Oleh :
Asnannisa 211119048
CIMAHI 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Proses transfer merupakan salah satu hal penting yang pasti terjadi pada pasien di Rumah
Sakit. Transfer adalah proses perpindahan pasien dari satu tempat pelayanan ke tempat
pelayanan lainnya misalnya dari ruang satu ke ruang lainnya atau dari rumah sakit satu ke rumah
sakit lainnya dengan tetap berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. Proses transfer atau
perpindahan pasien ini dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun pasien berada dan
mendapatkan pelayanan. Agar pelayanan transfer atau perpindahan pasien ini dapat berjalan
dengan baik tercapai sesuai kebutuhan pasien, maka diperlukan persamaan persepsi tentang visi,
misi dan tujuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Untuk
mewujudkan hal tersebut, perlu adanya panduan pada unit kerja atau unit pelayanan dimana
pasien mendapat pelayanan kesehatan tersebut dan dapat terciptanya peningkatan pelayanan
pasien yang lebih optimal.
Tujuan
Adapun tujuan dari transfer pasien atau perpindahan pasien ini yaitu :
Manfaat
TINJAUAN TEORI
Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan keruang perawatan atau
tindakan lain didalam rumah sakit atau memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit
lain dengan berorientasi pada keselamatan pasien.
2.2 Manfaat
Faktor yang dijadikan pegangan untuk transfer penderita antara lain adalah kriteria
fisiologis, pola perlukaan, biomekanika trauma dan beberapa masalah khusus. Apabila
keputusan untuk transfer sudah diambil hanya pemeriksaan fungsi hemodinamika yang dapat
dilakukan karena pemeriksaan lain hanya akan menunda transfer. Ada keadaan dimana
penderita tidak dapat dilakukan transfer karena masalah hemodinamik yang belum stabil.
Untuk mencapai hasil terbaik maka proses transfer perlu dipersiapkan dengan baik. Hal-hal
yang berhubungan dengan proses transfer pasien yaitu :
1. Pra-transfering
Memastikan bahwa ruangan yang akan menerima siap untuk menerima pasien yang
akan dirujuk
Dokter yang akan merujuk harus memastikan bahwa pasien dalam keadaan stabil dan
memungkinkan proses transfer dilakukan
Pendamping pasien memastikan bahwa pasien dalam keadaan stabil dan
memungkinkan dilakukan proses transfer
Proses transfer harus selalu didampingi oleh petugas kesehatan
Sarana untuk melakukan transfer dapat dipastikam aman untuk proses transfer
Peralatan penujang dipastikan berfungsi selama proses transfer
Setelah pasien tiba difasilitas pelayanan kesehatan yang dituju, dilakukan serah terima
antara petugas fasilitas pelayanan kesehatan pengirim dengan petugas fasilitas pelayanan
kesehatan penerima dan dibuatkan berita acara serah terima pasien.
Yang disertakan dengan pasien pada saat transfer adalah dokumentasi keperawatannya
mengenai permasalahan pasien, terapi yang telah dilakukan, dan keadaan pasien saat akan
ditransfer.
Petugas yang mendampingi harus yang terlatih dan harus siap apabila ada masalah yang
mungkin akan timbul yaitu :
3.1 http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/6491/5326
Abstrak
Handover yang tidak memadai dan tidak efektif sering sekali sebagai kegagalan pertama
serta memiliki risiko tinggi dalam upaya menjaga keselamatan pasien. Handover (serah
terima pasien) adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain,
termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat, perawat
terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. Prinsip serah terima pasien, meliputi;
kepemimpinan, pemahaman, peserta, waktu, tempat, dan proses serah terima pasien. Jenis
serah terima pasien yang berhubungan dengan keperawatan, meliputi: serah terima pasien
antar shift, serah terima pasien antar unit keperawatan, serah terima pasien antara unit
perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik, serah terima pasien antar fasilitas kesehatan,
dan serah terima obat-obatan. Pentingnya pemahaman perawat tentang serah terima pasien
dalam pelayanan keperawatan dapat mencegah kerugian dalam keselamatan pasien yang
disebabkan oleh kesalahan/hambatan karena faktor individu, kelompok, dan organisasi,
maupun karena tatacara serah terima pasien yang tidak tepat.
Resume
Handover adalah proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama untuk
memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke salah satu pengasuh yang
lain. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi
perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. (The Joint Commission Journal on
Quality and Patient Safety, 2010). Sedangkan Australian Medical Association (2006),
mendefinisikan handover sebagai transfer tanggung jawab profesional dan akuntabilitas
untuk beberapa atau semua aspek perawatan untuk pasien, atau kelompok pasien, kepada
orang lain atau kelompok profesional secara sementara atau permanen.
Serah terima pasien yang efektif mendukung informasi penting dan kontinuitas dari
perawatan, pengobatan, dan berdampak terhadap keselamatan pasien. Serah terima pasien
yang efektif harus menjadi budaya bagi individu, kelompok dan organisasi pada institusi
pelayanan keperawatan/kesehatan saat ini. Pemahaman perawat yang baik tentang prinsip,
jenis, tatacara, masalah/hambatan dan upaya untuk mengurangi kesalahan/meningkatkan
keselamatan pada kegiatan serah terima pasien dalam pelayanan keperawatan dapat
mencegah kerugian bagi pasien yang disebabkan oleh kesalahan/hambatan karena faktor
individu, kelompok, dan organisasi. Indikator pelayanan keperawatan berkualitas dapat
dicapai dengan salah satu cara dari berbagai upaya yang tersedia, antara lain; melaksanakan
serah terima pasien oleh perawat, tenaga kesehatan lain, maupun organisasi secara
bertanggungjawab dan bertanggunggugat.
M. Australian Resource Centre for Healthcare Innovation (2009); Friesen, White, dan
Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip serah terima pasien, yaitu:
Jenis handover
3.2 http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/137/126
Abstrak
perawat, instansi terkait terutama pasien.Transportasi pasien kasus trauma maupun non
trauma seharusnya dapat mencegah cedera atau tidak memperparah cedera.Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi penatapelaksanaan transportasi pasien trauma dan non
trauma di IGD RSUD di jawa barat.
Metode
standar prosedur operasional (SPO) jika semua prosedur dilakukan dan dikatakan tidak
sesuai
SPO jika salah satu atau lebih prosedur tidak dilakukan.Analisa univariat menggunakan
persiapan alat sejumlah 29 (72,5 %) responden melaksanakan sesuai SPO dan 11 (27,5 %)
responden tidak sesuai SPO. Penatalaksanaan transportasi pasien tahap persiapan pasien
sejumlah
melaksanakan sesuai SPO dan 31 (77,5 %) responden tidak sesuai SPO. Kesimpulan.
Sebagian kecil petugas belum melakukan Penatalaksanaan transportasi sesuai SPO sehingga
dalam transportasi pasien dengan memberian pelatihan kepada perawat sebaiknya secara
berkala.
Resume
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Proses transfer merupakan salah satu hal penting yang pasti terjadi pada pasien di
Rumah Sakit. Proses transfer atau perpindahan pasien ini dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun pasien berada dan mendapatkan pelayanan. Transfer pasien dimulai dengan
melakukan koordinasi dan komunikasi pra-transportasi pasien, menentukan SDM yang akan
mendampingi pasien, menyiapkan peralatan yang disertakan saat transfer dan monitoring
pasien selama transfer. Transfer hanya boleh dilakukan oleh staf medis dan staf keperawatan
yang kompeten serta petugas profesional lainnya yang sudah terlatih. Apabila keputusan
untuk transfer sudah diambil hanya pemeriksaan fungsi hemodinamika yang dapat
dilakukan karena pemeriksaan lain hanya akan menunda transfer. Ada keadaan dimana
penderita tidak dapat dilakukan transfer karena masalah hemodinamik yang belum stabil.
Merupakan transfer pasien yang dilakukan dari satu ruangan ke ruangan lain yang masih
berada dalam satu rumah sakit tersebut dengan alasan tertentu. Contohnya transfer dari
UGD ke ruang rawat inap dan transfer pasien dari ruang rawat inap ke ICU,dll. Untuk
mencapai hasil terbaik maka proses transfer perlu dipersiapkan dengan baik. Hal-hal yang
berhubungan dengan proses transfer pasien yaitu :. Rumah sakit memiliki suatu tim transfer
yang terdiri dari dokter senior (dr ICU), DPJP, dr IGD/ dr ruangan, PPJP, perawat yang
kompeten dalam merawat pasien kritis (perawat ICU), petugas medis, dan petugas
ambulans. Tim ini yang berwenang untuk memutuskan metode transfer mana yang akan
dipilih. Handover yang tidak memadai dan tidak efektif sering sekali sebagai kegagalan
pertama serta memiliki risiko tinggi dalam upaya menjaga keselamatan pasien. Prinsip serah
terima pasien, meliputi; kepemimpinan, pemahaman, peserta, waktu, tempat, dan proses
serah terima pasien. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten
dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi. (The Joint
Commission Journal on Quality and Patient Safety, 2010). Serah terima pasien yang efektif
mendukung informasi penting dan kontinuitas dari perawatan, pengobatan, dan berdampak
terhadap keselamatan pasien. M. Australian Resource Centre for Healthcare Innovation
(2009); Friesen, White, dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip serah
terima pasien, yaitu: . Latar Belakang. Kesalahan dalam pelaksanaan transportasi pasien
dapat merugikan . responden tidak sesuai SPO. Penatalaksanaan transportasi pasien tahap
persiapan pasien . SPO. Penatalaksanaan transportasi pasien tahap pelaksanaan sejumlah 9
(22,5 %) responden . melaksanakan sesuai SPO dan 31 (77,5 %) responden tidak sesuai
SPO.
4.2 saran
untuk para tenaga medis dan pelayanan dari rumah sakit lebih ditingkatkan lagi dalam
pelayanan transfer pasien atau penyerahan pasien agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan dan pasien mendapatkan pelayanan dengan baik dan tepat. Meningkatkan lagi
dalam persiapan perawatan dan peralatannya.
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahannya dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/11/kebijakan-pelayanan-transfer-pasien.html?m=1
https://bangsalsehat.blogspot.com/2018/05/transfer-pasien-alasan-jenis-standar-dan-tujuan.html?m=1
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/6491/5326
http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/137/126