Anda di halaman 1dari 12

Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Penyakit Sistem Kardiovaskuler


Pokok Bahasan : Hipertensi Pada Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Primer Hipertensi Pada Ibu Hamil
Sasaran : 15 orang ibu hamil
Tempat : Posyandu Balita dan Lansia Sakura, Keluahan Keraton,
Martapura
Waktu : Jam 10.00 selesai WITA
Hari, tanggal : Kamis, 15 Oktober 2015
Perorganisasian :1. Pembawa Acara : Ihsanul Fajri
2. Penyaji : 1. Indra
: 2. Ferdinda Ajeng Selyani
3. Fasilitator : 1. Annisa Rahmawati
: 2. Siti Aisyah Damanik
: 3. Monalisa
: 4. Nordiansyah
: 5. Larasati
: 6. Adetya Puspa W.
: 7. Efriliana

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan primer Hipertensi Pada Ibu
Hamil diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami penyakit tersebut.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan hal-hal tentang pengertian
Hipertensi.
2. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan faktor resiko dari Hipertensi Pada
Ibu Hamil.
3. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi
Pada Ibu Hamil.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

4. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan komplikasi pada anak dan ibu dari
Hipertensi pada Ibu Hamil.
5. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pencegahan primer dari Hipertensi
Pada Ibu Hamil.

C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Hamil Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 10 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Bina hubungan saling
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah 30 menit
tentang: 2. Menanyakan Diskusi
1. Pengertian penyakit materi yang
Hipertensi. belum dimengerti
2. Faktor resiko dari
Hipertensi pada Ibu
Hamil.
3. Tanda dan gejala
Hipertensi pada Ibu
Hamil.
4. Menanyakan apakah
ada yang ingin
didiskusikan.
5. Komplikasi pada anak
dan ibu dari Hipertensi
pada Ibu Hamil.
6. Cara pencegahan primer
dari Hipertensi pada Ibu
Hamil.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

Penutup 1. Sesi tanya jawab 1. Menjawab Tanya 40 menit


a. Apa saja tanda dan pertanyaan jawab
gejala hipertensi 2. Menjawab (diskusi)
pada ibu hamil? salam
b. Apa saja dampak
hipertensi kepada
janin?
c. Apa saja
pencegahan primer
hipertensi pada ibu
hamil?
2. Memberikan pertanyaan
(evaluasi)
3. Menyampaikan hasil
Evaluasi
4. Melakukan tensi gratis
pada ibu hamil
5. Penyerahan kenang-
kenangan untuk
posyandu.
6. Menutup penyuluhan
(salam)

D. Setting Tempat

B A Keterangan :

A = Penyaji

D C D B = Pembawa Acara

C = Peserta
D D = Fasilitator

E. Media yang Digunakan


Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

1. PPT
2. Poster
3. Pamplet

F. Garis Besar Materi ( Terlampir)


1. Pengertian penyakit Hipertensi.
2. Faktor resiko dari Hipertensi pada Ibu Hamil.
3. Gejala dan tanda dari Hipertensi pada Ibu Hamil.
4. Komplikasi atau dampak pada anak dan ibu dari Hipertensi pada Ibu
Hamil.
5. Cara pencegahan Primer dari Hipertensi pada Ibu Hamil.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan peserta penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan tim penyaji.
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet, power point dan poster)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan ( 15 orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 2 orang)
c) Ibu memperhatikan materi yang disampaikan
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b) Ibu hamil peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit
Hipertensi, penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil, patofisiologi
Hipertensi pada Ibu Hamil, gejala dan tanda Hipertensi pada Ibu
Hamil, komplikasi Hipertensi pada Ibu Hamil, cara pencegahan
primer Hipertensi pada Ibu Hamil.
c) 15 % target ibu hamil bisa menjawab pertannya yang diberikan.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

H. Lampiran
- Materi Lengkap

I. Referensi :
1. Manuaba IBG,ddk. 2007. Pengatar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
2. Cunningham Gary. 2006. Obstetri William. Jakarta: EGC.
3. Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan
dan Persalinan. Jakarta: EGC.
4. Angsar, Dikman, 2005. Hipertensi dalam Kehamilan. Fakultas
Kedokteran UNAIR: Surabaya.
5. Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta:
Kanisius.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita
hipertensi sebelum hamil, disebut juga sebagai pre eklamasi tidak murni
seperti superimposed preeklamsia bila disertai pula dengan proteinnuria
dan edemia. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan
vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan
atau pada permulaan nifas. Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah
adanya terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang menetap 6 minggu paska
persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. Hingga saat ini hipertensi
dalam kehamilan masih merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janinnya. Hipertensi dalam kehamilan berarti
tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini biasanya mulai pada
trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang
timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Hipertensi dalam kehamilan
adalah Tekanan sistol > 140 atau tekanan diastol > 90 mmHg. Kenaikan
tekanan sistolik 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil
atau pada trimester pertama kehamilan (1).

B. Faktor Resiko Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


1. Usia. Resiko tekanan darah tinggi meningkat (< 20 tahun dan > 40
tahun).
2. Riwayat penyakit keluarga.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas.

Rumus menghitung berat badan ideal pada ibu hamil

BBIH = BBI+ (UH x 0,35)

Keterangan:

BBIH : berat badan ibu hamil

UH : umur kehamilan dalam minggu


Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

0,35 :tambahan berat badan kg per minggunya

Penjelasan

BBI = (TB-110) jika tinggi badan di atas 160.

BBI = (TB-105) jika tinggi badan di bawah 160

4. Tidak aktif secara fisik (malas bergerak dan kurang beraktivitas).


5. Merokok
6. Terlalu banyak garam (sodium) pada diet Anda. Terlalu banyak
sodium pada diet Anda dapat menyebabkan tubuh Anda menahan
cairan yang meningkatkan tekanan darah.
7. Terlalu sedikit vitamin D di dalam darah Anda. Tidak pasti apakah
memiliki terlalu sedikit vitamin D dalam diet Anda dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi. Vitamin D dapat mempengaruhi
enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah
Anda.
8. Terlalu banyak minum alkohol
9. Stres
10. Kondisi kronik tertentu. Seperti, kolestrol tinggi, diabetes, penyakit
ginjal, dan sleep apnea.
11. Terkadang kehamilan juga berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi
(2).

C. Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


1. Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara
lain:
a. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg.
b. Pemeriksaan laboratorium.
2. Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
a. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih.
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Nyeri kepala.
d. Gangguan penglihatan.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

e. Nyeri abdomen atas.


f. Kejang.
g. Peningkatan enzim hati.
h. Pertumbuhan janin terhambat.
i. Sesak nafas (3).

D. Komplikasi pada Anak dan Ibu dari Penyakit Hipertensi pada Ibu
Hamil.
Hipertensi pada saat keadaan ibu sedang mengandung akan
berdampak pada ibu dan janin. Dengan tingginya tekanan darah maka arus
darah akan mengalami gangguan begitu pula pada organ ginjal, hati, otak,
rahim dan juga plasenta. Ibu hamil yang menderita preeklampsia akan
berdampak pada janin dimana nutrisi dan oksigen akan mengalami kondisi
abnormal (kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang janin). Hal ini disebabkan karena pembuluh darah akan
mengalami penyempitan (4).
Pada kondisi ibu hamil yang mengalami preeklamsia maka tumbuh
kembang janin akan terhambat (nutrisi dan oksigen yang terhabat untuk di
berikan ke janin) sehingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
yang rendah. Bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran
prematur. Sedangkan pada kasus preeklamsia yang berat maka bayi harus
segera dilahirkan, kondisi ini disesuaikan dengan janin yang sudah dapat
hidup diluar rahim atau tidak. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh
dokter kandungan untuk menyelamatkan ibu dan janin (4).
Pada wanita penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio
plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan
terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke janin sehingga janin bisa
meninggal. Bahkan meskipun tidak terjadi abrupsio plasenta, hipertensi
bisa menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke janin sehingga
pertumbuhan janin menjadi lambat (4).
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak
negatif bagi bayi dan ibu.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

1. Pada ibu yang mengalami hipertensi berat saat hamil, sering sekali
terjadi abrupsio plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang
menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke janin,
sehingga bisa menyebabkan janin meninggal.
2. Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima
oksigen dan nutrisi bisa menghambat proses pertumbuhan janin, bayi
lahir dengan berat badan yang rendah, atau lahir secara prematur.
3. Kelahiran prematur. Demi menyelamatkan nyawa Ibu dan si Kecil,
kadang dokter akan menyarankan kelahiran bayi secara prematur.
Caranya dengan jalan induksi atau operasi caesar. Hal ini dilakukan
untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.
4. Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari
dinding dalam rahim sebelum proses persalinan. Jika hal ini terjadi,
plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan mengalami pendarahan yang
hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa si Ibu dan si Kecil.
5. Bayi meninggal dalam kandungan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada
masa hamil lima bulan atau lebih. Bayi meninggal dalam kandungan
karena tidak mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan, seperti oksigen dan
nutrisi, selayaknya bayi yang dikandung oleh ibu dengan tekanan darah
normal.
6. Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah sampai
pada tahap praeklamsia, maka Anda berisiko terkena penyakit
kardiovaskular setelah melahirkan, khususnya jika Anda melahirkan
bayi secara prematur. Namun Anda bisa meminimalisasi risiko dengan
menjalani gaya hidup sehat usai melahirkan (4).
Bahaya hipertensi pada kehamilan pada ibu nya :

1. Sesak nafas.

2. Kejang.

3. Menurunya fungsi ginjal.

4. Stroke

5. Bahkan kematian(4)
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

Masalah bagi janin dan bayi setelah dilahirkan meliputi:

1. Kelahiran prematur (baik secara spontan atau untuk melindungi ibu atau
bayi).

2. Pembatasan pertumbuhan (janin tidak mendapatkan berat badan tepat)

3. Berat badan lahir rendah

4. Cairan ketuban rendah (cairan di sekitar bayi dalam rahim) dan


berdampak pada gangguan perkembangan janin, gangguan pergerakan
pada janin, dan gangguan proses melahirkan.

5. Cedera otak dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian (4).

Kondisi ini mungkin terdengar menakutkan, karena itu sangat


dianjurkan untuk selalu konsultasi dengan dokter terutama buat para ibu
yang memiliki statustekanan darah tinggi, hal ini bertujuan untuk
mencegah, mendiagnosa, mengelola, dan mengobati masalah potensial
yang mungkin terjadi (4).

Definisi hipertensi pada kehamilan berdasarkan nilai tekanan darah


absolut (sistolik 140 atau diastolik 90 mmHg) dan dibedakan antara
kenaikan tekanan darah ringan (140-159/90-109 mmHg) atau berat
(160/110mmHg) (4).

E. Pencegahan Primer Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil


Fase Pre-Pathogenesis ( pencegahan Primer)
1. Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit
hipertensi
2. Menerapkan dan meningkatkan perilaku hidup sehat
3. Makan cukup sayur dan buah (pisang, apel, wortel, brokoli, kacang
merah, dan avokad)
4. Rendah garam dan lemak (2400 mg atau 1 sendok teh)
5. Tidak merokok dan konsumsi alkohol
6. Istirahat yang cukup dan olahraga (yoga, renang dan jalan kaki)
7. Hindari kegiatan yang menimbulkan stress
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

8. Mengenali penyakit lain pemicu hipertensi.

Pencegahan Primer : Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk


menghentikan atau mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit
hipertensi terjadi:
1. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
2. Memperhatikan pola makan. Perbanyaklah mengonsumsi sayuran, ikan,
buah-buahan, serta air putih. Penuhi kebutuhan gizi ibu hamil setiap
hari dan pastikan kebutuhan protein, mineral, karbohidrat, vitamin dan
serat tercukupi.
3. Konsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah seperti ikan,
coklat, pisang, dan jeruk.
4. Terapkan pola hidup sehat. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
merokok dapat memicu timbulnya hipertensi. Bahkan pola hidup yang
kurang sehat dapat berdampak buruk pada kesehatan janin.
5. Rajin berolahraga. Olahraga bermanfaat melancarkan sirkulasi darah
dan oksigen dalam tubuh. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga,
renang, dan sebagainya dapat membantu menurunkan tekanakn darah.
6. Hindari stress dan kelelahan. Stress dan kelelahan dapat memicu
tekanan darah tinggi, agar tekanan darah tetap normal usahakan ibu
hamil tetap tenang dan gembira.
7. Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi
minyak ikan yang mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang
menderita diabetes.
8. Rajinlah mengontrol kondisi kandungan pada dokter kandungan atau
bidan. Lakukan juga pengecekan tekanan darah secara rutin.
9. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah
tapi kalsium juga cukup membantu (5).
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi
kesehatan dan pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab,
lingkungan dan pejamu. Langkah pencegahaan di faktor penyebab
misalnya, menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi,
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.

pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) agar memutus rantai


penularan. Langkah pencegahan di faktor lingkungan misalnya, perbaikan
lingkungan fisik agar air, sanitasi lingkungan dan perumahan menjadi
bersih. Langkah pencegahan di faktor pejamu, misalnya perbaikan status
gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi. Tujuan pencegahan primer
adalah mencegah terjadinya suatu penyakit atau cedera selama masa
prapatogenesis (sebelum proses suatu penyakit dimulai) (5).

Anda mungkin juga menyukai