1. Al Quran
• firman Allah ‘Azza wa Jalla,
ْر ُت َذ ِلكَ ِفى َح َاج ٍة َف َأ ْج َن ْب ُت َ ،ف َل ْم َأ ِج ِد ا ْل َم َاء َ ،ف َت َم ْرَّغ ُت ِفى الص َِّع ِيد َك َما َت َم ُرَّغ ال
صلىدَّابَّ ُةهللا َ ،ف َذكَ
عليه –وسلم – َب َع َث ِنى َر ُس ُول هَّللا ِ
َف َض َر َب ِب َك ِّف ِه َض ْر َب ًة َع َلى َاأل ْر ِض ُث َّم َن َف َض َها ُ ،ث َّم َم َس َح ِب َها ِ » .إن ََّما َك َان َي ْك ِف َيك َأ ْن َت ْص َن َع َه َك
صلى َذاهللا« َف َق َ
عليهال –وسلم – ِللنَّ ِب ِّى
َم َس َح ِب ِه َما َو ْج َه ُه َظ ْه َر َك ِّف ِه ِب ِش َما ِل ِه َ ،أ ْو َظ ْه َر ِش َما ِل ِه ِب َك ِّف ِه ُ ،ث َّم
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam
mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku
mengalami junub dan aku tidak menemukan air.
Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana
layaknya hewan yang berguling-guling di tanah.
Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau
mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau
melakukannya seperti ini”. Seraya beliau
memukulkan telapak tangannya ke permukaan
bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian
beliau mengusap punggung telapak tangan
(kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap
punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan
kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya
dengan kedua tangannya.[16]
• Dan dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori,
ِ َو َم َس َح َو ْجهَهُ َو َكفَّ ْي ِه َو
• ًاح َدة
• “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua
telapak tangannya dengan sekali usapan”.
Tata Cara Tayamum
َف َت َي َمَّما َص ِع ًيدا َط ِّي ًبا َ ،ف َصلَّ َيا ُ ،ثمَّ َو َج َدا ا ْل َم َاء ِفي – َو َل ْي َس َم َع ُه َما َم ٌاء – َخ َر َج َر ُجاَل ِن ِفي َس َف ٍر َ ،ف َح َض َر ْت َّ
الصاَل ُة
ُ ،ثمَّ َأ َت َيا َر ُس َول هَّللا ِ َصلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسل ََّم َف َذ َك َرا َذ ِل َك َل ُه ،ا ْل َو ْق ِت َ ،ف َأ َع َاد َأ َح ُد ُه َما َّ
الصاَل َة َوا ْل ُو ُض َوء َ ،و َل ْم ُي ِعدْ اآْل َخ ُر
َف َق َال ِلل َِّذي َل ْم ُي ِعدْ َ :أ َص ْبت ُّالسن ََّة َو َأ ْج َز َأ ْتك َصاَل ُتك َو َق َال ِلآْل َخ ِر َ :لك اأْل َ ْج ُر َم َّر َت ْي ِن
• Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah
waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka.
Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan
bumi yang suci lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya
menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu
yang dibolehkan shalat yang telah mereka kerjakan tadi.
Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan
mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak
mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam dan menceritakan yang
mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam
mengatakan kepada orang yang tidak mengulang
shalatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan
sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala
shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang mengulangi
shalatnya, “Untukmu dua pahala[20]”[21].
hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu
‘anhu,
˵Ϫ˴Ηή˴ ˶˵ϴϟ˸ϭ˴ ဃ
˴θ ˴Α˵Ϫδ͉ Ϥ ˴͉ ϖ ˸˴ϓ˯˴ Ύ
˶ ͉Θ˴ϴϠ ˴ϟ˸˴ΪΟ
Ϥ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ
˴ ϭ˴ .Ϧϴ ˴ϟ˸˸ΪΠ
˴ ˶Ϩγ˶ ή˴θ˸ ϋ˴ ˯˴Ύ
Ϥ ˸˴ϟϥ˸ ˶·ϭ˴ ˬ Ϣ
˶˴ϳ Ϣ ˶Ϡ ˵ϟ˸˯˵ Ϯο˵ ϭ˵ ˵Ϊϴό˶μ͉ ϟ
˶δ˸ Ϥ
“Seluruh permukaan bumi (tayammum)
merupakan wudhu bagi seluruh muslim
jika ia tidak menemukan air selama
sepuluh tahun (kiasan bukan pembatasan
angka)[22], apabila ia telah
menemukannya hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah dan menggunakannya
sebagai alat untuk besuci”.[23]
References
• [1] Lihat Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ oleh Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah hal. 231/I,
terbitan Al Kitabul ‘Alimiy, Beirut, Lebanon.
• [2] Kami ringkas dengan penyesuaian redaksi dari Lisanul ‘Arob
oleh Muhammad Al Mishriy rohimahullah hal. 251/III, terbitan
Darush Shodir, Beirut, Lebanon.
• [3] Sebagaimana dikatakan oleh An Nawawi Asy
Syafi’i rohimahullah. [Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim
oleh An Nawawi rohimahullah hal. 279/IV cetakan Darul
Ma’rifah, Beirut dengan tahqiq dari Syaikh Kholil Ma’mun
Syihaa].
• [4] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom oleh Syaikh
Abdullah Alu Bassaam rohimahullah hal. 412/I terbitan
Maktabah Asaadiy, Mekkah, KSA.
• [5] HR. Muslim no. 522.
• [6] HR. Ahmad no. 22190, dinyatakan shohih lighoirihi
oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq beliau
untuk Musnad Imam Ahmad, terbitan Muasa’sah
Qurthubah, Kairo, Mesir.
• [8] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil
Maroom oleh Al ‘Amir Ash Shon’ani rohimahullah hal.
354/I dengan tahqiq dari Syaikh Muhammad Shubhi
Hasan Halaaq cetakan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
• [9] Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim hal. 280/IV.
• [10] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil
Maroom hal. 351-352/I.
• [11] Lihat Ats Tsamrul Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal
Kitaab oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al
Albani rohimahullah hal. 31/I cetakan Ghiroos, Kuwait.
• [12] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom hal.
414/I.
WUDHU
Definisi Thaharah
ُ ل َط َه
Kata thaharah berasal dari bahasa Arab ار َا yang secara bahasa artinya
kebersihan atau bersuci.
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah menyucikan badan,pakaian, dan
tempat dari hadas dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat
Islam.
Menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu
yang diminta -bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu
yang diminta bersucinya dengan mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan
tempat ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.
Pengertian Wudhu
• Ibnu Syihab berkata, “Para ulama kami berkata, “Wudhu ini merupakan
wudhu paling sempurna yang dilakukan seseorang ketika hendak shalat.”
(HR. Bukhari, Muslim (ini adalah lafaznya), Abu Dawud dan Nasa’i)
Syarat Sah Wudhu
1. Niat
2. Membaca Basmallah
3. Muwaalaah (tidak memutuskan
dengan perbuatan lain).
Fardhu Wudhu