Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS (Haniek,
2011:29). Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak, 2011:67). PHBS pada tatanan rumah tangga
mempunyai 10 indikator yang telah ditetapkan (Departemen Kesehatan RI, 2011).
Program PHBS telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan pengarahan
dan penyuluhan oleh tenaga kesehatan pada masyarakat tahun 1996 (Kementrian
Kesehatan RI, 2011). Sumber informasi bisa mempengaruhi seseorang dalam
menerapkan PHBS. Informasi yang diberikan akan membuat seseorang mampu
membuat keputusan dan menimbulkan kesadaran diri untuk mengubah kebiasaan
dari berperilaku tidak sehat menjadi berperilaku hidup sehat. PHBS dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan sekitar, seperti
lingkungan rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja. PHBS pada tatanan rumah
tangga merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup
perorangan dan keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya. Menerapkan PHBS pada lingkungan maupun pada
keluarga akan menciptakan lingkungan yang bersih dan keluarga yang sehat, tapi
masih banyak masalah PHBS yang belum diterapkan dengan benar hal itu bisa
dilihat dari lingkungan yang kurang bersih, sampah berserakan, jamban dan
sumber air yang kurang sehat. Fenomena yang ditemukan di tempat penelitian
oleh peneliti di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka Raya
masih ada anggota keluarga yang merokok didalam rumah, sekitar lingkungan
masih terlihat sampah berserakan dan menumpuk, menggunakan sumber air dari
sungai dan tempat pembuangan sampah yang masih kurang.
Data World Health Organization (WHO), menunjukan bahwa kira-kira
3,1% kematian (1,7 juta) dan 3,7% Disability Adjusted Life Years (DALYs) (54,2
juta) disebabkan oleh air yang tidak layak konsumsi, sanitasi dan hygiene

1
(Widodo, Suharman dan Hariyono, 2013). Jumlah kasus kesakitan malaria di
Indonesia 0,99 per 1.000 penduduk, dan kasus PHBS terendah terdapat di Provinsi
Papua Barat sebesar 25,50% kemudian Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar
29,48% (Kemenkes RI, 2015). Hasil penelitian Prastiono (2014), siswa yang
mengalami kejadian cacingan sebanyak 8 siswa (26,7%) dari 30 orang siswa di
SDN 1 Purworejo Kabupaten Pasawaran. Berdasarkan hasil penelitian Novianti
dan Maywati (2013) di Kecamatan Ciawi, indikator PHBS yang paling rendah
adalah penggunaan jamban sehat (47,3%) dan tidak merokok didalam rumah
(48,1%). Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah (2012), jumlah perkiraan kasus
diare di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 sebesar 99.169 dan kasus
terendah ditangani sarana kesehatan adalah Kabupaten Gunung mas 42 %, jumlah
kasus DBD di Kalimantan Tengah pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang
cukup signifikan kasus DBD sebanyak 1413 kasus (dengan IR 61,9 per 100.000
penduduk) bila dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 684 kasus ( 30,4 per 100.000
penduduk).
PHBS adalah Program Pemerintah dengan 10 indikator yaitu: Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi asi eksklusif, menimbang bayi dan
balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah
(Depkes RI, 2011). Program PHBS telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
dengan pengarahan dan penyuluhan oleh tenaga kesehatan pada masyarakat tahun
1996 (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Perilaku yang tidak sehat disebabkan
oleh individu yang tidak menerapkan PHBS dengan benar seperti kebiasaan
membuang sampah sembarangan, tidak cuci tangan sebelum makan, kebiasaan
merokok, makanan yang kurang bersih, kurangnya ventilasi rumah, dan buang air
besar sembarangan. Tidak melakukan penerapan PHBS dengan benar akan
menimbulkan berbagai macam penyakit pada keluarga dan lingkungan seperti
demam berdarah, serangan jantung diakibatkan rokok dan keadaan lingkungan
yang rusak karena banyaknya sampah dan air yang kotor. Jika dilakukan
penerapan PHBS seperti mencuci tangan, tidak merokok dirumah, menggunakan
air bersih dan menimbun sampah dengan benar ditatanan keluarga maupun
masyarakat akan menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang sehat.
Peran perawat dalam upaya perawatan kesehatan dapat dilakukan dengan
memberikan edukasi tentang PHBS, cara penerapan PHBS dan cara pencegahan
penyakit seperti demam berdarah dengan membersihkan tempat sarang nyamuk
dan dilakukan kegiatan fogging di setiap rumah. Edukasi PHBS serta cara
penerapannya tersebut diberikan melalui penyuluhan sesuai dengan upaya
pemerintah dalam memberikan promosi kesehatan tentang PHBS agar menambah
pengetahuan keluarga sehingga keluarga terhindar dari penyakit. Maka hal
tersebut dibutuhkan saling kerjasama keluarga dan tenaga kesehatan dalam
membangun lingkungan yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah


PHBS adalah Program Pemerintah yang diterapkan kepada individu dan
keluarga. Keluarga kurang menerapkan PHBS ditatanan rumah tangga, untuk
dapat menerapkan PHBS dibutuhkan pemberian informasi seperti penyuluhan
tentang PHBS. Tidak melakukan penerapan PHBS dengan benar akan
menimbulkan berbagai macam penyakit pada keluarga dan lingkungan seperti
demam berdarah, serangan jantung diakibatkan rokok dan keadaan lingkungan
yang rusak karena banyaknya sampah dan air yang kotor.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan kajian “apakah
ada Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan
penerapan PHBS pada keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota
Palangka Raya?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS pada
keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka Raya”
1.3.2 Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi Pendidikan kesehatan tentang PHBS.
2) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang PHBS.
3) Mengidentifikasi penerapan PHBS yang ada pada keluarga.
4) Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan
dengan penerapan PHBS pada keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang
pisau Kota Palangka Raya

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat teoritis
Menambah pengetahuan tentang pentingnya masalah pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS pada keluarga.
1.4.2 Manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
Hasil dari penelitian ini semoga dapat menambah wawasan akan
pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang tentang perilaku hidup dan
sehat.
1.4.3 Bagi instansi kesehatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah terhadap perilaku
hidup sehat dan bersih yang terjadi di keluarga.
1.4.4 Institusi pendidikan
Sebagai masukan bagi dosen dan mahasiswa terkait masalah pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS pada keluarga
1.4.5 Peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat diharapkan menambah informasi bagi peneliti
tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada keluarga di desa
bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka Raya.
1.4.6 Tempat penelitian
Penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan bagi pihak di desa
bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka Raya untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan
penerapan PHBS pada keluarga.
1.4.7 Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS pada keluarga di desa bahupalawa
kabupaten pulang pisau Kota Palangka Raya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan


2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Notoatmodjo (2007), pendidikan
kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka
diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Puryanto, 2015).
Pendidikan kesehatan merupakan upaya penambahan pengetahuan baru,
sikap, dan keterampilan melalui penguatan pengetahuan dan penambahan
keterampilan tertentu. Pendidikan kesehatan sangat dipengaruhi oleh motivasi
individu untuk berubah. Kemampuan untuk pendidikan kesehatan bergantung
pada faktor fisik dan kognitif, tingkat perkembangan, tingkat kesehatan fisik dan
proses berpikir intelektual. Oleh karena itu tujuan pendidikan kesehatan adalah
pernyataan tentang target yang diusahakan akan dicapai dengan pelatihan
sehingga terbentuknya perubahan tingkah laku yang baru, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor (Nurhidayah, 2010 hal: 51).

2.2 Konsep Tingkat Pengetahuan


2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah pengenalan, kesadaran, dan pemahaman. Pengetahuan
dapat juga berarti segala sesuatu yang telah diamati dan dimengerti oleh pikiran;
ilmu pengetahuan; pengertian.

2.3 Konsep Dasar Keluarga


2.3.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak, 2011:67).
2.3 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2.4.1 Definisi PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Depkes RI, 2013:2).

2.4.3 Kriteria PHBS Tatanan Rumah Tangga


Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan cakupan jumlah indikator yang
bisa dipenuhi oleh keluarga dari 10 indikator PHBS yang ada dengan
pengklasifikasian sebagai berikut (Depkes RI, 2008):
Tabel 2.1 Kriteria PHBS di Rumah Tangga
Sehat Pratama (klasifikasi I) Bila keluarga melakukan sampai 3 indikator dari 10
warna merah indikator PHBS yang ada pada rumah tangga.
Sehat Madya (Klasifikasi Bila keluarga melakukan 4 sampai 5 dari 10 indikator
II) warna kuning PHBS yang ada pada rumah tangga.
Sehat Purnama (Klasifikasi Bila keluarga melakukan 6 sampai 7 dari 10 indikator
III) warna hijau PHBS yang ada pada rumah tangga.
Sehat Mandiri (klasifikasi Bila keluarga melakukan 8 sampai 10 indikator PHBS
IV) warna biru yang ada pada rumah tangga

Tabel 2.2 Tabel klasifikasi PHBS RT, Desa, Kelurahan (Kemenkes, 2013):
Desa Sehat I Bila kurang dari 25 % KK mencapai klasifikasi I Sehat Pratama
(warna merah)
Desa Sehat II Bila 25 % - 49 % KK mencapai klasifikasi II Sehat Madya (warna
kuning)
Desa Sehat III Bila 50 % - 74 % KK mencapai klasifikasi III Sehat Purnama
(warna hijau)
Desa Sehat IV Bila lebih dari 75 % KK mencapai klasifikasi IV Sehat Mandiri
(warna biru)

Dengan menggunakan rumus perhitungan:


N: Sp
x 100 %
Sm
N: Desa ber-PHBS
Sp: Jumlah rumah tangga yang dikelompokkan ber PHBS
Sm: Jumlah rumah tangga yang ada di RT atau Desa
2.5 Jurnal Penelitian Terkait
2.5.1 Wiwin Fitriana 2013 Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia di Desa Wirogunan Kartasura
Judul :Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia di Desa Wirogunan Kartasura
Tabel 2.2 Penelitian Tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Perilaku Hidup Sehat Lansia di Desa Wirogunan Kartasura
Populasi penelitian Judul penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
Populasi pada penelitian ini Hubungan tingkat pengetahuan Jenis penelitian ini adalah Hasil uji korelasi rank spearman
adalah lansia yang ada di keluarga dengan perilaku hidup penelitian kuantitatif dengan diperoleh nilai sebesar 0,657
desa wirogunan kartasura sehat lansia di desa wirogunan desain penelitian deskriftif dengan nilai signifikansi (p-
yang berjumlah 499 dan kartasura korelasi. Teknik pengambilan value) sebesar 0,000. Nilai
sampel penelitian adalah 83 sampel yaitu teknik signifikansi (p-value) penelitian
orang. proposional random sampling kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05)
sehingga disimpulkan terdapat
hubungan tingkat pengetahuan
keluarga dengan perilaku hidup
sehat lansia di desa wirogunan
kartasura tinggi.
2.5.2 Mulyadi 2014 Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN 197 Palembang
Judul :Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SDN 197 Palembang
Tabel 2.3 Penelitian Tentang Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN 197
Palembang
Populasi penelitian Judul penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
Populasi pada penelitian ini Tingkat pengetahuan Desain penelitian dengan non Hasil penelitian tersebut diperoleh
adalah semua siswa di SDN siswa terhadap experimental. Jenis penelitian nilai p value 0,011< 0,05 sehingga
197 palembang yang duduk penerapan perilaku deskriftif kuantitatif dengan disimpulkan ada hubungan tingkat
di kelas V (lima) dengan hidup bersih dan pendekatan cross sectional dan uji pengetahuan keluarga dengan perilaku
jumlah populasi 39 orang sehat (PHBS) di SDN statistik chi-square. hidup sehat dan bersih (PHBS) pada
197 palembang siswa SD negeri 197 palembang.
2.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin di teliti. Penelitian ini ada 2
variabel yaitu variabel independen atau bebas yang biasanya dimanipulasi
,diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap
variabel lain. Variabel dependen atau terikat yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain (Nursalam, 2011:55).

Pendidikan kesehatan tentang


penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) pada keluarga:
1. Konsep PHBS
2. Indikator PHBS
3. Peran dalam Mewujudkan Rumah
Tangga Sehat
4. Dampak Perilaku Hidup
5. Kriteria PHBS Tatanan Rumah
Tangga

Faktor-faktor yang Tingkat pengetahuan


mempengaruhi pengetahuan: siswa:
1. Pendidikan 1. Tahu
2. Informasi/media massa 2. Memahami
3. Sosial budaya dan ekonomi 3. Aplikasi
4. Lingkungan 4. Analisis
5. Pengalaman 5. Sintesis
6. Usia 6. Evaluasi

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Pengaruh
: Hubungan
Bagan 2.1: Kerangka Konsep Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
Tingkat Keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau
Kota Palangka Raya
2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan


penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian. Hipotesis terdiri dari dua yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (H1). Hipotesis nol adalah hipotesis negatif yang menyangkal jawaban
sementara yang dirancang oleh peneliti yang harus kebenarannya di analisa.
Hipotesis alternatif adalah menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan
perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam, 2011:59).
Hipotesis Penelitian yang diambil oleh peneliti adalah hipotesis alternatif
yaitu sebagai berikut:
H1: Ada Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan
dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
Keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka
Raya
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Rancangan atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting
dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat memengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan juga dapat digunakan peneliti
sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai
suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian. Penelitian eksperimental
adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan
sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi
terhadap variabel bebas (Nursalam, 2014 hal: 157).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre
eksperimental, yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari
hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas. Rancangan penelitian yang dipilih adalah
one-group pra-post test design, yaitu mengungkapkan hubungan sebab-akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
(Nursalam, 2014 hal: 165).
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian One-Group Pra-Post Test Design (Nursalam,
2014)
Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes
K O I OI

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:
K : subjek (Keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau Kota Palangka
Raya)
O : observasi sebelum diberikan pendidikan kesehatan
I : intervensi (pemberian pendidikan kesehatan)
OI: observasi setelah diberikan pendidikan kesehatan
3.2 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja teoritis merupakan dasar dari keseluruhan proyek penelitian.
Di dalamnya dikembangkan, diuraikan dan dielaborasi hubungan-hubungan di
antara variabel-variabel yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi, dan juga studi literatur.
Kerangka kerja teoritis yang baik, mengidentifikasikan dan menyebutkan
variabel-variabel penting yang terkait dengan masalah penelitian. Secara logis
menguraikan keterhubungan di antara variabel tersebut. Hubungan antara variabel
independen dengan dependen, dan kalau ada, variabel moderator dan juga
intervening akan dimunculkan. Hubungan tersebut tidak hanya digambarkan,
melainkan juga diterangkan secara rinci. Seringkali, kerangka kerja teoritis
dikenal dengan model, karena model juga merupakan representasi dari hubungan
antara konsep-konsep.
Berikut kerangka kerja dari penelitian ini:

Seluruh keluarga di bahupalawa

Simple random
sampling

Sampel keluarga di RT
n: 51 keluarga

Desain penelitian yang digunakan adalah Pre


Eksperimental

Informed consent

Pre test tentang PHBS

Intervensi pemberian pendidikan kesehatan


tentang PHBS

Post test tentang PHBS

Analisa data: Editing, Coding, Entri data, Scoring,


Tabulating

Uji statistik:
Uji Wilcoxon

Penyajian hasil dengan menggunakan diagram pie

Kesimpulan

Bagan 3.1: Kerangka kerja penelitian Pengaruh pendidikan kesehatan


terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan perilaku hidup
bersih Keluarga di desa bahupalawa kabupaten pulang pisau
Kota Palangka Raya
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
oleh orang lain (Nursalam, 2014: hal. 181).
Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) pada keluarga Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Skor
Ukur/Instrumen
Variabel Suatu kegiatan menyampaikan Informasi kesehatan SAP - -
Independen: informasi kesehatan tentang PHBS tentang PHBS, meliputi:
Pendidikan dengan cara tertentu. 1. Persalinan ditolong
kesehatan oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI
eksklusif
3. Menimbang bayi dan
balita
4. Menggunakan air
bersih
5. Mencuci tangan
dengan air bersih dan
sabun
6. Menggunakan
jamban sehat
7. Memberantas jentik
di rumah
8. Makan buah dan
sayur setiap hari
Tabel 3.3 Definisi Operasional Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) pada keluarga Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Skor
Ukur/Instrumen
Variabel Kemampuan yang Capaian informasi Kuesioner Ordinal Nilai:
Dependen: diperoleh keluarga sebatas tahu dan Benar = 1
Tingkat melalui informasi dan memahami, meliputi: Salah = 0
pengetahuan proses penginderaan. 1. Persalinan ditolong
oleh tenaga Rumus:
kesehatan 𝑠𝑝
𝑁= 𝑥100%
2. Memberi bayi ASI 𝑠𝑚
eksklusif N: nilai pengetahuan
3. Menimbang bayi Sp: skor yang didapat
dan balita Sm: skor tertinggi maksimum
4. Menggunakan air
bersih Kategori:
5. Mencuci tangan Baik jika nilainya ≥ 75%
dengan air bersih Cukup jika nilainya 56-74%
dan sabun Kurang jika nilainya < 55%
6. Menggunakan
jamban sehat
7. Memberantas jentik
di rumah
8. Makan buah dan
sayur setiap hari
Tabel 3.3 Definisi operasional hubungan tingkat pengetahuan dan sumber informasi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada keluarga di Wilayah Kerja Pustu Pahandut Seberang.
Variabel Defenisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Dependen Perilaku kesehatan yang Penerapan tentang: Kuesioner Ordinal A. Jawaban:
1. Penerapan PHBS dilakukan atas kesadaran 1. Persalinan ditolong (checklist) 1. Ya =1
keluarga dan diaplikasikan oleh tenaga kesehatan 2. Tidak = 0
dalam melakukan PHBS 2. Memberi bayi ASI
eksklusif B. Penilaian:
3. Menimbang bayi dan N: Sp x 100 %
balita Sm
4. Menggunakan air N: Nilai tanggung jawab
bersih Sp: Jumlah nilai yang diperoleh
5. Mencuci tangan Sm: Jumlah nilai maksimal
dengan air bersih dan
sabun C. Kategori:
6. Menggunakan jamban 1. Sehat pratama (klasifikasi I)
sehat warna merah bila keluarga
7. Memberantas jentik di melakukan sampai 3 indikator
rumah 2. Sehat madya (klasifikasi II)
8. Makan buah dan warna kuning bila keluarga
sayur setiap hari melakukan 4 s/d 5 indikator
9. Melakukan aktivitas 3. Sehat purnama (klasifikasi III)
fisik setiap hari warna hijau bila keluarga
10. Tidak merokok di melakukan 6 s/d 7 indikator
dalam rumah 4. Sehat mandiri (klasifikasi IV)
warna biru bila keluarga
melakukan 8 s/d 10 indikator

Anda mungkin juga menyukai

  • SKENARIO Komunitas 3
    SKENARIO Komunitas 3
    Dokumen4 halaman
    SKENARIO Komunitas 3
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen11 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dengan Penerapan
    Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dengan Penerapan
    Dokumen17 halaman
    Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dengan Penerapan
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Woc KPD
    Woc KPD
    Dokumen1 halaman
    Woc KPD
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • LP CKD Fix
    LP CKD Fix
    Dokumen24 halaman
    LP CKD Fix
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • BBLR
    BBLR
    Dokumen17 halaman
    BBLR
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen22 halaman
    Laporan Pendahuluan
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Pathway Tumor Abdomen
    Pathway Tumor Abdomen
    Dokumen1 halaman
    Pathway Tumor Abdomen
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Definisi TB
    Definisi TB
    Dokumen7 halaman
    Definisi TB
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Kel7
    Kel7
    Dokumen10 halaman
    Kel7
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Seorang Laki La
    Seorang Laki La
    Dokumen3 halaman
    Seorang Laki La
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Tumor Abdomen
    Laporan Pendahuluan Tumor Abdomen
    Dokumen14 halaman
    Laporan Pendahuluan Tumor Abdomen
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Poster
    Poster
    Dokumen9 halaman
    Poster
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Pathway Tumor Abdomen
    Pathway Tumor Abdomen
    Dokumen1 halaman
    Pathway Tumor Abdomen
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Leaflet PJK
    Leaflet PJK
    Dokumen2 halaman
    Leaflet PJK
    Tonny Mohammad Prihantono
    77% (13)
  • MAKALAH1
    MAKALAH1
    Dokumen3 halaman
    MAKALAH1
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • LP Hte
    LP Hte
    Dokumen25 halaman
    LP Hte
    Deni Hetranando
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen9 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Stemi
    Stemi
    Dokumen19 halaman
    Stemi
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen9 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Angina Pectoris Nstemi
    Angina Pectoris Nstemi
    Dokumen21 halaman
    Angina Pectoris Nstemi
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Kel 3
    Kel 3
    Dokumen8 halaman
    Kel 3
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Populasi Dan Sampel Penelitian
    Populasi Dan Sampel Penelitian
    Dokumen16 halaman
    Populasi Dan Sampel Penelitian
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Sampling
    Sampling
    Dokumen15 halaman
    Sampling
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Kel 3
    Kel 3
    Dokumen8 halaman
    Kel 3
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Populasi Dan Sampel Penelitian
    Populasi Dan Sampel Penelitian
    Dokumen16 halaman
    Populasi Dan Sampel Penelitian
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Bahan Makalah Kelompok 1
    Bahan Makalah Kelompok 1
    Dokumen14 halaman
    Bahan Makalah Kelompok 1
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 1
    aprilia raya dewina
    Belum ada peringkat