Anda di halaman 1dari 21

IKTERIUS

NEONATARUM
Oleh:

1. Siti Agustina (210630010)


2. Nurul Jantun (210630019)

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Keadaan bayi klinis yang ditandai oleh kulit dan
sklera yang berwarna kuning akibat alkumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebihan.

Ikterus umumnya mulai tampak pada sklera (bagian


putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara
sefalokaudal (dari atas ke bawah) ke arah dada,
perut dan ekstremitas.
Kejadian ikterus neonatorum di Indonesia mencapai
50% bayi cukup bulan dan kejadian ikterus
neonatorum pada bayi kurang bulan (premature)
mencapai 58%. Rumah Sakit Dr. Sarditjo
melaporkan kejadian ikterus neonatorum pada bayi
cukup bulan sebanyak 85% yang mana memiliki
kadar bilirubin di atas 5 mg/dl dan 23,80% memiliki
kadar bilirubin di atas 13 mg/dl.
MEKANISME BILIRUBIN NEONATARUM
Sel darah merah pada neonatus berumur sekitar 70-90 hari. Secara
normal pemecahan sel darah merah akan menghasilkanheme dan
globinHeme akan dioksidasi oleh enzim heme oksigenase menjadi
bentuk biliverdin.

Biliverdin bersifat larut dalam air. Biliverdinakan mengalami proses


degradasi menjadi bentuk bilirubin.Produk akhir dari metabolisme ini
adalah bilirubin indirek yang tidak larut dalam air dan akan diikat oleh
albumin dalamsirkulasi darah yang akan mengangkutnya ke hati
Bilirubin indirek diambil dan dimetabolisme di hati menjadi bilirubin
direk.
Bilirubin direk tidak diserap oleh epitel usus tetapi akan
dipecah menjadi sterkobilin dan urobilinogen yang akan
dikeluarkan melalui tinja dan urin. Sebagian kecil
bilirubin direk akan didekonjugasi oleh β-glukoronidase
yang ada pada epitel usus menjadi bilirubin indirek.
Bilirubin indirek akan diabsorpsi kembali oleh darah dan
diangkut kembali ke hati terikat oleh albumin ke hati,
yang dikenal dengan sirkulasi enterohepatik.
KLASIFIKASI

Ikterus Fisiologis Bayi baru lahir umumnya pada


minggu pertama kadar bilirubin tak terkonjugasi
adalah >2mg/dl dan puncaknya adalah sekitar 6-8
mg/dl pada hari ketiga kehidupan dan akan
menurun secara cepat selama 2-3 hari diikuti
dengan penurunan yang lambat sebesar 1mg/dl
selama 1-2 minggu.
IKTERUS PATOLOGIS

 Terjadi pada 24 jam kehidupan


 Terjadi peningkatan atau akumulasi bilirubin serum
>5 mg/dl/hari
 Bilirubin total serum >17 mg/dl pada bayi yang mendapatkan
ASI
 Ikterus menetap sesuudah 8 hari pada bayi cukup bulan atau
sesudah 14 hari pada bayikurang bulan
 Bilirubin directnya >2mg/dl
Untuk menentukan penyebab pasti dari peningkatan abnormal

dari bilirubin tak terkonjugasi, tetapi banyak bayi dengan

temuan ini memiliki faktor risiko terkait seperti ras Asia,

prematur, menyusui, dan penurunan berat badan.

Ikterus fisiologis yang berlebihandan hiperbilirubinemia pada

bayi baru lahir digunakan pada bayi yang masalah utama adalah

defisiensi atau ketidakaktifan bilirubin glukurono transferase

(sindrom Gilbert) daripada beban bilirubin yang berlebihan

untuk diekskresi.
 Tujuannya adalah indentifikasi salah satu penyebab icterus
patologis
 Di lihat kondisi bayi : pucat, ptekia, ektravasasi darah,
memar di kulit yang berlebihan, hepatosplenomegaly,
kehilangan BB, dan terlihat dehidrasi
 Untuk mengatasi penyulit harus mengetahui daerah letak
kadar bilirubin serum total danfaktor resiko hyper
bilirubinemia yang berat
PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama : By. Ny.A

Tempat Tinggal : Beureunuen

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama: Islam

Tanggal Masuk : 23/05/2023

Diagnosa Medik : Ikterik Neonatarum

Asal Rujukan : Puskesmas Beureunuen


2. Alasan dirawat
Karena bayi lahir premature dengan usia gentasi 36 minggu
dengan indikasi ketuban pecah terlebih dahulu yang
mengharuskan bayi lahir dengan cara caesar

3. Riwayat kesehatan sekarang


Usia bayi yang tidak cukup umur mengakibatkan fungsi organ
pada bayi belum matur
PEMERIKSAAN FISIK

Pemerikasan fisik yang didapatkan dari hasil


pengkajian yaitu kesadaran bayi composmentis, - BB
1260gr
 Tb 38cm
 Lingkar kepala 29cm
 Lingkar dada 28cm

Penilaian apgar bayi dengan hasil 9-10


PEMERIKASAAN PENUNJANG

Bilirubin total hasil 17,23


Bilirubin direk hasil 0,78
Bilirubin indirek 16,45
TERAPI

 Infuse D5 (dextro monohydrat sodium clorida)


sebanyak 10 tt/m
 oksigen sebanyak 0,75 liter menggunakan kanul
bertujuan untuk membantu pernafasan
 Ranitidin sebanyak 0,2
ANALISA DATA
Tanggal Data Etiologi Problem
5/5/2023 Ds: Ikterik neonatus
Do: kadar bilirubin b.d usia kurang
meninggat 4 dari 7hari
etsromitas kuning,
dada kuning,
abdomen kuning,
skera kuning

5/5/2023 Ds:
Do: kemerahan pada Resiko gangguan
kulit area punggung intregritas kulit
dan selangkangan, b.d terapi radiasi
kulit masi tipis,kulit
kering,kulit sedang
ganti kulit.
Prioritas diagnosis keperawatan
1) Ikterik neonatus b.d usia kurang dari 7 hari d.d kulit kuning
2) Resiko gangguan integritas kulit d.d terapi radiasi

No Diagnosis Nursing
Nursing outcome rasional
diagnosis keperawatan intervantion
1 Resiko gangguan Setelah dilakukan Perawatan • Untuk
integritas kulit tindakan keperawatan integritas kulit. mengetahui
selama 3x24 jam • identifikasi penyebab
diharapkan resiko penyebab gangguan
gangguan kulit pada gangguan integritas kulit
klien membaik integritas kulit • Untuk menjaga
Kriteria hasil: • ubah posisi tiap kelembaban
• kemerahan jam sekali kulit bayi
menurun • Bersihkan • Agar daerah
• Hidrasi meninggat perinatal perineal bersih
dengan air
hangat
No Diagnosis Nursing
Nursing outcome rasional
diagnosis keperawatan intervantion
2 Ikterik neonatus Setelah dilakukan Foto terapi neonatus a. Untuk mengetahui
tindakan 3x24 jam a. Monitor ikterik derajat ikterik bayi
diharapkan kadar pada sklera dan b. Untuk mengetahui
biurubinkuen kembali kulit bayi apakah bayi bisa
rentan normal, dengan b. Monitor suhu atau tidak
kriteria hasil: setiap 4 jam sekali mendapatkan foto
• Kulit kuning c. Monitor efek terapi
menurun samping fototerapi c. Untuk meminimalisir
• Skela kuning d. Lepaskan pakaian terjadinya efek
menurun bayi kecuali popok samping
• Kadar bilirubin e. Berikan penutup d. Untuk memudahkan
kembali mata proses foto terapi
f. Ukur jarak antara e. Menghindarkan efek
lampu dan foto terapi pada
permukaan kulit mata
bayi f. Agar efek foto
g. Biarkan tubuh bayi terapi baik
terpapar sinar foto g. Agar kadar bilirubin
terapi secara dalam tubuh bayi
berkelanjutan segera menurun
h. Gunakan unen h. Agar sinar foto
putih agar terapi tidak tembus/
memantulkan menyebar disekitar
cahaya sebanyak incubator
mungkin
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Tindakan Evaluasi Paraf
Nanda
1 Foto terapi neonatus S:-
a. Memonitor ikterik pada sklera O : Hasil pengkajian
kulit bayi By : Memiliki derajat kramer 4
b. Memonitor suhu setiap 4 jam S:-
sekali O : 36º
c. Memonitor efek samping foto S:-
terapi O : Resiko gangguan integritas kulit dan
d. Menyiapkan foto lampu terapi resiko hipotermi
e. Melepaskan pakaian bayi kecuali S:-
popok O : Skala awal 414
f. Memberikan penutup mata S:-
g. Mengatur jarak antara lampu dan O : Melepas pakaian bayi dan menyisakan
permukaan kulit bayi badong serta popok
h. Membiarkan tubuh bayi terpapar S:
sinar foto terapi secara O : Bayi tidak rewel saat diberikan penutup
berkelanjutan mata
i. Gunakan linen putih agar S:-
memantulkan cahaya sebanyak O : Jarak antara lampu dan permukaan kulit
mungkin sekitar 30 cm
S:-
O : Ketika foto terapi sedang berlangsung
bodong bayi dilepas
S:-
O : terpasang linen putih di luar alat terapi
No Diagnosa
Tindakan Evaluasi Paraf
Nanda
2 Resiko integritas kulit S:-
a. Mengidentifikasi penyebab O : Penyebab resiko gangguan integritas
gangguan integritas kulit kulit adalah foto terapi yang
b. Mengubah posisi 2 jam sekali dilakukan selama 3x24 jam
c. Membersihkan perineal dengan S:-
air hangat O : Setiap beberapa jam sekali bayi dialih
d. Menggunakan produk berbahan Baring
ringan dan hipoalgergik pada S:-
kulit sensitif O : Ketika bayi BAB/BAK dibersihkan
e. Menghindari produk berbahan dengan air biasa
alkohol pada kulit kering S:-
O : Bayi menggunakan bahan hipoalergik
misalnya menggunakan micropore
sebagai plaster dalam memfiksasi
selang infus
S:-
O : Tidak pernah menggunakan produk
berbahan alkohol kecuali dalam
tindakan yang memerlukan alkohol
swab misalnya pemasangan infus
EVALUASI KEPERAWATAN
(Catatan Perkembangan / SOAP)

Perencanaan
Respon Analisis
No diagnosa Respon objektif (O) selanjutnya Paraf
subjektif (S) masalah (A)
(P)
1
S:- O : Belirubin menurun, warna A : Masalah P : Hentikan
kuning pada bayi tidak ada, teratasi invertensi
sklera tidak iterik

2
S:- O : Kulit bayi dalam keadaan A : Masalah P : Hentikan
lembab masih tipis, foto terapi teratasi intervensi
dihentikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai