Anda di halaman 1dari 5

1.2.

1 Tujuan Umum Mahasiswa agar mampu memberi asuhan kebidanan pada bayi dengan ikterus dan berkolaborasi dengan dokter Sp.A 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melaksanakan pengkajian / pengumpulan data pada bayi dengan Ikterus neonatorum 2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas pada masalah bayi dengan Ikterus neonatorum 3. Mampu melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada bayi dengan Ikterus neonatorum 4. Mampu melaksanakan pengambilan keputusan tindakan segera / kolaborasi pada bayi dengan Ikterus neonatorum 5. Mampu menyusun rencana / planning kebidanan pada bayi dengan Ikterus neonatorum 6. Mampu melaksanakan tidakan kebidanan pada bayi dengan Ikterus neonatorum agar rencana yang di inginkan tercapai 7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan yang di lakukan pada bayi dengan Ikterus neonatorum BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batasan 2.1.1 Pengertian Ikterus Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya penumpukan bilirubin akibat peningkatan kadarnya dalam darah. 1. Harga Normal bilirubin dalam darah : Direk < 1,0 mg, Indirek < 2,0 mg%. 2. Harga patologis (kelainan) bilirubin dalam darah Indirek bayi aterm > 12mg% Indirek bayi prematur > 10 mg% Ataupeningkatankadar0;2rng/ja;natau4mg/hari 2.2 Konsep Materi 2.2.1 Potofsiologis terjadinya Ikterus Penumpukan bilirubin disebabkan oleh : 1. Pemecahan eritrosit (sel darah merah) berlebihan. 2. Gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan. 3. Gangguan konjugasi. 4. Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar. 5. Gangguan ekskresi atau obstruksi 2.2.2 Metabolisme Bilirubin Produksi : Sumbernya adalah produk degradasi hemoglobin (terutama) sebagaian dari sumber lain. Transportasi : Bilirubin indirek diangkut ke hepar dalam ikatan dengan albumin. Konjugasi : di hear blirubin dikonjugasi menjadi bilirubin direk dengan pengaruh enzim

glukuronil transferase. Ekskresi : Bilirubin diekskresi ke usus melalui duktus koledokus 2.2.3 Bilirubin ada 2 jenis 1. Bilirubin inderek : Belum dikonjugasi Larut dalam lemak (tidak larut datam air) 2. Bilirubin direk : Larut dalam air - Ekskresi melalui usus, bila terdapat obstruksi, ekskresi melalui ginjal. 2.2.4 Ikterus Fisiologis Bila penumpukan bilirubin tdak mengganggu Tampak pada hari ke 3 4 Bayi tampak normal/sehat Kadarnya < 12 mg% Menghilang paling lambat 10- 14 hari Tidak ada faktor resiko Scbab : proses fsiologis 2.2.5 Ikterus Patologis Biasanya timbul pada bayi umur < 36 jam Cepat berkembang Bisa disertai lebih lama > 2 Minggu Ada faktor resiko Dasar : proses patologis 2.2.6 Penyebab / Faktor resiko Ikterus 1. Proses hemolisis / produksi bilirubin meningkat Golongan darah ibu-bayi tidak serasi (Rhesus, A B 0) Hematoma, memor Spherositosis kongenital Enzim Gg PD rendah 2. Gangguan Transportasi Albumin rendah (Prematur, kurang gizi) Ikatan kometitif dengan albumin rendah (obat-obat atau bahan lain) Kemampuan mengikat albumin rendah (asidosis) 3. Gangguan Konjugasi Belum adekuatnya enzim glukoronil transferase (prematur, konginetal). 4. Gangguan Ekskresi Obstruksi saluran empedu (cholestasis) Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik meningkat) 2.2.7 Pendekatan untuk mengetahui penyebab ikterus neonetarum Hari tmbulnya Penyebab yang sering Pemeriksaan Hari I Gol. Darah ibu-anak tdak serasi (Rh, ABO). Infeksi intrauteria (virus, toksoplasma sifilis, bakteri). Defsiensi enzim Gg PD Bilirubin serum Darah lengkap Gol. Darah ibu & bayi Tes Coombs

Enzim Gg PD Ikterus Fisiologis Gol. Darah ibu & anak tidak serasi Defisiensi enzim Gg PD Polisitemia Infeksi, umumnya oleh gram negatif Perdarahan tertutup (hematon, fraktur) RDS (hipoksia) Dehidrasi Asidosis Bilirubin serum Darah lengkap Enzim Gg PD Golongan Darah ibu dan bayi pemeriksaan lain-lain bila perlu. 2.2.8 Bahaya Hiperbilirubin . Bilirubin melekat pada membran dan mitokodria sel otot Derajat I : Malas minum, hipotoni, lethargia, muntah, reflex moro Derajat II : Kejang, Hipertermi, Irritable, rigedity. Derajat III : Tuli, retardasi mental, gangguan pendengaran 2.3 Pemeriksaan Klinis Penentuan derajat ikterus menurut pembagian zona tubuh (menurut KRAMER) Kramer I. Daerah kepala (Bilirubin total 5 7 mg) Kramer II daerah dada pusat (Bilirubin total 7 10 mg%) Kramer III Perut dibawah pusat s/d lutut (Bilimbin total 10 13 mg) Kramer IV lengan s/d pergelangan tangan tungkai bawah s/d pergelangan kaki (Bilirubin total 13 17 mg%) Kramer V s/d telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17 mg%). 2.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan Ikterus 2.4.1 Pencegahan Ikterus Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan : Pengawasan antenatal yang baik. Menghindari obat-obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa kehaniilan dan kelahiran misalnya : Sulfafurazal, novobiosin, oksitosin dll. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus. Iluminasi yang baik, bangsal bayi baru lahir. Pencegahan infeksi. Ada yang menganjurkan penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus. 2.4.2 Pengobatan Ikterus 1. Menghilangkan/mengatasipenyebab. 2. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut dengan cara :

Meningkatkan kerja enzim dan konsentrasi ligandin Phenobarbital (luminal) 1-2 mg / kg 1 x 2-3x / hr (3 hari) Merubah bilirubin tidak larut menjadi larut dalam air. Fototerapi isomer bilirubin yang dapat dieksresi lagsung tanpa konjugasi eksresi bilirubin, bertambah Membuang bilirubin darah Transfusi tukar (exchange transfusion). 2.4.3 Foto Terapi/Terapi Sinar 2.4.3.1 Indikasi Bayi kurang bulan Dimulai bila kadar bilirubin indirek > 10 mg% Setelah 24 jam terapi sinar : Bilirubin indirek > 12 mg % dilanjutkan terapi sinar 24 jam lagi dihentikan bila kadar bilirubin indirek < 10 mg % (maksimal terapi sinar 2 x 24 jam). Bilirubin indirek 10-12 mg istirahaM 2 jam dilanjutkan lagi selama 24 jam. Bayi umur > 5 hari : bila kadar bilirubin tetap < 12 mg tetapi sinar tidak perlu diberikan. Bayi cukup bulan Dimulai terapi sinar bila : Bilirubin indirek > 15 mg (bayi umur < 96jam) Bilirubin indirek > l mg% (>96jam) Setelah 24 jam terapi sinar : Bilirubin indirek > 18 mg diteruskan s/d 15 mg %. Bilirubin indirek < 18 mg Istirahat 12 jam dilanjutkan lagi selama 24 jam. Bilirubin indirek 15 hari. 2.4.3.2 Persiapan Alat Lampu neon (Foto terapi). Tempat tidur bayi dengan peralatannya. Kain kasa, plester, gunting, kertas, karbon. Salep mata. 2.4.3.3 Sebelum tindakan Memberi penjelasan kepada keluarga pasien hal-hal yang akan dilakukan. 2.4.3.4 Pelaksanaan terapi sinar. 1. Jarak bayi dengan lampu 40 cm. 2. Bayi telanjang bulat. 3. Mata bayi ditutup kain / bahan lain yang tidak tembus cahaya. 4. Dilakukan terapi sinar kontinyu selama 24 jam. 5. Diistirahatkan 12 jam kalau perlu dosis II 24 jam. 6. Sebaiknya tutup mata dibuka bila bayi minum / diangkat dari lampu. 7. Tiap 6 jam posisi dirubah : telentang miring kanan tengkurap miring kiri, dsb. 8. Buat Flow Chart yang cermat: Suhu dipertahankan 36 37 C (suhu tubuh diukur tiap 3 jam) hindari hipotermi / hipertermi. Catat berak (frekuensi & kualitasnya), diuresis 9. Monitor Hubungan kadar bilirubin (selama & sesudah terapi sinar) 2.4.3.5 Transfusi Tukar

1. Indikasi Neonatal hyperbilirubinemia . Severe septicemia + selerema neonatorum 2. Tujuan Menurunkan kadar bilirubin indirek ada mernatus Menurunkan bahan-bahan toksik yang ada. 3. Manfaat : Memperbaiki keadaan umum pada pasien dan mcncegah komplikasi yang lebih berat 4. Pemilihan darah Bila karena ketidakcocokan darah golongan Rhesusu menggunakan golongan darah 0 rhesus negatif. Bila karena ketidakcocokan golongan darah A B 0 (biasanya ibu 0 anak A atau B) menggunakan gol darah 0 dengan low titer golongan darah anak dengan rhesus positif. Bila bukan karena ketidakcocokan golongan darah menggunakan golongan darah yang sama dengan gol darah bayi. 5. Persiapan, pelaksana, komplikasi & monitoring lihat protap.

Anda mungkin juga menyukai