Anda di halaman 1dari 6

Fototerapi

A. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum diharapkan mahasiswa mampu melakukan
prosedur perawatan fototerapi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan persiapan pasien sebelum dilakukan fototerapi.
b. Mampu melakukan persiapan lingkungan sebelum melakukan fototerapi.
c. Mampu melakukan persiapan alat sebelum melakukan fototerapi.
d. Mampu melakukan perawatan fototerapi

B. Konsep Teori
1. Definisi
Fototerapi adalah tindakan penyinaran dengan intensitas tinggi yang dilakukan
pada bayi yang mengalami peningkatan kadar bilirubin darah. Perwatan pada anak yang
dilakukan fototerapi diperlukan untuk mencegah komplikasi akibat efek sinar dan panas
yang lama. Wong & Hockenbery (2003) menyebutkan fototerapi adalah metode terapi
dengan menggunakan cahaya dari lampu fluorescent yang dipaparkan pada kulit bayi.
Metode ini efektif untuk mengurangi serum bilirubin dan mencegah ikterus (Potts &
Mandleco, 2007).

2. Tujuan
a. Menurunkan kadar bilirubin darah.
b. Membantu memberikan fothoterapy yang aman dan efektif.

3. Indikasi
a. Pasien dengan peningkatan kadar bilirubin

Indikasi fototerapi berdasarkan kadar bilirubin serum


Usia Bayi cukup bulan sehat Dengan factor resikoa
mg/dl µmol/dl mg/dl µmol/dl
Hari ke-1 Kuning terlihat pada bagian tubuh manapunb
Hari ke-2 15 260 13 220
Hari ke-3 18 310 16 270
Hari ke-4 20 340 17 290
Dan seterusnya
a
Faktor risiko meliputi: bayi kecil (berat lahir <2,5 kg atau lahir sebelum kehamilan 37
minggu), hemolisis dan sepsis.
b
Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan terlihat pada
lengan, tungkai, tangan dan kaki pada hari kedua, maka digolongkan sebagai ikterus
sangat parah dan memerlukan fototerapi secepatnya. Pada kasus ini tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk memulai fototerapi.

Indikasi fototerapi pada bayi berat badan lahir rendah


Berat Badan (gr) Kadar Bilirubin (mg/dL)
<1000 Fototerapi dimulai dalam usia 24 jam pertama
1000-1500 7-9
1500-2000 10-12
2000-2500 13-15
Sumber: Penatalaksanaan Ikterus neonates di Indonesia (Moeslichan, Surjono, Suradi,
dll., 2004)

4. Penilaian Klinik bilirubin dengan menggunakan derajat kremer

Tabel Pembagian Ikterus Menurut Metode Kremer


Derajat Ikterus Daerah Ikterus Perkiraan Kadar Bilirubin
I Daerah kepala dan leher 5,0 mg%
II Sampai badan atas 9,0 mg%
III Sampai badan bawah hingga tungkai 11,4 mg%
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut 12,4 mg%
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki 16,0 mg%

5. Cara Kerja
Fototerapi menggunakan bola lampu berkisar antara 6-8 buah, terdiri dari lampu biru
(F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau daylight fluorescent tubes (Porter &
Dennis, 2002).

Gambar Lampu Fototerapi

Gambar: Bayi rawat gabung dilakukan fototerapi


Gambar: Bayi dilakukan fototerapi dalam inkubator

Cara kerja Fototerapi adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut
dalam air untuk diekskresikan melalui empedu atau urin. Ketika Bilirubin mengabsorbsi
cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi. Bilirubin juga mengalami konversi
ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat
dibersihkan dari plasma melalui empedu. Lumirubin merupakan produk terbanyak dari
degradasi bilirubin akibat fototerapi. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonjugasi
diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan melalui urin. Foto isomer
bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa
diekskresikan melalui empedu (Maisels & McDonagh, 2008).
Durasi fototerapi ditentukan olrh penurunana nilai total serum bilirubin sampai
mencapai nilai yang diharapkan, sehingga tidak ada penetuan berapa jam sebaiknya
fototerapi diberikan (American Academy of Pediatrics, 2004).

Fototerapi

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
PERSIAPAN
1 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Lampu fototerapi
2. Inkubator/basinet
3. Kain tirai inkubator warna putih
4. Kacamata pelindung untuk pasien
5. Pelindung genetalia/Popok /pempers 1 buah
6. Handschoen / Sarung tangan bersih 1 pasang
7. Termometer aksila 1 buah
2 PERSIAPAN PERAWAT DAN LINGKUNGAN

1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutik


2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan kepada keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan keluarga sebelum kegiatan
dilakukan
4. Menyiapkan posisi klien
5. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
3 PERSIAPAN UNIT TERAPI SINAR
1. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila
perlu, sehingga suhu di bawah lampu antara 300C sampai 380C.
2. Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi
dengan baik.
3. Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-
kelip (flickering)
4. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung
tersebut.
5. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan,
walaupun tabung masih bisa berfungsi.
6. Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan
tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk
memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi

4 PELAKSANAAN
1. Membaca basmallah
2. Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
3. Bayi diberikan minum atau disusukan pada ibunya sebelum prosedur
dimulai
4. Menggunakan handschoen / sarung tangan bersih
5. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
6. Perawat memasang penutup mata dan penutup genetalia pasien,
pastikan lubang hidung tidak ikut tertutup
7. Perawat menempatkan pasien didalam inkubator untuk bayi BBLR <
2000gr atau basinet untuk bayi aterm dan BB cukup atau tempatkan
bayi sesuai petunjuk pabrik
8. Menyalakan lampu fototerapi dengan jarak antara lampu dengan bayi
20-30 cm atau menyesuaikan dengan petunjuk pabrik.
9. Balikkan bayi setiap 3 jam dan berikan makan, kaji warna kulit dan
sianosis bila bayi menerima terapi oksigen (matikan sementara
untuk mengkaji sianosis sentral), ganti popok bila basah atau BAB
dan ukur suhu. Lakukan tindakan pengembilan darah atau tindakan
lain sekaligus pada waktu observasi setiap 3 jam.
10. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling
kurang setiap 3 jam.Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit
terapi sinar dan lepaskan penutup mata. Bila bayi menerima cairan
per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah), tingkatkan volume
cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi
masih diterapi sinar. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan
melalui NGT, jangan pindahkan bayi dari sinar terapi sinar .
11.Perhatikan konsistensi dan warna BAB selama menjalani terapi sinar,
konsistensi BAB bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna
kuning.
12.Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan.Pindahkan bayi
dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang tidak
bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar .
13.Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3
jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau
untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu
bayi antara 36,5 0C – 37,5 0C.
14.Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus
khusus
15. Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL
16. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar
setelah 3 hari.
17.Matikan lampu terapi, catat tanggal dimatikan pada label yang
disediakan (menempel di alat)
18.Keluarkan pasien dari basinet atau inkubator, lepaskan penutup mata
dang anti popok, kaji kembali suhu dan hidrasi cairan
19.Rapikan pasien
20.Komunikasikan tindakan telah selesai dan sekaligus memandu
keluarga mengucapkan hamdallah, berikan bayi kepada ibu.
21.Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% bersama
alat-alat lainnya selama 10 menit
22.Mencuci tangan
23.Dokumentasikan tindakan berapa jam pasien dilakukan terapi sinar
dan pendokumentasian status cairan serta manajemen suhu secara
berkala selama tindakan, catat hasil bilirubin serum.
4 EVALUASI HASIL
1. Kadar bilirubin turun sesuai target, warna kuning hilang/berkurang
2. Kebutuhan cairan pasien cukup, tidak terdapat gangguan integritas
kulit, keseimbangan suhu terjaga.
3. Pasien terlihat rapi dan segar setelah tindakan

Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 Malang, 2014


2x
=

Fasilitator

Anda mungkin juga menyukai