Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bilirubin adalah pigmen kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel
darah merah dipecah. Biasanya bilirubin diproses dan dikeluarkan oleh hati.
Tingkat kelebihan bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia) dapat
mengindikasikan kerusakan hati, dan dapat menyebabkan sakit kuning
(menguningnya kulit dan putih mata), tinja berwarna pucat, danurin gelap.
Tingkat bilirubin normal adalah di bawah 1.3mg.

Untuk menangani penyakit kuning pada bayi (bilirubin) digunakan alat


yang bernama Phototherapy. Kelainan pada bayi yang dikenal sebagai bayi
penyakit kuning (jaundince). Efek dari kelainan ini adalah bila tidak segera
ditangani akan menimbulkan gangguan pada pertumbuhan bayi yang
bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Phototherapy?
2. Bagaimana patofisiologi pada bayi yang terkena bilirubin?
3. Apa manfaat dan efeksamping dari Phototherapy?
4. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan Phototherapy?
5. Bagaimana cara melakukan Phototherapy?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Phototherapy
2. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi pada bayi yang terkena
bilirubin
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan efeksamping dari
Phototherapy
4. Mahasiswa dapat mengetahui waktu yang tepat pada bayi untuk
melakukan Phototherapy
5. Mahasiswa dapat memahami cara melakukan Phototherapy

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Phototherapy

Phototherapy adalah terapi dengan menggunakan penyinaran sinar


dengan intensitas tinggi yaitu 425-475 nm (biasa terlihat sebagai sinar
biru) untuk menghilangkan bilirubin tak langsung dalam tubuh. Terapi
sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin
dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fhototherapi,
bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut
dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga
berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga
menimbulkan risiko yang lebih fatal.

2.2 Patofisiologi

Bilirubin normalnya dibersihkan dari tubuh dengan konjugasi


hepatik dengan asam glukoronat dan dihilangkan dalam empedu dalam
bentuk bilirubin glukoronat. Ikterik neonatus berkembang dari
defisiensi konjugasi sementara (eksarserbasi pada bayi preterm)
digabung dengan peningkatan pemecahan sel darah merah. Kondisi
patologik yang dapat meningkatkan produksi bilirubin meliputi
isoimunisasi, kelainan hemolitik diturunkan, dan ekstravasasi darah
(misalnya dari memar dan cephalhematoma). Kelainan genetik
konjugasi bilirubin, khususnya sindrom Gillbert yang berkontribusi
pada hiperbilirubinemia neonatus. Sebagian besar bayi sehat yang
beresiko terjadi hiperbilirubinemia adalah bayi kurang bulan dan yang
tidak disusui ASI baik. Penyusuan ASI dan asupan kalori yang buruk
dipikirkan dapat menyebabkan peningkatan sirkulasi bilirubin
enterohepatik.

2.3 Manfaat

Untuk mengurangi bilirubin. Karena bila kadar bilirubin tak


langsung terlalu tinggi, maka akan menyebabkan penumpukan pada
bagian otak (bilirubin tak langsung dapat menembus sawar otak) dan
menimulkan gejala gangguan saraf hingga kematian.

2
2.4 Waktu Melakukan

1. Pada bayi prematur, maka phototherapy dilakukan bila:

 Berat badan bayi < 1000g


 Kadar bilirubin tak langsung 7-9mg/dl pada berat badan 1000-
1500g
 Kadar bilirubin tak langsung 10-12mg/dl pada berat badan
1500-2000g
 Kadar bilirubin tak langsung 13-15mg/dl pada berat badan
2000-2500g

2. Pada bayi matur (sesuai usia kehamilan normal), phototherapy


dilakukan bila:

 Bayi kuning < dari 24 jam setelah lahir


 Bayi usia 24-28 jam kadar bilirubin tak langsung 15-18mg/dl
 Bayi usia 48-72 jam kadar bilirubin tak langsung 18-20mg/dl
 Bayi usia >72 jam kadar bilirubin tak langsung >20mg/dl

2.5 Efeksamping

1. Diare
2. Kotoran menjadi encer
3. Kulit menjadi hitam
4. Bercak kemerahan pada kulit bayi karena efek panas dari lampu
atau malah kedinginan akibat telanjang
5. Dehidrasi (kehilangan cairan) sering terjadi, biasanya dicegah
dengan pemberian cairan lebih dari kebutuhannya melalui infuse
atau ASI.
6. Bronze Baby Syndrome (kulit bayi tampak berwarna perunggu),
hal ini terjadi bila penyinaran dilakukan pada kadar bilirubin
langsung tinggi.

2.6 Keberhasilan

Phototherapy dikatakan sudah berhasil bila kadar bilirubin tak


langsung turun sesuai dengan kadar normalnya untuk usia dan berat
badan terkait. Kadar bilirubin tak langsung akan dicek setiap 12-24
jam dan pemeriksaan akan diulang 12-24 jam setelah terapi selesai

3
untuk memastikannya. Perubahan warna kulit bukan indikator
keberhasilan terapi.

2.7 Kegagalan

Bila gagal maka bayi harus dilakuakan transfusi tukar


(exchangetransfusision). Phototherapy hanya membantu menurunkan
kadar bilirubin tak langsung dalam darah tapi tidak mengobati
penyebabnya, sehingga pengobatan harus diteruskan dengan
mengobati penyebabnya.

2. 8 Cara Melakukan

Pada saat dilakukan fhototherapi, bayi dibaringkan di dalam


incubator bila bayi prematur dan ranjang bayi bila matur dalam
keadaan telanjang, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan
menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya
berlebihan dari lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan
mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak
bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi
risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan reproduksi (
walau belum terbukti). Perlu diingat bahwa phototherapy hanya dapat
digunakan untuk bilirubin tak langsung saja, bukan bilirubin langsung.
Kemudian diatasnya akan dipasang alat yang memeliki lampu yang
akan memancarkan sinar dengan intensitas tinggi. Sinar ini akan
mengurai bilirubin tak langsung menjadi zat yang dapat dibuang
keluar dari tubuh melalaui air kencing atau empedu.

4
Standart Operational Procedur (SOP)

FOTOTERAPI PADA BAYI

Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir


PENGERTIAN dengan pajanan sinar berintensitas tinggi dan
berspektrum terlihat untuk mengurangi kadar
bilirubin indireks.
Mengurangi kadar bilirubin
TUJUAN
Anak dengan kadar bilirubin indireks melebihi
KEBIJAKAN batas normal ( normal 0.60 – 10.50 mg/dl)

PETUGAS Perawat
1. Penutup mata
PERALATAN 2. Penutup plastik
3. Lampu fluorence
4. Box bayi
5. Alas box bayi

PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi


PELAKSANAAN 1) Lakukan pengkajian : umur,
prematuritas, baca catatan keperawatan
dan medis
2) Rumuskan diagnose terkait
3) Buat perencanaan tindakan ( intervensi)
4) Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta
perawat lain membantu jika perlu
5) Cuci tangan dan siapkan alat

B. Tahap Orientasi
1) Pastikan identitas pasien
2) Kaji kondisi anak ( adanya hambatan ,
riwayat perdarahan, fraktur )

5
3) Jaga privasi pasien
4) Jelaskan maksud dan tujuan pada anak/
keluarga
5) Libatkan orangtua/ pengasuh

C. Tahap Kerja
1) Berikan salam , perkenalkan nama dan
tanggung jawab perawat
2) Jelaskan prosedur , tujuan dan lamanya
tindakan pada keluarga
3) Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
4) Berikan petunjuk alternatif komunikasi
jika keluarga merasa tidak nyaman
dengan prosedur yang dilakukan
5) Jaga privasi pasien
6) Cuci tangan dengan air mengalir dan
keringkan tangan dengan handuk
7) Siapkan box dengan penutup palstik
dibawahnya untuk menghindari cedera
apabila lampu pecah
8) Hangatkan ruangan box dengan
menyalakan lampu sehingga suhu
dibawah sinar lampu hingga suhu 28-
300C
9) Nyalakan lampu dan pastikan semua
lampu fluorense menyala
10) Ganti tabung lampu yang sudah terbakar,
pemakaian 2000 jam atau 3 bulan
walaupun lampu masih bekerja
11) Pasang sprei putih /alas kasur pada
pelbet , tempat tidur bayi atau incubator

6
dan letakkan tirai putih disekitarnya
untuk memantulkan kembali sinar ke
bayi sebanyak mungkin
12) Letakkan bayi dibawah sinar fototerapi
13) Cahaya diberikan pada jarak 35- 50 cm
diatas bayi
14) Jika berat bayi diatas 2 kg, letakkan bayi
telanjang
15) Tutupi mata bayi dengan penutup mata
16) Ubah posisi bayi setiap 3 jam
17) Pastikan bayi juga diberi makan/ minum
18) Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37,50 C
hentikan sementara
19) Cek kadar bilirubin setelah 12 jam
20) Hentikan bila selama 3 hari bilirubin
tidak terukur
21) Rapikan alat

D. Tahap Terminasi
1) Mengevaluasi hasil tindakan
2) Berpamitan dengan keluarga
3) Merapikan alat ketempatnya
4) Mencuci tangan
5) Mendokumentasikan dilembar catatan
keperawatan

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Phototherapy adalah pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir


dengan pajanan sinar berintensitas tinggi dan berspektrum terlihat untuk
mengurangi kadar bilirubin indireks. Tujuan dilakukannya phototherapy
adalah untuk mengurangi kadar bilirubin pada bayi. Phototherapy
dilakukan pada anak dengan kadar bilirubin indireks melebihi batas
normal ( normal 0.60 – 10.50 mg/dl).

Phototherapy dikatakan sudah berhasil bila kadar bilirubin tak


langsung turun sesuai dengan kadar normalnya untuk usia dan berat
badan terkait. Kadar bilirubin tak langsung akan dicek setiap 12-24 jam
dan pemeriksaan akan diulang 12-24 jam setelah terapi selesai untuk
memastikannya. Perubahan warna kulit bukan indikator keberhasilan
terapi.

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa/i keperawatan dapat memahami cara


melakukan Phototherapy pada bayi dengan baik dan benar sesuai
dengan instruksi yang telah diberikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asrining, Sumarni . Perawatan Bayi Resiko Tinggi.

Richard E, Md. Behrman dkk. 2004. Nelson Texbook of Pediatrics 17th


edition. USA: Elsevier Science

John P, Cloherty dkk. 2008. Manual of Neonatal Care. Lippincott Williams


& Wilkins

Wong . 2001 . Keperawatan Pediatrik . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai