Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESA

Disusun Oleh :

PUTRI ERIANDI
NIM : P27220020 265

PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Putri Eriandi Kode Kasu : Hiperbilirubin

Semester :1 Mata Kuliah : Kep. Anak

Kelas : Ners A Tanggal : 22-20-2020

Jenis Tindakan : Alih baring selama fototerapi

A. Keluhan Utama
Ibu bayi mengatakan bahwa bagian wajah, leher, sklera mata bayinya
berwarna kuning dan kulit teraba kering.
B. Diagnosa medis
Ikterik Neonatus dengan hiperbilirubin
C. Diagnosa keperawatan
1. Ikterik Neonatus berhubungan dengan Kesulitan transisi ke kehidupan
ekstra uterin (Hiperbilirubin)
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek samping terapi
radiasi (fototerapi).
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
1. Data Subyektif
Ibu bayi mengatakan bahwa bagian wajah, leher, sklera mata bayinya
berwarna kuning dan kulit teraba kering.
2. Data Obyektif
- Terdapat ikterus di daerah wajah, leher dan sklera (kramer 1)
- Bilirubin total 17.86 mg/dL. Bilirubin direk 1.29 mg/dL, Bilirubin
indirek 16.57 mg/dL
- Akral teraba hangat, kulit kering, turgor jelek dan elastisitas
menurun, mukosa bibir kering
- Bayi dalam inkubator dan mendapat terapi fototerapi
- Neonatus 7 hari, BB = 2700 gr, RR = 40x/m, HR = 142x/m, S : 37 º C
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Ibu pasien datang dengan tubuh anaknya kuning dibagian wajah,mata, dan
leher. Di bangsal pasien sudah mendapatkan terapi sinar atau fototerapi
selain itu juga diberikan tindakan non farmakologis salah satu tindakannya
adalah Alih Baring. Alih Baring dapat membantu proses pemecahan bilirubin
di dalam hati.
F. Prinsip tindakan keperawatan
Prosedur pelaksanaan :
A. Tahap prainteraksi
1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan Alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam terapeutik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
keluarga pasien
C. Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Periksa keadaan lampu dalam keadaan siap pakai
3. Hubungkan alat fototerapi dengan sumber listrik
4. Buka baju bayi serta tutup mata dengan penutup mata yang
tidak tembus sinar
5. Tutupi genetalia bayi dengan penutup genetalia
(pampers/popok)
6. Tidurkan bayi ditempat yang telah disediakan
7. Nyalakan saklar fan dan lampu ke posisi “on”
8. Atur jarak lampu dan bayi antara 30-60 cm
9. Usahakan permukaan tubuh seluas-luasnya terpapar dengan
sinar
10. Pasang kain penutup untuk melindungi sinar
11. Lakukan alih baring atau ubah posisi setiap 2-3 jam sekali
selama fototherapi
- Merubah posisi terlentang ke posisi miring kanan
- Merubah posisi miring kanan ke miring kiri
- Merubah posisi miring kiri ke posisi tengkurap
- Merubah posisi tengkurap ke posisi terlentang
- Berikan penyangga dengan bantal kecil/selimut bayi untuk
menjaga posisi pasien
- Pastikan posisi pasien aman dan nyaman
12. Monitor suhu badan setiap 4 jam
13. Monitor keadaan umum secara berkala
14. Kebutuhan cairan ditambah 10-25 % dari kebutuhan 30cc/jam
15. Hentikan sementara fototerapi saat orang tua menengok dan
ibu menyusui, serta membuka pelindung mata untuk
mempermudahkan interaksi alami antara bayi dan orang tua
16. Hentikan fototerapi dan kolaborasi dengan dokter penanggung
jawab bila terjadi komplikasi
17. Tulis buku pantauan fototerapi jam mulai pelaksanaan dan
akhir pelaksanaan
18. Rapikan kembali jika pelaksanaan sudah selesai
19. Pemulangan bayi yang ikterus sesuai petunjuk dokter ruangan
(dapat dipulangkan apabila kadar bilirubin menurun dibawah
angka aman dan taka da penyakit lain)
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
3. Mengucapkan salam
4. Cuci Tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Tanda Tangan.
F. Analisis tindakan

Hiperbilirubin

Ikterik Neonatus berhubungan dengan Kesulitan transisi


ke kehidupan ekstra uterin (Hiperbilirubin)

Terapi non
Farmakologis

Alih Baring saat


Fototerapi

Membantu proses pemecahan bilirubin Dapat


menurunkan
di dalam hati. kadar bilirubin

G. Bahaya dilakukannya tindakan


Bahaya tindakan ini bisa menyebabkan kejadian tersetrum aliran listrik
karena adanya terapi fototerapi.
H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
- Observasi tanda-tanda warna kuning.
- Tempatkan lampu fototerapi diatas bayi dengan tinggi yang sesuai
- Buka penutup mata setiap 3 jam atau ketika lampu dimatikan untuk
(bisa dilakukannya) kontak (bayi dan)orang tua dan (memungkingkan
dilakukannya) aktivitas menyusui.
- Edukasi keluarga mengenai prosedur dan perawatan fototerapi.
- Lakukan alih baring pada bayi setiap 3 jam
- Periksa kadar serum bilirubin, sesuai kebutuhan, sesuai protokol
atau permintaan dokter
- Laporkan hasil laboratorium pada dokter
Hasil yang didapatkan setelah
dilakukan tindakan
S:-
O : Terdapat ikterik pada wajah, sklera , leher (grade 1), Akral teraba
hangat
- S = 37 C
- N = 142x/menit,
- RR=40x/menit
- Bilirubin total 17.86 mg/dL

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi
a. Observasi tandatanda warna kuning.
b. Tempatkan lampu fototerapi diatas bayi dengan tinggi yang
sesuai
c. Buka penutup mata setiap 3 jam atau ketika lampu dimatikan
untuk (bisa dilakukannya) kontak (bayi dan)orang tua dan
(memungkingkan dilakukannya) aktivitas menyusui.
d. Edukasi keluarga mengenai prosedur dan perawatan
fototerapi.
e. Lakukan alih baring pada bayi setiap 3 jam
f. Periksa kadar serum bilirubin, sesuai kebutuhan, sesuai
protokol atau permintaan dokter
g. Laporkan hasil laboratorium pada dokter
I. Evaluasi diri (berisi tentang kesenjangan langkah prosedur yang
telah dilakukan dengan SOP nya)
1) Menambah wawasan mengenai manfaat Alih Baring yang dapat
digunakan sebagai terapi non farmakologis untuk mengurangi
Hiperbilirubin pada pasien Ikterik Neonatus
2) Tindakan sudah dengan SOP yang ada sehingga terapi ini
dapat dimanfaatkan oleh tenaga medis untuk mengurangi
Hiperbilirubin.
J. Daftar pustaka / referensi
Nur Widya Wikanthiningtyas & Sri Mulyanti. (Juni 2016). Pengaruh Alih
Baring Selama Fototerapi Terhadap Perubahan Kadar Bilirubin Pada
Ikterus Neonatorum Di Ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi.
Jurnal Keperawatan Global, Volume 1, No 1 hlm 01-54.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia dan


Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Mahasiswa Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai