A. Latar Belakang
HAIs (Health-care Associated Infection) atau biasa disebut HAIs adalah
infeksi yang diperoleh atau yang didapat oleh pasien ketika di rumah
sakit atau dari fasilitas pelayanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih
(Darmadi, 2008). Pendapat lain mengenai HAIs juga dikemukakan oleh
(Soedarmo et al, 2008), yaitu setiap infeksi yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit, tetapi bukan merupakan dampak dari tanda dan gejala infeksi
sebelumnya ataupun pada stadium inkubasi pada saat masuk dan dirawat di
rumah sakit. Diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penderita
penularan HAIs (Health-care Associated Infection pada tahun 2015 yang
mencapai 20 juta orang. Di Indonesia HAIs (Health-care Associated
Infection) merupakan penyebab timbulnya penyakit. Berdasarkan gambaran
tersebut, menunjukkan pentingnya pengetahuan mengenai HAIs (Health-care
Associated Infection guna mencegah terjadinya peningkatan jumlah penularan
penyakit.
B. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pengunjung dapat memahami
tentang HAIs (Health-care Associated Infection)
C. Tujuan Instruksional Khusus
a. Pengunjung dapat menjelaskan definisi HAIs (Health-care Associated
Infection)
b. Pengunjung dapat menyebutkan faktor resiko penyebab HAIs (Health-
care Associated Infection)
c. Pengunjung dapat menyebutkan cara penularan HAIs (Health-care
Associated Infection)
d. Pengunjung dapat mengetahui pencegahan HAIs (Health-care
Associated Infection)
D. Sasaran
Keluarga pasien di ruang ICU RSUD Dr. Doris Sylvanus
E. Pembahasan materi
a. Definisi HAIs (Health-care Associated Infection)
b. Faktor resiko penyebab HAIs (Health-care Associated Infection)
c. Cara penularan HAIs (Health-care Associated Infection)
d. Pencegahan HAIs (Health-care Associated Infection)
Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan audien Metode Waktu
Kegiatan
Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab Ceramah 2,5 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan umum 2. Mendengarkan
dan khusus dari penyuluhan 3. Menjawab
4. Melakukan kontrak waktu pertanyaan
5. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan
penyuluhan yang akan
diberikan
6. Mengenali pengetahuan awal
audiens
Pelaksanaan Menjelaskan kepada audiens
a. Penyajian tentang : 1. Mendengarkan Ceramah 10 menit
a. Definisi HAIs (Health- 2. Memperhatian
care Associated Infection) 3. Memahami
b. Faktor resikopenyebab
HAIs (Health-care
Associated Infection)
c. Cara penularan HAIs
(Health-care Associated
Infection)
d. Pencegahan HAIs
(Health-care Associated
Infection)
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Media
1. Poster
2. Leaflet
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Pesert hadir penyuluhan pukul 10.00 WIB
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu ICU
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan
b. Peserta bertanya tentang materi penyuluhan
c. Peserta yang meninggalkan penyuluhan kurang dari 25%
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapaat menjawab pertanyaan tentang penyakit jantung koroner
b. Jumlah peserta yang hadir minimal 7 orang keluarga pasien
I. Daftar Pustaka
Tietjen, L.,dkk (terj. Saifuddin, AB,dkk): Panduan Pencegahan Infeksi :
Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas
Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di ICU, Dep.Kes.RI,
Jakarta 2004
Kumpulan Makalah Kursus Dasar : Pengendalian Infeksi Nosokomial,
PERDALIN JAYA, Jakarta, Februari 2005
Panduan Bagi Pengendalian Infeksi, www.ansellhealthcare.com, Ansell,
2002
Australian Dendal Association, Systemic Operating Procedures,
ADA,2003
Larson, Elaine L,. RN, Phd, FAAN, CIC,. APIC Guidline for
Handwashing and Hend Antiseptic in Healt Care Setting, Washington, 1995
Materi Penyuluhan
HAIs (Health-care Associated Infection)
d. Faktor alat
Suatu penelitian klinis HAIs disebabkan oleh infeksi saluran nafas, infeksi
kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemi, terutama pada pemakaian infus
dan kateter urin yang lama dan tidak diganti sesuai standar waktu pemakaian.
Komplikasi tersebut berupa ekstravasasi infiltrat, penyumbatan, flebitis,
trombosis, kolonisasi kanul, septikemia, supurasi. Beberapa faktor di bawah
ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu jenis
kateter, ukuran kateter, kateter yang terpasang lebih dari 72 jam, serta
peralatan tambahan pada tempat infus untuk pengaturan tetes obat.
b. Pneumonia HAIs
Pneumonia HAIs dapat muncul pada pasien yang menggunakan
ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi
inhalasi. Organisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan,
dan perut, penyebab infeksi pneumonia berasal dari virus seperti
cytomegalovirus, influenzavirus, adenovirus, parainfluenzavirus,
enterovirus, dan coronavirus.
c. Bakteriemi HAIs
Infeksi ini memiliki resiko kematian yang sangat tinggi jika
disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotik seperti staphylococcus
dan candida. Infeksi ini dapat muncul dari alat-alat seperti jarum suntik,
kateter urin dan infus. Faktor utama penyebab infeksi ini adalah
panjangnya kateter, suhu tubuh, saat melakukan prosedur invasif, dan
perawatan dari pemasangan kateter atau infus.
5. Pencegahan HAIs
Pencegahan HAIs dapat diatasi dengan cara : membatasi transmisi
organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan
disinfektan, mengontrol resiko penularan dari lingkungan, melindungi pasien
dengan penggunaan antibiotik yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan
vaksinasi, membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur
invasi, pengawasan infeksi, identifikasi penyakit serta mengontrol
penyebarannya.
Selain itu pencegahan HAIs juga dengan menggunakan standar
kewaspadaan terhadap infeksi, seperti:
1. Cuci tangan
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, eksresi, dan bahan
terkontaminasi, segera setelah melepasa sarung tangan, setelah
bersentuhan dengan pasien.
3. Baju pelindung
Gunanya untuk melindungi kulit dari kontak dengan darah dan
cairan tubuh pasien dan mencegah pakaian tercemar selama tindakan
klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah dan cairan tubuh.
5. Resusitasi pasien
Hal ini dilakukan dengan diusahakan menggunakan kantong
resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung
mulut dalam resusitasi mulut ke mulut.
6. Pembersihan lingkungan
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk memastikan bahwa
rumah sakit benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran.
Pengaturan udara yang baik sulit dilakukan di banyak fasilitas kesehatan.
Selain itu rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan
menjaga kebersihan air serta mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri.