Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Ikterus diamati selama usia minggu pertama pada sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80 %
bayi preterm. Warna kuning biasanya akibat didalam kulit terjadi akumulasi pigmen bilirubin
yang larut lemak, tak terkonjugasi, non-polar (bereaksi indirek) yang dibentuk oleh hemoglobin
dari kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase dan agen pereduksi non-enzimatik dalam sel
retikuloendotelial; dapat juga sebagian disebabkan oleh endapan pigmen sesudah pigmen ini di
dalam mikrosom sel hati diubah oleh enzim asam uridin difosfoglukoronat(uridine
diphosphoglucoronic acid[UDPGA]) glukoronil transferase menjadi bilirubin ester glukoronida
yang polar, larut dalam air 9bereaksi-direk0. Bentuk tak terkonjugasi ini bersifat neurotoksik
bagi bayo pada kadar tertentu dan pada berbagai keadaan. Bilirubin terkonjugasi tidak
neurotoksik tetapi menunjukkan kemungkinan terjadi gangguan yang serius. Kenaikan bilirubin
ringan dapat mempunyai sifat antioksidan.

BAB II
KASUS

Seorang bayi usia 4 hari mengalami ikterus sejak 2 hari yang lalu,lahir spontan dtolong bidan
dengan berat lahir 2200 g dan tidak langsung menangis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat
2100 g, sadar, tidak panas, ikterus di wajah sampai toraks dan abdomen. Hasil pemeriksaan
bilirubin total 16,5 mg/dl. Anda sebagai mahasiswa diminta untuk merancang tatalaksana kasus
tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Masalah yang terdapat pada pasien ini berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang adalah sebagai berikut
1. Anamnesis :
Riwayat kelahiran :
Pada kasus ini bayi tergolong Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ),
ditandakan dengan data berat lahir bayi 2200 g dimana pada nilai normal >

2500 g.
Tidak langsung menangis, pada kasus ini menandakan perkembangan paru

yang kurang baik karena tidak adanya O2 yang masuk ke dalam paru.
Riwayat kelahiran yang ditolong oleh bidan, ini menandakan kemungkinan

mengakibatkan proses kelahiran yang asepsis.


2. Inspeksi :
Ikterus di wajah sampai toraks dan abdomen pada hari ke 2 hingga hari ke 4.
3. Pemeriksaan laboratorium:
Bilirubin total : 16,5 mg/dl
normal : < 13 mg/dl
Untuk menentukan diagnosis pada pasien ini, kita perlu melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Identitas
- Nama
- Usia
- Alamat
- Nama orang tua
- Pekerjaan orang tua
b. Riwayat penyakit sekarang
- Apakah ada kejang
- Apakah anak menangis terus

c. Riwayat kelahiran
Apakah terdapat infeksi saat ibu hamil
Apakah bayi lahir cukup bulan atau tidak
Apakah terdapat asfiksia pada anak
Apakah saat kehamilan ibu pernah mengkonsumsi obta-obatan tertentu
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga menderita penyakit hemolitik
Apakah ada keluarga yang menderita anemia
Apakah saudara anak ini ada yang mengalami hal serupa
2. Pemeriksaan fisik
Evaluasi warna kulit bayi dengan pencahayaan yang cukup
Menekan kulit bayi kuning tidak hilang

Dilihat bagian tubuh mana yang tampak kuning (bagian muka, dahi, kulit, sclera,
ekstremitas)
3. Pemeriksaan penunjang
Tes darah lengkap
Total bilirubin serum
Golongan darah ibu dan bayi
Uji Coombs

Dari data-data yang didapatkan, diagnosis kerja yang bisa ditegakkan dari kasus ini
adalah sebagai berikut.
1. Ikterus fisiologis
Waktu kejadian : hari kedua atau hari ketiga
Bilirubin serum lebih 5 mg/dl per 24 jam
Bilirubin serum pada bayi aterm lebih 12 mg/dl

Pada bayi preterm : bilirubin serum lebih 14 mg/dl dan ikterus dapat bertahan sampai
satu minggu
Jumlah bilirubin direk lebih 1 mg/dl
Sembuh dalam masa 2 minggu
2. Ikterus patologis
Waktu kejadian : hari pertama
Bilirubin total meningkat lebih 5 mg/dl per 24 jam
Bilirubin total lebih dari 19.5 mg/dl
Bilirubin direk lebih dari 2.0 mg/dl

Rencana penatalaksanaan yang dapat diberikan untuk pasien ini adalah sebagai berikut
Penatalaksana awal bayi dengan ikterus berdasarkan WHO :
1.
2.
3.

Fototerapi
Tentukan faktor risiko
Ambil darah
-Bilirubin serum
-Hb
-Golongan darah bayi
-Tes Coombs
4. Uji saring G6PD sesuai indikasi

Untuk ikterus patologis, tindakan yang dilakukan adalah :


1.
2.

Fototerapi
Transfusi tukar bila fototerapi gagal

Untuk ikterus fisiologis , tindakan yang dilakukan adalah :


1.

Diberikan fenobarbital (luminal) oral 5 mg/KgBB/hari selama 5 hari dan atau


pemberian kolestiramin sampai 1 g/KgBB/hari dibagi dalam beberapa dosis.

2.

Bayi dijemur di bawah sinar cahaya matahari

Berikut ini adalah pedoman untuk penatalaksanaan ikterus neonatal


Konsentrasi
Bilirubin Indirek
Serum (mg%)

Saat timbulnya Ikterus


24 jam pertama

24 jam kedua

24 jam ketiga

0 9,9

Observasi *
**

Observasi *
**

Observasi *
**

10 14,9

Terapi Sinar *
**

Terapi sinar *
**

Terapi Sinar *
**

15 19,9

Transfusi Tukar
**
***

Terapi Sinar *
**
***

Terapi Sinar *
**
***

> 20 (disertai
faktor resiko
kerusakan sawar
otak)

Transfusi Tukar
**
***

Transfusi Tukar
**
***

Transfusi Tukar
**
***

> 20 (tidak ada


faktor resiko
kerusakan sawar
otak)

Terapi sinar *
**
***

Terapi sinar *
**
***

Terapi sinar *
**
***

Keterangan:
*

= 1. Bila gagal, terapi diubah menurut kadar bilirubin lebih tinggi


2. Bila ada faktor resiko kerusakan sawar darah otak, terapi dirubah menurut kadar
Bilirubin

lebih tinggi.

** = Perbaikan Keadaan Umum


*** = Pemberian albumin 1 g/KgBB secara intravena
Untuk melakukan terapi sinar (blue light therapy), beberapa persiapan dan tehnik yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut
Kriteria Alat :

1. Menggunakan panjang gelombang 425-475 nm


2. Intensitas cahaya yang bisa digunakan adalah 6-12 mwat/cm2 per nm
3. Cahaya diberikan pada jarak35-50cm di atas bayi
4. Jumlah bola lampu yang digunakan berkisar antara 6-8 buah.
Prosedur pemberian fototerapi
Persiapan Unit Terapi Sinar
1. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu sehingga suhu di

bawah lampu berkisar 38o C.


2. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan baik.
3. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip.
a. Catat tanggal penggantiantabung dan lama penggunaan tabung tersebut.
b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan walaupun tabung
masih bisa berfungsi.
4. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar
daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin
kepada bayi.
Pemberian Terapi Sinar
1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar.
a. Bila berat bayi 2kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjangpada

basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator.


b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik.
2. Tutup mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak tertutup.
Jangan tempelkan penutup mata dengan selotip.

3. Balikkan bayi setiap 3 jam.


4. Pastikan bayi diberi makan.
5. Motivasi ibu dengan memberi ASI ad libitum, paling kurang setiap 3 jam.
6. Selama menyusui,pindahkan bayi dari unit terapi ainar dan lepaskan penutup mata.
7. Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain (contoh :
pengganti ASI, air, gula, dll) tidak berguna.
8. Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah),
tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total perhari selama bayi
masih diterapi.
9. Bila bayi menerima cairan melalui NGT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi
sinar.
10. Perhatikan : selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih
lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi khusus.
11. Teruskan terapi dan tes lain yang ditetapkan.
12. Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak bisa
dilakukan di dalam unit terapi sinar.
13. Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sebentar untuk mengetahui
apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru).
14. Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi setiap 3 jam. Bila suhu lebih
dari 37,5oC, sesuaikan suhu ruangan tau untuk sementara pindahkan bayi dari unit
terapi sampai suhu bayi antara 36,5oC 37,5o C.
15. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam kecuali kasus-kasus khusus.
16. Hentikan terapi bila kadar bilirubin serum kurang dari 13mg/dl.

17. Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar, persiapkan
kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah sakit terseier atau senter
untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu dan bayi.
18. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari.
19. Setelah terapi sinar dihentikan :
20. Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemkeriksaan bilirubin serum bila
memungkinkan, atau pikirkan keparahan ikterus menggunakan metode klinis.
21. Bila ikterus kembali ditemukan, atau bilirubin serum berada di atas nilai untuk
memulai terapi sinar, ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi langkah
ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari hasil pemeriksaan
atau perkiraan melalui metode khusus klinis berada di bawah nilai untuk memulai
terapi sinar.
22. Bila terapi sinar suidah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan tidak
ada masalah lain dalam perawatan, pulangkan bayi.
23. Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasehat untuk membawa bayi bila
bertambah kuning.
Sedangkan untuk transfuse tukar, transfusi tukar dilakukan dengan indikasi sebagai
berikut.
-

Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek 20mg%

Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat yaitu 0,3-1mg%/jam

Anemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.

Bayi dengan kadar hemoglobin talipusat kurang dari 14mg% dan uji Coombs direk
positif.

Sesudah transfusi tukar harus diberikan foto terapi. Bila terdapat keadaan seperti perinatal
asfiksia, distres pernapasan, asidosis metabolik, hipotermia, kadar protein serum kurang atau
sama dengan 5 g%, berat badan lahir kurang dari 1500 gr,dan tanda-tanda gangguan susunan
saraf pusat, penderita harus diobati seperti pada kadar bilirubin yang lebih tinggi berikutnya.

Setelah melakukan tindakan medis sesuai rencana tatalaksana, maka evaluasi yang dapat di
lakukan terhadap pasien tersebut adalah sebagai berikut

Tidak terjadi kernikterus pada neonates

Tanda vital dan suhu tubuh bayi stabil dalam batas normal

Keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terpelihara

Integritas kulit baik/utuh

Bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual

Terjalin interaksi bayi dan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai