Anda di halaman 1dari 37

TAYAMUM

Asep Badrujamaludin, MN.,RN


TAYAMUM

Tayammum secara bahasa diartikan sebagai Al


ْ َ‫ ) الق‬yang berarti maksud
Qosdu (‫ص ُد‬

istilah dalam syari’at adalah sebuah peribadatan


kepada Allah berupa mengusap wajah dan kedua
tangan dengan menggunakan sho’id yang bersih
(Utsaimin, Syarhul Mumti’ ala Zaadil
Mustaqni’)
• Sho’id adalah seluruh permukaan bumi yang
dapat digunakan untuk bertayammum baik
yang terdapat tanah di atasnya ataupun tidak
[2].
Dalil Disyari’atkannya Tayammum

1. Al Quran
• firman Allah ‘Azza wa Jalla,

“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan


atau kembali dari tempat buang air
atau berhubungan badan dengan perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan permukaan bumi yang
baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu”. (QS. Al Maidah [5] : 6).
2. As SUNNAH
• sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi was
sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul
Yaman rodhiyallahu ‘anhu,
• « ‫ُورا إِ َذا لَ ْم نَ ِج ِد ا ْل َما َء‬
ً ‫» َوج ُِعلَ ْتتُ رْ بَتُهَ ا لَ نَا طَه‬
• “Dijadikan bagi kami (ummat Nabi
Muhammad shollallahu ‘alaihi was sallam )
permukaan bumi sebagai thohur/sesuatu yang
digunakan untuk besuci[4] (tayammum) jika
kami tidak menjumpai air”.[5]
MEDIA

Media yang dapat digunakan untuk


bertayammum adalah seluruh permukaan bumi
yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan,
tanah yang berair, lembab ataupun kering
• hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari
sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu
‘anhu di atas dan secara khusus,
ِ ‫لِى َوألُ َّمتِى َمس‬ ‫ ُكلُّهَا‬  ُ‫ت األَرْ ض‬
• ً‫ْجداً َوطَهُورا‬ ِ َ‫ج ُِعل‬
• “Dijadikan (permukaan, pent.)
bumi seluruhnya bagiku (Nabi shollallahu
‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai
tempat untuk sujud dan sesuatu yang
digunakan untuk bersuci”.[6]
Keadaan Penyebab

 Jika tidak ada air baik dalam keadaan


safar/dalam perjalanan ataupun tidak[15].
 Terdapat air (dalam jumlah terbatas pent.)
bersamaan dengan adanya kebutuhan lain yang
memerlukan air tersebut semisal untuk minum
dan memasak.
o Adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan
membahayakan badan atau semakin lama sembuh
dari sakit.
o Ketidakmapuan menggunakan air untuk berwudhu
dikarenakan sakit dan tidak mampu bergerak untuk
mengambil air wudhu dan tidak adanya orang
yang mampu membantu untuk berwudhu
bersamaan dengan kekhawatiran habisnya waktu
sholat.
o Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan
tidak adanya yang dapat menghangatkan air
tersebut.
‫‪TATA CARA‬‬
‫‪TAYAMUM‬‬

‫‪hadits ‘Ammar bin Yasir rodhiyallahu ‘anhu,‬‬

‫ْر ُت َذ ِلكَ ِفى َح َاج ٍة َف َأ ْج َن ْب ُت ‪َ ،‬ف َل ْم َأ ِج ِد ا ْل َم َاء ‪َ ،‬ف َت َم ْرَّغ ُت ِفى الص َِّع ِيد َك َما َت َم ُرَّغ ال‬
‫صلىدَّابَّ ُةهللا ‪َ ،‬ف َذكَ‬
‫عليه –وسلم – َب َع َث ِنى َر ُس ُول هَّللا ِ‬
‫َف َض َر َب ِب َك ِّف ِه َض ْر َب ًة َع َلى َاأل ْر ِض ُث َّم َن َف َض َها ‪ُ ،‬ث َّم َم َس َح ِب َها ‪ِ » .‬إن ََّما َك َان َي ْك ِف َيك َأ ْن َت ْص َن َع َه َك‬
‫صلى َذاهللا« َف َق َ‬
‫عليهال –وسلم – ِللنَّ ِب ِّى‬
‫َم َس َح ِب ِه َما َو ْج َه ُه َظ ْه َر َك ِّف ِه ِب ِش َما ِل ِه ‪َ ،‬أ ْو َظ ْه َر ِش َما ِل ِه ِب َك ِّف ِه ‪ُ ،‬ث َّم‬
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam
mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku
mengalami junub dan aku tidak menemukan air.
Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana
layaknya hewan yang berguling-guling di tanah.
Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau
mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau
melakukannya seperti ini”. Seraya beliau
memukulkan telapak tangannya ke permukaan
bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian
beliau mengusap punggung telapak tangan
(kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap
punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan
kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya
dengan kedua tangannya.[16]
• Dan dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori,
ِ ‫َو َم َس َح َو ْجهَهُ َو َكفَّ ْي ِه َو‬
• ً‫اح َدة‬
• “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua
telapak tangannya dengan sekali usapan”.
Tata Cara Tayamum

 Memukulkan kedua telapak tangan ke


permukaan bumi dengan sekali
pukulan kemudian meniupnya.
 Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak
tangan.
 Kemudian menyapu punggung telapak tangan kanan
dengan tangan kiri dan sebaliknya.

 Semua usapan baik ketika mengusap telapak


tangan dan wajah dilakukan sekali usapan saja.
 Bagian tangan yang diusap adalah
bagian telapak tangan sampai pergelangan
tangansaja atau dengan kata lain tidak sampai
siku seperti pada saat wudhu[17].
 Tayammum dapat menghilangkan hadats besar
semisal janabah, demikian juga untuk hadats
kecil.
 Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum.
Pembatal Tayamum

Pembatal tayammum sebagaimana pembatal


wudhu
Demikian juga tayammum tidak dibolehkan lagi
apa bila telah ditemukan air bagi orang yang
bertayammum karena ketidakadaan air dan telah
adanya kemampuan menggunakan air atau tidak
sakit lagi  bagi orang yang bertayammum karena
ketidakmampuan menggunakan air[18]
‫‪hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Abu Sa’id Al‬‬
‫‪Khudri radhiyallahu ‘anhu,‬‬

‫َف َت َي َمَّما َص ِع ًيدا َط ِّي ًبا ‪َ ،‬ف َصلَّ َيا ‪ُ ،‬ثمَّ َو َج َدا ا ْل َم َاء ِفي – َو َل ْي َس َم َع ُه َما َم ٌاء – َخ َر َج َر ُجاَل ِن ِفي َس َف ٍر ‪َ ،‬ف َح َض َر ْت َّ‬
‫الصاَل ُة‬
‫‪ُ ،‬ثمَّ َأ َت َيا َر ُس َول هَّللا ِ َصلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسل ََّم َف َذ َك َرا َذ ِل َك َل ُه ‪ ،‬ا ْل َو ْق ِت ‪َ ،‬ف َأ َع َاد َأ َح ُد ُه َما َّ‬
‫الصاَل َة َوا ْل ُو ُض َوء ‪َ ،‬و َل ْم ُي ِعدْ اآْل َخ ُر‬
‫َف َق َال ِلل َِّذي َل ْم ُي ِعدْ ‪َ :‬أ َص ْبت ُّالسن ََّة َو َأ ْج َز َأ ْتك َصاَل ُتك َو َق َال ِلآْل َخ ِر ‪َ :‬لك اأْل َ ْج ُر َم َّر َت ْي ِن‬
• Dua orang lelaki keluar untuk safar. Kemudian tibalah
waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka.
Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan
bumi yang suci lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya
menemukan air sedangkan saat itu masih dalam waktu
yang dibolehkan shalat yang telah mereka kerjakan tadi.
Lalu salah seorang dari mereka berwudhu dan
mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak
mengulangi shalatnya. Keduanya lalu menemui Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam dan menceritakan yang
mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi was sallam
mengatakan kepada orang yang tidak mengulang
shalatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan
sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala
shalatmu”. Beliau mengatakan kepada yang mengulangi
shalatnya,  “Untukmu dua pahala[20]”[21].
hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu
‘anhu,

˵Ϫ˴Ηή˴ ˶˵ϴϟ˸ϭ˴ ဃ
˴θ ˴Α˵Ϫδ͉ Ϥ ˴͉ ϖ ˸˴ϓ˯˴ Ύ
˶ ͉Θ˴ϴϠ ˴ϟ˸΍˴ΪΟ
Ϥ ˴Ϋ˶Έ˴ϓ
˴ ϭ˴ ΍ .Ϧϴ ˴ϟ˸΍˸ΪΠ
˴ ˶Ϩγ˶ ή˴θ˸ ϋ˴ ˯˴Ύ
Ϥ ˸˴ϟϥ˸ ˶·ϭ˴ ˬ Ϣ
˶˴ϳ Ϣ ˶Ϡ ˵ϟ˸΍˯˵ Ϯο˵ ϭ˵ ˵Ϊϴό˶μ͉ ϟ΍
˶δ˸ Ϥ
“Seluruh permukaan bumi (tayammum)
merupakan wudhu bagi seluruh muslim
jika ia tidak menemukan air selama
sepuluh tahun (kiasan bukan pembatasan
angka)[22], apabila ia telah
menemukannya hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah dan menggunakannya
sebagai alat untuk besuci”.[23]
References
• [1] Lihat Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ oleh Syaikh
Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah hal. 231/I,
terbitan Al Kitabul ‘Alimiy, Beirut, Lebanon.
• [2] Kami ringkas dengan penyesuaian redaksi dari Lisanul ‘Arob
oleh Muhammad Al Mishriy rohimahullah hal. 251/III, terbitan
Darush Shodir, Beirut, Lebanon.
• [3] Sebagaimana dikatakan oleh An Nawawi Asy
Syafi’i rohimahullah. [Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim
oleh An Nawawi rohimahullah hal. 279/IV cetakan Darul
Ma’rifah, Beirut dengan tahqiq dari Syaikh Kholil Ma’mun
Syihaa].
• [4] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom oleh Syaikh
Abdullah Alu Bassaam rohimahullah hal. 412/I terbitan
Maktabah Asaadiy, Mekkah, KSA.
• [5] HR. Muslim no. 522.
• [6] HR. Ahmad no. 22190, dinyatakan shohih lighoirihi
oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq beliau
untuk Musnad Imam Ahmad, terbitan Muasa’sah
Qurthubah, Kairo, Mesir.
• [8] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil
Maroom oleh Al ‘Amir Ash Shon’ani rohimahullah hal.
354/I dengan tahqiq dari Syaikh Muhammad Shubhi
Hasan Halaaq cetakan Dar Ibnul Jauziy, Riyadh, KSA.
• [9] Lihat Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim hal. 280/IV.
• [10] Lihat Subulus Salaam Al Mausulatu ilaa Bulughil
Maroom hal. 351-352/I.
• [11] Lihat Ats Tsamrul Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal
Kitaab oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al
Albani rohimahullah hal. 31/I cetakan Ghiroos, Kuwait.
• [12] Lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maroom hal.
414/I.
WUDHU

Definisi Thaharah
ُ ‫ل َط َه‬
Kata thaharah berasal dari bahasa Arab ‫ار‬ َ‫ا‬ yang secara bahasa artinya
kebersihan atau bersuci.
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah menyucikan badan,pakaian, dan
tempat dari hadas dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat
Islam.
Menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu
yang diminta -bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu
yang diminta bersucinya dengan mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan
tempat ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.
Pengertian Wudhu

Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan


menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada
anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan
niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah
satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan
berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah).
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mengabarkan
kepada kita bahwa beliau akan mengenali ummatnya di
Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh
mereka, karena pengaruh wudhu’ mereka ketika di dunia.
 
ُ ‫تَ ْبلُ ُغ ا ْل ِح ْليَةُ ِمنْ ا ْل ُم ْؤ ِم ِن َح ْي‬
ُ ‫ث يَ ْبلُ ُغ ا ْل َو‬
‫ضو ُء‬
“Perhiasan (cahaya) seorang mukmin akan mencapai tempat
yang dicapai oleh wudhu’nya”.[Muslim dalam Ath-
Thoharoh, bab: Tablugh Al-Hilyah haits Yablugh Al-
Wudhu' (585)]
• Dalil disyariatkan wudhu ada dalam
Alquran, As Sunnah dan Ijma’. Dalam
Alquran, di surat Al Maa’idah: 6, sedangkan
dalam As Sunnah adalah sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َ ‫ضأ‬ َ ‫صالَةَ أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا أَ ْح َد‬
َّ ‫ث َحتَّى يَتَ َو‬ َ ُ‫• الَ يَ ْقبَ ُل هللا‬
• “Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara
kamu sampai ia berwudhu.” (HR. Bukhari,
Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Keutamaan Wudhu

Dari Abdullah Ash Shunaabihiy bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Apabila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka
akan keluar dosa-dosa dari mulutnya. Jika ia menghembuskan air dari hidung,
maka akan keluar dosa-dosa dari hidungnya. Ketika ia membasuh mukanya, maka
akan keluar dosa-dosa dari mukanya sampai keluar dari pinggir kelopak mata.
Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka akan keluar dosa-dosanya dari kedua
tangannya sampai keluar dari bawah kuku tangannya. Ketika ia mengusap kepala,
maka akan keluar dosa-dosa dari atas kepalanya sampai keluar dari kedua
telinganya. Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka akan keluar dosa-dosanya
dari kedua kakinya sampai keluar dari bawah kuku kakinya. Kemudian dengan
berjalannya menuju masjid dan shalat yang dilakukannya sebagai tambahan
untuknya.” (HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim)
• Dan dari Abu Huirairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan perbuatan
yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa dan
meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab: “Ya, mau
wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyempurnakan
wudhu saat keadaan tidak menyenangkan, banyak
melangkahkan kaki menuju masjid dan menunggu shalat
yang berikutnya setelah melaksanakan suatu shalat; itulah
Ar Ribaath.” (HR. Malik, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i)
• Ribaath artinya menjaga perbatasan dari serangan musuh
dan berjihad fii sabiilillah, yakni bahwa senantiasa menjaga
kesucian dan menekuni ibadah seperti jihad fii sabiilillah.
Tata Cara Wudhu
• Dari Humran Maula (budak yang dimerdekakan) Utsman, bahwa Utsman
bin Affan radhiyallahu ‘anhu pernah meminta dibawakan air wudhu, ia
pun berwudhu, membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu
berkumur-kumur dan menghembuskan air dari hidung, dan membasuh
mukanya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanan sampai siku tiga
kali, yang kiri juga seperti itu. Kemudian ia mengusap kepalanya, lalu
membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, kaki kiri pun sama
seperti itu. Setelah itu, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, lalu
berdiri shalat dua rak’at dengan khusyu’, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”

• Ibnu Syihab berkata, “Para ulama kami berkata, “Wudhu ini merupakan
wudhu paling sempurna yang dilakukan seseorang ketika hendak shalat.”
(HR. Bukhari, Muslim (ini adalah lafaznya), Abu Dawud dan Nasa’i)
Syarat Sah Wudhu

1. Niat
2. Membaca Basmallah
3. Muwaalaah (tidak memutuskan
dengan perbuatan lain).
Fardhu Wudhu

rukun wudhu, di mana Jika tidak dilakukan, maka dianggap belum


berwudhu. Berikut fardhu wudhu:
1.Membasuh muka sekali, yakni mengalirkan air ke atasnya, karena arti membasuh
adalah mengalirkan air. Batas muka, panjangnya dari atas dahi hingga bawah
janggut dan lebarnya dari syahmah (lentik) telinga yang satu ke telinga yang
satunya lagi.
2.Membasuh kedua tangan sampai sikut, yakni sikut pun harus kena.
3.Mengusap kepala. Mengusap di sini artinya adalah membasahkan kepala.
4.Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, beserta kedua mata kakinya juga dibasuh.

• Dalil no. 1 sampai 4 ada di surat Al Maa’idah: 6


Sunnah-sunnah Wudhu

• Bersiwak, berdasarkan hadis berikut:


ِ ‫ق َعلَى أُ َّمتِى ألَ َمرْ تُهُ ْم بِال ِّس َوا‬
‫ك َم َع ْال ُوض ُْو ِء‬ َّ ‫• لَ ْوالَ أَ ْن أَ ُش‬
• “Jika sekiranya aku tidak memberatkan umatku, niscaya
aku suruh mereka bersiwak setiap kali berwudhu.”
(Shahih, HR. Ahmad)
• Membasuh kedua telapak tangan tiga kali di awal wudhu, . hadis
Humran di atas.
• Menggabung berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung dalam
sekali cidukan dengan satu telapak tangan sebanyak tiga kali,
berdasarkan hadis Abdullah bin zaid radhiyallahu ‘anhu.
Menyela-nyela janggut, berdasarkan
hadis Utsman radhiyallahu ‘anhu
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyela-nyela janggutnya.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, serta ia
menshahihkannya)
Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki,
dalilnya sudah disebutkan pada no. 4.
Dalam hadis Mustawrid bin Syaddad
dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyela-nyela jari
kakinya dengan menggunakan jari
kelingking (HR. Lima orang selain Ahmad).
Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali, karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membasuh dua kali-dua
kali atau sekali-sekali.Mendahulukan bagian kanan.Menggosok-
gosok, hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Zaid bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan air yang
hanya 2/3 mud, lalu Beliau menggosok-gosok tangannya
(shahih, HR. Ibnu Khuzaimah).Mengusap kedua telinga, namun
di antara ulama ada yang memasukkan “mengusap dua telinga”
ke dalam fardhu wudhu dengan alasan, karena kedua telinga
bagian dari kepala yang wajib dibasuh.
Tata Cara Wudhu Orang Sakit _ Cara Wudhu Orang Sakit yang Benar Sesuai Sunnah (Lengkap).mp4
Fiqhus Sunnah, Al Wajiz, Min
mukhalafatil wudhu (Abdullah Zuqail)
dll.

Anda mungkin juga menyukai