Anda di halaman 1dari 8

BAB II

Antenatal Care
1. Pengertian
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Manuaba, 2008).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin, 2005).
2. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling
sedikit 4 kali :
1.

Trismester I : 1 kali

2.

Trismester II : 1 kali

3.

Trismester III : 2 kali

3. Pelayanan ANC
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang
harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau
asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
1. Timbang berat badan dan pengukuran berat badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan masa tubuh
(BMI: Body Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan
yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.
3

adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil antara lain >145 cm.
2. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasi potensi hipertensi.

3. Ukur tinggi fundus uteri


Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara
mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya.
Usia Kehamilan
28 Minggu

TFU dalam cm
25 cm

32 Minggu

27 cm

36 Minggu
40 Minggu

30 cm
33 cm

Tinggi Fundus Uteri


3 Jari diatas pusat
Pertengahan pusat dengan processus
xyphoideus
1 jari dibawah processus xyphoideus
3 jari dibawah processus xyphoideus

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap


Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4
minggu kemudian . akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program
jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.

Imunisasi TT 0,5 cc
Antigen
TT 1
TT2
TT3
TT4
TT5

Interval (Selang
Waktu Minimal)
Pada kunjungan
antenatal pertama
4 minggu setelah
TT1
6 bulan setelah TT2
1 tahun setelah TT3
1 tahun setelah TT4

Lama
Perlindungan

% Perlindungan

3 tahun*

80

5 tahun
10 tahun
25 tahun

95
99
99

Keterangan : * artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum).
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang
dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus
Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus
terlebih dulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya. Bumil yang belum pernah
mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval
minimal 4 minggu atau adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ke-3 (interval minimal
6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis
(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat
(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-4).
5. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500 mikogram.
Minimal masing-masing 90 tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama the atau
kopi karena akan mengganggu penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung vitamin C bersamaan dengan mengkonsumsi tablet besi karena vitamin C
dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat terserap
sempurna oleh tubuh.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi terhadap PMS.
PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun janin yang

dikandung. Pada asuhan kehamilan dilakukan anamnea kehamilan risiko terhadap PMS
meliputi penapisan, konseling, dan terapi PMS.
7. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan
klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus
dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:

Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang
tepat.

Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan

Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan

Memberikan asuhan antenatal

Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah

Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana proses


kelahiran.

Persiapan dan biaya persalinan

8. Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ


Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya
faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan,
cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk
memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin
baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit


Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

Normal: antara 120-160x/menit


6

Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit

Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit

Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit

9. Tetapkan status gizi


Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini
adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat
dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan
dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA <
23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam
jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran lila

Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran

Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca
menurut tanda panah

Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LiLA.

10. Tatalaksana kasus


Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan
standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (nomor 1-7 pada 10 T di atas). Pelayanan antenatal
ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun
bayi. (Prawiroharjo, 2002).
4. Tanda Bahaya Kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai data
dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan Jika pasien mengalami tanda-tanda
bahaya ini maka sebaiknya segera pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan antisipasi untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga
adalah sebagai berikut.
a.
b.
c.

Perdarahan per vagina.


Sakit kepala hebat.
Masalah penglihatan.
7

d.
e.
f.

Bengkak pada muka atau tangan.


Nyeri abdomen yang hebat.
Bayi kurang bergerak seperti biasa (sulistyawati ari, 2009)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pemeriksaan ANC sangat diperlukan bagi ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan dan
pemberiaan ASI. Kunjungan ANC idealnya dilakukan 4x pertemuan, satu kali trimester
pertama, satu kali trimester kedua dan dua kali trimester ketiga. Pada pemeriksaan ANC
dilakukan 10 T yaitu Timbang berat badan dan pengukuran berat badan, Ukur tekanan darah,
Ukur tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Besi, Tes terhadap
penyakit menular, Temu wicara, Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ, Tetapkan status
gizi dan Tatalaksana jika ada penyakit penyerta.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengumpulan Data
a.

b.

Identitas
Nama

: Warni

Umur

: 30 th

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Jl. perjuangan

Anamnesa (Data subjektif)


Pada tanggal : 17 september 2015
1.

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama

: Kontrol kehamilan

Riwayat penyakit sekarang


-

Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari tidak ada

Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada

Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada

Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada

Tidak haid sejak 8 bulan yang lalu

HPHT 15-12-2014

Gerak anak dirasakan sejak 4 bulan yang lalu

TP 22-9-2015

Riwayat penyakit dahulu


-

Tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi dan DM

Riwayat kontrasepsi
-

Tidak ada

Riwayat kehamilan terdahulu


-

I : lahir spontan, BB 2600 gr, ditolong bidan

II: lahir spontan, BB 2200 gr, ditolong bidan

Pemeriksaan fisik
9

Status generalis
-

Keadaan umum

: sedang

Nadi

: 82x

Nafas

: 22x

TD

: 130/60

TB

: 145 cn

BB

: 48 kg

Lila

: 22cm

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Dada

Paru

: dalam batas normal

Jantung

: dalam batas normal

Abdomen

Ins

: Perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan

Palpasi

: FUT 3 jari bawah prosessus xyphoideus


Teraba tahanan besar di kanan, floating

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: BU normal, DJJ: 149x

Diagnosis
G3P2A0H2 gravid aterm 35 36 minggu
Janin hidup tunggal intrauterin
Preskep
Management
-

Edukasi tanda-tanda persalinan dan tanda bahaya kehamilan

Medika mentosa
o SF 1 x 1
o Vit C 1 x 1
o Laktas

10

Anda mungkin juga menyukai