Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN
Dosen Pembimbing Khrisna Wisnusakti, S.kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

ASEP DANI 211119062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021/2022
KONSEP PERILAKU KEKERASAN

A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Prabowo, 2014)
Perilaku kekerasan yaitu suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat
membahayakan diri sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang – barang
( Damaiyanti, 2012)

B. Etilogy
1. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor presdisposisi, artinya
mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami
oleh individu ( Probowo, 2014)
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau amuk. Masa kanak – kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan yang di tolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, renforcoment yang diterima pada saat melakukan kekerasaan, sedang
mengobservasi kekerasaan di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasaan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam ( pasif agresif) dan kontrol
sosial yang tidak pasti terhdap perilaku kekerasaan yang diterima (permissivee)
d. Bioneurologis, banyak kerusakan sistem limbiik, lobus frontal, lobus temporal, dan
ketidakseimbangan neurotranmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasaan.

2. Faktor Prespitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injury
secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku
kekerasaan adalah sebagai berikut (Sari, 2015).
a. Klien : Kelemahan fisik, keputusaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang
penuh agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi : Penghinaan,kekerasaan, kehilangan orang yang berarti, konflik,merasa
terancam, baik internal dari perusahaan dari klien maupun ekternal dari lingkungan

RENTANG RESPON

Respon Adatif Respon Maldatif


Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasaan
Klien mampu Klien gagal Klien Klien Perasaan
mengungkapka mencapai mengeksperisi mengekpers marah dan
n tanpa tujuan kan secara ikan secara bermusuhan
menyalahkan keputusan/ fisik , tapi fisik tapi yang kuat
orang lain dan saat masih masih dan hilang
memberikan mengungak tekontrol terkontrol control
kegagalan apkan mendorong mendorong hilang amuk
persaannya orang lain orang lain merusak
tidak dengan dengan kehilangan
berdaya dari ancaman ancaman
menyerah

C. Patofisiology

Stress, cemas, harga diri rendah, dan bermasalah dapat menimbulkan marah. Respon
terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif maupun destruktif. Mengekspresikan rasa
marah dengan kata-kata yang dapat di mengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain.
Selain memberikan rasa lega, ketegangan akan menurun dan akhirnya perasaan marah dapat
teratasi. Rasa marah diekspresikan secara destrukrtif, misalnya dengan perilaku agresif,
menantang biasanya cara tersebut justru menjadikan masalah berkepanjangan dan dapat
menimbulkan amuk yang di tunjukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Yosep,
2011). Perilaku yang submisif seperti menekan perasaan marah karena merasa tidak kuat,
individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikandiri dari rasa marahnya, sehingga rasa
marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yang
lama, pada suatu saat dapat menimbulkan rasa bermusuhan yang lama, dan pada suatu saat
dapat menimbulkan kemarahan yang destruktif yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan (Dermawan & Rusdi, 2013).

Pohon masalah perilaku kekerasan (Yosep, 2011)

Resiko mencederai diri sendiri,

orang lain dan lingkungan

Koping individu tidak efektif

Perilaku kekerasan

D. Manifestasi Klinis

Menurut Nuraeneh (2012) tanda dan gejala dari perilaku kekerasan, adalah sebagai berikut:
1. Fisik : Pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,wajah memerah, serta postur
tubuh kaku.
2. Verbal : Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara dengan nada keras dan
kasar,sikap ketus.
3. Perilaku : Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
sikap menentang, dan amuk/agresif.
4. Emosi : Jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu, dan ingin berkelahi
5. Intelektual : Mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat, dan
mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
6. Sosial : Penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan, suka
mengejek, dan mengkritik.
7. Spiritual : Merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas terlambat, ingin orang lain
memenuhi keinginannya, dan merasa diri tidak berdosa

E. Penatalaksanaan Klinis

1. Farmakologi

Pasien dengan ekspresi marah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat. Adapun
pengobatan dengan neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi contohnya :
clorpromazine HCL yang digunakan mengendalikan psikomotornya. Bila tidak ada dapat
dipergunakan dosis efektif rendah, contoh : Trifluoperasine estelasine, bila tidak ada.

2. Terapi Okupasi

Terapi ini sering diterjemahkan dengan terapi kerja, terapi ini bukan pemberian pekerjaan
atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan kegiatan dan mengembalikan maupun
berkomunikasi, karena itu didalam terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan terapi sebagai
bentuk kegiatan membaca koran, main catur, setelah mereka melakukan kegiatan itu diajak
berdialog atau berdiskusi tentang pengalaman dan arti kegiatan itu bagi dirinya.

3. Peran serta keluarga

Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada
setiap keadaan pasien. Perawat membantu keluarga agar dapat melakukan lima tugas
kesehatan yaitu, mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan kesehatan, memberi
perawatan pada anggota keluarga.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengakajian
1. Identitas Klien :
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin,
umur (biasanya pada usia produktif), pendidikan (segala jenis/tingkat pendidikan
berisiko perilaku kekerasan), pekerjaan (tingkat keseriusan/tuntutan dalam
perkerjaannya dapat menimbulkan masalah), status (belum menikah, menikah atau
bercerai), alamat, kemudian nama perawat.
2. Faktor Prespitasi dan Predisposisi
Faktor yang membuat klien melakukan perilaku kekerasan.serta hal-hal yang
menyebabkan perubahan perilaku kekerasan klien, baik dari pasien, keluarga, maupun
lingkungan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : klien dengan resiko perilaku kekerasan biasanya muka
merah, pandangan tajam, sakit fisik, napas pendek, yang menyebabkan
perubahan memori, kognitif, alam perasaan dan kesadaran.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : hipertensi/normal
Nadi : Normal atau tidak
Suhu : Meningkat atau normal
Pernapasan : Napas pendek
Berat badan : Mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
Keluhan fisik : muka merah, pandangan tajam
4. Psikososial
a. Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien
dan keluarga serta menjelaskan jika seseorang itu berada dalam disfungsi
keluarga seperti tertekan dan ketertekanan itu dapat merupakan faktor
penyerta bagi dirinya akibat perilaku kekerasan contoh kondisi keluarga yang
tidak baik itu adalah : keluarga yang tidak utuh, orang tua meninggal, orang
tua cerai dan lain-lain
b. Konsep Diri
Citra diri : klien tubuhnya baik-baik saja
Identitas : klien kurang puas terhadap dirinya
Peran : klien anak keberapa dari berapa saudara
Ideal diri :klien menginginkan keluarhga dan orang lain menghargainya
Harga diri :kurangnya penghargaan keluarga terhadap perannya.

5. Hubungan Sosial
Marah-marah, bersikap tidak ramah, kasar terhadap keluarga lainnya.
6. Status Mental
a. Penampilan:
Tidak rapi, tidak sesuai dan cara berpakaian tidak seperti biasanya.
b. Pembicaran
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis, lambat dan membisu.
c. Aktivitas Motorik
Lesu, gangguan kesadaran, selisah, gerakan otot muka yang berubah-ubah tidak
dapat dikontrol.
d. Afek dan Emosi
Afek : tumpul (datar) dikarenakan terjadi penurunan kesadaran.
Emosi : klien dengan resiko perilaku kekerasan biasanya memiliki emosi yang
tinggi.

B. Analisa Data

Data Menyimpang Etiology Masalah


DS: Stres Perilaku Kekerasan
1. Mengancam
2. Mengumpat dengan Cemas
kata-kata kasar
3. Suara keras Merasa kuat
4. Bicara ketus
Menantang
DO :
1. Menyerang orang lain Masalah tidak selesai
2. Melukai diri
sendiri/orang lain Marah berkepanjangan
3. Merusak lingkungan
4. Perilaku agresif/amuk Muncul rasa bermusuhan

Rasa bermusuhan menahun

Agresif/Amuk

Perilaku kekerasan

C. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
D. Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan Prinsip Tindakan Intervensi


Pasien Mampu : 1. Menyebutkan SP 1
 Mengindentifikasi penyebab tanda gejala 1. Indentifikasi penyebab,
penyebab dan tanda dan akibat perilaku tanda dan gejala serta
perilaku kekerasan akibar perilaku
 Menyebutkan jenis 2. Memperagakan cara kekerasanletih cara
perilaku kekerasan yang fisik 1 untuk fisik 1 : Tarik nafas
pernah dilakukan mengontrol perilaku dalam
 Menyebutkan akibat dari kekerasan 2. Masukan dalam jadwal
perilaku kekerasan yang harian pasien
dilakukan 1. Menyebutkan SP 2
 Menyebutkan cara kegiatan yang sudah 1. Evaluasi kegiataan
mengontrol perilaku dilakukan yang lalu (SP 1)
kekerasan 2. Memperagakan cara 2. Latih caara fisik 2 :
 Mengontrol perilaku fisik untuk Pukul baantal/ kasur
kekerasan dengan cara : mengontrol perilaku 3. Masukkan dalam
 Fisik kekerasan jadwal harian pasien
 Sosial/verbal 1. Menyebutkan SP 3
kegiatan yang sudah 1. Evaluasi kegiatan yang
 Spritual
ada lalu ( SP 1 dan SP 2)
 Terapi
2. Memperagakan cara 2. Latih secara sosial/
psikofarmaka
sosial/verbal untuk verbal
( patah otot)
mengontrol perilaku 3. Menolak dengan baik
kekerasan 4. Meminta dengan baik
5. Mengungkapkan
dengan baik
6. Masukkan dalam
jadwal harian pasien
1. Menyebutkan SP 4
kegiatan yang sudah 1. Evaluasi kegiatan yang
dilakukan lalu (SP1,2,3)
2. Memperagakab cara 2. Latih secara spirotual :
spritual 3. Berdoa
4. Shalat
5. Masukkan dalam
jadwal harian pasien
Setelah Mampu :
1. Memperagakan cara SP 5
Merawat pasien di rumah
patuh obat 1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1,2 &3)
2. Susun jadwal minum
obat secara teratur
3. Masukan dalam jadwal
harian pasien
1. Keluarga mampu SP 1
menjelaskan tanada 1. Indentifikasi masalah
mampu menjelaskan yang diraskana
tanda san gejala akibat keluarga dalam
serta mampu merawat pasien
memperagakan cara 2. Jelaskan tentang
merawat Perilaku kekerasan
3. Penyebab
4. Akibat
5. Cara meraawat
6. Latih 2 cara merawat
7. RTL keluarga/ jadwal
untuk merawat pasien
Setelah ....x pertemuan SP 2
keluuarga mampu 1. Evaluasi SP 1
menyebutkan kegiatan yang 2. Latih 9 simulasi) 2
sudah dilakukan dan mampu cara lain untuk
merawat serta membuka RTL merawat pasien
3. RTL keluarga./
jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Setelah ...x pertemuan SP 3
keluarga mampu 1. Evaliuasi SP 2 dan
menyebutkan kegiatan yang SP 2
sudah dilakukkan dan mampu 2. Latih langsung ke
merawat serta dapat membuat pasien
RTL 3. RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

Setelah ...x pertemuan SP 4


keluarga mampu 1. Evaluasi SP 1.2 dan 3
melaksanakan follow up dan 2. Latih laangsung ke
rujukan serta mampu pasien
menyebutkan kegiatan yang 3. RTL keluarga
sudah dilakukan 4. Follow up
5. Rujukan

Anda mungkin juga menyukai