Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KOMUNITAS KELOMPOK IBU HAMIL

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :

1. KARTIKA SYAHARA (201702022)


2. KRISMAYUDHA B.A (201702023)
3. KRISTINA VERA A.P. (201702024)
4. LENI YUSTIKA (201702025)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA

MADIUN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

MADIUN, 4 APRIL 2020

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 1

2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang................................................................................................. 3
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3.Tujuan Masalah............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelompok Khusus........................................................................................... 5
2.2 Konsep Ibu Hamil............................................................................................ 6
2.3 Tanda dan Gejala kehamilan........................................................................... 6
2.4 Pemeriksaan pada ibu hamil............................................................................ 8
2.5 Masalah-masalah yang timbul pada ibu hamil................................................ 11
2.6 Keperawatan pada ibu hamil di Komunitas..................................................... 18
2.7 Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil
di Komunitas................................................................................................... 19
2.8 Peran Perawat dalam komunitas ibu hamil..................................................... 20
2.9 Upaya pemerintah dalam penanganan masalah
kesehatan ibu dan anak.................................................................................... 20
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK IBU HAMIL
3.1 Pengkajian....................................................................................................... 27
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 28
3.3 Evaluasi........................................................................................................... 31
KASUS.................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 37

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1. Latar Belakang
Sebagai tenaga kesehatan kita dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik pada
masyarakat serta dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk
mewujudkan itu semua tenaga kesehatan membutuhkan suatu kerjasama antara nakes dan
toma. Dimana tugas kita dan toma tersebut untuk mengumpulkan dan membina para
kader kesehatan masyarakat (♀ / ♂ yang dipilih oleh masyrakat dan dilatih untuk
menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan / pun masyarakat untuk bekerja
dalam hubungannya amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayana kesehatan.

Sebagai tenaga kesehatan (perawat siaga) kita perlu memberikan informasi


tentang kelebihan dan keuntungan antara pusat kesehatan masyarakat dengan tenaga yang
tidak terlatih (dukun) untuk melakukan pemeriksaan dan proses persalinan.

Dimana hanya di pusat kesehatan masyarakat / RS perawat dia dapat memperoleh


ini yang dapat mencegah bayi pasien dari tetanus. Petugas kesehatan masyarakat akan
melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap kesehatan ibu dan bayi yang belum
lahir (yang tidak dilakukan oleh tengaa yang tidak terlatih). Petugas kesehatan membantu
keluarga pasien dalam memutuskan dimana tempat yang paling aman untuk proses
persalinan. Dan perawat juga memberikan informasi tentang pentingnya melakukan
deteksi dini bahaya kehamilan agar tidak terjadi komplikasi / kegawat daruratan yang
dapat merugikan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimkasud dengan Kelompok Khusus?
2. Bagaimana cara penjelasan tentang Konsep Ibu Hamil?
3. Apa saja Tanda dan Gejala Kehamilan itu?
4. Bagaimana cara Pemeriksaan pada ibu hamil?
5. Masalah apa saja Yang biasa Timbul Pada Ibu Hamil?
6. Pelayanan apa yang diberikan pada Ibu Hamil di Komunitas?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari kelompok khusus.
2. Untuk mengetahui cara merawat ibu hamil.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ibu hamil.

4
4. Untuk mengetahui cara pemeriksaan pada ibu hamil.
5. Agar mengetahui masalah kesehatan yang sering muncul pada ibu hamil.
6. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan pada ibu hamil.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Khusus

5
2.1.1. Definisi Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang
karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan
keperawatan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam
memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri (Rofii, 2010).
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah dan lansia atau lanjut usia.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit kelamin,
tuberculosis, AIDS, kusta dan lain – lain. ( Rofii, 2010)
2.1.2. Keperawatan pada Kelompok Khusus
Merupakan upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai kesamaannya
jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan rawan terhadap masalah
kesehatan tersebut, yang dilaksanakan secara berorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti
kepada kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga
kesehatan dengan pendekatan pencegahan masalah melalui proses keperawatan
(Effendy, 1998).
2.1.3. Pelayanan Kelompok Khusus di Masyarakat
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok-
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat,
melalui pembentukan kader kesehatan di antara kelompok tersebut, yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan

6
dewasa ini kita kenal dengan sebutan desa wisma. Disamping itu lahan
pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat dapat dilakukan melalui
posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan anak balita, dan kelompok-
kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan. ( Effendy, 1998).

2.2 Konsep Ibu Hamil


Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir
dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah
gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian menjadi janin sampai kelahiran (Astria, 2009).
Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari pertama
haid terakhir (Prawiroharjo, 2006). Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru
terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai fetus yang
aterm (Guyton, 1997).

2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Bukti Subjektif (presumtif)
a. Amenore
Bagi wanita normal yang mengalami menstruasi teratur, amenore merupakan
salah satu bukti dini kehamilan, terutama bila gejala-gejala lainnya juga terjadi.
b. Perubahan payudara
Nyeri, nyeri tekan, terasa berat, dan pembesaran adalah gejala awal perubahan
payudara. Kemudian terjadi pigmentasi, perubahan putting, sekresi kolostrum,
dan pembesaran vena.
c. Mual dan Muntah
Banyak wanita mengalami derajat yang bervariasi mulai dari mual,pening, dan
muntah. Hal ini disebut morning sickness karena gejala-gejala lebih sering terjadi
setelah sarapan pagi. Diyakini bahwa morning sickness adalah respons awal tubuh
terhadap tigginya kadar progesteron.
d. Frekuensi Berkemih

7
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meninmgkatkan sensitivitas jaringan.
Tekanan karena pembesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf untuk
berkemih selama kehamilan.
e. Leukorea (keputihan)
Peningkatan sekresi vaginal disebabkan oleh efek peningkatan suplai darah ke
pelvik terjadi amat dini pada kehamilan.
f. Tanda Chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)
Perubahan awal yang terlihat pada warna mukosa vagina yang menjadi ungu
kebiruan karena meningkatnya suplai darah.
2. Bukti Objektif (probabilitas)
a. Pertumbuhan dan perubahan uterus
Tanda Hegar’s adalah melunaknya segmen bawah uterus. Tanda Goodell’s adalah
melunaknya serviks. Tanda-tanda ini adalah probabilitas tetapi bukan buksti
kehamilan absolut.
b. Perubahan abdomen
Karena uterus membesarsehingga dinding abdomen harus terdorong keluar untuk
menampung penambahan ukuran uterus ke dalam rongga abdomen. Selain itu
pada abdomen juga akan terdapat striae gravidarum dan pigmentasi.
c. Pemeriksaan Labolatorium
Semua pemeriksaan kehamilan tergantung dengan ada atau tidaknya human
Chorionic gonandotropin ( hCG) dalam urin. Hormon tersebut dihasilkan
perta,ma kali oleh tropoblas ketika ovum yang dibuahi terbenam dalam
endometrium. Jenis pemeriksaan kehamilan adalah bioassay, radioreseptor,
immunoassay, dan antibodi monoklonal.
3. Bukti Positif (absolute)
a. Mendengar detak jantung janin (DJJ) dan desiran funik
b. Merasakan bagian-bagian janin
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton pada gambar x ray
d. Merasakan gerakan janin
e. Elektrokardiografi janin
2.4 Pemeriksaan Pada Ibu Hamil

8
A. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
1. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus
a. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas
b. Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari
B. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Jadwal pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil :
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat 1 bulan
2. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
3. Periksa ulang 2 kali sebulan pada usia kehamilan 7 bulan sampai usia kehamilan 9
bulan
4. Periksa ulang 1 minggu sekali sesudah usia kehamilan 9 bulan
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Standar pemeriksaan minimal menurut WHO yaitu 4 kali selama kehamilan

1. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)


2. Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah minggu
ke 36)
C. Pelayanan Dan Asuhan Standar Minimal “14 T”
1. Timbang berat badan
2. Tekanan darah
3. Tinggi fundus uteri
4. Tetanus toxoid lengkap

9
5. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes penyakit menular seksual (PMS)
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8. Terapi kebugaran
9. Tes VDRL
10. Tes reduksi urine
11. Tes protein urine
12. Tes Hb (Haemoglobin)
13. Terapi iodium
14. Terapi malaria
D. Pemeriksaan Kehamilan
Anamnesa
1. Biodata
Nama, umur, pekerjaan, suami, umur, agama, alamat, dan lain-lain untuk
mengetahui penderita dan menentukan status sosial ekonominya harus diketahui.
Misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan
diberikan untuk menentukan diagnosa kehamilan, jika umur terlalu tua atau muda
maka persalinan lebih banyak resiko
2. Keluhan utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan-keluhan
yang dirasakan ibu]
Contoh :
a. Ibu mengatakan pinggang pegal-pegal
b. Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan
3. Tentang riwayat haid
a. Menarche, haid teratur tidak, dan siklus, lamanya haid. Banyak darah. Sifat
darah : cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya, haid nyeri atau tidak
b. Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk
memperhitungkan tafsiran persalinan. Yang dimaksud dengan terakhir adalah
hari pertama dari haid yang terakhir (HPHT)
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

10
a. Kehamilan
Adakah gangguan seperti pendarahan, muntah yang sangat, toxacmia
gavidarum
b. Persalinan
Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong bidan, dokter
atau dukun
c. Nifas
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi
d. Anak
Jenis kelamin, hidup atau tidak jika meninggal umur berapa dan penyebab
meninggalnya, berat badan waktu lahir.
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. Mulai merasakan gerakan janin
b. Kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain
6. Riwayat Kesehatan badan
a. Pernahkah sakit keras atau operasi
b. Bagaimana nafsu makan / minum
7. Riwayat penyakit keluarga
Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, hipertensi atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan TBC.
8. Riwayat sosial
Tentang perkawinan : kawin atau tidak berapa kali kawin, berapa lama kawin
Dari anamnesa mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan
dicocokan dengan hasil dari pemeriksaan fisik.

2.5 Masalah-Masalah Yang Timbul Pada Ibu Hamil


a. Angka kematian yang tinggi
Penyebab kematian pada ibu yang melahirkan:
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor
penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan

11
untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang
lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-
kejang,aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup
penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang
pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan
juga berpengaruh. Kaum laki-laki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala
permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah
medis, tingginya kematian ibu hamil juga karena masalah ketidaksetaraan gender,
nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil
dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah
peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian
dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik
oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.
Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto
Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab
kematian ibu hamil adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.
1. Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian
ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi
selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum).
Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL
adalah penyebab utama kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus
perdarahan post partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu
kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah
melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang
lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau
sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma termasuk luka,
ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik,
anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan.
Anemia post-partum meningkatkan risiko depresi post-partum.

12
2. Infeksi
Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok
penyebab tidak langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis,
dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya
memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran,
kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi
dan/atau ibu.
a. Malaria
Merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan
lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah
Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat
dan perangkat antinyamuk.
b. Tuberkulosis (TB)
Adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak tahun
2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar)
terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan
menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan
obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
c. Hepatitis
Adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV)
adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis
E (HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian
ibu. Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari
atau minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan,
imunisasi, dan sanitasi yang lebih baik.
3. Diabetes melitus gestasional (DMG)
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus
Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang
hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama
pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuria), selalu
merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakan

13
adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus-kasus
diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan
merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering
kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam
kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia
(kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah),
hiperbilirubinemia (bilirubun berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan
kematian janin. Faktor maternal (pada ibu) yang berkaitan dengan peningkatan
angka kejadian makrosomia adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan
multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki risiko kematian janin
saat dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat nyangkut serta dan
peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa
jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami hiperglikemia
(kadar gula darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia
(kadar hormone insulin dalam tubuh janin berlebihan). Pengaruh Diabetes Militus
Terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, perrsalinan dan nifas terhadap DM.
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi
manifes (diabetic).
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
a. abortus dan partus premature.
b. Hidronion.
c. Pre-eklamsi.
d. Kesalahan letak jantung.
e. Insufisiensi plasenta.
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.

14
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia
sampai dengan lahir mati.
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat
menimbulkan kematian.
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah
menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu
b. Bayi besar (makrosomia)
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
4. Kekurangan gizi
Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil sebenarnya sangat berhubungan
dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janinyang dikandungnya dan
pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses pertumbuhan
ini, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.
Peningkatan metabolism berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan
peningkatan suplai berbagai vitamin, mineral khususnya Fe dan Ca serta kalori
dan protein.
Apabila kebutuhan kalori, protein dan mineral meningkat ini tidak dapat
terpenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi
pada ibu hamil yang berakibat :
a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah dan sering disebut berat
badab bayi rendah (BBLR).
b. Kelahiran premature ( lahir belum cukup umur kehamilan)
c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.
Kekurangan gizi pada ibu hamil menimbulkan berbagi masalah gizi pada
ibu hamil tersebut. Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi

15
kesejahteraan perorangan atau masyarakat disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah kekurangan gizi
makro terutama kurang energy protein sedangkan masalah kekurangan gizi mikro
adalah kekurangan zat besi, dan kurang zat yodium.
5. Abortus
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram.
(Derek Liewollyn&Jones: 2002). Hal serupa dikemukakan Murray, 2002 bahwa
abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaan hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu
dan berat janin kurang dari 500 gram.
Pada setiap ibu hamil memiliki resiko untuk terjadinya abortus
(keguguran), kejadian abortus pada ibu hamil dapat dipegaruhi oleh beberapa
sebab antara lain:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang
paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum
umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan
kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan
tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau
kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi
janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi
virus.
b. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan
pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan
oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh
sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan
dan infeksi virus toxoplasma.
d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan
pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang

16
lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke
depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
6. Preeklampsia
Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).

Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut


a. Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pelaksanaan
6 jam.
b. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pelaksanaan 6 jam.
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
d. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1
sampai 2 urin keteter atau midstream.
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam
c. Proteinuria lebih dari 3gr/liter
d. Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis.
Penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa
peneliti menduga kurangya gizi,lemak tubuh yang tinggi atau kurangnya aliran
darah pada rahim.
Ibu hamil yang menderita preeklampsi dapat berakibat berkurangnya
jumlah aliran darah ke plasenta oleh janin. Oleh karena itu bias menyebabkan
perlambatan perkembangan janin, berat badan saat kelahiran rendah dan sering
dijumpai pula kelahiran premature. Oligohidramnion(penurunan jumlah cairan
ketuban) juga menjadi resiko lain preeclampsia. Preeclampsia juga meningkatkan

17
resiko pemisahan antara plasenta dan dinding rahim. Bila parah,kondisi ini bias
menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa ibu dan janin.

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan non kesehatan.


1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Khusus AKI dan hubungnnya dengan pertolongan persalinan dapat
diartikan semakin banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terampil (Misalnya, Dokter, Bidan, dan perawat) maka jumlah kematian ibu akan
semakin menurun. Sebaliknya pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang tidak terampil tidak akan mempengaruhi penurunan jumlah
kematian ibu.
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non medis
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali
dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin
atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan
masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari
nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas. (
Prawirohardjo, 2005).
Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa
baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang
cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya
berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya
seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat
menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang.
Masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan non medis (dukun beranak):
Menurut Dinkes AKI cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan
tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan apalagi dokter
obsgin. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji, kasus
kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi. Pertolongan gawat darurat bila

18
terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak
dapat dilakukan.
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk
menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi mereka tentang mutu
pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu
pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun
beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril (memotong tali pusat dengan
sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut).
Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian ini menggambarkan apa
yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa
kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun
bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beranak akan tanda-tanda bahaya
kehamilan yang tidak dikenal.
2.6 Keperawatan pada Ibu Hamil di Komunitas
Perawatan pada ibu hamil bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya
masalah kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat
dan aman, di perlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status
kesehatan yang optimal karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat
berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang di kandungnya ( Departemen Kesehatan RI,
2007).
Tujuan pelayanan pada ibu hamil adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial
ibu dan bayi.
c. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi selama kehamilan.
d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu
maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif
berjalan normal.

19
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
2.7 Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil Di Komunitas
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok –
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas . Selain itu, pembinaan pada kelompok ibu
hamil dapat dilakukan melalui Posyandu.
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative maupun resosialitatif.
1. Upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesahatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
2. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap ibu hamil melalui puskesmas dan kunjungna rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan kehamilan.
3. Upaya kuratif bertujan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di
rumah, perawatan rumah sakit sebagai tindak lanjut daari puskesmas
atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis,
perawatan payudara, ataupun perawatan tali pusa bayi baru lahir.
4. Upaya rehabilitative atau pemulihan terhadap pasien yang di rawat di
rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegaiatan latihan
fisik pada penderita.
5. Upaya resosiatatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya di kucilkan oleh masyarakat
seperti penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila ( Effendy 1998).
2.8 Peran Perawat Dalam Komunitas Ibu Hamil

20
a. Melakukan promosi kesehatan meliputi edukasi dan konseling untuk meningkatkan
perilaku sehat, untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan untuk
meingkatkan kenyamanan individu dan kemampuan dalam berdiskusi tentang
kesehatan dan sistem perawatan medis.
b. Promosi pemberian ASI dan penyediaan pemberian intervensi edukasi.
c. Melakukan pembinaan kepada kelompok sasaran yaitu ibu hamil, ibu bersalin,
keluarga, tokoh masyarakat setempat.
d. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan desa siaga yang meliputi
pengaturan transportasi setempat yang siap melakukan rujukan kedaruratan,
mengadakan pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu atau dapat
mengadakan tabungan ibu bersalin pada ibu hamil sebagai persiapan untuk biaya
persalinannya nanti, melakukan pengorganisasian donor darah berjalan serta mencari
calon pendonor bagi ibu bersalin nanti sebagai antisipasi jika dalam persalinan ibu
terjadi perdarahan sehingga tidak sampai terjadi kematian ibu. ( Hari, 2011)

2.9 Upaya Pemerintah Dalam Penanganan Masalah Kesehatan Ibu Dan Anak
1. Safe Motherhood (gerakan sayang ibu)
Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar- benar
terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga
didunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik
perhatian yang cukup besar sehingga di lakukannya berbagai usaha untuk
menanggulangi masalah kematian ibu ini.
Usaha tersebut terlihat dari beberapa program yang dilaksanakan oleh organisasi
internsional misalnya program menciptkan kehamilan yang lebih aman (making
pregnanci safer program) yang dilksanakn oleh WHO (World Health Organisation),
atau program gerakan sayang ibu (safe Motherhood Program) yang dilaksanakan di
Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari konferensi internasional di Mesir,
Kairo tahun 1994. Selain usaha- usaha tersebut, ada pula beberapa konferensi
internasional yang juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu seperti
Internasional Conference on Population and Development, di Cairo, 1994 dan the

21
World Conference on Women, di Beijing, 1995. (Rahima; Pusat Pendidikan dan
Informasi Islam dan Hak- hak perempuan, 2001).
Pemerintah indonesia dan UNICEF telah membuat kesepakatan untuk
menurunkan tingkat kematian ibu di indonesia yang merupakan prioritas nomer satu
dalam persetujuan kerjasamanya. Aus AID mendanai program Safe Motherhood di
empat provinsi dengan tingkat kematian ibu yang tinggi dan tidak dapet ditolerir,
yaitu Jawa Barat, Banten, Maluku, dan Papua.
Menaggapi tingginya tingkat kematan ibu melahirkan di provinsi- provinsi
tersebut, program safe motherhood ditujukan untuk memperkuat kapasitas
masyarakat dan dinas- dinas pemerintah di tingkat kabupaten dan yang lebih rendah,
sehingga dapat mengurangi tingkat kematian ibu, bayi dan balita.
Program safe motherhood bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian ibu
melahirkan di empat provinsi diatas dengan cara:
a. meningkatkan mutu dari, dan akses ke, pelayanan perawatan kesehatan ibu
dan bayi.
b. Mendukung jangkauan dan kapasitas bidan didesa dan dukun bayi.
c. Memberdayakan masyrakat untuk mengenali kesulitan- kesulitan selama
masa kehamilan dan persalinan agar dapat mengambil tindakan tepat guna
membantu ibu dan bayi.
d. Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam merencanakan,
melaksanakan, mengelola dan mengawasi program persalinan yang aman.
Disamping itu strategi Pemerintah dalam meningkatkan percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi ini juga dilakukan program advokasi, Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) bagi bidan, LPM, PKK, PLKB, tokoh masyarakat
dantokoh agama dalam pendataan ibu hamil serta pengembangan rujukan
olehmasyarakat serta peningkatan kualitas kesehatan kepada masyarakat. Disamping
ada “SIAGA” ( siap, antar, jaga ) oleh pemerintah juga telah dikembangkan P 4 K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang dimaksudkan
untuk menuju persalinan yang aman dan selamat bagi ibu.
2. Making Pregnancy Saver (MPS)

22
MPS bertujuan untuk menjamin agar Safe Motherhood tetap merupakan prioritas
dalam agenda kesehatan dan pembangunan. Secara luas tujuan pragram safe
motherhood sama dengan making pregnancy saver, yaitu melindungi dan
mempromosikan hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi
beban global dari kesakitan, kecatatan dan kematian sebagai akibat dari
kehamilan,persalinan dan nifas. Namun making pregnancy safer WHO
mengutamakan upaya sektor kesehatan, dengan memfokus pada intervensi yang
efektif berdasarkan bukti- bukti ilmiah.
Making pregnancy safer merupakan program pemerintah dalam peningkatan
jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan
dalam penanganan komplikasi kehamilan, persiapan keluarga dan suami siaga dalam
menyongsong kelahiran yang semuanya itu bertujuan untuk mengurangi angka
kematian ibu (AKI) dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Peningkatan
kesehatan ibu dan bayi di Indonesia adalah salah satu komitmen Departemen
Kesehatan melalui penerapan Rencana Pengurangan Angka Kematian dan Kesakitan
Ibu dan Bayi.
3. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal
sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai
risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

23
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling)
Termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta
KB pasca persalinan. Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan
golongan darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa. Pemeriksaan
khusus dilakukan di daerah
prevalensi tinggi dan atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan yang dilakukan
adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut lengkap
apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan
pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :
a. Minimal 1 kali pada triwulan pertama
b. Minimal 1 kali pada triwulan kedua
c. Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor risiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatal kepada Ibu hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan
perawat.
4. Program Tabungan Kehamilan
a. Tabungan Ibu Bersalin
Tabungan ini sifatnya incidental, keberadaannya terutama pada saat
mualai kehamilan dan berakhir ketika ibu sudah melahirkan. Tabungan ini sangat
membantu, terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi
persalinan karena masalah biaya yang diatasi. Secara psikologis, ibu akanmerasa
tenang menghadapi persalinan. Tabulin ini biasanya dikoordinasi oleh tokoh
masyarakat atau petugas kesehatan, yang akan menjamin akses ibu ke pelayanan
kesehatan. Perlindungan pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap
individu selama fase kehidupannya.

24
Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sector kesehatan juga terlihat
pada indicator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah
menggiatkan penyuluhan masyarakat, khususnya dipedesaan dan menyediakan
lebih banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan masyarakat” bersama tenaga
medisnya. Pemberdayaan perempuan di sector kesehatan telah berhasil
meningkatkan usia harapanhidup perempuan. Salah satu kegiatan ini adalah
membuat tabungan ibu bersalin (tabulin).Adapun tujuan dari diadakannya tabulin
ini adalah sebagai berikut :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyrakat, terutama ibu hamil
3. Memotivasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk menyisihkan
sebagian uangnua di tabung sebagai persiapan persalinan.Melalui
tabulin bumil diharapakan dapat menabung sehingga saat melahirkan,
tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah adadana
tabungan. Kegiatan ini adalah upaya yang sangat baik untuk
menurunkan angka kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini belum
menjamin 100% menjamin keselamatan ibu hamil
b. Dana Sosial Ibu Bersalin
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang
mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu
tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi
kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut.
Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan untuk
masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan
kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang
atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Tujuan Dasolin :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

25
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
3. Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk
ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi.
4. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan
berdaya guna.
5. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong royong
6. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi
masyarakat yang melindungi kepentingan peserta

Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta kemandirian masyarakat dalam
bidang kesehatan. Penyelenggaraannya dipelihara melalui kelompok mayarakat
yang terorganisasi, seperti RT/RW, LKMD/PKK, paguyuban, pengajian, dan
koperasi.

Ciri-ciri penyelenggaraan:

1. Secara gotomg royong. Penyelenggaraan dasolin sebagai usaha bersama


dengan asas kekeluargaan diantara peserta.
2. Secara musyawarah mufakat. Setiap keputusan penyelenggaraan dasolin
didasarkan atas musyawarah anggotanya.
3. Secara manajemen terbuka. Dasolin merupakan upaya m,asyarakat secara
gotong royong, maka manajemennya dilakukan secara terbuka.
4. Dasolin dalam kegiatan ekonomi.penyelenggaraan dasolin akan terus bertahan
jika dikaitkan dengan upaya ekonomi, misalnya keterikata usaha koperasi.
Penyelenggaraan dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan ibu
dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan pada
ibu hamil. Kontribusi dana berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga.
Peserta dasolin adalah ibu dan keluarga, sedangkan pelaksana pelayanan
adalah tenaga kesehatan, terutama bidan, dokter, dan perawat.

26
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK IBU HAMIL

4.1 Pengkajian
a. Data Inti
1. Sejarah

27
Apa yang didapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut ? Tanyakan
mengenai sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh masyarakat
2. Demografi
Tipe orang apa yang dijumpai pada kelompok ibu hamil ?termasuk data mengenai
usia, jenis kelamin dan piramida penduduk.
b. Data SubSistem
1. Fisik dan lingkungan
Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah, iklim dan
kondisi perumahan.
2. Pendidikan
Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang ada serta ketersediaan
program KB
3. Komunikasi
Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh ibu hamil termasuk
komunikasi melalui media cetak dan elektronik.
4. Kesehatan dan pelayanan social
Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional, tenaga
kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial, serta kesehatan jiwa komunitas
5. Keamanan dan transportasi
Bagaimana ibu hamil berpergian ? Apa jenis transportasi umum dan pribadi yang
digunakan oleh para ibu hamil ?Apa jenis pelayanan perlindungan yang tersedia
untuk ibu hamil? Apakah kualitas udara termonitor ? Apa jenis kejahatan pada
umumnya ? Apakah ibu hamil merasa aman ?
6. Ekonomi
status ekonomi ibu hamil, industri yang ada, kegiatan yang menunjang roda
perekonomian
7. Politik dan Pemerintahan
Apakah ada tnda aktivitas dari partai politik? (Poster,pertemuan) Apa partai yang
mendominasi? Apa hak komunitas dalam pemerintahan? Apa para ibu hamil
terlibat dalam pengambilan keputusan di pemerintahan setempat?
8. Rekreasi
Apa bentuk umum dari rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas rekreasi
yang ditemukan.
4.2 Diagnosa dan Rencana Tindakan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan
muntah berlebihan
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
28
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode
Keperawatan
Ketidakefektifan 1. Jangka 1.Lakukan Tokoh Komunikasi
proses Panjang : pendekatan masyarakat dan
melahirkan Tidak ada lagi informal tokoh informasi
ibu hamil yang masyarakat,
mengalami bidan desa, dan
keterlambatan kader pokja
dalam proses KIA/KB.
persalinan 2. Diskusikan
Diagnosa 2.Tujuan
jangka rencana
Rencana Sasaran Metode
Keperawatan pendek: penyuluhan
tindakan bidan desa Diskusi
Resiko kelemahan Ibu1. hamil
Jangkadan dengan
1.Lakukan bidan Ibudan kader
hamil Komunikasi
dalam keluraga
Panjang : desa dan
pendekatan kader danpokja dan informasi
menjalankan mengetahui
Tidak ada ibu pokja KIA/KB KIA/KB
informal pada keluarga
proses persalinan fasilitas
hamil yang
yang berdasarkan
ibu hamil dan data
dapat dituju
mengalami yang diperoleh.
keluarga
kelemahan 3. Lakukan
tentang status
karena telah kemitraan
nutrisi.
mendapatkan 2. denganLakukan
cukup nutrisi Puskesmas
kerjasama untukPuskesmas Kerja sama
2. jangka menempatkan
dengan dan kader
pendek: sdm yang dapatpokja
Puskesmas Puskesmas Kerja sama
Ibu hamil selalu
untuk ada saatKIA/KB
mengetahui dibutuhkan
memberikanoleh
persiapan- ibu hamil.
penyuluhan
persiapan 4.
3. Beri pendidikan
Beri
menjelang kesehatan
pendidikan padaIbu hamil Komunikasi,
proses ibu hamil tentang
kesehatan informasi,
persalinan persiapan
pada ibudan edukasi
terutama yg proses persalinan
hamil tentang
terkait dengan
persiapan dan
dengan melibatkan
proses kader
nutrisi pokja KIA/KB.
persalinan
denganpenguatan Ibu hamil
5. Beri Komunikasi,
pada kemampuan
melibatkan informasi,
ibu
kader pokja hamil edukasi
memahami
KIA/KB
4. persiapan BeridanIbu hamil Diskusi
proses
penguatan
persalinan.
pada
6. Lakukan
kemampuankerja
sama
ibu dengan
hamil
pokja
memahami KIA/KB
untuk
persiapan dan
mengevaluasi
proses
keefektifan
persalinan.
5. Lakukan fasilitas
fungsi kerja pokjaIbu hamil Diskusi
monitoring
kesehatan
sama dengan KIA/KB
terhadap
pokja ibu
hamil
KIA/KB
untuk
mengevaluasi
29
pendidikan
kesehatan
yang telah
diberikan pokja monitoring
4.3 Evaluasi
1. Ibu hamil dapat menggunakan dengan efektif faslitas kesehatan yang telah disediakan
2. ibu hamil dapat menjalani proses persalinan dengan lancar

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK IBU HAMIL DESA


PARANGTRITIS

Contoh Kasus:

Di sebuah desa nelayan Parangtritis terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan yang tidak
mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa perahu setiap hari untuk
berlayar mencari ikan, rata – rata kehidupan nelayan di sana sangat memprihatinkan karena
kebutuhan ekonomi yang semakin berat, desa Parangtritis di huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200
jiwa dengan jumlah Ibu Hamil pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang. Rata-rata usia Ibu
Hamil disana adalah antara 30-40 tahun. Di desa Parangtritis sudah ada 1 puskesmas. Pada bulan
Oktober 2013 ini, musim panas dan jarang sekali ada hujan sehingga sumur – sumur penduduk
banyak yang berkurang airnya bahkan ada yang kering. Penghasilan masyarakat disana hanya
cukup untuk memberikan makan sehari – hari keluarganya. Mereka termasuk keluarga pra
sejahtera. Puskesmas yang ada hanya ada 2 orang dokter, dokter gigi dan dokter umum, perawat

30
kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat lainnya. Ibu hamil
disana banyak yang mengalami kurang gizi akibat kurangnya asupan makanan bergizi. Ibu-Ibu
disana belum terbiasa memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan.

Pengkajian

3.1.1 Data Inti

Sejarah

Desa Parangtritis merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa yang terletak di
daerah Yogyakarta. Desa Parangtritis berbatasan dengan Desa Waluhan di sebelah barat
dan desa Sukowati di sebelah timur. Desa parangtritis memiliki 2 RW dan 10 RT. Desa
Parangtritis di huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa. Dinamakan desa parangtritis
dikarenakan jaraknya yang dekat dengan pantai Parangtritis.

Demografi

Jumlah Ibu Hamil pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang dengan 10 orang
pada trimester pertama, 22 orang pada trimester kedua dan 10 orang di trimester ketiga.

3.1.2 Data Sub Sistem

Lingkungan fisik

Rumah-rumah di desa Parangtritis terbuat dari papan dengan lantai yang


beralaskan papan dan fentilasi di setiap kamarnya. Penerangan listrik di desa Parangtritis
masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah meimiliki halaman yang cukup luas. Ibu hamil
disana sering menghabiskan waktu untuk mengeringkan ikan di halaman rumah yang
biasanya digunakan untuk menjemur ikan.

Pelayanan kesehatan dan social

Di desa Parangtritis sarana pelayanan kesehatan untuk Ibu Hamil adalah sebuah
puskesmas dengan jumlah dokter 2 orang. 1 orang Dokter umum dan 1 orang dokter gigi,

31
perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat lainnya.
Ibu hamil disana masih banyak yang belum mengetahui tentang pentingnya kesehatan
selama hamil, maka dari itu Ibu hamil di desa Parangtritis banyak yang menderita
anemia.

Ekonomi

Mayarakat di desa Parangtritis merupakan warga pra sejahtera dengan mata


pencaharian utama adalah nelayan. Ibu hamil disana bekerja membantu suami sebagai
penjual dan pembuat ikan asin. Dimana penghasilan mereka dalam sebulan kurang lebih
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00.

Keamanan dan transportasi

Ibu hamil disana tidak ada yang mempunyai perilaku yang membahayakan,
seperti merokok, minum, dll. Alat transportasi untuk berpergian adalah sepeda, sepeda
motor, angkutan umum, dan yang paling banyak adalah berjalan kaki. Jika Ibu hamil
ingin melahirkan, ketua desa disana memiliki mobil yang dapat digunakan untuk pergi ke
fasilitas kesehatan terdekat.

Pemerintahan dan politik

Kebijakan pemerintah di Desa Parangtritis belum mendukung pelayanan


kesehatan yang ada. Terbukti dengan belum adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil tentang pentingnya
kesehatan. Tetapi pada akhir bulan Oktober nanti akan diadakan penyuluhan oleh
Mahasiswa Universitas Airlangga dengan materi pentingnya nutrisi pada Ibu hamil.

Komunikasi

Di Desa Parangtritis masih menggunakan sarana komunikasi dua arah atau


komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah ada yang menggunakan alat komunikasi
yang lebih canggih yaitu HP. Ibu hamil disana belum memperoleh informasi tentang
pentingnya nutrisi saat hamil melalui media cetak, seperti koran, leaflet, dll.

Pendidikan

32
Di Desa Parangtritis terdapat 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi kebanyakan Ibu hamil di
Desa Parangtritis hanya lulusan SD dan tidak mau melanjutkan sekolah dengan alasan
saat itu sudah dinikahkan dan ingin membantu suami bekerja.

Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dikunjungi Ibu hamil adalah Pantai parangtritis yang
jaraknya tidak jauh dari perkampungan. Ibu hamil di desa Parangtritis setiap paginya
sering berjalan-jalan di pesisir pantai.

3.1.3 Data persepsi

Persepsi penduduk

Keadaan desa Parangtritis nyaman dan tentram. Mayarakat disana saling tolong-
menolong satu sama lain dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang diterapkan
oleh leluhur, seperti tenggang rasa. Kelompok ibu hamil sendiri merasa bahwa
masyarakat di desa Parangtritis sangatlah baik dan suka membantu Ibu hamil jika mereka
mempunyai kesulitan ataupun masalah pada kehamilan mereka.

Persepsi perawat

Masyarakat di desa Parangtritis belum memiliki fasilitas kesehatan yang cukup


dikarenakan masih sedikitnya puskesmas ataupun fasilitas kesehatan yang lain. Selain itu
jumlah tenaga kesehatan yang ada pun masih jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi desa
Parangtritis telah mengkoordinasikan masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan
posyandu untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.

3.2 Analis Data

ANALISA DATA MASALAH DIAGNOSA


KESEHATAN KEPERAWATAN

Hasil Wawancara : Kurangnya nutrisi pada Resiko nutrisi ibu hamil


Ibu hamil kurang dari kebutuhan
 Beberapa Ibu hamil
tubuh berhubungan

33
mengatakan bahwa dengan kurangnya
umumnya mereka pengetahuan tentang
makan apa adanya tanpa pentingnya nutrisi pada
memperhatikan Ibu hamil
kandungan gizi yang ada
di dalam makanan

2. Beberapa Ibu hamil


tidak tahu pentingnya
makanan bergizi saat
hamil

Hasil Observasi

 Banyak Ibu hamil yang


mengalami anemia

3.3 Prioritas Masalah

Resiko nutrisi ibu hamil kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada Ibu hamil

a. Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 bulan, pemenuhan
kebutuhan nutrisi Ibu hamil terpenuhi

b. Tujuan khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi, khususnya pada Ibu


hamil.

2. Merawat Ibu hamil yang mengalami kurang gizi ;

34
3. Memodifikasi lingkungan yang mendukung terhadap pemenuhan kebutuhan gizi pada Ibu
hamil

4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Sulistyawati Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Ibu Hamil. Jakarta. Salemba Medika

Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Romauli, Suryati.2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1.Yogyakarta : Nuha Medika

Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

35
Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC

36

Anda mungkin juga menyukai