
sampai dengan kala empat). Kontraksi uterus merupakan upaya untuk membuat
terjadinya dilatasi serviks, mendorong presentasi janin memasuki rongga
panggul ibu selama periode kala satu sampai kala dua serta membantu uterus
mengatasi terjadinya perdarahan setelah persalinan. Kontraksi tersebut adalah
gerakan memendek dan menebal pada otot-otot rahim yang terjadi untuk
sementara waktu.
Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan > 500 cc setelah melahirkan. Perdarahan
bisa terjadi dalam 24 jam pertama atau setelah 24 jam persalinan sampai dengan 6
minggu post partum. Kondisi ini didefinisikan sebagai kehilangan darah sebanyak
lebih dari 500 ml, 24 jam pertama setelah persalinan. Perdarahan lanjut seringkali
terjadi pada hari ke 8 hingga ke 14 setelah persalinan (Sastrawinata S. dkk, 2003 ;
Walsh, 2003).

Robekan Serviks
Robekan serviks adalah robekan serviks yang luas yang menimbulkan perdarahan
dan dapat menjalar ke segmen bawah Rahim. Robekan yang terjadi pada persalinan
yang kedang-kadang sampai ke forniks, robekan biasanya terdapat pada pinggir
samping serviks malahan kadang-kadang sampai ke SBR dan robekan parametrium.

2. Etiologi
Etiologi rupture serviks atau robekan serviks di antaranya adalah kekuatan jaringan
ikat serviks yang melemah dan trauma jaringan yang terjadi saat bayi dilahirkan.
Faktor resiko terjadinya rupture serviks antara lain :
a. Partus Presipitatus

b. Pemakaian cincin sirklase


c. Persalinan dengan alat bantu

d. Persalinan dengan induksi

e. Persalinan primipara

Macam-macam perdarahan pasca persalinan


a. Perdarahan pasca persalinan primer (HPP primer) merupakan perdarahan yang
terjadi setelah bayi lahir atau dalam 24 jam pertama.
b. Perdarahan pasca persalinan sekunder (HPP sekunder) merupakan perdarahan
yang terjadi setelah 24 jam pertama persalinan sampai 6 minggu setelah bayi
lahir.
3. Patofisiologsi
Patofisiologi rupture serviks atau robekan serviks berhubungan dengan lemahnya
serviks akan menjepit aliran sirkulasi servks, sehingga terjadi edema dan terjadi
hipoksiayang berpotensi menyebabkan cedera jaringan.
Beberapa kasus yang dapat memberikan tekanan pada serviks adalah persalinan
dengan forsep atau vakum. Metode persalinan dengan alat bantu tersebut memicu
cedera jalan lahir sehingga berpotensi merobek serviks. Kasus lain adalah pada
kondisi gient baby, dan juga status kehamilan nullipara dimana jalan lahir lebih
rentan mengalami rupture serviks.

4. Tanda dan gejala


a. Perdarahan terus menerus
b. Warna darah merah terang
c. Nadi meningkat
d. Suhu tubuh menurun / akral dingin
e. Kesadaran menurun
f. Keadaan umum lemah
g. Hipotensi, pucat
h. Oliguri
i. Nyeri
5. Komplikasi
a. Syok Hipovolemik
b. Anemia
c. DIC
d. Syok irreversible
6. Diagnosis
Diagnosis rupture serviks atau robekan serviks dapat ditegakkan dari pemeriksaan
inspeksi speculum serviks langsung, disertai perdarahan post partum aktif dengan
kontraksi uterus baik. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap bertujuan
untuk menentukan tata laksana berikutnya, seperti tranfusi darah untuk mengatasi
anemia akibat perdarahan.
a. Anamnesis
Pasien dengan rupture serviks biasanya mengeluhkan adanya nyeri diperut
bawah disertai perdarahan aktif dari vagina setelah proses persalinan.
Anamnesis perlu ditanyakan riwayat obstetric pasien, seperti Riwayat berapa
kali melahirkan, Riwayat persalinan menggunakan obat induksi, Riwayat
pemasangan cincin cerclage, Riwayat lama persalinan, dan riwayat alat bantu
persalinan yang digunakan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik awal rupture serviks adalah ditemukan perdarahan per
vaginam, dengan kontraksi Rahim setelah persalinan baik atau kencang.
Diagnosis pasti rupture serviks melalui inspeksi speculum kedalam vagina.
Terlihat robekan pada organ serviks dari anterior ke arah longitudinal, atau ke
posterior kea rah fornix uterus. Temuan fisik lainnya adalah edema pada
lapisan terluar serviks atau ectocervix.
c. Diagnosis Banding
Diagnosis banding rupture serviks mengacu diagnosis banding penyebab
perdarahan post partum, yaitu gangguan pada tonus, tissue, trauma dan
thrombin.
1) Tonus
Gangguan tonus kontraksi uterus merupakan penyebab utama perdarahan
post partum. Ciri khas gangguan tonus adalah fundus uteri bila di palpasi
dari perut tidak didapatkan bulatan yang mengeras.
2) Tissue
Perdarahan post partum disebabkan adanya sisa jaringan di dalam uterus,
biasanya retensio plasenta. Salah satu tanda pasti kondisi ini adalah pada
pemeriksaan plasenta ditemukan tidak lengkap, atau bila tertinggal lama
dapat disertai tanda infeksi dan bau busuk dari vagina.
3) Trauma
Perdarahan post partum terjadi akibat adanya luka yang belum teratasi pada
jalan lahir, termasuk rupture serviks. Pada pemeriksaan vaginal touche haris
di cari permukaan lapisan yang tidak normal. Lokasi kerusakan lain bisa
terjadi di area uterus, dinding vagina, perineum, atau otot levator ani.
4) Trombin
Faktor terakhir yang dipertimbangkan pada perdarahan post partum adalah
gangguan pembekuan darah, seperti DIC (disseminated intravascular
coagulation), trombositopenia, atau syndrome HELLP ( hemolysis, elevated
liver enzyme, dan low platelet count ) akibat komplikasi hipertensi
gestasional. Hasil laboratorium biasanya di dapatkan pemanjangan
prothrombin time (PTT) dan activated partial thromboplastin time (APTT)
B. KONSEP KEBIDANAN

PANDUAN ASUHAN KEBIDANAN (PAKeb)


PERSALINAN NORMAL

1. Asuhan Kebidanan pada pasien dengan persalinan


normal
2. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42


1. Pengertian (Definisi)
minggu) dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi pada ibu dan janin.
1. Usia kehamilan aterm

2. Tanda tanda inpartu


2. Asesmen Kebidanan
3. Pemeriksaan fisik : Kesadaran, TTV, pemeriksaan
Leopold, His, DJJ, Pemeriksaaan Dalam, pemeriksaan
panggul
Interpretasi data

a. Diagnosa Partus Spontan (Persalinan Normal)


1. Cemas
b. Masalah
3. 2. Gangguan rasa nyaman nyeri mules
1. Penkes tehnik relaksasi

c. Kebutuhan 2. Berikan support


3. Pengaturan posisi pasien
Antisipasi masalah ditegakkan jika terdapat data penunjang
yang dapat berisiko pada persalinan
1. Partus lama

4. Antisipasi Masalah 2. Inertia uteri


3. Gawat janin
4. Distosia kala 1
5. HPP
5. Tindakan Segera Tindakan segera dikategorikan pada tindakan mandiri,
kolaborasi dan rujukan. Jika terdapat kondisi
kegawatdaruratan pada pasien maka harus ditentukan
langkah tindakan segera untuk mengatasi kegawatan
tersebut.
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang kondisi
kehamilan saat ini dan proses persalinan
2. Berikan support mental pada pasien
3. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien selama
proses persalinan.
4. Berikan ibu nutrisi dan cairan yang adekuat
6. Intervensi Kebidanan 5. Bantu ibu mengosongkan kandung kemih
6. Observasi KU dan TTV ibu
7. Nilai kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin :
Observasi HIS,Lakukan Periksa Dalam, Observasi
pengeluaran P/V, Observasi BJJ
8. CTG bila perlu
9. Kolaborasi dengan dokter tentang keadaan patologis
yang ditemukan
1. Proses persalinan

2. Tehnik relaksasi dan pengaturan posisi ibu


7. Informasi dan Edukasi
3. Nutrisi ibu selama proses persalinan
4. Pentingnya sering berkemih untuk kelancaran proses
persalinan
Mengevaluasi asuhan dengan metode SOAPuntuk
mengetahui keberhasilan asuhan yang telah dilakukan dan
8. Evaluasi
merencanakan asuhan selanjutnya

1. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume


1 edisi 4, Jakarta : EGC, 2008.
2. Mochtar, R., Lutan, D. (ed).Sinopsis Obstetri: Obstetri
Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1998
9. Kepustakaan
3. Rayburn, W. F., Carey, J. C.Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: Penerbit Widya Medika. 2004
4. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4
Cetakan ke-2.Jakarta: Yayaan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
2010
PANDUAN ASUHAN KEBIDANAN (PAKeb)

HAEMORHAGIC POST PARTUM (HPP)

1. Asuhan Kebidanan pada pasien dengan Hemorrhagic


post partum
2. Hemorrhagic post partum (Perdarahan pasca
Persalinan) adalah perdarahan 500 cc atau lebih yang
terjadi setelah bayi dan plasenta lahir
3. Menurut waktu terjadinya, perdarahan pasca persalinan

1. Pengertian (Definisi) dibagi atas dua bagian:


a. Perdarahan pasca persalinan dini (early post
partum hemorrhage) yang terjadi dalam kurun
waktu 24 jam setelah bayi lahir
b. Perdarahan pasca persalinan lambat (late post
partum
hemorrhage) yang terjadi 24 jam sampai 6 minggu
setelah bayi baru lahir

1. Perdarahan banyak yang terus menerus setelah bayi


baru lahir
2. Pemeriksaan fisik : KU, TTV, Head to toe
3. Cari penyebab 4 T (tonus, tissue, trauma thrombin)
a. Kontraksi uterus, kandung kemih
b. Periksa plasenta dan selaput ketuban, lengkap atau
tidak.
2. Asesmen Kebidanan
c. Explorasi rongga rahim : sisa selaput ketuban,
robekan Rahim
d. Inspekulo : robekan serviks, vagina, perinium dan
ada tidaknya varises
4. Pemeriksaan penunjang: laboratorium (Hematologi
rutin 1, masa perdarahan, masa pembekuan), USG
Interpretasi data

a. Diagnosa Hemorrhagic post partum

1. Cemas
3. b. Masalah 2. Gangguan rasa nyaman nyeri mules
3. Pusing

1. Penkes tehnik relaksasi


2. Berikan support mental
c. Kebutuhan 3. Berikan nutrisi dan cairan yang cukup
4. Jelaskan kondisi pasien

1. Syok Hipovolemik
2. Anemia
4. Antisipasi Masalah 3. DIC
4. Syok irreversibble

Tindakan segera dikategorikan pada tindakan mandiri,


kolaborasi dan rujukan. Jika terdapat kondisi
5. Tindakan Segera kegawatdaruratan pada pasien maka harus ditentukan
langkah tindakan segera untuk mengatasi kegawatan
tersebut.

6. Intervensi Kebidanan 1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang kondisi


pasien saat ini
2. Berikan oksigen 4 liter/menit
3. Pasang infus untuk resusitasi dengan cairan kristaloid
( RL/Ring AS)
4. Kosongkan kandung kemih
5. Pasang kateter
6. Observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan
7. Inspeculo untuk mencari sumber perdarahan
8. Kolaborasi dengan dokter :
a Pemberian uterotonika
b Pemeriksaan HB
c Tranfusi darah
d Eksplorasi kavum uteri
e Manual plasenta
f Kompresi bimanual interna
g Reposisi jalan lahir
h USG untuk melihat adakah sisa plasenta
i Kuretase sisa plasenta
j Histerektomi
9. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien dan memberi
suport mental
10. Berikan penkes tentang teknik relaksasi dan cara massage
uterus
11. Observasi tanda-tanda syok hipovolemik

1. Teknik relaksasi
2. Massage uterus
7. Informasi dan Edukasi
3. Tanda tanda perdarahan post partum
4. Nutrisi dan cairan yang cukup

Mengevaluasi asuhan dengan metode SOAP untuk mengetahui


8. Evaluasi keberhasilan asuhan yang telah dilakukan dan merencanakan
asuhan selanjutnya

9. Kepustakaan 1. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1 edisi


4, Jakarta : EGC, 2008.
2. Mochtar, R., Lutan, D. (ed).Sinopsis Obstetri: Obstetri
Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 1998
3. Rayburn, W. F., Carey, J. C.Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Penerbit Widya Medika. 2004
4. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2.
Jakarta: Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2010
ASUHAN KEBIDANAN PADA PASIEN DENGAN HAEMORRARGIC POST
PARTUM

TGL INTERPRETASI ANTISIPASI TINDAKAN


PERENCANAAN BIDAN
JAM DATA MASALAH SEGERA
1. Diagnosa  Syok 1. Mandiri  Jelaskan pada pasien
Ibu : P....A... post hipovolemik  Pasang infus dan keluarga tentang
 Anemia  Pengganti kondisi pasien saat ini
partum dengan HPP
 DIC  Berikan oksigen 4 liter
 Primer cairan
 Syok / menit
 Sekunder  Irreversible Beri oksigen per  Pasang infus untuk
 ................... nasal resusitasi dengan
Dasar :
.......................
Partus ........................ cairan kristaloid (RL /
 Spontan jam..... Ring AS)
 VE / FE jam ...... 2. Kolaborasi  Kosongkan kandung
 SC jam …..  ........................ kemih
 ........................  Pasang kateter
KU ...................
 Observasi tanda-tanda
 Kesadaran.............. 3. Rujukan
vital, kontraksi uterus
 ........................
Klinis dan perdarahan
 Anemis  Lakukan Inspeculo
untuk mencari sumber
 Tidak anemis
perdarahan
Konjungtiva  Kolaborasi dengan
dokter :
 Pucat
 Pemberian
 Kemerahan
uterotonika
TTV :
 Pemeriksaan HB
TD : .......mmHg  Tranfusi darah
N : …….x/mnt  Eksplorasi kavum
S : .......˚C uteri
RR : ......x/mnt  Manual plasenta
 Kompresi bimanual
Kontraksi uterus interna
:  Reposisi jalan lahir
 Keras  USG untuk melihat
 Lembek adakah sisa plasenta
 Kuretase sisa
 TFU ............ plasenta
Perdarahan  Histerektomi
 Libatkan keluarga
 Merah segar
untuk mendampingi
 Stolsel Jumlah pasien dan memberi
cc support mental
Plasenta lahir jam ......  Siapkan pasien untuk
rencana tindakan
 Spontan  Berikan penkes
 Manual tentang teknik
 Lengkap relaksasi dan cara
 Tidak lengkap massage uterus
Perineum  Observasi tanda-tanda
 Utuh syok hipovolemik
Episiotomi
 Ruptur
 Grade
Kandung kemih
 Penuh
 Kososng
Laboratorium:..............

2. Masalah
 Cemas
 Mules/Nyeri
kontraksi
 Keterbatasan
aktifitas
 …………………

3. Kebutuhan
 Beri support
kepada ibu
 Penkes HPP
 Penkes tehnik
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai