Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


Dosen Pembimbing Khrisna Wisnusakti, S.kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

ASEP DANI 211119062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021/2022
A. Definisi

Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, keschatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatunnya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes RI, 2010).

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dan ketidakmampuan
merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, serta toileting (BAK BAB) (Damaiyanti, 2012).

B. Proses Terjadinya Masalah

A. Predisposisi
1. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehinggaperkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukanperawatan
diri.
3. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuanrealitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungantermasuk
perawatan diri
4. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan dirilingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalamperawatan diri.
B. Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000), dalam Anonim (2009), tanda dan gejala klien dengandefisit
perawatan diri yaitu:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai normal
d. Cara makan tidak teratur
e. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di sembarang tempat
f. Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart Sundeen, 2000),
yaitu:
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategori nya adalah :
Tidak mau merawat diri.
E. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan


diri seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampuuntuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klienseimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dantidak bisa
melakukan perawatan saat stresor

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan (Sesuai teori)

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS,
informan, tanggal pengkajian, no rumah klien dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Klien dibawa kerumah sakit pada umunya karena defisit dalam merawat diri, dari
perawatan-perawatan diri yang biasa dilakukan dan sekarang jarang dilakukan dengan
diawali masalah seperti senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang
lain, terlihat murung
3. Faktor Predisposisi
a. Pada umunya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
b. Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
d. Harga diri rendah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merrawat diri.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina,
dianiaya, dan saksi penganiyaan.
f. Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
4. Aspek fisik/biologis (Pemeriksaan Fisik)
Hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernapasan, TB, BB) dan keluhan fisik
yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Pada umunya klien bisa menerima anggota tubuh yang dimiliki.
2) Identitas diri
Pada umumnya klien mengetahui status dan posisi klien sebelum dirawat.
3) Peran
Biasanya klien tidak mampu melaksanakan perannya sebagaimana mestinya,
baik peran dalam keluarga ataupun dalam kehidupan masyarakat.
4) Ideal diri
Pada umunya klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari penyakitnya,
dan kembali hidup normal seperti sebelum klien sakit.
5) Harga diri
Biasanya klien mengalami harga diri rendah berhubungan dengan kegagalan
yang terjadi dimasa lampau dan klien merasa tidak dihargai oleh orang lain.
c. Hubungan Sosial
Biasanya klien tidak suka bersosial dengan orang lain, karena pada pasien yang
mengalami defisit perawatn diri suka menyendiri.
d. Kehidupan Spiritual
Individu dengan defisit perawatan diri cenderung bermalas-malasan sehingga
individu tidak menyadari keberadaan dan kehilangan kontrol hidupnya. Akibatnya
individu terputus dengan sesama atau dengan tuhan sebagai sumber kehidupan,
harapan dan kepercayaan. Dampaknya adalah spritual terganggu.
e. Status mental
1) Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak-acakan, kancing baju tidak
tepat, dan baju tidak pernah diganti.
2) Pembicaraan
Pembicaraan yang ditemukan pada klien yaitu pembicaraan yang berbelit-belit.
3) Aktivitas Motorik (Psikomotorik)
Klien mengalami tegang, gelisah dan agitasi.
4) Afek dan Emosi
Labil yaitu emosi yang cepat berubah-ubah.
5) Interaksi selama wawancara
Biasanya klien menunjukkan kurang kontak mata dan kadang-kadang menolak
bicara dengan orang lain.
6) Persepsi sensori
Biasanya gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran, klien biasanya
mendengar suara-suara yang mengancam,sehingga klien cenderung
menyendiri, pandangan kosong, kadang-kadang bicara sendiri, sering
menyendiri dan melamun.
7) Proses Pikir
Proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan menggunakan proses
pikir.
8) Tingkat Kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang.
9) Memory (Daya Ingat)
Daya ingat pasien biasanya baik.
10) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tidak ada gangguan pada tingkat konsentrasi dan berhitung pasien.
11) Kemampuan penilaian/Mengambil Keputusan
Pasien biasanya dapat mengambil keputusan sendiri.
12) Daya Tilik Diri
Biasanya, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh bantuan agar
dirinya sembuh.
B. Analisa Data

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Defisit keperawatan diri Subjektif
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi
karena airnya dingin, atau di RS tidak
tersedia alat mandi.
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
c. Klien mengatakan ingin disuapi makan.
d. Klien mengatakan jarang membersihkan
alat kelaminnya setelah BAK/BAB.
Objektif
a. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berpakaian/berhias
ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak
berdandan (wanita)
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri
ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara
mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.

C. Masalah/Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
D. Recana Keperawatan (Nursing Care Plan) sesuai SAK Keperawatan Jiwa

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Melakukan pasien dapat menjelaskan - Identifikasi kebersihan diri,
kebersihan diri pentingnya : berdandan, makan, dan BAB/BAK
secara mandiri - Kebersihan diri - Jelaskan pentingnya kebersihan
- Melakukan - Berdandan / berhias diri
berhias / - Makan - Jelaskan alat dan cara kebersihan
berdandan - BAB / BAK Dan diri
secara baik mampu melakukan - Masukkan dalam jadwal kegiatan
- Melakukan cara merawat diri pasien
SP 2
makan dengan
- Evaluasi SP1
baik
- Jelaskan pentingnya berdandan
1. Melakukan
- Latih cara berdandan
BAB / BAK
- Untuk pasien laki-laki meliputi
secara mandiri
cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
- Untuk pasien perempuan
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan SP1 dan 2
- Jelaskan cara dan alat makan yang
benar
- Jelaskan cara mempersiapkan
makan
- Jelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang
lalu (SP1,2&3)
- Latih cara BAB & BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
- Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB/ BAK
Keluarga Setelah ….x pertemuan SP 1
mampu : keluarga mampu - Identifikasi masalah keluarga
Merawat anggota meneruskan melatih dalam merawat pasien dengan
keluarga yang pasien dan mendukung masalah kebersihan diri,
mengalami agar kemampuan pasien berdandan, makan, BAB/BAK
masalah kurang dalam perawatan dirinya - Jelaskan defisit perawatan diri
perawatan diri meningkat - Jelaskan cara merawat kebersihan
diri, berdandan, makan,
BAB/BAK
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga /
jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung
ke pasien, kebersihan diri dan
berdandan
- RTL keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung
ke pasien cara makan
- RTL keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL Keluarga :
- Follow Up
- Rujukan
Daftar Pustaka

Ringgi, Rhanty. 2018. Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri. Diakses pada tanggal
22 Desember 2020 dari https://www.scribd.com/document/401867029/LAPORAN-
PENDAHULUAN-defisit-perawatan-diri-docx.

Shinzu, Bekti. 2016. Defisit Perawatan Diri. Diakses pada tanggal 22 Desember 2020 dari
https://www.academia.edu/35135428/Defisit_Perawatan_Diri_LP_SP.

Marpaung, Sinta. Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri. Diakses pada tanggal 22
Desember 2020 dari
https://www.academia.edu/37004528/LAPORAN_PENDAHULUAN_DEFISIT_PERAWAT
AN_DIRI_docx.

Anda mungkin juga menyukai