Anda di halaman 1dari 3

JUDUL JURNAL :

EfektifitasTerapi Caring Support NeobilterhadapPerubahan Kadar Bilirubin Serum Total


Hyperbilirubinemia pada Neonatus Di RumahSakit DustiraCimahi

Peneliti Tujuan Pengaturan Hasil Pembahasan Prosedur Kesimpulan


penelitian (Setting) pengukuran Singkat Pelaksanaan Utama
1. An’nisaaHe Tujuan D : design 1. Penyebab kematian neonatal
riyanti penelitian ini Desain penelitian Hasil uji statistik Pada penelitian field Ada tiga intervensi salah satunya adalah kelainan
2. Restuning untuk menggunakan quasi independent sampel test massage yang diberikan 2 keperawatan yang akan di hematologi / hiper bilirubinemia
Widiasih mengetahui experiment dengan non- untuk melihat selisih rata- kali dalam sehari (pagidan aplikasikan dalam merupakan penyebab nomor lima
3. Murtiningsi efektivitas equivalent control group rata nilai bilirubin serum sore) terhadap perubahan penelitian ini, untuk morbiditas neonatal
h (2020) terapi caring design pret-test post- total dengan tingkat bilirubin serum, nilai rata- membantu terapi cahaya dengan prevalensi sebesar 5,6%
support test. kepercayaan 95% setelah rata bilirubin serum total menurunkan kadar setelah gangguan nafas,
NEOBIL V : variable diberikan intervensi untuk setelah pemberian bilirubin serum total pada prematuritas, sepsis, dan
terhadap 1. terapi caring support kedua kelompok di intervensi pada kelompok neonates hiper hipotermi.
perubahan NEOBIL. dapatkan nilai p-value intervensi mengalami bilirubinemia fisiologis 2. Dampak dari peningkatan
nilai kadar 2. Kadar bilirubin serum sebesar 0,002 < 0,05 maka penurunan yang signifikan yaitu : bilirubin yang paling berat bila
bilirubin serum total hiper bilirubinemia dapat ditarik kesimpulan, (Novianti et al., 2018). 1. Intervensi bounding tidak tertangani dengan cepat
total hyper 3. neonatus terdapat perbedaan selisih Manipulasi sentuhan stimulus touch adalah ensefalopati bilirubin
bilirubinemia S : sample rata-rata hasil nilai kadar terhadap penurunan kadar merupakan kebutuhan hingga terjadi kern ikterus dan
fisiologis pada Sampel diambil secara bilirubin serum total antara bilirubin serum dasar bayi baru lahir. kerusakan otak.
neonates di consecutive terbagi kelompok control dan berpengaruh dengan Stimulus touch dalam 3. penurunan nilai kadar bilirubin
Rumah Sakit menjadi kelompok kelompok intervensi, meningkatkan frekuensi penelitian ini serum total pada kelompok yang
Dustira Kota intervensi (29 dengan nilai rata-rata post- buang air besar pada menggunakan tehnik diberikan intervensi caring
Cimahi. responden) dan test kontrolsebesar 11,24 neonatus (Lei et al., 2018). petrissage yaitu support NEOBIL lebih efektif
kelompok kontrol (29 dan post-test intervensi Terapi massage yang sentuhan lembut dan dibandingkan dengan kelompok
responden) sesuai sebesar 9,17 dengan dikombinasikan dengan ringan, dan vibrasi yang diberikan perawatan standar
dengan kriteria inklusi perbedaan rata-rata terapi cahaya dapat (getaran) lembut rutin di ruangan saja.
M : measure diantara kedua kelompok mengurangi kadar bilirubin menjadi pilihan yang 4. Hasil penelitian yang di
Pengumpulan data tersebut sebesar 2,68. serum dengan meningkatan tepat, karena usapan lakukan oleh para peneliti dapat
dilakukan dengan frekuensi buang air besar yang panjang dan memperkaya khasanah keilmuan
menggunakan lembar pada neonatus, hal ini juga lembut dapat keperawatan khususnya dalam
Peneliti Tujuan Pengaturan Hasil Pembahasan Prosedur Kesimpulan
penelitian (Setting) pengukuran Singkat Pelaksanaan Utama
observasi untuk dapat memfasilitasi memberikan kesenangan area keperawatan anak. Institusi
mengamati komponen hubungan emosional yang serta kenyamanan bagi
identitas, umur, berat lebih baik antara ibu dan bayi dan usapan yang pendidikan keperawatan dapat
badan, jenis kelamin, bayi Pengaruh positioning pendek dan sirkuler mengembangkan praktik berbasis
jenispersalinan, jenis terhadap penuruanan kadar cenderung lebih bersifat fakta dan intervensi keperawatan
pemberian makanan, bilirubin yang diberikan per menstimulasi dengan yang aman dan
dan nilai kadarbilirubin 3 jam sekali pada kelompok durasi sentuhan 3-5 sesuai dengan keperluan
serum neonates sebelum intervensi mengalami menit. perawatan di lapangan.
dan sesudah pemberian penurunan kadar bilirubin 2. Intervensi feeding
intervensi. serum lebih cepat dari pada management hiper
A : analyze kelompok kontrol. Kondisi bilirubinemia pada
Data dianalisa ini disebabkan kadar neonatus yang
menggunakan paired t- bilirubin dapat di isomerasi mendapatkan terapi
test dan independent t- oleh sinar foto terapi secara cahaya. Salah satu
test merata keseluruhan bagian tatalaksana hiper
tubuh neonatus bilirubinemia menurut
(Wikanthiningtyas&Mulyan panduan WHO yaitu
ti, 2016). Luasnya area pemberian ASI sedini
tubuh bayi yang terpapar mungkin. Kebutuhan
cahaya membawa dampak cairan akan meningkat
pengobatan lebih baik (growth spurt) seiring
dibandingkan banyaknya dengan efek dari
jumlah lampu yang paparan sinar terapi
digunakan perawatan untuk cahaya, pemberian
diaplikasikan secara volume cairan akan
bersamaan. ditambah dengan cara
perah payudara (power
pumping), asupan
makan yang cukup
(ASI) dapat memicu
gerak apristaltik usus
Peneliti Tujuan Pengaturan Hasil Pembahasan Prosedur Kesimpulan
penelitian (Setting) pengukuran Singkat Pelaksanaan Utama
sehingga ekskresi
bilirubin hasil
pemecahan terapi
cahaya dapat segera
dikeluarkan
3. Intervensi ketiga alih
baring (positioning),
berfokus pada tindakan
merubah posisi yang
menjalani terapi cahaya.
Alih baring pasien
dilakukan dengan cara
terlentang, miring
kanan, miring kiri.
Luasnya area tubuh
yang terpapar sinar foto
terapi dipengaruhi oleh
proposionalnya ukuran
tubuh yang terpapar
sinar. Selain itu,
perubahan posisi tubuh
bayi setiap 2-3 jam
dapat memaksimalkan
area yang terpapar
cahaya dari foto terapi.

Anda mungkin juga menyukai