Anda di halaman 1dari 16

PROBIOTICS ROLE IN LOWERING

BILIRUBIN LEVEL ON
HYPERBILIRUBINEMIA NEONATES
PERFORMED PHOTOTHERAPY AT
NEONATOLOGY WARD OF ADAM MALIK
GENERAL HOSPITAL

Gloria Graceta Natasya Salsha – 112022061


Pembimbing : dr. Susanto, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
PERIODE 30 JANUARI – 8 APRIL 2023
Judul: Probiotics Role In Lowering Bilirubin Level On Hyperbilirubinemia Neonates Performed Phototherapy At
Neonatology Ward Of Adam Malik General Hospital

Penulis: Drian Johan Khoman, Supriatmo, Rita Evalina Rusli, Emil Azlin

Jurnal: International Journal of Research Science & Management

Publikasi: Mei 2020


ABSTRAK

Latar Belakang : Hiperbilirubinemia ditemukan pada sekitar 60% bayi cukup bulan yang dirawat di rumah sakit
selama minggu pertama kehidupan. Terapi yang paling banyak digunakan pada neonatus dengan hiperbilirubinemia
adalah fototerapi. Probiotik dapat mempercepat penurunan kadar bilirubin dengan merangsang peristaltik saluran
pencernaan, sehingga meningkatkan jumlah bilirubin yang dihilangkan.

Objektif : untuk membuktikan apakah probiotik berperan dalam membantu mempercepat penurunan kadar bilirubin
pada neonatus dengan hiperbilirubinemia yang menjalani fototerapi

Metode : Sebuah studi cross-sectional dilakukan pada neonatus cukup bulan (38 - 42 minggu) di ruang neonatologi
di RSUP Adam Malik, Medan, Sumatera Utara. Peserta dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu satu menerima
probiotik dan yang lainnya tidak. Setiap kelompok dievaluasi pada serum bilirubin total dan total kadar serum
bilirubin direct. Data hasil dianalisis menggunakan Anova dan independent sample test.
Hasil : Dari 39 neonatus aterm dengan hiperbilirubinemia, 3 sampel dikeluarkan. Dari 36 sampel, 17
adalah laki-laki (47,2%) dan 19 adalah perempuan (52,8%). Hasil penelitian menunjukkan penurunan
kadar bilirubin total peserta kelompok probiotik lebih besar dibandingkan peserta kelompok non probiotik.
Uji Anova dengan P value = 0,0001

Kesimpulan : Rata-rata penurunan kadar bilirubin total lebih besar pada kelompok probiotik daripada
kelompok non-probiotik di antara neonatus cukup bulan dengan hiperbilirubinemia.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Hiperbilirubinemia pada neonatus merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan total
bilirubin serum pada neonatus berumur kurang dari satu bulan sebesar > 5 mg/dl (86 μmol/L).
 Hiperbilirubinemia ditemukan pada sekitar 60% neonatus cukup bulan dan 80% neonatus prematur yang
dirawat inap terutama pada minggu pertama kehidupan.
 Penelitian di Indonesia menunjukkan prevalensi hiperbilirubinemia di RSCM adalah 58% pada bayi baru lahir
dengan kadar bilirubin di atas 5 mg/dl dan 29,3% dengan kadar bilirubin di atas 12 mg/dl.
 Probiotik dapat meningkatkan motilitas usus dan mencegah terjadinya siklus enterohepatik, sehingga
pengeluaran bilirubin dapat terjadi lebih cepat

Tujuan Penelitian
• Untuk membuktikan apakah probiotik berperan dalam menurunkan kadar bilirubin lebih cepat pada neonatus
dengan hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi yang mendapat fototerapi.
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian
• Penelitian ini menggunakan metode uji klinis eksperimental untuk menilai penurunan
kadar bilirubin pada neonatus yang mendapat probiotik selama fototerapi
• Dilakukan pada neonatus yang dirawat di unit perinatologi RSUP Adam Malik Medan
periode Oktober 2017 - April 2018 dengan total 39 neonates
METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi
 Neonatus dini berusia 0 sampai 7 hari dengan ikterus fisiologis, dan lahir pada usia
kehamilan 38 - 42 minggu

Kriteria Eksklusi
 Usia kehamilan < 38 minggu, neonatus dengan sepsis, pemeriksaan darah
menunjukkan hiperbilirubinemia direct tinggi, dan dilakukan fototerapi sebelum
pemeriksaan
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
 Sampel penelitian diambil dengan consecutive sampling
 Sampel diperiksa kadar bilirubin serum total pada hari ke-3 dan ke-5 menggunakan darah dari arteri radialis
atau arteri femoralis dengan ± 1cc jarum suntik steril
 Penderita ikterus fisiologis yang terbukti dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok diberikan probiotik
Lactobacillus reuteri 1 kali sehari sebanyak 5 tetes selama 5 hari sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
probiotik
 Semua sampel diberi fototerapi dengan durasi yang sama selama 24 jam

Analisa Statistik
• Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan software komputer SPSS versi 19.0 dengan
tingkat signifikansi P <0.05. Rancangan analitik anova digunakan untuk menganalisis efektivitas probiotik pada
neonatus hiperbilirubinemia yang mendapatkan fototerapi.
HASIL • Dari 39 neonatus cukup bulan dengan
hiperbilirubinemia fisiologis, 3 sampel dikeluarkan
karena 1 sampel dengan peningkatan bilirubin direct
dan 2 sampel sebelumnya telah menjalani fototerapi.
• Sebagian besar sampel berjenis kelamin perempuan
yaitu 19 orang (52,8%).
• Rata-rata berat badan dan panjang badan pada
penelitian ini adalah 2867,5 gram dan 46,7 cm.
• Rerata nilai bilirubin awal untuk bilirubin total adalah
18,5 mg/dl sedangkan untuk bilirubin direct adalah
0,55 mg/dl.
• Rerata nilai bilirubin pada hari ke 3 setelah pemberian
probiotik untuk bilirubin total adalah 14,04 mg/dl
sedangkan untuk bilirubin direct adalah 0,53 mg/dl.
• Rerata nilai bilirubin pada hari kelima setelah
pemberian probiotik untuk bilirubin total adalah 9,99
mg/dl sedangkan bilirubin direct adalah 0,5 mg/dl.
HASIL

• Melalui uji Anova diketahui bahwa penurunan mean total bilirubin lebih tinggi pada kelompok dengan probiotik
dibandingkan dengan kelompok tanpa probiotik. (P <0,05)
DISKUSI

 Hiperbilirubinemia fisiologis disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurang optimalnya kerja
enzim uridin difosfoglukoronat glukoronosiltransferase (UGT1A1) dalam konjugasi bilirubin tak
terkonjugasi, peningkatan pembentukan bilirubin akibat siklus hidup eritosit yang lebih pendek,
prematuritas, polisitemia, gangguan pengeluaran mekonium, dan proses menyusui.
 Bilirubin biasanya mencapai puncaknya pada hari ketiga hingga kelima kehidupan dan kemudian
menurun setelahnya.
 Bayi cukup bulan akan normal pada hari ketujuh, sedangkan pada bayi prematur akan normal
paling lama sampai hari ke 14
DISKUSI

• Dari penelitian ini ditemukan 36 neonatus yang mengalami hiperbilirubinemia fisiologis dengan
fototerapi dengan responden berjenis kelamin perempuan terbanyak.
• Fototerapi berperan penting dalam penurunan serum bilirubin dengan mekanisme penting yaitu
melemahkan ikatan rangkap pada bilirubin pada posisi 4 dan 15 sehingga terjadi rotasi pada
konfigurasi isomer sehingga bilirubin yang larut dalam lemak menjadi larut dalam air sehingga lebih
mudah diekskresikan.
• Keberhasilan fototerapi tergantung pada jarak ke tubuh bayi dan panjang gelombang cahaya. Jarak
dari tubuh bayi dianjurkan pada jarak 30-50 cm dengan panjang gelombang 420-500nm. Fototerapi
diberikan selama 24 jam
DISKUSI
 Probiotik dianggap sebagai terapi alternatif untuk mengurangi durasi fototerapi pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia
 Peran probiotik pada neonatus dengan hiperbilirubinemia dijelaskan oleh mekanisme yang berbeda:
meningkatkan jumlah bakteri anaerob yang meningkatkan keseimbangan mikroflora usus, meningkatkan
oksidasi bilirubin terkonjugasi, meningkatkan peristaltik gastrointestinal, dan menekan aktivitas enzim
glukoronidase.
 Probiotik dapat meningkatkan sistem imun neonatus dengan mempengaruhi aktivasi dan proliferasi
imunoglobulin A dan limfosit T yang merupakan bagian dari sistem imun aktif
 Probiotik memfasilitasi pertumbuhan koloni bakteri pada saluran cerna neonatus untuk menghasilkan metabolit
yang efektif terhadap lingkungan basa yang dapat melemahkan aktivitas beta glukoronidase, mencegah
pengikatan bilirubin dan melakukan proses hidrolisis, sehingga menyebabkan peningkatan aktivitas di hati dan
meningkatkan ekskresi bilirubin terkonjugasi
 Probiotik dapat meningkatkan motilitas gastrointestinal sehingga waktu transit bilirubin berkurang dan
menghambat reabsorpsi di sirkulasi enterohepatik
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini didapatkan rata-rata penurunan nilai bilirubin total lebih
tinggi pada kelompok yang diberikan probiotik dibandingkan dengan kelompok
yang tidak diberikan probiotik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai