HIPERTENSI
Disusun Oleh
Kelompok 2
1.Anistya Esti w 201702003
2.Eva Berlina 201702013
3.Gigih Prasetyo 201702017
4.Kristina Vera 201702024
5.Leni Yustika 201702025
6.Muhammad syaiful 201702031
7.Novianti 201702033
8.Novita mukharomah 201702034
9.Shavira Mutia 201702040
10.Triana Anwari 201702046
11.Ulfa Ainun Rosa 201702047
12.Ana deka 201602042
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Pada mata kuliah KEPERAWATAN GERONTIK
yakni pada materi yang akan dibahas yaitu “HIPERTENSI”
Karya tulis ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh penulis. Penulis menyusun
karya tulis ini dengan bahasa yang mudah ditangkap oleh pembaca. Selain itu, karya tulis ini
juga berusaha untuk mengajak pembaca agar dapat memahami apa itu penyakit HIPERTENSI.
Ngawi,Desember 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. ........... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 5
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolic diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth (2005) dalam Wijaya & putri (2013). Hipertensi
juga salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang
cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.Hipertensi dapat
diklasifikasikan sebagai hipertensi primer atau hipertensi esensial yang merupakan 95 % dari
seluruh pasien hipertensi dan hipertensi sekunder (Yolanda 2017).
Sugiharto (2007) dalam Masriadi (2016), mengemukakan bahwa hipertensi sekunder
merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa
penyakit misalnya ginjal, jantung koroner dan diabetes, kelainan sistem saraf pusat.Sedangkan
menurut Brunner & Suddart, (2015),
Penyebab hipertensi primer adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang
berlebihan, kopi, obat– obatan, faktor keturunan.Umumnya gejala baru terlihat setelah
terjadinya komplikasi.
Komplikasi yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak diobati dan ditanggulangi,
maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ
jantung, otak, ginjal dan mata, sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung, resiko stroke,
kerusakan pada ginjal dan kebutaan (Yolanda, 2017).
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensitelah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap
tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi
akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang,
diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena hipertensi.Presentase penderita hipertensi saat
ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on
Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang
posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika menempati
posisi buncit dengan 35 %.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi
(Yolanda 2017).
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor padamedulla oblongata di
otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolomna medulla ke gangliasimpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis . Pada titikganglion ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabutsaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannyanorepinefrine
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah akibat
aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang atau menurundan berakibat diproduksinya renin,
renin akan merangsang pembentukan angiostensinI yang kemudian diubah menjadi angiostensin
II yang merupakan vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal dimana hormonaldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
dan 6menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkanhipertensi.
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Curah jantung dan tahanan perifer Mempertahankan tekanan darah yang normal bergantung
kepada keseimbanganantara curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Sebagian terbesar
pasiendengan hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal, namuntahanan
perifernya meningkat. Tahanan perifer ditentukan bukan oleh arteri yang besar atau kapiler,
melainkan oleh arteriola kecil, yang dindingnya mengandungsel otot polos. Kontraksi sel otot
polos diduga berkaitan dengan peningkatankonsentrasi kalsium intraseluler (Lumbantobing,
2008).
Kontriksi otot polos berlangsung lama diduga menginduksi perubahan sruktural dengan
penebalandinding pembuluh darah arteriola, mungkin dimediasi oleh angiotensin, dandapat
mengakibatkan peningkatan tahanan perifer yang irreversible. Padahipertensi yang sangat dini,
tahanan perifer tidak meningkat dan peningkatantekanan darah disebabkan oleh meningkatnya
curah jantung, yang berkaitandengan overaktivitas simpatis. Peningkatan tahanan peifer yang
terjadikemungkinan merupakan kompensasi untuk mencegah agar peningkatan tekanantidak
disebarluaskan ke jaringan pembuluh darah kapiler, yang akan dapatmengganggu homeostasis
sel secara substansial (Lumbantobing, 2008).
2. Sistem renin-angiotensinSistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang
paling penting dalam mengontrol tekanan darah. Renin disekresi dari aparat juxtaglomerular
ginjal sebagai jawaban terhadap kurang perfusi glomerular ataukurang asupan garam. Ia juga
dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi dansistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008).
Renin bertanggung jawabmengkonversi substrat renin (angiotensinogen) menjadi angotensin II
di paru- paru oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II
merupakanvasokontriktor yang kuat dan mengakibatkan peningkatan tekanan
darah(Lumbantobing, 2008).
3. Sistem saraf otonomStimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola
dandilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang pentingdalam
mempertahankan tekanan darah yang normal. Ia juga mempunyai peranan penting dalam
memediasi perubahan yang berlangsung singkat pada tekanandarah sebagai jawaban terhadap
stres dan kerja fisik (Lumbantobing, 2008).
4. Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic pept ide /ANP)ANP merupakan hormon yang
diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawabanterhadap peningkatan volum darah. Efeknya
ialah meningkatkan ekskresi garamdan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah.
Gangguan pada sistemini dapat mengakibatkan retensi cairan dan hipertensi (Lumbantobing,
2008).
2.5 Pathway Hipertensi
Sebagian besar pasien dengan hipertensi biasanya tidak mempunyai gejala spesifik yang
menunjukkan kenaikan tekanan darahnya dan hanya di identifikasidengan pemeriksaan tekanan
darah saja (Kurt, 2000; dalam Sari 2011).
Seseorangdapat menganggap sakit kepala, pusing atau hidung berdarah merupakan tanda-
tanda meningkatnya tekanan darah, padahal gejala tersebut hanya sebagian kecilyangterjadi
akibat hipertensi (Sheps, 2005; dalam Sari, 2011)
Berikut merupakan tanda dan gejala hipertensi :
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing / migrain
6. Sukar tidur
9. Muka pucat
1.Terapi nonfarmakologi
Terapi nonfarmakologiMenerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untukmencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harusmelakukan perubahan gaya
hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,modifikasi
gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah kehipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan
DASH( Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; dietrendah
natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan
pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi
garam dan berat badan dapat membebaskan pasien darimenggunakan obat. Program diet yang
mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada
pasien yang gemuk dan obesdisertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini
diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
2. Terapi farmakologi
Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat
enzimkonversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis
kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi,
harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensikarena bukti menunjukkan
keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis
kalsium) mempunyai sub kelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam
mekanisme kerja, penggunaanklinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral,
penghambat adrenergik,dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada pasien-pasien
tertentudisamping obat utama
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
2.Riwayat Penyakit SekarangMerupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila
didalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utamadalam hipertensi itu
muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarangdimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul
berbagai keluhan yanglainnya.
3. Riwayat Penyakit DahuluMengkaji apakah ada penyakit yang pernah pasien derita di masa
lalu.Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyakit terdahulu yang pernah diderita
berdampak pada penyakit yang muncul pada pasien saatini. Hal yang perlu dikaji apakah
dulunya pasien punya riwayathipertensi dan pernah MRS dengan keluhan yang sama. Selain itu
perluditanyakan pula apakah pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.
4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat kesehatan keluarga ditujukan untuk mencari apakah ada
factorketurunan atau pun bawaan. Hal yang ditanyakan adalah adakahanggota keluarga yang
pernah menderita penyakit hipertensisebelumnya. Pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga
ini janganlupa sertakan genogram.
.5.Pemeriksaan Fisik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24 jam maka nyeri dapat diatasi.
Dengan kriteria hasil 1.Keluhan nyeri berkurang
2.TTV dalam rentang Normal
Intervensi Keperawatan
1. A. MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
a.Observasi
b.Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
c.Edukasi
d.Kolaborasi
PENUTUP
4.1 kesimpulan
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai dengan
perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah danmengurangi
resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin
anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi
dengan dokter. Bahkan jika harus mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan
perubahan gaya hidup yangdapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan
yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGCCarpenito, L.J. 2000
Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8 . Jakarta. EGCDalmartha, Setiawan dan Nova
Sutarina. 2008.