Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, sering timbul bersama penyebab lain seperti jamur dan virus sehingga
sulit dibedakan. Faktor-faktor yang mnedukung terjadinya antara lain kelembaban sehingga
kuman dan jamur mudah tumbuh, pembersihan telinga yang tidak benar, serta gangguan
ventilasi dan drainase telinga. 1,2,3
Otitis ekterna dapat dijumpai pada seluruh negara, terutama pada negara tropis. Di
Amerika Serikat angka kejadian otitis ekterna terjadi pada 4 dari 1000 orang setiap tahunnya.
Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.
Sisanya disebabkan oleh proteus vulgaris, Escherichia colli, Streptococcus aureus, dan
jamur seperti Candida albicans, Aspergilus sp, dan Mucor sp. Pada kasus otitis ekterna
bakterialis, kulit liang telinga berwarna merah dan biasanya edematosa dapat pula sampai
menyumbat total liang teliang tersebut. 4
Otitis ekterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat
menyebar ke pinna, periaurikular, atau ketulang temporal bila tidak mendapat terapi yang
adekuat. Infeksi yang bersifat unilateral mudah menyebar ketelinga lain melalui jari-jari. 4
Otitis eksterna terlazim selama musim panas dan biasanya dapat didiagnosis dari
anamnesis sering terpapar kelingkungan lembab seperti berenang. Pemeriksaan fisik biasanya
ditemukan liang telinga tersumbat oleh pembengkakan, sekret purulen dalam meatus
acusticus eksternus, bengkak dan hiperemi pada pinna dan meatus acusticus eksternus,
ditemukan nyeri hebat pada aurikula dan penekanan tragus yang tidak terjadi pada otitis
media supurativa akuta. 4,5
Prinsip pengobatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

Membersihkan liang telinga dengan tampon tyang diberikan antibiotik


Pemberian steroid untuk mengurangi peradangan
Terapi analgetik untuk mengurangi nyeri
Terapi antibiotik untuk menghindari infeksi bakterial atau ulserasi
Terapi anti fungal untuk menghindari infeksi jamur.
Otitis eksterna biasanya sembuh sepenuhnya dalam 7 sampai 10 hari. Jika tidak diobati,
infeksi dapat menyerang struktur yang lebih dalam hingga menjadi kronik atau menjadi
ganas.6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TELINGA
Telinga dibagi atas telinga luar (auris eksterna), telinga tengah (aris media), telinga
dalam (auris interna). 2,7,8

Gambar 1. Anatomi telinga


A. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani.
Telina luar atau pinna merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit.2,7,8
Daun telinga merupakan struktur tulang rawan yang berlekuk lekuk dan dibungkus
oleh kulit tipis. Lekukan-lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks, tragus, antitragus,
fossa skafoidea, fossa triangularis, konkha dan lobulus. Permukaan lateral daun telinga
mempunyai tonjolan dan daerah yang datar. Tapi daun telingan yang melengkung disebut
heliks. Pada bagian postero-superiornya terdapat tonjolan kecil yang disebut tuberkulum
telinga (Darwin tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat lengkungan yang disebut
antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks dan bagian
dikedua krura ini disebut fossa triangulari. Diatas kedua krura ini terdapat fossa skafa.
Didepan antiheliks terdapat konkha yang terdiri atas dua bagian yaitu simba konkha, yang
merupakan bagian antero-superior konkha yang ditutupi oleh krus heliks dan kavum konkha
yang terletak dibawahnya bersebrangan dengan konkha dan terletak dibawah krus heliks
terdapat tonjolan kecil berbentuk segitiga tumpul yang disebut tragus. Bagian diseberang
tragus dan terletak pada batas bawah antiheliks disebut antitragus. 2
2

Gambar 2. Anatomi daun telinga


Liang telinga (meatus acusticus ekternus) berbentuk huruf S, dengan rangka tulang
rawan pada sepertiga bagian luar sedangkan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit telingan terdapat banyak
kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada
dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh
kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea dan sejenis kelenjar keringat yang telah
mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang
berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklatan yang
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah
infeksi.7.8
Bentuk liang telinga seperti huruf S akibat perbedaan sudut bagian tulang rawan dan
bagian tulang karena itu membran timpani biasanya tidak dapat terlihat lanagsung dari luar.
Bagain yang tersempit dari liang telingan adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan.
Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga dapat bergerak. 2

Gambar 3. Anatomi liang telinga


Liang telinga tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang disebelah medial.
Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak didepan terhadap liang telinga,
sementera prosessus maitoideus terletak dibelakangnya. Saraf fasialis meninggalkan
foramen

stilomastoideus

yang

berjalan

ke

lateral

menuju

prosessus

stiloideus

diposteroinferior liang telinga dan kemudian berjalan kebawah liang telinga untuk
memasuki kelenjar parotis. Tulang rawan liang telinga merupakan salah satu patokan
pembedahan yang digunakan untuk mencari saraf fasialis, patokan lainnya adalah sutura
timpanomastoideus.9,10
Kulit liang telinga merupakan laanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas
menjadi lapisan luar membran timpani. Liang telinga mempunyai lapisan kulit yang sama
dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Lapisan kulit
liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan dari pada bagain tulang. Pada bagian
tulang rawan tebalnya 0,5-1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papilany, dermis dan
subkutan melekat dengan perikondrium. Lapisan kulit liang telinga bagian tulang lebih tipis,
tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periostium tanpa
lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi sutura
antara tulang timpani dan tulang skuama kulit ini tidak mengandung kelenjar dan rambut.
2.9,10

Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konkha, iukuran
diameternya 0,5-2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga luar bagian tulang
rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan rambut. Pada bagian luar liang telinga
bagian tulang rawan, kelenjar sebasea menjadi lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih
jarang atau tidak ada sama sekali pada kulit liang telinga bagian tulang. Kelenjar apokrin
4

terutama teletak pada dinding liang telinga superior dan inferior. Kelenjar-kelenjar ini
terletak pada sepertiga tengah dan bawah dari kulit dan ukurannya berkisar 0,5-2mm seperti
kelenjar sebasea. Kelenjar apokrin terbentuk dari pembungkus luar akar folikel rambut.2,9,10
Arteri-arteri daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang temporal
superficial dan auricular posterior dari arteri karotis eksternal. Permukaan anterior telinga
dan bagian luar liang telinga diperdarahi oleh cabang auricular anterior dan arteri temporalis
superficial. Suatu cabang dari arteri auricular posterior memperdarahi permukaan posterior
telinga.10
Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf kutaneus
dan kranial. Cabang auricular temporalis dari bagian ketiga saraf trigeminus (N.V)
mensarafi permukaan anterolateral telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan
segmen depan membran timpani. Permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus
dipersarafi oleh pleksus servical saraf auricularis mayor. Cabang auricularis dari saraf
facialis (N.VII), glossofaringeus (N.IX) dan vagus (N.X) menyebar kedaerah konka dan
cabang-cabang saraf ini mensarafi diding posterior dan inferior liang telinga dan segmen
posterior dan inferior membran timpani.2,9,10
B. Telinga tengah
Telinga tengah terletak didalam pars petrosa ossis temporalis yang terdiri dari
membran timpani, cavum timpani, tuba eustachius, prosessus mastoideus dan selae
mastoideus. 2,7,8,9,10
Membran timpani
Membran timpani adalah selaput tipis yang atletis berwarna putih keabuan
seperti mutiara dengan ukuran

panjang sekitar 9-10 mm, lebar 0,1 mm.

Membran timpani berbentuk kerucut yaitu convex terhadap telinga tengan


dengan bagian tengah yang lebih rendah dikenal dengan umbo membrane
tympanicae. Dari umbo membrane tympanicae memancar daerah yang cerah ke
anterior-inferior, yakni cone of light (kerucut cahaya atau disebut juga reflex
cahaya). Pada membran timpani kiri, cone of light mengarah pada pukul 7.
Sementara pada membran timpani kanan, cone of light mengarah pada pukul 5.
Secara klinis cone of light ini dinilai, misalnya bila letak cone of light mendatar,
berarti terdapat gangguan pada tuba eustachius. 7,8,9,10
Secara anatomi terdiri dari 2 bagian:
1. Pars tensa: dibawah plika maleolaris anterior dan posterior terdiri dari 3
lapisan:
Lapisan luar : stratum cutaneum
Lapisan tengah : stratum fibrosum
5

Lapisan dalam : stratum mukosum

2. Pars flaccida (Shrapnells membran) terdiri dari 2 lapisan:


Lapisan luar : stratum cutaneum
Lapisan dalam : stratum mukosum9,10

Gambar 4. Anatomi membran timpani


Berbentuk kubus dengan batas-batas:
Lateral
: membran timpani
Medial
: berturut-turut dari atas kebawah kanalis semisirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap

bundar (round window) dan promontorium.


Anterior
: tuba eustachius
Posterior : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikal
Superior : segmen timpani (meningen/otak)
Inferior
: vena jugularis (bulbul jugularis)

Selain itu juga terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu malleus, incus,


stapes. 2,7,8,10

Gambar 5. Anatomi tulang-tulang pendengaran


Tuba eustachius
Tuba eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase sekret dan
menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ketelinga tengha. Ventilasi
berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama
dengan tekanan udara luar. Adanya fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan
dengan melakukan perasat valsava dan perasat toynbee.2,7,8,9,10
Prosessus mastoideus dan selulae mastoideus
Merupakan tulang dibelakang telinga yang melindungi koklea dan sistem
vestibula. 7,8,10
C. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea
disebut helikotrema, menghubungkan perlimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis
semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang
tidak lengkap. 2,7,8,9,10
Koklea
Bagian koklea labirin adalah suatu saluran melingkar yang ada pada telinga
manusia panjangnya 35 mm. Koklea bagian tulang membentuk 2,5 kali putaran
yang mengelilingi sumbunya. Sumbu ini dinamakan modiolus, yang terdiri dari
pembuluh darag dan saraf. Ruang didalam koklea bagian tulang dibagi dua oleh
dinding (septum). Bagian dalam septum ini terdiri dari lamina spiralis ossea.

Bagian

luarnya

terdiri

dari

anyaman

penyambung,

lamina

spiralis

membranasea.7,8,9,10
Vestibulum
Vestibulum letaknya diantara koklea dan kanalis semisirkularis yang juga
berisi perilimfe. Pada vestibulum bagian depan, terdapat lubang (foramen ovale)
yang berhubungan dengan membran timpani, tempat meletaknya telapak (foot
plate) dari stapes. Didalam vestibulum terdapat gelembung-gelembung bagaian
membran sakkulus dan utrikulus. Gelembung-gelembung sakkulus dan utrikulus
berhubungan satu sama lain dengan perantara duktus utrikulosakkularis, yang
bercabang melalui duktus endolimfatikus yang berakhir pada suatu lipatan dari
duramater, yang terletak pada bagian os piramidalis. Lipatan ini dinamakan
sakkulus endolimfatikus, saluran ini buntu. 7,8,9,10
Kanalis semisirkularis
Dikedua sisi kepala terdapat kanalis semisirkularis yang tegak lurus satu
sama lain. Didalam kanalis tulang, terdapart kanalis bagian membran yang
terbenam dalam ferilimfa. 7,8
Kanalis semisirkularis horizontal berbatasan dengan antrum mastoideum
dan tampak sebagai tonjolan, tonjolan kanalis semisirkularis horizontalis
(lateralis).7.8
Kanalis semisirkularis vertikal (posterior) berbatasan dengan fossa crania
media dan tampak permukaan atas os petrosus sebagai tonjolan, eminentia
arkuata. Kanalis semisirkularis

posterior tegak lurus dengan kanalis

semisirkularis superior. Kedua ujung yang tidak melebar dari kedua kanalis
semisirkularis yang letaknya vertikal bersatu dan bermuara pada vestibulum
sebagai krus komunis. 2,7,8,9,10

Gambar 6. Anatomi telinga bagian dalam


2.2 FISIOLOGI PENDENGARAN
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga, bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani
diteruskan ketelinga tengah melaui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengimplikasi
getaran melalui daya ungkit pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani
dan tingkap lonjong (ovale window). Energi getar yang telah diimplifikasi ini akan diteruskan
ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibule
bergerak. Getaran diteruskan melalui membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini
merupakan rangsang mekanis yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmiter kedalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai korteks pendengaran (area 39-40) di
lobus temporalis. 2,7,8,10

Gambar 7. Anatomi fisiologi pendengaran


2.3 DEFINISI
Otitis adalah peradangan pada telinga dan eksterna artinya luar. Radang telinga dapat
dikategorikan berdasarkan lokasi tempat terjadinya peradangan. Apabila infeksi terjadi di
liang telinga bagian luar maka diklasifikasikan sebagai otitis eksterna. 3,10
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi
bakteri, jamur dan virus. 1,3
9

2.4 EPIDEMIOLOGI
Otitis eksterna dapat dijumpai pada seluruh negara, terutama dinegara tropis. Di
Amerika Sarikat angka kejadian otitis eksterna pada 4 dari 1000 orang setiap tahunnya.
Penyakit ini sering terjadi pada kondisi musim panas dan lembab. 6
Otitis eksterna dapat terjadi pada semua kelompok usia, paling umum terjadi pada
populasi anak-anak dan remaja. Angka kejadian puncak pada anak usia 7-12 tahun. Sebuah
studi tunggal di Inggris menumukan prevalensi pada usia di atas 65 tahun. 6
Otitis eksterna dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan prevalensi yang
sama.1

2.5 PREDISPOSISI
Ada beberapa faktor:
1. faktor endogen
keadaan umum yang buruk akibat anemia, hipovitaminosis dan diabetes melitus.
Diabetik merupakan faktor resiko utama berkembangnya otitis eksterna maligna.
Vaskulopati pembuluh darah kecil dan disfungsi imun yang berhubungan dengan
diabetik merupakan penyebab utama predisposisi ini.1,3,9,10
2. Faktor eksogen
Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
Trauma ringan ketika mengorek telinga
Teknik berenang yang salah sehingga telinga kemasukan air 1,3,9,10
2.6 PATOGENESIS
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cutton bud (pembersih kapas telinga)
dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk disekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga.6
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk kedalam liang telinga
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat dan gelap pada liang telinga
merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.6
10

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan


proteksif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa
gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. 6
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan atau nanah yang
bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara
akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.6
Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang
temporal. 6
2.7 KLASIFIKASI
Klasifikasi otitis eksterna berdasarkan spektrum infeksi yang disebabkan bakteri, virus
dan jamur mencakup bentuk akut dan kronis terdiri atas:1,3,8,10
Otitis eksterna akibat infeksi bakteri antara lain:
A. Otitis eksterna akut terlokalisasi
Definisi
Disebut juga otitis eksterna sirkumskripta atau furunkulosis merupakan perdangan pada
kulit sepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar serumen sehingga terjadi infeksi pada pilosebaseus
mengakibatkan terbentuknya furunkel. Umumnya kasus ini disebabkan trauma garukan pada
liang telinga.
Etiologi
Kuman penyebab otitis eksterna akut terlokalisasi atau sirkumskripta biasanya
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus.
Patofisiologi
Otitis eksterna sirkumskripta dapat terjadi akibat infeksi kelenjar sebasea di liang
telinga bagian tulang rawan akibatnya terjadi respon inflamasi berupa pembengkakan dan
kemerahan difus didaerah liang telinga sehingga menyebabkan liang telinga telinga tersumbat
dan terbentuk folikulitis yang kemudian berkembang menjadi furunkel.
Manifestasi klinis

11

Gejala otitis eksterna akut terlokalisasi atau sirkumskripta ialah rasa nyeri yang hebat,
tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak
mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan
perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi
temporomandibula). Selain itu dapat terjadi gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan
menyumbat liang telinga.1,3,8,10

Gambar 8. Otitis eksterna sirkumskripta


B. Otitis eksterna akut diffus
Definisi
Infeksi ini dikenal juga dengan nam Swimmers ear, merupakan peradangan pada
kulit liang telinga duapertiga dalam. tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang
tidak jelas batasnya.
Etiologi
Kuman penyebab otitis eksterna akut difus biasanya golongan Pseudomonas. Kuman
lain yang dapat sebagai penyebab adalah Staphylococcus albus dan Escherichia colli.
Patofisiologi
Penyakit yang timbul terutama pada musim panas dan merupakan bentuk otitis eksterna
yang paling umum. Cuaca panas dan lembab menyebabkan pembengkakan stratum korneum
kulit sehingga menyumbat saluran folikel. Terjadinya kelembaban berlebihan karena

12

berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang
cocok untuk pertumbuhanbakteri.
Manifestasi klinis
Gejala otitis eksterna difus adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit,
kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang
berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musim) seperti sekret yang keluar dari cavum
timpani pada otitis media. 1,3,7,8,10

Gambar 9. Otitis eksterna akut diffus


C. Otitis eksterna maligna
Definisi
Suatu tipe khusus dari infeksi akut diffus diliang telinga luar dan struktur lain
disekitarnya. Disebut juga otitis eksterna neccroticans. Biasanya terjadi pada orang tua
dengan penyakit diabetes melitus.
Etiologi
Otitis eksterna maligna sering disebabkan oleh Pseudomonas aeroginosa.
Patofisiologi
Pada penderita diabetes, pH serumennya lebih tinggi dibandingkan pH serumen
nondiabetes. Kondisi ini menyebbakan penderita diabetes lebih mudah terjadi otitis eksterna.
Akibat adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati, otitis eksterna berlanjut
menjadi otitis eksterna maligna. Pada otitis eksterna maligna perdangan meluas secara
13

progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang sekitarnya sehingga timbul kondritis,
osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal. Saraf fasial dapat terkena
sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial.
Manifestasi klinis
Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat
diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri
tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat
tumbuhnya.
Komplikasi
Paresis atau paralisi nervus fasial, kondritis, osteitis dan osteomielitis sehingga
kehancuran tulang temporal.1,3,4,7,8,10

Gambar 10. Otitis eksterna maligna


Otitis eksterna akibat infeksi jamur:
D. Otitis eksterna kronik difus
Definisi
Dikenal juga dengan otomikosis merupakan infeksi jamur pada liang telinga luar
dipermudah oleh kelembaban yang tinggi didaerah tersebut. kondisi ini dapat terjadi secara
primer atau akibat infeksi bakter atau penggunaan antibiotik tetes yang berkepanjangan
seperti otitis eksterna bakterial, keadaan lembab, hangat dan gelap dapat menjadi predisposisi
otomikosis.
14

Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur biasanya Aspergillus niger, pityrosporum,
Aktinomices atau Candida albicans.
Manifestasi klinis
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga karen asanagat gatal
pasien biasanya sering mengorek telinga. Dapat pula tanpa keluhan. 1,3,8,10

Gambar 11. Otomikosis


Otitis eksterna akibat infeksi virus:
E. Herpes zoster oticus
Definisi
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang satu atau lebih dermatom
saraf kranial. Dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum dan radiks servikalis.
Lokasi lesi khas hanya pada dermatom kulit yang dipersarafi cabang sensorik kecil dari
nervus fasialis. Lesi kulit tersebut mungkin hanya terbatas pada sebagian liang telinga tetapi
dapat juga meluas ke aurikula hingga ke maksila.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Varisella zoster.
Manifestasi klinis
Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit didaerah muka sekitar liang telinga, otalgia
dan dapat disertai paralisis otot wajah.
Komplikasi
Tuli sensori neural.1,4,7
15

Gambar 12. Herpes zooster oticus


2.8 DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan anamnesisi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.6
Anamnesis
Pasien dengan otitis eksterna (OE) mungkin mengeluhkan hal-hal berikut: otalgia,
mulai dari ringan sampai berat, biasanya berkembang selama 1-2 hari, gangguan
pendengaran, rasa penuh ditelinga atau tekanan, tinnitus, dapat dijumpai demam, gatal
terutama pada otitis eksterna yang disebabkan jamur, adanya cairan jernih atau purulent yang
berbau tergantung pada jenis infeksinya.6
Sering dengan riwayat paparan atau kegiatan dalam air misalnya berenang atau
berselancar, riwayat trauma sebelumnya pada telinga misalnya mengorek telinga.6
Pemeriksaan fisik
Dijumpai nyeri pada palpasi tragus (anterior liang telinga) atau penerapan traksi ke
pinna merupakan ciri khas dari otitis eksterna. Pemeriksaan menunjukkan eritema, edema dan
penyempitan saluran pendengaran eksternal dan keluarnya cairan purulen atau serosa.
Gangguan pendengaran konduktif mungkin jelas. Selulitis pada wajah dan leher atau
limfadenopati leher ipsilateral terjadi pada beberapa pasien tergantung pada jenis infeksinya.6
Pada otitis eksterna yang disebabkan jamur dijumpai liang telinga tampak debris, abuabu, putih, kehitaman, yang dapat menyerupai kapas kotor. Diding liang dapat eritem dan
sedikit udem.1

Pada pemeriksaan penunjang


A. Laboratorium meliputi
Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
Laju endap darah
16

Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87 mm/jam. Laju endap
darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis klinik dari otitis eksternal akut

atau keganasan pada telinga yang tidak menyebabkan peningkatan tes ini.
Kimia darah
Pasien yang diketahui dengan diabetik perlu pemeriksaan kimia darah untuk
menentukan intoleransi glukosa basal. Pasien tanpa riwayat diabetes perlu

diperiksa toleransi glukosanya.


B. Kultur dan tes sensitifitas
C. Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan penyakit
dan respon terapi.
D. Ct-scan dan MRI
Keduanya berguna untuk memeriksa perluasan inflamasi terhadap anatomi jaringan
lunak, pembentukan abses, komplikasi intrakranial.6
2.9 PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan dari otitis eksterna akut terlokalisasi atau sirkumskripta:
Terapi tergantung terhadap keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salap.
Seperti polymixin B, bacitrasin atau anti septik (asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%).
Kalau dinding furunkel tebal dilakukan insisi kemudian dipasang drain untuk mengalirkan
nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik secara sistemik, hanya diberikan obat
simtomatik seperti analgetik dan obat penenang.1,3,8
B. Penatalaksanaan dari otitis eksterna akut diffus
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik keliang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan
kulit yang meradang. Dapat digunakan obat tetes telinga yang mengandung polymixin B,
kolistin, neumicin dan hidrokortison atau kloramfenikol. Bila kasus berat, diperlukan
antibiotik sistemik. 1,3,8
C. Penatalaksanaan otitis eksterna maligna atau nekrotikan
Pengobatan harus cepat diberikan. Sesuai dengan hasil kultur dan resistensi. Mengingat
kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa, diberikan antibiotik dosis yang
tinggi sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara menunggu hasil kultur dan
resistensi, diberikan golongan fluo-roquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi peroral. Pada
17

keadaan yang lebih berat diberikan antibiotik parenteral kombinasi dengan antibiotik
golongan aminoglikosida yang diberaiakn selama 6-8 minggu. 1,3,8
Antibiotik yang sering digunakan adalah ciprofloxacin, ceftriaxon, ceptazidine
kombinasi dengan aminoglikosida dan gentamicin kombinasi dengan golongan penisilin. 1,3,8
Disamping obat-obatan sering kali diperlukan juga tindakan membersihkan luka
(debridemen) secara radikal. Tindakan membersihkan luka yang kurang bersih dapat
mempercepat perjalanan penyakit. 1,3,8
Bila terdapat penyebaran infeksi hingga basis kranii, pembedahan secara lokal dapat
dilakukan dengan mastoidektomi, dikombinasikan dengan pemberian antibiotik anti
pseudomonas spesifik.3,8
D. Penatalaksaan otitis eksterna kronik diffus atau otomikosis
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga, larutan asam asetat 2% dalam
alkohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung campuran antibiotik
dan steroid yang diteteskan keliang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang
diperlukan obat anti jamur yang diberikan secara topikal yang mengandung nistatin,
klotrimazol. 1,3,8
E. Penatalaksaan herpes zoster oticus
Pengobatannya ialah pemberian obat antivirus (valasiklovir) dalam 2 kali 24 jam
setelah terjadinya penyakit. Dosisis asiklovir yang dianjurkan ialah 5x800 mg sehari dan
biasanya diberikan selama 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3x1000 mg sehari karena
konsentrasi dalam plasma tinggi.2,9
2.10

PROGNOSIS
Sebagian besar pasien membaik dalam 48-72 jam setelah pemberian antibiotik.

Kegagalan untuk membaik dalam 2 sampai 3 hari harus diperiksaan kedokter untuk
mengevaluasi kembali pasien. Otitis eksterna biasanya sembuh sepenuhnya dalam 7 sampai
10 hari. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyerang struktur yang lebih dalam hingga menjadi
kronik atau menjadi ganas, suatu kondisi serius yang memerlukan pengobatan jangka panjang
dan sering menyebabkan morbiditas atau mortalitas sekitar 10-20%.6

18

BAB III
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi
bakteri, jamur dan virus. Klasifikasi otitis eksterna berdasarkan spektrum infeksi yang
disebabkan bakteri, virus dan jamur mencakup bentuk akut dan kronis, meliputi:
Otitis eksterna yang disebabkan infeksi bakteri terdiri atas:
- Otitis eksterna akut terlokalisasi atau sirkumskripta
- Otitis eksterna akut diffus
- Otitis eksterna maligna
Otitis eksterna yang disebabkan oleh infeksi jamur antara lain:
- Otitis eksterna kronik diffus atau otomikosis
otitis eksterna yang disebabkan oleh infeksi virus:
- herpes zoster oticus
Di Amerika Serikat 98% otitis eksterna disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.
Sisanya disebabkan oleh proteus vulgaris E.colli, Streptococcus aureus dan jamur seperti
Candida albicans, Aspergillus sp, Mucor sp dan virus varisela zoster.
Prinsip pengobatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Membersihkan liang telinga dengan tampon tyang diberikan antibiotik
Pemberian steroid untuk mengurangi peradangan
Terapi analgetik untuk mengurangi nyeri
Terapi antibiotik untuk menghindari infeksi bakterial atau ulserasi
Terapi anti fungal untuk menghindari infeksi jamur.

Otitis eksterna biasanya sembuh sepenuhnya dalam 7 sampai 10 hari. Jika tidak diobati,
infeksi dapat menyerang struktur yang lebih dalam hingga menjadi kronik atau menjadi
ganas.

19

Anda mungkin juga menyukai