PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari kemarahan, hasil dari
kemarahan yang ekstrim ataupun panik. Perilaku kekerasan yang timbul pada klien
skizofrenia diawali dengan adanya perasaan tidak berharga, takut,dan ditolak oleh
lingkungan sehingga individu akan menyingkir dari hubungan interpersonal dengan oran
lain (Pardede, Keliat & Yulia, 2015).
Perilaku kekerasan adalah salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang yang dihadapi oleh seeorang yang di tunjukan dengan perilaku kekerasan baik
pada diri sediri maupun orang lain dan lingkungan baik secara verbal maupun non-
verbal. Bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan bisa amuk, bermusuhan yang
berpotensi melukai, merusak baik fisik maupun kata-kata (Kio, Wardana & Arimbawa,
2020).
Adaptif Maladaptif
Ket :
1. Faktor Predisposisi
Menurut Yusuf (2015), terdapat faktor predisposisi dan faktor presipitasi
terjadinya perilaku kekerasan, yaitu:
a. Psikoanalisis
d. Sistem limbik
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan,
percaya diri yang kurang dapat menjadi perilaku kekerasan. Demikian pula dengan
situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan,
kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor
penyebab lain (Parwati, Dewi & Saputra 2018).
Menurut Keliat (2016), tanda dan gejala perilaku kekerasan sebagai berikut :
5. Mekanisme Koping
6. Penatalaksanaan
Yang diberikan pada klien yang mengalami gangguan jiwa amuk ada 2
yaitu:
Medis
Penatalaksanaan keperawatan
a. Psikoterapeutik
b. Lingkungan terapieutik
d. Pendidikan kesehatan
Alasan masuk:
Faktor Predisposisi:
a. Genogram
b. Konsep diri
c. Identitas
d. Harga diri
1. Peran diri
2. Ideal diri
Hubungan sosial
Status mental
a. Penampilan.
c. Pembicaraan.
k. Isi Pikir
m. Memori
a. Makan
b. BAB/BAK
Mekanisme koping
Pengetahuan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Identitas
Nama : Tn.S
Umur : 27 Tahun
Agama : Krinten
Status : Lajang
Alasan klien masuk yayasan pemenangan jiwa adalah klien mengatakan klien
sering marah-marah, melempar barang yang ada dirumahnya, klien mengatakan
pernah memukul orang sekitarnya seperti adik dan kakaknya.
Faktor Predisposisi
Fisik
psikososial
Genogram
Tn. B Ny. A
Tn.
S
Penjelasan :
Klien anak ketiga dari 6 bersaudara, klien berinisial Tn.S ,anak yatim
ayahnya meninggal saat usia klien 12 tahun.
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki
Tn.S
: Klien
: Meninggal
Konsep diri
Hubungan sosial
Spiritual
dengan agamanya.
a. Penampilan
b. Pembicaraan
d. Suasana perasaan
Penjelasan : Klien sedih jika melihat orng tua yang lewat depan
yayasan tempat klien di rawat.
19
e. Afek
h. Proses Pikir
Mekanisme Koping
Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik
dengan orang lain dan berkooperatif.
Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan klien
tau apa obat yang dikonsumsinya.
B. Analisis Data
Objektif :
2 Subjektif : Halusinasi
Pendengaran
Klien mengatakan mendengar suara suara
aneh yang membuatnya dapat emosi untuk
memukul orang yang tidak dia senangi.
Objektif :
Klien tampak berbicara sendiri, tertawa
dan tersenyum sendiri
3 Subjektif : Isolasi Sosial
Objektif :
Klien tampak tidak dapat mempertahankan
kontak mata dengan perawat
4 Subjektif : Gangguan Konsep Diri
Objektif :
Klien tampak malu dan gelisah, dan
tanpak sedih saat di kaji
b. Halusinasi Pendengaran
c. Isolasi Sosial
Diagnosa Prioritas
klien
tentang
perilaku
kekerasan
(penyebab,
tanda dan
gejala,
perilaku yang
munc
ul dan akibat
dari perilaku
tersebut).
baik tanpa
marah
Menolak
dengan
baik
Mengungka
pkan
perasaan
kesal
Klien paham dan Klien paham dan Lakukan SP 4
mampu mampu pasien risiko
mengendlikan risiko mengendalikan perilaku
perilaku kekerasan risiko perilaku kekerasan :
dengan cara kekerasan dengan Diskusikan
mempraktikan cara cara beribadah bersama klien
spiritual (beribadah cara
mengendalik
an risiko
perila
ku kekerasan
dengan cara
beribadah.
25
4. RTL:
26
24
27
(+)
4.RTL:
bantal 1 x/hari
- berobat
Spritual : Beribadah
SABTU 1. Data : S : senang
27/2/2021
Tanda dan gejala : mudah marah- O:
10:30 WIB
marah, mudah tersinggung,tatapan
- Klien mampu
sinis, merasa tidak dihargai
melaksanakan kegiatan
Kemampuan : berjualan
ibadah dengan baik
2. Diagnosa Keperawatan:
misalnya Sholat
Risiko Perilaku Kekerasan
A : Perilaku kekerasan (+)
Harga Diri Rendah
3.Tindakan keperawatan:
PEMBAHASAN
Tahap perencanaan
Tahap Implementasi
Tahap evlaluasi
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
1. Azis, N. R., Sukamto, E., & Hidayat, A. (2018). Pengerun Terapi De- Ekslasi
Terhadap Perubahan Perilaku Pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.
2. Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour
Therapy Terhadap Risiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provsu Medan. Jurnal Mutiara
Ners, 3(1), 8-14
3. Hastuti, R. Y., & Setianingsih, S. (2016). Pengaruh Cognitive Behaviour
Therapy Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Dan
Halusinasi Di Rsjd.
4. Yusuf, AH. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan :
Salemba Medik.