Anda di halaman 1dari 83

Proses Keperawatan Keluarga

Disampaikan Dalam Perkuliahan


Keperawatan Keluarga
Prodi S1 Keperawatan
Pendahuluan
Konsep Keluarga
• Klg merupakan kumpulan individu
didasarkan hubungan tali perkawinan,
hub darah dan tempat tinggal dalam
satu rumah ( Friedman, 1998)
• Unit ply kep ,merupakan kumpulan
dua orang atau lebih ada atau tdk
ada hub darah dan hukum ttp
berperan sebagai klg ( Whall, 1986)
Batasan Keperawatan Keluarga

• Tingkat I : Keluarga sebagai konteks


• Tingkat II : Keluarga sebagai kumpulan
dari anggota keluarga
• Tingkat III : keluarga sebagai klien
Tingkat I : Keluarga Sebagai Konteks
• Keluarga mrpkn latarbelakang atau fokus
skunder Dan indivudu sbg fokus primer yg
berkaitan dg pengkajian Dan intervensi.
• Digambarkan keluarga dpt sbg stressor atau
sumber bg klien.
• Klg dpt dianggap sbg sistem pendukung
sosial klien,keterlibatan klg minim dlm
intervensi
• Keterlibatan klg juga dpt diperluas : dampak
sosioemosional
• Perawatan yg berfokus/berpusat pd keluarga.
Tingkat II : Keluarga sbg kumpulan
dari anggota keluarga

• Klg dipandang sbg kumpulan at jumlah


individu anggota klg.
• Perawatan diberikan kepada semua anggota
keluarga ( Model : keperawatan primer
keluarga dan komunitas )
• Ada perkembangan keperawatan primer klg
yg memandang klg sbg fokus keperawatan
• Masing-masing klien dilihat sbg unit yg
terpisah bukan unit yg saling berinteraksi.
Tingkat III : Klg sbg klien

Klg dipandng sbg klien atau fokus utama


pengkajian kep angt klg sebagai latar
belakangnya atau konteks.
Fokusnya pd dinamika Dan hub internal
klg,struktur Dan fungsi klg serta interdependensi
dg lingkungan
Hub antara penyakit,individu-individu dlm klg Dan
keluarga di analisa Dan dimasukan dlm
perencanaan
Keperawatan keluarga yg paling ideal adalah
tingkat ini.
Gambar : Tingkat Praktek Keperawatan

A B
klg

Klien
Individual C D

Tingkat III
Tingkat I Angt Klg Angt Klg
A B

Angt Klg Angt Klg


C D

Tingkat II
Proses Keperawatan Keluarga

• Proses adl suatu aksi gerakan yg


dilakukan dg sengaja Dan sadar dr titik
ke titik yg lain menuju pencapaian
tujuan.
• Mrpk proses pemecahan masalah yg
sistematis yg digunakan pd saat
melakukan askep
individu,keluarga,kelompok Dan
komunitas.
Proses Keperawatan Keluarga

• Pada dasarnya proses keperawatan


merupakan suatu proses pemecahan
masalah yang sistematis, yang digunakan
ketika bekerja pada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas
• Pada keperawatan keluarga, perawat
mengonseptualisasikan keluarga sebagai
unit pelayanan dan keluarga sebagai unit
atau sistem, maka fokusnya adalah
Keluarga.
Pengkjian thd Keluarga : Pengkajian angt klg scr individual :
Mengidentifikasi data sosial budaya, Mental,fisik,emosional,sosial Dan
data lingk,struktur Dan fungsi spiritual.

Identifikasi masalah -masalah


Keluarga Dan individu
Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan :
- Sun Tujuan,identifikasi sumber-sumber,
Definisikan pendekatan alternatif, pilih
intervensi kep,sun prioritas

Intervensi : Implementasikan
renc pengerahan sumber-sumber

Evaluasi keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan di mana
seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya
 Bersifat dinamis, interaktif dan flexibel.
 Merupakan syarat utama untuk pengidentifikasian
masalah.
 Proses pengumpulan informasi secara terus
menerus.
 Data dikumpulkan secara sitematis dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga.
 Jika menemukan data yang bermakna atau
berpotensi masalah maka digali lebih dalam.
Sumber-sumber pengkajian keluarga

• Bersumber :
– Wawancara dg Klien : kejadian sekarang &
lalu
– Observasional : thd rumah,fasilitas2 yg ada
di rumah
– Dokumentasi : informasi tertulis/lisan dr
rujukan
– Berbagai lembaga yg menangani klg Dan
anggota kesh lain.
WAWANCARA
• Pertemuan dg satu/lebih anggota klg -->
sangat penting pd seluruh anggota klg pd
tahap awal.
• Utk mengurangi distorsi informasi
• memberikan kesempatan pd sel angt klg
mengungkapkan persepsinya
• menget interaksi antara anggota klg
• Hrs benar2 berfokus,berdasar tujuan
wawancara,Dan disusun dlm berbagai
struktur.
• Dpt digunakan banyak daftar cek,inventaris
Dan kuesioner.
1. Salah satu fungsi perawat keluarga adalah
menciptakan hubungan saling percaya.
2. Menciptakan hubungan saling percaya
adalah dimana adanya saling terbuka, saling
menghormati dan komunikasi berjalan
dengan efektif.
3. Hubungan saling percaya dapat
dikembangkan dengan menyampaikan tujuan
kunjungan, menerima dan mengakui hak-hak
keluarga pada perasaan dan keyakinan
mereka sendiri tanpa keluar dari tujuan, nilai-
nilai dan harapan perawat.
4. Diawali dengan memberi kesempatan
keluarga mengungkapkan persoalan dan
masalahnya sendiri
• Merupakan aspek yang penting bagi keberhasilan
pengkajian keluarga.
• Cara yang efektif dalam persiapan adalah:
1. Membaca catatan (Medical Record) dari keluarga yang
akan dikunjungi.
2. Mendiskusikan dengan tim keperawatan yang mengenal
keluarga yang dimaksud.
3. Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin
muncul pada keluarga.
4. Buat kontrak perjanjian dengan keluarga yang akan
dikunjungi (melalui telepon, lisan atau surat).
5. Menyiapkan instrumen pengkajian
• Pengkajian terhadap data umum
keluarga meliputi:
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Umur
3. Alamat dan telepon
4. Pekerjaan kepala keluarga
5. Pendidikan kepala keluarga
6. Komposisi keluarga dan Genogram
(Genogram dalam tiga generasi) :
7. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga
• Menjelaskan mengenai jenis tipe
keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut.
• Contoh : Tipe Keluarga inti, keluarga
besar, keluarga campuran, single
parent
8. Latar Belakang Budaya (Etnis)
– Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan

9. Identifikasi Religius
– Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
10. Status Ekonomi
– Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga

11. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


– Aktivitas rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun juga penggunaan waktu
luang/senggang keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas
perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan
saat ini
3. Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini, termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan
pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang,
dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua orang
tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya; hubungan
masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua
1. Karakteristik Rumah
2. Karakteristik Lingkungan dan
Komunitas Tempat Tinggal
yang Lebih Luas
3. Mobilitas Geografis Keluarga
4. Hubungan Keluarga dengan
Fasilitas-Fasilitas Kesehatan
dalam Komunitas
5. Sistem Pendukung Keluarga
1. Pola-pola Komunikasi
2. Struktur Kekuasaan
3. Struktur Peran
4. Struktur Nilai-Nilai
Keluarga
1. Fungsi afektif (psikologis, aman, interaksi,
mendewasakan, identitas diri)
2. Fungsi sosial (fungsi dan peran di masyarakat,
sarana dan kontak sosial di dalam dan luar rumah)
3. Fungsi reproduktif (Menjamin kelangsungan
generasi, kelangsungan hidup masyarakat)
4. Fungsi kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan
5. Fungsi pengontrol ( pendidikan dan norma)
6. Fungsi ekonomi
Fungsi Perawatan Kesehatan
Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga :
1. Definisi dari keluarga tentang sehat / sakit dan tingkat
pengetahuan mereka
2. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit
yang Praktek diet keluarga
3. Kebiasaan tidur dan istirahat:
4. Latihan dan rekreasi
5. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
6. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
7. Praktik lingkungan
8. Cara-cara pencegahan secara medis
9. Praktik kesehatan gigi
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan
keluarga
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini
terjadi pada keluarga
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk
menghadapi stressor tersebut
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara
koping terhadap masalah-masalah mereka
sekarang.
• Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping
keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun
sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan
dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Lingkungan
a. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah (Higienis lingkungan)
b. Resiko terhadap cidera
c. Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada


masalah Struktur Komunikasi
a. Komunikasi Keluarga Disfungsional
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Struktur Peran

a. Berduka dan diantisipasi


b. Berduka disfungsional
c. Isolasi sosial
d. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap keluarga)
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang
tua)
g. Perubahan penampilan peran
h. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
i. Gangguan citra tubuh
4. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Fungsi Afektif

a. Perubahan proses keluarga


b. Perubahan menjadi orang tua
c. Potensial peningkatan menjadi orang tua
d. Berduka yang diantisipasi
e. Koping keluarga tidak efektif, menurun
f. Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
g. Resiko terhadap tindakan kekerasan
5. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Fungsi Sosial
a. Perubahan proses keluarga
b. Perilaku mencari bantuan kesehatan
c. Konflik peran orang tua
d. Perubahan menjadi orang tua
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
g. Perubahan pemeliharaan kesehatan
h. Kurang pengetahuan
i. Isolasi sosial
j. Kerusakan interaksi sosial
k. Resiko terhadap tindakan kekerasan
l. Ketidakpatuhan
m. Gangguan identitas pribadi
6. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Perubahan pemeliharaan kesehatan


b. Potensial peningkatan pemeliharaan
kesehatan
c. Perilaku mencari pertolongan
kesehatan
d. Ketidakefektifan penatalaksanaan
aturan terapeutik keluarga
e. Resiko terhadap penularan penyakit
7. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah
Koping

a. Potensial peningkatan koping keluarga


b. Koping keluarga tidak efektif, menurun
c. Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
d. Resiko terhadap tindakan kekerasan
1. Patofisiologis (biologi atau psikologis)
2. Tindakan yang berhubungan situasional
(lingkungan, personal)
3. Maturasional
Secara umum faktor-faktor yang
berhubungan atau etiologi dari diagnosa
keperawatan keluarga
1. Adanya Ketidaktahuan (Kurangnya
pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi)
2. Ketidakmauan (Sikap dan motivasi)
3. Ketidakmampuan (Kurangnya ketrampilan
terhadap suatu prosedur/tindakan, kurangnya
sumber daya keluarga baik financial, fasilitas,
system pendukung, lingkungan fisik dan
psikologis).
5 Tugas Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

3. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.


INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

SIAPKAN BUKU :
SDKI / SIKI / SLKI
NANDA/ NIC/ NOC
Menetapkan Tujuan Keperawatan
1. Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana
keluarga diarahkan untuk mencapai suatu hasil
2. Tujuan menggambarkan alternatif- alternatif pemecahan
masalah yang dapat dipilih oleh keluarga.
3. Tujuan harus bersifat spesifik / sesuai dengan konteks
diagnosa keperawatan keluarga dan faktor-faktor yang
berhubungan.
4. Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan
tanggung jawab keluarga dalam pemecahan masalah.
5. Penyusunan tujuan harus bersama-sama dengan
keluarga
6. Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus
benar-benar bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga
Tujuan dapat disusun dalam jangka pendek (khusus)
dan jangka panjang (umum).
• Hal ini bertujuan untuk membedakan masalah
yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga
dan masalah yang harus diserahkan pada tim
keperawatan atau kolektif.
1. Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik,
dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi
kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan
sedang dalam proses dan membimbing keluarga ke
arah tujuan yang jangka panjang/umum.
2. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan
akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang
diharapkan oleh keluarga agar dapat tercapai.

KRITERIA HASIL
Komponen kriteria hasil
Karakteristik essential dari criteria hasil
adalah sebagai berikut: criteria hasil
harus :
1. Spesifik dalam isi dan waktu (Specifik)
2. Mempunyai perilaku yang dapat diukur
(Measureable)
3. Harus dapat dicapai (Achieveable)
4. Masuk akal (Realistik)
5. Dalam jangka panjang atau jangka
pendek (Timely)
Kriteria hasil yang tidak dapat diukur dengan
penglihatan atau pendengaran:
• Menerima
• Mengetahui
• Menghargai
• Mengerti
Contoh dari kata kerja yang dapat diukur
1. Menyebutkan
2. Melakukan
3. Mengidentifikasi
4. Memperlihatkan penurunan
5. Memperlihatkan peningkatan
6. Melaporkan tidak adanya
7. Menguraikan
8. Memberikan bantuan
Tujuan jangka pendek
1.Keluarga dapat menyebutkan kembali tentang penyakit ………… setelah
diberikan 2 kali penyuluhan
Kriteria hasil :
• Menyebutkan pengertian dengan singkat
• Menyebutkan 3 faktor penyebab
• Menyebutkan 5 tanda-gejala utama
• Menyebutkan 3 dampak penyakit

2.Keluarga dapat mengidentifikasi gaya hidup penderita yang tidak sehat


Kriteria hasil :
• Menyebutkan pola makan, kebiasaan-kebiasaan tidak sehat yang
dilakukan oleh penderita

2.Keluarga dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan prinsip


perawatan penyakit setelah diberikan penyuluhan
Kriteria hasil :
• Menyebutkan dengan benar 5 cara pencegahan peyakit
• Menyebutkan dengan benar 5 prinsip perawatan penyakit
Tujuan jangka panjang

• Keluarga dapat memelihara kesehatan


penderita : merubah gaya hidup,
melakukan pencegahan penyakit,
melakukan perawatan mandiri dalam
waktu 6 bulan
Rencana tindakan keperawatan
Keluarga
• Adalah menyusun alternatif-alternatif
dan mengidentifikasi sumber-sumber
kekuatan dari keluarga (kemampuan
perawatan mandiri, sumber pendukung/
bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang
digunakan untuk menyelesaikan
masalah dalam keluarga
• Karena keluarga mempunyai hak dan tanggung jawab
untuk membuat keputusannya sendiri, maka keluarga
dapat memilih tindakan yang sudah terinformasi.
• Keluarga berhak untuk mengetahui konsekuensi dari
masing-masing tindakan, sehingga dapat membuat
keputusan yang masuk akal.
• Perawat juga dapat menolak pilihan tindakan yang
diputuskan keluarga bila bertentangan dengan konsep
kesehatan.
• Perawat dapat meminta bantuan orang lain yang
mempunyai pengalaman terhadap masalah yang sama
untuk memberikan gambaran kepada keluarga.
Tipologi Intervensi Keperawatan Keluarga
berdasarkan Klasifikasi Freeman
1. Suplemental
Perawat sebagai pemberi pelayanan langsung dengan
mengintervensi hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh
keluarga.
2. Fasiliatif
Perawat menyingkirkan pelayanan-pelayanan yang
tidak diperlukan, seperti: pelayanan medis,
kesejahteraan sosial
3. Perkembangan
Perawat membantu keluarga dalam memanfaatkan
sumber-sumber keluarga dan dukungan sosial
sehingga tindakan keperawatan bersifat
mandiri/bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
menurut Wright dan Leahey
Diarahkan tiga tingkatan fungsi keluarga:
a). Kognitif
Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi
keluarga, yang meliputi pemberian informasi, gagasan baru
tentang suatu keadaan dan mengemukakan pengalaman.
b).Afektif
Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga,
dirancang untuk mengubah emosi keluarga agar dapat
memecahkan masalah secara efektif. Misal: mengurangi
kecemasan orang tua terhadap anaknya yang sakit.
c). Perilaku
Intervensi diarahkan untuk membantu keluarga
berinteraksi/bertingkah laku, berkomunikasi secara efektif
dengan anggota keluarga lainnya yang sifatnya berbeda-
beda.
Intervensi yang ditujukan pada Perubahan
Perilaku Keluarga
• Konsep perubahan dari Wright dan Leahey untuk keluarga
yang bermasalah:
1. Perubahan tergantung pada konteks.
2. Perubahan tergantung pada persepsi klien terhadap
masalah.
3. Perubahan tergantung pada tujuan-tujuan yang
realistis.
4. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan
perubahan.
5. Perubahan tidak perlu secara merata pada semua
anggota keluarga.
6. Perubahan dapat memiliki banyak penyebab.
Rintangan terhadap Pelaksanaan Intervensi
Keperawatan di Keluarga
1. Keluarga bersikap apatis dan adanya
perbedaan nilai
2. Apatis, Keputusasaan dan Kegagalan
3. Ketidak Tegasan
Intervensi Keperawatan Keluarga berdasarkan macam
masalahnya

A. Masalah Tugas Perkembangan Keluarga


1. Perawat membantu keluarga mencapai dan
mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga dengan
fungsi keluarga yang optimum.
2. Beri penyuluhan pada keluarga tentang tugas-tugas
yang harus dijalankan sesuai dengan
perkembangan keluarga.
3. Bantu keluarga mengantisipasi dan melewati
transisi perkembangan dalam keluarga.
4. Rujuk ke tenaga ahli bila masalah tugas
perkembangan keluarga tidak dapat terselesaikan
oleh keluarga dan perawat.
B. Intervensi keperawatan pada masalah koping
1. Dukung strategi koping yang efektif :
– Mengurangi ketegangan
– Mengontrol/mengurangi stressor
– Mengeliminasi stressor
2. Membantu keluarga mempelajari strategi koping
tambahan :
– Manajemen stress
– Re-konseptualisasi kognitif
– Perubahan gaya hidup
– Pengunaan kelompok bantuan diri
– Latihan sikap asertif
C. Masalah finansial
1. Bantu keluarga dalam memperoleh informasi tentang sumber-
sumber pembiayaan kesehatan baik swasta maupun
pemerintah.
2. Jelaskan pada keluarga tentang tatanan pelayanan
kesehatan dan konsekuensi biayanya agar keluarga
mempunyai pertimbangan untuk mengambil keputusan.
3. Beri penyuluhan tentang cara-cara mengurangi pembiayaan
yang tidak perlu dan cara mengalokasikan biaya kesehatan
keluarga secara aman.
4. Bantu keluarga untuk melihat situasi keuangan keluarga
secara obyektif dan pemecahan masalah kesehatan secara
efektif.
5. Rujuk keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
memadai
D. Masalah Perubahan pemeliharaan kesehatan

1. Tingkatan pemahaman keluarga tentang


perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat
2. Berikan informasi tentang resiko-resiko yang
akan timbul dari kebiasaan yang tidak sehat
3. Diskusikan bersama keluarga strategi-
strategi yang dapat digunakan untuk
merubah kebiasaan yang tidak sehat
4. Berikan dukungan dan dorongan pada
keluarga untuk mencapai keberhasilan
5. Bantu klien untuk mengupayakan lingkungan
yang dapat mendukung perubahan kebiasaan
yang tidak sehat
6. Ajarkan keluarga untuk mengatur nutrisi yang
seimbang dan pola makan sehat
7. Ajarkan keluarga tentang latihan-latihan tertentu
yang berkaitan dengan masalah
8. Bantu keluarga menyusun program latihan dan
jadwal pemantauan
9. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan
sesuai indikasi
E. Masalah Kesehatan Lingkungan
Keluarga
1. Pencegahan Primer: Peningkatan
Kesehatan Lingkungan.
2. Pencegahan Sekunder pada Masalah
Lingkungan
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan Primer Pada Masalah Lingkungan
• Bantu keluarga untuk mampu merasakan
”kerentanan” terhadap bahaya kecelakaan, luka atau
sakit.
• Anjurkan keluarga untuk meningkatkan tanggung
jawab diri keluarga dalam mencegah stressor dan
meningkatkan kesehatan dan keselamatan
lingkungan.
• Beri penyuluhan tentang cara mencegah resiko-
resiko:
Pencegahan Sekunder pada Masalah
Lingkungan
• Ajarkan keluarga tentang cara mendeteksi secara dini
masalah-masalah/penyakit akibat lingkungan yang
tidak sehat.
• Jelaskan pada keluarga tentang prosedur
pemanfaatan fasilitas kesehatan darurat (Gawat
Darurat/IRD) dalam penanganan masalah
penyakit/kecelakaan.
• Ajarkan keluarga tentang cara
penanganan/pertolongan pertama jika timbul
kecelakaan/masalah kesehatan.
Pencegahan Tersier

– Strategi Modifikasi Lingkungan Dikhususkan


bagi Keluarga yang Memiliki Anggota yang
Lansia, Cacat Fisik atau Kelemahan.
• Menjaga lantai rumah, kamar mandi agar tidak
licin.
• Menata perabot rumah untuk memudahkan jalan.
• Memberi pegangan pada dinding, kamar mandi
untuk membantu berjalan.
• Memasang penerangan yang memadai.
• Memodifikasi kamar mandi, WC dengan jenis
pancuran, WC duduk.
F. Masalah Komunikasi dalam Keluarga
1. Mengajarkan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan
pikiran.
2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
mereka tentang masalah Komunikasi yang disfungsional.
3. Bantu keluarga mengidentifikasi masalah dan faktor penyebab
komunikasi yang disfungsional.
4. Beri dukungan pada keluarga untuk berupaya
menyelesaikan/memperbaiki komunikasi antar mereka sendiri.
5. Fasilitasi keluarga untuk menggunakan ”orang ketiga” untuk
membantu menyelesaikan komunikasi disfungsional dalam
keluarga.
G. Masalah Struktur Kekuatan Keluarga
1. Kurangnya pengalaman dalam pengambilan
keputusan yang efektif
2. Konflik Nilai.
3. Takut terhadap Akibat dari Suatu Keputusan.
4. Ketidakcukupan Informasi.
5. Kontroversi Sistem Pendukung.
1. Kurangnya pengalaman dalam pengambilan
keputusan yang efektif.

a. Beri kesempatan keluarga mengungkapkan


pola – kebiasaan dalam mengambil suatu
keputusan.
b. Fasilitasikan proses pengambilan keputusan
yang logis:
• Buat daftar alternatif pemecahan masalah.
• Bantu mengidentifikasi dampak dari masing-
masing alternatif (finansial, sosial, nilai,
kepercayaan).
c. Beri kesempatan keluarga mengambil
keputusan dari beberapa alternatif
tersebut.
d. Dorong orang terdekat keluarga untuk
terlibat dalam pengambilan keputusan.
e. Yakinkan pada keluarga bahwa keputusan
yang telah diambil akan dipatuhi/
dilaksanakan.
f. Ajarkan tehnik relaksasi bila keputusan
yang diambil menimbulkan kecemasan.
H. Masalah Struktur Peran Keluarga
1. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi ”syarat-
syarat” dari individu dan maksudnya.
2. Bantu mengidentifikasi harapan-harapan keluarga
terhadap suatu peran.
3. Perkuat kemampuan keluarga untuk
melaksanakan peran-peran baru.
4. Beri pengharagaan terhadap perilaku
melaksanakan peran yang sesuai.
5. Bantu memodifikasi suatu peran agar selaras
dengan harapan keluarga.
6. Beri kesempatan orang lain untuk memberikan
penguatan terhadap pelaksanaan peran-peran
keluarga.
EVALUASI
EVALUASI
• Perawat bertanggung jawab untuk
mengevaluasi status dan kemajuan keluarga
terhadap pencapaian hasil dari tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
• Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan
status kesehatan keluarga , membandingkan
respons keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan
kemajuan pencapaian tujuan keperawatan
keluarga
• Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam
lembar evaluasi atau dalam catatan
kemajuan
Evaluasi juga dapat disusun dengan
menggunakan Format SOAPIE ATAU SOAPIER
• Format ini digunakan apabila implementasi keperawatan
dan evaluasi didokumentasikan dalam satu catatan yang
disebut Catatan Kemajuan
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara
subyektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif
setelah
dilakukan intervensi keperawatan
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada
tujuan keperawatan dan criteria hasil terkait dengan
diagnosis.
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisis
respon keluarga .
Format SOAPIE ATAU SOAPIER

I: adalah implementasi dari perencanaan dengan


mencatat waktu
tindakan dan kegiatan tindakan keperawatan.
E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
dengan mencatat waktu dan hasil kemajuan
yang telah dicapai
keluarga
R: Revision adalah revisi apabila ada perubahan
dalam rencana keperawatan
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

• Dalam menelaah kemajuan keluarga dalam


pencapaian hasil, perawat akan mencatat salah
satu dari keputusan berikut, dalam lembar
evaluasi atau dalam catatan kemajuan pada
saat ditentukan untuk melakukan evaluasi:
1. Lanjutkan: Diagnosa masih berlaku, tujuan dan
kriteria standar masih relevan
2. Direvisi: diagnosa masih berlaku, tetapi tujuan dan
tindakan keperawatan keperawatan memerlukan
perbaikan.
3. Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai, dan
rencana perawatan tidak dilanjutkan.
4. Dipakai lagi: diagnosa yang telah teratasi terjadi lagi

Anda mungkin juga menyukai