Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI IGD PONEK RUANG BERSALIN

RUMAH SAKIT IDAMAN BANJARBARU

Oleh :

Nama : Muhammad Fuady

Nim : P07120119044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KEPERAWATAN

BANJARBARU

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Fuady

Nim : P07120119044

Judul : Laporan pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan persalinan


normal di IGD Ponek ruang bersalin Rumah sakit Idaman Banjarbaru

MENGETAHUI,

Pembimbing Klinik pembimbing akademik

Nove Hidayanti, AM.Keb Hj. Zainab,S.Si.T, M.kes


LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL

1. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup
diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan
(37-42 minggu) dengan ditandai adanyan kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya
penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu
dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari persalinan normal adalah
proses kelahiran dengan proses janin pada kehamilan cukup bulan (aterm 37-42 minggu),
pada janin letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang disusul dengan
pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24
jam, tanpa atau pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

2. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti dan
jelas, namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
3. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah lightening atau settling atau dropping yang
merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Perut
kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering atau susah buang air kencing
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan
dipinggang oleh adanya kontraksi lemah di uterus (fase labor pain). Servik menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
(Hafifah,2011).
4. Fatofiologis
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya ketegangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostagladin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya
kontraksi maka terjadi pemendekan SAR (Segmen Atas Rahim) dan penipisan SBR (Sistem
Bawah Rahim). Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi
yang terdiri dari lain eggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, eksternal,
ekspulasi kepala janin, rotasi eksternal. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadinya ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan
jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri.

5. .Fathway

6. Kala Persalinan
a. Fase Kala I persalinan (Fase Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I
persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif :

 Fase laten pada kala persalinan :


1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
servis secara bertahap.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
 Fase aktif pada kala I persalinan :
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika tiga kali atau lebih dalam 10 menit berlangsung
selama 40 detik atau lebih)
2) Dari pembukaan 4 cm hingga pencapaian pembukaan lengkap 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1
cm hingga 2 cm (multipara)
3) Terjadi penurunan bagian bawah janin
b. Fase Kala II persalinan (Kala Pegeluaran Janin)
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala
dan tanda kala II persalinan yaitu :

 Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan kontraksi


 Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya
 Perenium menonjol
 Vulva vagina dan sfingter ani terbuka
 Meningkatknya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah :

 Pembukaan serviks telah lengkap


 Terlihat kepala bati melalui introitus vagina
c. Fase Kala III Persalinan (Kala Pengeluaran Urin)
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berkhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium)
berkontraksi mengikuti penyusutan vulume rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini :
 Perubahan bentuk tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat
penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau
alpukat dan fundus berada diatas pusat (seringkali mengarah ke sisi kanan)

 Tali pusat memanjang


1) Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (Tanda Ahfeld)
2) Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam ruang diantara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka
darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

d. Fase Kala IV Persalinan

Persalinan kala IV dimulai setelah plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Hal yang
harus dilakukan setelah plasenta lahir yaitu :

 Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik
dan kuat
 Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat
sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat
 Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
 Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laseras atau episiotomi) pereniuum
 Evaluasi keadaan umum ibu
 Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat dibagian
belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan
7. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
 Kala I (Fase Laten)
a. Pengkajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas.

2) Nyeri atau ketidaknyamanan


Kontraksi reguler, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan.
3) Seksualitas
Servik dilantai 0-4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.

b. Diagnosa Keperawatan
1.Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2.Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vaginam berulang dan
kontanminasi fekal.
C.intervensi
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan 1) Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan tidak keperawatan selama 1 x 24 lingkungan, staf dan prosedur
terpenuhi jam diharapkan ansietas 2) Berikan informasi tentang
pasien berkurang dengan perubahan psikologis dan fisiologi
kriteria hasil : pada persalinan
a. TTV normal 3) Kaji tingkat dan penyebab ansietas
b. Pasien dapat 4) Pantau tekanan darah dan nadi
mengungkapkan sesuai indikasi
perasaan cemasnya 5) Anjurkan klien mengungkapkan
Lingkungan sekitar pasien perasannya
tenang dan kondusif Berikan lingkungan yang tenang dan
nyaman untuk pasien
2 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1.Kaji latar belakang budaya klien
infeksi maternal b/d keperawatan selama 1 x 24 2.Kaji sekresi vagina, pantau tanda-
pemeriksaan vagina jam diharapkan infeksi tanda vital
berulang dan maternal dapat terkontrol 3.Tekankan pentingnya mencuci
kontaminasi fekal dengan kriteria hasil : tangan yang baik
a. TTV 4.Gunakan teknik aseptic saat
Tidak terdapat tanda-tanda pemeriksaan vaniga
infeksi 5.Lakukan perawatan perineal
setelah eliminasi

 Kala I (Fase Aktif)


a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.

3) Nyeri atau ketidaknyamanan


Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.

4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.

5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1,5 cm/jam pada multipara dan 1,2/jam pada primipara).

b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukkan dan kompresi mekanik kandung
kemih.
c. Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan a. Kaji derajat ketidaknyamanan secara
tekanan mekanik keperawatan selama 1 x verbal dan nonverbal
dari bagian 24 jam, diharapkan nyeri b. Pantau dilatasi servik
presentasi terkontrol dengan kriteria c. Pantau tanda vital dan DJJ
hasil : d. Bantuan penggunaan teknik
a. TTV dan Pasien dapat pernapasan dan relaksasi
mendemonstrasikan e. Bantu tindakan ketidaknyamanan
kontrol nyeri seperti : gosok punggung, kaki
f. Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam
g. Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic

2 Perubahan Setelah dilakukan asuhan a. Palpasi di atas simpisis pubis


eliminasi urin b/d keperawatan selama 3 x b. Monitor masukkan dan luaran
perubahan 24 jam diharapkan c. Anjurkan upaya berkemih
masukkan dan eliminasi urine pasien setidaknya 1-2 jam
kompresi mekanik normal dengan kriteria d. Posisikan klien tegak dan cucurkan
kandung kemih hasil : air hangat di atas perineum
a. Cairan e. Ukur suhu dan nadi, kaji adanya
seimbang peningkatan
b.Berkemih teratur Kaji kekeringan kulit dan membrane
mukosa
 Kala II
a. Pengkajian
1) Ativitas/istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/
teknik relaksasi

c) Lingkaran hitam di bawah mata


2) Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
b) Integritas ego
c) Dapat merasakan kehilangan kontrol/sebaliknya
3) Eliminasi
Keinginan untuk buang defekasi, kemungkinan terjadi distensi

Kandung kemih

4) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar/meregang pada perenium
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 - 2 menit
5) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan

6) Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervaginam
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
Hipertonik

c. Intervensi

Diagnosa
No. Noc Nic
Keperawatan
1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan a. Identifikasi derajat
tekanan mekanis keperawatan 1 x 24 jam, ketidaknyamanan
pada bagian diharapkan nyeri kontrol dengan b. Berikan tanda/tindakan
presentasi kriteria hasil : kenyamanan seperti perawatan kulit,
a. TTV dbn murut, perineal dan alat-alat tahun
Pasien dapat mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan teknik mengejan c. Bantu pasien memilih posisi yang
nyaman untuk mengedan
d. Pantau tanda vital ibu dan DJJ
Kolaborasi
2 Risiko tinggi Setelah asuhan keperawatan 1x 24 a. Bantu klien dan pasangan pada
terhadap jam, diharapkan integritas kulit posisi tepat
kerusakan terkontrol dengan kriteria hasil : b. Bantu klien sesuai kebutuhan
integritas kulit b/d Luka perineumtertutup (epiostomi) c. Kolaborasi epiostomi garis tengah
pada interaksi atau medic lateral
hipertonik Kolaborasi terhadap pemantauan
kandung kemih dan kateterisasi
 Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Klien tampak senang dan keletihan

2) Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan
kembali normal dengan cepat

b) Hipotensi akibat analgetuk dan anastesi


c) Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250-300 ml

4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas

- Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masuk

2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan

c.Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan a. Instrusikan klien untuk mendorong
terhadap kekurangan keperawatan selama 1x 24 pada kontraksi
volume cairan b/d jam, diharapkan cairan b. Kaji TTV setelah pemberian
kurang masukkan seimbang dengan kriteria oksitosin
oral, muntah hasil : c. Palpasi uterus
a. TTV dbn d. Kaji tanda dan gejala shock
Darah yang keluar ± 200- Massase uterus dengan perlahan
300 cc setelah pengeluaran
2 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan a. Bantuan penggunaan teknik
trauma jaringan keperawatan 1 x 24 jam, pernafasan
setelah melahirkan diharapkan nyeri b. Berikan kompres es pada perenium
terkontrol dengan kriteria setelah melahirkan
hasil : c. Ganti pakaian dan liner basah
Pasien dapat control nyeri d. Berikan selimut penghangat
Kolaborasi perbaikan episiotomi

 Kala IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tempak berenrgi atau kelelahan

2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit), TD bervariasi, memungkinkan lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesa, atau meningkat pada respon
pemberian oksitosin atau HKK, edema, kehilangan darah selama persalinan 400-
500 ml untuk melahirkan pervaginam 600-800 ml untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut menangani kondisi bayi, bahagia

4) Eliminasi
Hemaroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis

5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual

6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya

anastesu spinal

7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, misal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingun atau otot tremor

8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh

9) Seksualitas
Fundus uteri keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perenium bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen,
paha dan payudara

b. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan /ketergantungan miometri
2) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota keluarga
c. Intervensi
No. Diagnosa KEpwerawatan NOC NIC
1 Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan a. Tempatkan klien pada posisi
volume cairan b/d keperawatan selama 1 x dorsal recumben
kelelahan/ketergantungan 24 jam, diharapkan cairan b. Kaji hal yang memperberat
miometri seimbang dengan kriteria kejadian intrapatal
hasil : c. Kaji masukkan dan keluaran
a. TD dbn d. Perhatikan jenis persalinan
Jumlah dan warna lochea dan anastesi, kehilangan
dbn daripada persalinan
e. Kaji tekanan darah dan nadi
setiap 15 meniy
f. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
g. Kaji jumlah, warna dan sifat
aliran lochea

2 Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan a. Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan selama 1 x menggendong, menyentuh
transisi/peningkatan 24 jam, diharapkan proses bayi
anggota keluarga keluarga baik dengan b. Observasi dan cata interaksi
kriteria hasil : bayi
Ada kedekatan ibu c.Anjurkan dan bantu
dengan bayi pemberian ASI, tergantung
pilihan klien

DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : USAID

Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21 . Jakatra, EGC


Hafifah, 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien denhan Persalinan Normal.

Jakarta : EGC

Rukiyah, A. Y, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : CV.


Trans Info Medi

Rohano. 2011. Askep Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika WHO. (2014)

http://www.depkes.go.id/resoures/download/pusdatin/profilkeseharan-
indoneisa/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf

Wardiyah, A. (2015). Pengaruh Pendampingan SuamiTerhadap Lamanya


Persalinan Kala II di Ruang Delima RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung.
Jurnal Keperawatan 6, 6-14.

Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009; 523-529.

Anda mungkin juga menyukai