Oleh
KELOMPOK 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan
suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang
nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai
keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku.
Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami model konseptual
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
Metode penyusunan makalah ini menggunakan metode deskriftif untuk menyelesaikan makalah ini
yaitu dengan mencari sumber-sumber buku yang ada dan literature yang lain.
BAB II
Tinjauan Teoritis
menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma
( christensen.2009, hal 123 ). Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek,
benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,
pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan
yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.
( christensen.2009, hal 29 )
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan
menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang
terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Konsep keperawatan terus dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.
keperawatan.
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan
perilaku paien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American nurses’ association mendefinisikan
keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori
perilaku manusia sebaai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya ( Stuart. 2007,
hal. 2 ).
B. Model Perilaku
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul jika hubungan antara stimulus dan
respons tidak terkondisikan dengan baik oleh seorang individu sehingga menimbulkan kecemasan yang
selanjutnya dapat menyebabkan gangguan jiwa. Behaviorism sebagai ilmu psikologi timbul dari rcaksi
terhadap model introspeksi yang berfokus pada isi dan opcrasi pikiran. Behaviorismadalah ilmu psikologi
yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan apa yang dapat dilakukan individu secara eksternal
untuk mengubah perilaku. Ilmu ini tidtak berupaya menjelaskan cara kerja pikiran (videbeck.2008 hal
66).
Para ahli behaviorismyakin bahwa perilaku dapat diubah oleh sisteni pujian dan hukuman. Untuk
individu dewasa, menerima gaji secara teratur merupakan umpan balik positif yang konstan. Gaji
merupakan umpan balik positif yang kontinu dan merupakan salah satu alasan individu terus bekerja
setiap hari dan berupaya melaksanakan tugas de- ngan baik. Gaji ini membantu memotivasi perilaku
positif di tempat kerja. Apabila seseorang tidak menerima gaji, ia kemungkinan besar berhenti
Apabila seorang pengendara motor terus- menerus mengebut (perilaku negatif dan tidak pernah
tertangkap, ia cenderung terus mengebut. Apabila pengendara tersebut ditilang (umpan balik negatiO, ia
cenderung mengurangi kecepatan motor- nya. Akan tetapi, jika pengendara tersebut tidak ditangkap
karena mengebut selama empat minggu berikutnya (umpan balik negatif dihilangkan), ia cenderung
peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). ( videbeck, 2008 hal 66 )
a Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
b Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya
tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang
kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau
selecting and connecting lerning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori
belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori
asosiasi. Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti
a Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu
perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan
b Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu tingkah laku diulang/dilatih
c Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya
Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai berikut ( videbeck. 2008 hal 67 ):
a Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response). Hukum ini mengatakan bahwa pada individu
diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum
b Hukum Sikap (Set/Attitude). Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya
ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam
dalam proses belajar memberikan respon hanya pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya
d Hukum Respon by Analogy. Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat melakukan respon pada
situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang
belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau
perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama/identik,
e Hukum perpindahan asosiasi (Associative Shifting). Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan
dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara tertahap dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.
a Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan, saja tidak cukup untuk memperkuat
hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu
diperlemah.
b Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat positif untuk perubahan
c Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi adanya saling sesuai
lain.
Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, di mana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan
stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Urutan kejadian
a US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak dikondisikan yaitu
stimulus yang langsung menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang anjing untuk
bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya US, yaitu air liur anjing keluar karen anjing
melihat daging.
c CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat langsung
menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan US secara terus-
menerus agar menimbulkan respon. Misalnya bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air
d CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan hadirnya CS,
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasan dapat diketahui bahwa
daging yang menjadi stimulus alami (UCS = Unconditional Stimulus = Stimulus yang tidak
dikondisikan) dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan (CS
= Conditional Stimulus = Stimulus yang dikondisikan). Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur
anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa
ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya (cheney. 2004, hal 11 ).
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat. ( Rantus.
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operasn
(penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas Skinner membuat
eksperiment sebagai berikut: dalam laboratorium. Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam
kotak yang disebut”Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat
pembeli makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama
tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.
Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si
pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan
penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. ( Rantus. 2011, hal 201 )
Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dan lain-lain),
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujuim bertepuk tangan, mengacungkan jempol),
atau penghargaan (nilai A, juara 1 dan sebagainya). ( Rantus. 2011, hal 201 )
Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda / tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut,
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain: ( Rantus. 2011, hal 202 )
a Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi
penguat.
e Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk ini lingkungan perlu diubah, untuk
f Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori, Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah
satu cara untuk mendiskripsikan siswa menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan
sendiri konsekuensi dari perbuatannya misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan
akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verba maupun fisik seperti : kata-kata kasar, ejekan, cubitan,
jeweran justru berakibat buruk pada siswa. ( Rantus. 2011, hal 202 )
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi di dalam situasi pendidikan seperti
penggunaan rangking juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran.
Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampun yang diperlihatkan sehingga dalam
satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa; misalnya:
penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari, atau olahraga. ( Rantus. 2011, hal
200 )
C. Aplikasi Model Perilaku
Perilaku dipelajari. Penyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak
diinginkan. Karena perilaku dapat dipelajari, maka perilaku juga tidak dipelajari. Perilaku menyimpang
terjadi berulang karena berguna untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku yang lain dapat
2. Indikasi model Perilaku
Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan
frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif,
gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif),
gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku tidak berguna pada
3. Proses terapeutik
Terapi merupakan proses pendidikan. Penyimpangan perilaku tidak dihargai. Perilaku yang lebih
produktif dikuatkan. Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan perilaku.
Pasien. Mempraktekan teknik perilaku yang digunakan. Mengerjakan pekerjaan rumah dan penggalakan
Terapis. Mengajar pasien tentang pendekatan perilaku, membantu mengembangkan hierarki perilaku, dan
KASUS
A. Kasus
Klien bernama surya dengan umur 18 tahun. Mahasiswa yang nakal, susah ditegur dan sering
mendapatkan masalah disekolah. akibatnya masalah sekolahnya terganggu, karena tugas – tugas kuliah
tidak pernah dikerjakan. masalah yang paling utama adalah dia sering tidak masuk kuliah karena tidak
mau mengikuti ujian, pada saat dikelas dia selalu diam dan suka melawan dosen serta mengganggu
teman.
B. Analisa Masalah
Pada saat ditanya kepada klien, rupanya klien kecewa kepada salah satu dosen yang sepertinya tidak
menyukainya selain itu klien memiliki masalah keluarga dikarenakan orang tua klien yang tidak pernah
perduli dengan masalah klien. Tapi setelah melihat akibat dari apa yang telah dilakukannya seperti
1. Thorndike
Pertama kita akan menggunakan hukum kesiapan yaitu dengan cara melihat apakah individu tersebut
siap berubah, dan setelah itu menggunakan hukum latihan yaitu hukum yang melatih perilaku yang
baik agar asosiasi semakin kuat setelah dengan menggunakan hukum akibat yaitu apakah hasil dari
latihan tersebut memuaskan atau tidak. Jika memuaskan akan membuat stimulus dan respons yang
semakin kuat.
a Hukum kesiapan
Pertama – tama perawat perlu mengetahui secara mendalam ( inquiry ) bahwa klien benar – benar
ingin berubah. Kemudian barulah kita memberikan tugas berupa hukuman kepada klien untuk
mengerjakan tugas kuliahnya yang telah dia tinggalkan, dan memberikan laporan kepada
perawatnya. setelah kien berhasil mengerjakan hukuman atau tugas dari perawat barulah kita
b Hukum latihan
Yang harus dilakukan perawatdalam tahap ini adalah memberikan sebuah solusi kepada klien
berupa tugas atau hukuman yang diberikan perawat kepada klien tapi dengan latihan yang
berulang – ulang. Perawat memberikan hukuman kepada klien agar klien berpartisipasi dalam
segala kegiatan kuliah dari inroom ( seperti diskusi kelompok, bimbingan belajar, dll ) maupun
c Hukum akibat
Setelah tahap kedua dilewati, kemudian masuklah ketahap yang ketiga. Dalam tahap ini perawat
tidak perlu memberikan tugas atau hukuman kepada klien tetapi perawat perlu mengetahui apa
respons pasien setelah melakukan hukum latihan apakah memuaskan atau tidak memuaskan,
2. Pavlov
Dengan memberikan stimulus yang netral ditambah dengan stimulus yang tidak netral sehingga
Pertama yang harus kita lakukan adalah memberikan suatu solusi kepada klien dengan cara
memberikan sebuah stimulus yang dikondisikan sehingga menghasilkan respon yang terkondisikan.
Dengan cara memberikan pasien sebuah penyelesaian masalah ( stimulus ) sehingga menghasilka
perilaku yang positif ( respons ). Kita memberikan sebuah syarat yang perlu pasien lakukan jika klien
ingin berubah syarat pertama klien harus aktif dalam perkuliahan dan selalu masuk kuliah, kedua
klien harus mulai berkomunikasikan kepada orang tuanya segala keluhan dan apa yang klien
inginkan dari orang tua, syarat ketiga klien harus mematuhi segala peraturan yang terdapat di
kampus, syarat yang ketiga klien harus mengerjakan tugas perkuliahan, syarat keempat klien harus
melaporkan kepada perawat apa yang klien rasakan setiap harinya dengan cara mobile dan/dengan
saksi dari dosen serta orang tua. Kemudian perawat harus melihat respons dari syarat – syarat
tersebut.
3. Skinner
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku
Yang harus dilakukan perawat dalam model ini adalah perawat memberikan penguatan kepada klien.
Dengan cara perawat berkerjasama dengan orangtua agar memberikan sebuah hadiah kepada klien
jika klien berubah. Hadiah dapat berupa benda ataupun perhatian yang lebih jika dia dapat berubah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Perawat dalam menyelesaikan masalah keperawatan jiwa dengan model perilaku yang
harus diperhatikan terfokus pada bagaimana hubungan stimulus dan respon dari individu
sehingga perawat bisa mencegah terjadinya kecemasan yang mengakibatkan gangguan jiwa
pada individu.
pertanyaan dari kelompok 1:
coba jelaskan, terkait model perilaku itu sendiri apa saja sebenarnya proses terapis yang akan
dilakukan perawat kepada klien?
jawaban:
1. desenlisasi atau pengalihan, yaitu perawatan atau proses yang mengurangi
respons emosional terhadap suatu perangsang atau stimulus yang negatif, aversif atau positif
setelah paparan berulang kali.
2. teknik relaksasi, yaitu adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh menjadi
rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan otot di setiap
tubuh.
3. asertif training, yaitu suatu proses latihan keterampilan sosial yang diberikan pada individu
untuk membantu peningkatan kemampuan dalam mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain.
4. reforcemen atau memberikan penghargaan
5. self regulation atau mengamati perilaku klien, contohnya : menggali kemampuan
keterampilannya