Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI

Pokok bahasan : Hipertensi


Sasaran : Pasien/ keluarga
Penyuluh : Kelompok IV
Waktu : ±30 menit
Hari/tanggal : Selasa, 27 Januari 2015
Tempat : Ruang H5

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dapat mengetahui tentang penyakit
Hipertensi.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan pasien dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab dari Hipertensi
3. Menyebutkan gejala dari Hipertensi
4. Mengerti komplikasi dari Hipertensi
5. Mengetahui cara penanganan Hipertensi

III. MATERI
1. Pengertian dari Hipertensi
2. Penyebab dari Hipertensi
3. Gejala dari Hipertensi
4. Komplikasi dari Hipertensi
5. Cara penanganan Hipertensi

IV. METODE
1. Ceramah dan tanya jawab

V. KEGIATAN PENYULUHAN

1
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. 5 Pembukaan :
menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 10 Pelaksanaan :
menit  Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
dari Hipertensi
 Menjelaskan tentang penyebab  Memperhatikan
Hipertensi  Bertanya dan
 Menjelaskan tentang gejala dari menjawab
Hipertensi pertanyaan yang
 Menjelaskan tentang komplikasi diajukan
Hipertensi  Memperhatikan
 Menjelaskan cara penanganan
Hipertensi  Bertanya dan
 Memberikan kesempatan untuk menjawab
bertanya pertanyaan yang
diajukan
3. 10 Evaluasi :
menit  Menanyakan kepada peserta  Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 Terminasi :
menit  Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan
peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

VI. MEDIA
 Leaflet, LCD

VII. EVALUASI
1) Evaluasi skunder
(a)Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama
dengan keluarga.

2) Evaluasi Proses

2
(a) Keluarga antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
(b) Keluarga terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3) Evaluasi hasil
(a) Keluarga memahami materi yang disampaikan pemateri.
(b) Ada umpan balik positif dari keluarga, dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyuluh.

MATERI HIPERTENSI

1.1 Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetap di atas batas
normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg (Sylvia
Anderson Price, 2005:933).
1.2 Faktor Penyebab Hipertensi
Menurut Sufrida Yulianti dan Maloediyn S. (2006:19-23), faktor penyebab hipertensi
adalah:
1.2.1 Faktor yang tidak dapat diubah
1) Usia
Pertambahan usia dapat meningkatkan resiko terjangkitnya penyakit hipertensi.
Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang

3
orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring
dengan bertambahnya usia memang sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya perubahan
alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Namun, jika perubahan ini disertai
dengan faktor resiko lain bisa memicu terjadinya hipertensi.
2) Keturunan
Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari orang tua kita
menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki resiko terkena hipertensi
sebesar 25%. Jika kedua orang tua kita menderita hipertensi, kemungkinan kita terkena
penyakit ini sebesar 60%. Namun, kemungkinan itu tidak selamanya terjadi. Ada seseorang
yang sebagian besar kelurganya penderita hipertensi, tetapi dirinya tidak terkena penyakit
tersebut.
1.2.2 Faktor yang dapat di ubah
1) Obesitas
2) Kurang olah raga
3) Merokok
4) Kopi
5) Minum-minuman beralkohol secara berlebihan
6) Stres.

1.3 Kategori Hipertensi


Menurut National Institute of Health, lembaga kesehatan nasional di Amerika
mengklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kategori hipertensi menurut National Institute of Health
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Normal = 119 < 79
Pra-hipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat 2 = 160 = 100

1.4 Gejala Hipertensi


Menurut Widian Nur Indriyani (2009), pada sebagian besar penderita, hipertensi
tidak menimbulkan gejala. Kalaupun menunjukkan gejala, gejala tersebut biasanya ringan
dan tidak spesifik, misalnya pusing-pusing. Meskipun jika kebetulan beberapa gejala
muncul bersamaan dan diyakini berhubungan dengan hipertensi, gejala-gejala tersebut
sering kali tidak terkait dengan hipertensi. Akan tetapi, jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain: sakit kepala, kelelahan, mual
dan muntah, sesak napas, napas pendek (terengah-engah), gelisah, pandangan menjadi
kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat di

4
tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah, pembengkakan
pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak pucat atau kemerahan,
denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur, impotensi, darah di urine, mimisan
(jarang dilaporkan).
Menurut Redaksi AgroMedia (2009), gejala hipertensi yang dirasakan penderita
antara lain sakit kepala, pusing, tengkuk terasa pegal, kaku dan sakit, jantung berdetak
lebih cepat dan berdebar, perasaan seperti berputar tujuh keliling, mata terasa berat, rasa
ingin jatuh, serta telinga terasa berdenging. Namun, orang biasanya tidak menyadari
gejela-gejala tersebut dan menganggap seperti “rasa tidak enak badan”.
1.5 Penatalaksanaan (Bangun, 2002)
Hal yang bisa dilakukan oleh penderita hipertensi antara lain:
1. Mengubah gaya hidup
1) Mengurangi kelebihan bobot berat badan
Kelebihan berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, tingkat lipid (lemak
darah) tinggi yang abnormal, diabetes, dan penyakit jantung koroner. Kuncinya adalah
dengan membatasi asupan kalori dan tingkat latihan fisik. Penurunan bobot sebanyaknya
4,5 kg saja sudah sangat berarti dalam penurunan tekanan darah tinggi. Penurunan bobot
juga dapat mempercepat turunnya tekanan darah dalam pengobatan. Latihan aerobik secara
teratur tiga atau empat kali seminggu dengan lama 30-45 menit bisa membantu
mengurangi risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
2) Membatasi asupan alkohol
Alkohol bisa memberikan konstribusi terhadap hipertensi. Alkohol bisa mengurangi
kemampuan pompa jantung dan kadang-kadang membuat pengobatan hipertensi kurang
efektif. Karenanya, lebih baik menghindarinya sama sekali.
3) Membatasi konsumsi garam
Garam mengandung ion Natrium (Na+) dan klorida (Cl-) merupakan ion utama dalam
cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat (Martuti, 2009:46). Asupan garam yang tinggi,
meskipun tidak selalu, bisa meningkatkan tekanan darah, khususnya pada orang tua,
penderita darah tinggi, dan pasien dengan diabetes mellitus. Menghindari atau mengurangi
garam adalah salah satu contoh cara mengurangi natrium, meskipun tidak menjamin
seseorang tidak terkena hipertensi (Bangun, 2002:24)
4) Berhenti merokok
Merokok memang tidak menyebabkan hipertensi. Namun, merokok adalah salah satu
faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler. Merokok juga menghalangi efek obat
antihipertensi. Orang yang menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya berhenti dan tidak
merokok sama sekali. Meskipun demikian perlu diperhatikan kenaikan berat badan akibat

5
berhenti merokok. Sementara itu, orang yang tidak merokok lebih baik tidak mulai atau
coba-coba merokok.
5) Mengurangi lemak
Seorang penderita darah tinggi dengan kadar lemak yang banyak, mungkin
memerlukan modifikasi diet atau terapi obat untuk menormalkannya. Batasan utama
asupan lemak adalah kurang dari 30% total kalori. Dietary Approaches to Stop
Hypertension DASH) di Amerika Serikat menyarankan diet rendah lemak, yakni
mengonsumsi buah dan sayuran.
6) Obat
 Diuretik
Obat diuretik dikenal dengan nama pil air. Obat ini merupakan pilihan pertama dalam
pengobatan. Obat ini mempengaruhi ginjal. Kadar garam di dalam tubuh dikeluarkan
bersamaan dengan zat cair yang ditahan oleh garam. Biasanya tidak ada akibat sampingan
yang mengganggu. Namun, akibat tambahan dari diuretik adalah tidak saja garam
dikeluarkan dari tubuh, tetapi juga zat lain yang berguna bagi tubuh, seperti kalium, ikut
dikeluarkan. Karenannya, sering dokter memberikan pil-pil khusus untuk memperlancar air
seni sekaligus mempertahankan kalium. Pil-pil tersebut bisa bertambah manfaatnya jika
ditunjang oleh menu makanan dengan kadar garam yang rendah.
7) Kontrol Rutin
1.6 Komplikasi
Komplikasi penyakit yang dapat timbul atau menyertai hipertensi (Redaksi
AgroMedia, 2009:10) adalah :
1) Stroke
2) Gagal Jantung
3) Gagal Ginjal
4) Kerusakan pada Mata

6
DAFTAR PUSTAKA

Arora, Anjali. (2007). 5 Langkah Mencegah dan Mengobati Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Bangun, A. P. (2008). Khasiat Tanaman Obat untuk Hipertensi. Jakarta: Indo Camp.

Price, Sylvia Anderson. (2005). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit.


Edisi 6. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit ...[et. al]; editor edisi bahasa Indonesia,
Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai