4. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan komplikasi pada anak dan ibu dari
Hipertensi pada Ibu Hamil.
5. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pencegahan primer dari Hipertensi
Pada Ibu Hamil.
C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Hamil Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 10 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Bina hubungan saling
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi 1. Mendengarkan Ceramah 30 menit
tentang: 2. Menanyakan Diskusi
1. Pengertian penyakit materi yang
Hipertensi. belum dimengerti
2. Faktor resiko dari
Hipertensi pada Ibu
Hamil.
3. Tanda dan gejala
Hipertensi pada Ibu
Hamil.
4. Menanyakan apakah
ada yang ingin
didiskusikan.
5. Komplikasi pada anak
dan ibu dari Hipertensi
pada Ibu Hamil.
6. Cara pencegahan primer
dari Hipertensi pada Ibu
Hamil.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.
D. Setting Tempat
B A Keterangan :
A = Penyaji
D C D B = Pembawa Acara
C = Peserta
D D = Fasilitator
1. PPT
2. Poster
3. Pamplet
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan peserta penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan tim penyaji.
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet, power point dan poster)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan ( 15 orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 2 orang)
c) Ibu memperhatikan materi yang disampaikan
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b) Ibu hamil peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit
Hipertensi, penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil, patofisiologi
Hipertensi pada Ibu Hamil, gejala dan tanda Hipertensi pada Ibu
Hamil, komplikasi Hipertensi pada Ibu Hamil, cara pencegahan
primer Hipertensi pada Ibu Hamil.
c) 15 % target ibu hamil bisa menjawab pertannya yang diberikan.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.
H. Lampiran
- Materi Lengkap
I. Referensi :
1. Manuaba IBG,ddk. 2007. Pengatar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
2. Cunningham Gary. 2006. Obstetri William. Jakarta: EGC.
3. Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan
dan Persalinan. Jakarta: EGC.
4. Angsar, Dikman, 2005. Hipertensi dalam Kehamilan. Fakultas
Kedokteran UNAIR: Surabaya.
5. Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta:
Kanisius.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.
Keterangan:
Penjelasan
D. Komplikasi pada Anak dan Ibu dari Penyakit Hipertensi pada Ibu
Hamil.
Hipertensi pada saat keadaan ibu sedang mengandung akan
berdampak pada ibu dan janin. Dengan tingginya tekanan darah maka arus
darah akan mengalami gangguan begitu pula pada organ ginjal, hati, otak,
rahim dan juga plasenta. Ibu hamil yang menderita preeklampsia akan
berdampak pada janin dimana nutrisi dan oksigen akan mengalami kondisi
abnormal (kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang janin). Hal ini disebabkan karena pembuluh darah akan
mengalami penyempitan (4).
Pada kondisi ibu hamil yang mengalami preeklamsia maka tumbuh
kembang janin akan terhambat (nutrisi dan oksigen yang terhabat untuk di
berikan ke janin) sehingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
yang rendah. Bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran
prematur. Sedangkan pada kasus preeklamsia yang berat maka bayi harus
segera dilahirkan, kondisi ini disesuaikan dengan janin yang sudah dapat
hidup diluar rahim atau tidak. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh
dokter kandungan untuk menyelamatkan ibu dan janin (4).
Pada wanita penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio
plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan
terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke janin sehingga janin bisa
meninggal. Bahkan meskipun tidak terjadi abrupsio plasenta, hipertensi
bisa menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke janin sehingga
pertumbuhan janin menjadi lambat (4).
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak
negatif bagi bayi dan ibu.
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.
1. Pada ibu yang mengalami hipertensi berat saat hamil, sering sekali
terjadi abrupsio plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang
menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke janin,
sehingga bisa menyebabkan janin meninggal.
2. Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima
oksigen dan nutrisi bisa menghambat proses pertumbuhan janin, bayi
lahir dengan berat badan yang rendah, atau lahir secara prematur.
3. Kelahiran prematur. Demi menyelamatkan nyawa Ibu dan si Kecil,
kadang dokter akan menyarankan kelahiran bayi secara prematur.
Caranya dengan jalan induksi atau operasi caesar. Hal ini dilakukan
untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.
4. Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari
dinding dalam rahim sebelum proses persalinan. Jika hal ini terjadi,
plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan mengalami pendarahan yang
hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa si Ibu dan si Kecil.
5. Bayi meninggal dalam kandungan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada
masa hamil lima bulan atau lebih. Bayi meninggal dalam kandungan
karena tidak mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan, seperti oksigen dan
nutrisi, selayaknya bayi yang dikandung oleh ibu dengan tekanan darah
normal.
6. Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah sampai
pada tahap praeklamsia, maka Anda berisiko terkena penyakit
kardiovaskular setelah melahirkan, khususnya jika Anda melahirkan
bayi secara prematur. Namun Anda bisa meminimalisasi risiko dengan
menjalani gaya hidup sehat usai melahirkan (4).
Bahaya hipertensi pada kehamilan pada ibu nya :
1. Sesak nafas.
2. Kejang.
4. Stroke
5. Bahkan kematian(4)
Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.
1. Kelahiran prematur (baik secara spontan atau untuk melindungi ibu atau
bayi).
5. Cedera otak dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian (4).