KATA PENGANTAR……………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………….
B. Tujuan Penulisan………………………………………………..
C. Manfaat Penulisan………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………….…………..
B. Saran…………………………………………………………….
LAMPIRAN………………………………………….…………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena be
TAHUN” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga makala
h ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyampai
kan rasa terima kasih kepada semua pihak dan rekan yang telah membantu dan me
mberikan saran untuk kelancaran penyelesaian makalah ini yang tidak dapat diseb
ang dapat memberikan manfaat bagi diri kami sendiri dan pihak lain yang menggu
nakan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang paling penting.
Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu
aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh
kembang anak juga harus dilihat dari berbagai aspek, seperti faktor keturunan,
kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya
pendidikan keluarga dan agama. Dalam hal ini perhatian orang tua lebih
difokuskan pada pertumbuhan secara fisik dan Stimulasi psikososial di sini sangat
berperan dalam pembentukan perkembangan anak. Stimulasi psikososial
merupakan perkembangan anak yang ditinjau dari aspek psikososial, bahwa pada
masa ini anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial
(Hidayat, 2005:29).
Kebutuhan stimulasi (asah) ini sangat membantu dalam proses
pembelajaran dan pencapaian dalam pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal. Stimulasi ini dapat berupa latihan atau bermain. Pembentukan kecerdasan
ini harus ada interaksi dengan lingkungan sejak dini (Hidayat, 2011:51).
Kecerdasan terbentuk dari interaksi antara faktor internal dengan
lingkungan. Faktor lingkungan termasuk di dalamnya lingkungan dalam
keluargan dan luar keluarga (Candriyani, 2009:14-19). Tumbuh kembang pada
anak tak lepas dari peran serta orangtua. Tingkat pendidikan dan sosial orangtua
yang relatif rendah dapat mempengaruhi tumbuh kembang pada anak karena
mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami
masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para
orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai pengertian yang sama (Nursalam,at.al, 2005:31).
Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peran ibu dan ekologi anak
yaitu peran ibu sebagai para genetik faktor yang mempengaruhi terhadap
pertumbuhan dan psikologis terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan
kepribadian melalui ibu, sehingga ibu dapat memberikan stimulasi perkembangan
kognitif dengan cara anak diperlukan interaksi dengan lingkungannya antara lain
dengan bergerak, melihat, memegang, mendengar, mencium, melakukan sesuatu
dan melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya. Hal ini terkait dengan
tempat pertama anak belajar beradaptasi dengan lingkungan yaitu keluarga. Agar
anak dapat tumbuh kembang dengan optimal, di perlukan lingkungan yang
kondusif (Candriyani, 2009:14-15).
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui stimulasi motorik dengan perkembangan fisik pada ana
k usia 3-5 tahun
C. Manfaat Penulisan
Melengkapi pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya stimulasi moto
rik. Secara praktis penelitian tentang stimulasi motorik dengan perkembangan
anak ini mampu meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi
untuk perkembangan anaknya agar lebih maksimal. Ibu lebih mengerti dan
memahami tentang kebutuhan motorik pada anak usia 2-6 tahun itu sangat di
perlukan untuk membentuk perkembangan yang optimal pada anaknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Fisik
Berdasarkan hasil menunjukan bahwa sebagian besar balita mempunyai ka
tegori perkembangan fisik normal yaitu sebanyak 38 balita (66.7%) dan balita yan
g memiliki perkembangan fisik yang Abnormal sebanyak 19 balita (33.33%). Kur
nia 2016 mengatakan bahwaperkembangan motorik anak sangat tergantung pada s
eberapa banyak stimulasi dan dorongan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena
otot-otot anak baik halus ataupun kasar belum mencapai kematangan.
Dengan latihan-latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendal
ikan gerak ototnya sehingga mencapai kondisi perkembangan yang optimal yang
ditandai dengan mampunya anak menyelesaikan tugas perkembangan sesuai usian
ya. Rizky, 2015 mengatakan bahwa semakin dini stimulasi yang diberikan, maka
perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan
maka pengetahuan anak menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin opti
mal.
Hasil Bivariat
Berdasarkan hasil tabulasi silang menunjukan bahwa sebanyak 20 anak bal
ita (35.1%) yang mempunyai stimulasi motorik buruk, terdapat 11 responden
(19.3%) yang memiliki perkembangan fisik abnormal, dan terdapat 9 responden
(15.8%) yang memiliki perkembangan fisik normal. Terdapat sebanyak 37 anak b
alita (64.9%) yang memiliki stimulasi motorik baik, terdapat 8 anak balita (14.0
%) yang memiliki perkembangan fisik yang abnormal dan sebanyak 29 anak balit
a (50.9%) yang memiliki perkembangan fisik normal. Hasil analisis dengan meng
gunakan uji
Chi-Square memperoleh nilai signifikan = 0.01 atau lebih kecil dari nilai α
0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat Hubungan Stimula
si Motorik dengan Perkembangan Fisik Balita Usia 3-5 Tahun Didesa Paslaten Wi
layah Kerja Puskesmas Remboken, Tahun 2019.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yanga dilakukan oleh Imelda,
2017. dengan judull hubungan stimulasi dengan perkembangan motorik halus pad
a anak usia 48-60 bulan di smart school anduonohu kota kendari tahun 2018 deng
an hasil uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α=0,05 di peroleh nilai
p=0,021 yang berarti bahwa ada hubungan stimulasi dengan perkembangan motor
ik halus. stimulasi di tahap ini masih terdapat stimulasi buruk dan perkembangan
anak yang abnormal di desa Paslaten di wilayah kerja Puskesmas karena masih ba
nyak
orang tua yang kurang memberikan waktu anak untuk mandiri dalam melakukan
aktiftas bermain, ibu juga kurang mengajarkan bersosialisasi dengan lingkungan,
dan kurangnya pemberian nutrisi sehingga anak balita pertumbuhannya abnormal.
Ada juga anak yang stimulasinya baik tapi perkembangannya abnormal karena ses
uai dengan fisik dan kondisi anak tersebut.
Selain gangguan fungsi fisik dan psikomotor, perkembangan abnormal jug
a terdapat gangguan perkembangan berupa cacat mental. Terjadinya cacat mental
disebabkan oleh dua factor, yaitu factor organik dan faktor non organik. Faktor or
ganik berupa faktor prakonsepsi, faktor prenatal, faktor prenatal premature asfiksi,
dan faktor post natal. Sedangkan faktor non organik berupa kemiskinan dan keluar
ga yang tidak harmonis, faktor sosiokultural, interaksi anak dengan pengasuh kura
ng baik, dan lain sebagainya.gangguan fungsi fisik dan psikomotor serta cacat me
ntal, gangguan yang lain yang ditimbulkan akibat perkembangan abnormal, yaitu
gangguan psiko sosial dan perilaku. Dalam gangguan ini dapat menimbulkan Auti
stik, anak sukar didik, anak dengan gangguan belajar, anak nakal/delinkuensi, alie
nasi atau pecandu, dan rehabilitasi cacat. Supratiknya.A. (1995)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak y
ang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik. Perkembangan anak t
erdiri dari perkembangan motorik, perkembangan kognitif, dan perkembangan ba
hasa, dimana perkembangan ini harus dilalui sesuai periode perkembangan atau se
suai umur anak.
Masalah yang di timbulkan oleh keterlambatan perkembangan salah satun
ya balita akan bermasalah dalam hubungan sosial awal dengan teman sebayanya,
yang menyebabkan balita merasa kesepian dan tidak mempunyai kesempatan untu
k berperilaku sesuai dengan teman sebayanya.
Perkembangan selanjutnya setelah bertambah usia akan mempengaruhi ke
cerdasan emosi, kecerdasan mental anak dan kemungkinan jangka panjang anak s
ecara kecerdasan IQ bagus namun kecerdasan EQ terlambat (Suhartini, 2011).
Sutrisno (2014), pada umumnya anak memiliki pertumbuhan dan perkemb
angan yang normal dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempen
garuhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor-faktor tersebut meliputi gene
tic, lingkungan, mekanisme, toksin/zat kimia, gizi, hubungan anak dengan keluarg
a, stimulasi, dan APE (Alat Permainan Edukatif).
B. Saran
Bagi Pelayanan Keperawatan
Petugas pelayanan keperawatan perlu mengembangkan upaya pendidikan kesehat
an tentang stimulasi dini motorik melalui promosi kesehatan, khususnya bagi ibu
yang memiliki anak usia 2-6 tahun.
Bagi Responden Penelitian
Sebaiknya ibu yang memiliki bayi atau balita memberikan stimulasi motorik pada
anaknya secara terus-menerus.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dilakukan penelitian lainnya, seperti:
a. Perbedaan pemberian stimulasi motorik bagi ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak.
Lampiran
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/24470/24148
file:///C:/Users/DR%20Komp/Downloads/24470-50081-1-SM.pdf