Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

HIPERTENSI

Disusun Oleh
Kelompok 2
1.Anistya Esti w 201702003
2.Eva Berlina 201702013
3.Gigih Prasetyo 201702017
4.Kristina Vera 201702024
5.Leni Yustika 201702025
6.Muhammad syaiful 201702031
7.Novianti 201702033
8.Novita mukharomah 201702034
9.Shavira Mutia 201702040
10.Triana Anwari 201702046
11.Ulfa Ainun Rosa 201702047
12.Ana deka 201602042

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019/2020
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Pada mata kuliah KEPERAWATAN GERONTIK
yakni pada materi yang akan dibahas yaitu “HIPERTENSI”
Karya tulis ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh penulis. Penulis menyusun
karya tulis ini dengan bahasa yang mudah ditangkap oleh pembaca. Selain itu, karya tulis ini
juga berusaha untuk mengajak pembaca agar dapat memahami apa itu penyakit HIPERTENSI.

Ngawi,Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN                                                                   
1.1 Latar Belakang............................................................................. ........... 4 
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 5  
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 5   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Definisi Hipertensi................................................................................ 6 
2.2 Klasifikasi Hipertensi........................................................... .......... 6
2 .3 Etiologi Hipertensi................................................................ ..... 7
2.4 Patofisiologi Hipertensi........................................................... ........ 7
2.5Pathway Hipertensi...................................................................... ...... 10
2.6 Manifestasi Klinis Hipertensi................................................................. 10
2.7 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi............................................ ............. 11
2.8Komplikasi Hipertensi............................................................. ............... 12
2.9 Penatalaksaan Hipertensi ....................................................................... 12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian........................................................................................................ 14
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................... 15
3.3 Intervensi ................................................................. ..... ..... ..... ..... ..... ........ 15
BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan..................................................................................................... 18
4.2 Saran...................................................................................................... ...... 18

DAFTAR PUSTAKA   .......................................................................................... 19 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolic diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth (2005) dalam Wijaya & putri (2013). Hipertensi
juga salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas yang
cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.Hipertensi dapat
diklasifikasikan sebagai hipertensi primer atau hipertensi esensial yang merupakan 95 % dari
seluruh pasien hipertensi dan hipertensi sekunder (Yolanda 2017).
Sugiharto (2007) dalam Masriadi (2016), mengemukakan bahwa hipertensi sekunder
merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa
penyakit misalnya ginjal, jantung koroner dan diabetes, kelainan sistem saraf pusat.Sedangkan
menurut Brunner & Suddart, (2015),
Penyebab hipertensi primer adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang
berlebihan, kopi, obat– obatan, faktor keturunan.Umumnya gejala baru terlihat setelah
terjadinya komplikasi.
Komplikasi yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak diobati dan ditanggulangi,
maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ
jantung, otak, ginjal dan mata, sehingga dapat mengakibatkan gagal jantung, resiko stroke,
kerusakan pada ginjal dan kebutaan (Yolanda, 2017).
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensitelah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap
tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi
akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang,
diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena hipertensi.Presentase penderita hipertensi saat
ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on
Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang
posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika menempati
posisi buncit dengan 35 %.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi
(Yolanda 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi hipertensi?
2.Bagaimana Klasifikasi hipertensi?
3. Apa etiologi hipertensi?
4. Bagaimana patofisiologi hipertensi?
5.Bagaimana Pathway hipertensi?
6. Apa saja tanda dan gejala hipertensi?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit hipertensi?
8.Apa sajakah komplikasi hipertensi?
9. Bagaimana penatalaksanaan penyakit hipertensi?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi?.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi hipertensi.
2.Mengetahui klasifikasi hipertensi.
3. Mengetahui etiologi hipertensi.
4. Mengetahui patofisiologi hipertensi.
5. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi.
6. Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi.
7. Mengetahui Komplikasi Hipertensi.
8. Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi.
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan
penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam“ karena
orang dengan hipertensi sering ridak menampakkan gejala (Brunner & Suddart, 2015).
Sedangkan menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit
dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana
darah normal.Tekanan darah sistolik adalah tekana puncak yang tercapai ketika jantung
berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri.Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali (Yolanda,2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan darah di atas
normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka diastolic (bagian bawah)
pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff
air raksa (Sphygomanometer) ataupun alat digital lainnya (Irwan,2016).

2.2 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik
kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94
mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment
of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole ≥180
mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg membutuhkan
penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan
kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal,
jantung, dan pembuluh darah).

2.3 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin
(laki-laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih),
kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan
berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison,
epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.
2.4 Patofisiologi Hipertensi

Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor padamedulla oblongata di
otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolomna medulla ke gangliasimpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis . Pada titikganglion ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabutsaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannyanorepinefrine
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah akibat
aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang atau menurundan berakibat diproduksinya renin,
renin akan merangsang pembentukan angiostensinI yang kemudian diubah menjadi angiostensin
II yang merupakan vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal dimana hormonaldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
dan 6menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkanhipertensi.
Terjadinya hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Curah jantung dan tahanan perifer Mempertahankan tekanan darah yang normal bergantung
kepada keseimbanganantara curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Sebagian terbesar
pasiendengan hipertensi esensial mempunyai curah jantung yang normal, namuntahanan
perifernya meningkat. Tahanan perifer ditentukan bukan oleh arteri yang besar atau kapiler,
melainkan oleh arteriola kecil, yang dindingnya mengandungsel otot polos. Kontraksi sel otot
polos diduga berkaitan dengan peningkatankonsentrasi kalsium intraseluler (Lumbantobing,
2008).

Kontriksi otot polos berlangsung lama diduga menginduksi perubahan sruktural dengan
penebalandinding pembuluh darah arteriola, mungkin dimediasi oleh angiotensin, dandapat
mengakibatkan peningkatan tahanan perifer yang irreversible. Padahipertensi yang sangat dini,
tahanan perifer tidak meningkat dan peningkatantekanan darah disebabkan oleh meningkatnya
curah jantung, yang berkaitandengan overaktivitas simpatis. Peningkatan tahanan peifer yang
terjadikemungkinan merupakan kompensasi untuk mencegah agar peningkatan tekanantidak
disebarluaskan ke jaringan pembuluh darah kapiler, yang akan dapatmengganggu homeostasis
sel secara substansial (Lumbantobing, 2008).
2. Sistem renin-angiotensinSistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang
paling penting dalam mengontrol tekanan darah. Renin disekresi dari aparat juxtaglomerular
ginjal sebagai jawaban terhadap kurang perfusi glomerular ataukurang asupan garam. Ia juga
dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi dansistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008).
Renin bertanggung jawabmengkonversi substrat renin (angiotensinogen) menjadi angotensin II
di paru- paru oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II
merupakanvasokontriktor yang kuat dan mengakibatkan peningkatan tekanan
darah(Lumbantobing, 2008).

3. Sistem saraf otonomStimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola
dandilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang pentingdalam
mempertahankan tekanan darah yang normal. Ia juga mempunyai peranan penting dalam
memediasi perubahan yang berlangsung singkat pada tekanandarah sebagai jawaban terhadap
stres dan kerja fisik (Lumbantobing, 2008).

4. Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic pept ide /ANP)ANP merupakan hormon yang
diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawabanterhadap peningkatan volum darah. Efeknya
ialah meningkatkan ekskresi garamdan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah.
Gangguan pada sistemini dapat mengakibatkan retensi cairan dan hipertensi (Lumbantobing,
2008).
2.5 Pathway Hipertensi

2.6 Tanda dan Gejala Hipertensi

Sebagian besar pasien dengan hipertensi biasanya tidak mempunyai gejala spesifik yang
menunjukkan kenaikan tekanan darahnya dan hanya di identifikasidengan pemeriksaan tekanan
darah saja (Kurt, 2000; dalam Sari 2011).
Seseorangdapat menganggap sakit kepala, pusing atau hidung berdarah merupakan tanda-
tanda meningkatnya tekanan darah, padahal gejala tersebut hanya sebagian kecilyangterjadi
akibat hipertensi (Sheps, 2005; dalam Sari, 2011)
Berikut merupakan tanda dan gejala hipertensi :
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

2. Sakit kepala

3. Epistaksis

4. Pusing / migrain

5. Rasa berat ditengkuk

6. Sukar tidur

7.Mata berkunang kunang

8. Lemah dan lelah

9. Muka pucat

10. Suhu tubuh rendah

2.7 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/
adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun
gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana) untuk
menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

2.8 Komplikasi Hipertensi


Efek pada organ, otak (pemekaran pembuluh darah, perdarahan, kematian sel otak: stroke),
ginjal (malam banyak kencing, kerusakan sel ginjal, gagal ginjal), jantung (membesar, sesak
nafas, cepat lelah, gagal jantung).

2.9 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan:

1.Terapi nonfarmakologi

Terapi nonfarmakologiMenerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untukmencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harusmelakukan perubahan gaya
hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,modifikasi
gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah kehipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.
Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan
DASH( Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; dietrendah
natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan
pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi
garam dan berat badan dapat membebaskan pasien darimenggunakan obat. Program diet yang
mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada
pasien yang gemuk dan obesdisertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini
diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
2. Terapi farmakologi

Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat
enzimkonversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis
kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau dikombinasi,
harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensikarena bukti menunjukkan
keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis
kalsium) mempunyai sub kelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam
mekanisme kerja, penggunaanklinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral,
penghambat adrenergik,dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada pasien-pasien
tertentudisamping obat utama
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1.Riwayat KesehatanRiwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik


statuskesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu(riwayat penyakit
dahulu), dan status kesehatan keluarga (riwayat penyakitkeluarga).

2.Riwayat Penyakit SekarangMerupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila
didalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utamadalam hipertensi itu
muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarangdimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul
berbagai keluhan yanglainnya.

3. Riwayat Penyakit DahuluMengkaji apakah ada penyakit yang pernah pasien derita di masa
lalu.Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyakit terdahulu yang pernah diderita
berdampak pada penyakit yang muncul pada pasien saatini. Hal yang perlu dikaji apakah
dulunya pasien punya riwayathipertensi dan pernah MRS dengan keluhan yang sama. Selain itu
perluditanyakan pula apakah pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
kardiovaskuler lainnya.

4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat kesehatan keluarga ditujukan untuk mencari apakah ada
factorketurunan atau pun bawaan. Hal yang ditanyakan adalah adakahanggota keluarga yang
pernah menderita penyakit hipertensisebelumnya. Pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga
ini janganlupa sertakan genogram.

.5.Pemeriksaan Fisik

a) Berat badan dan tinggi badan: ada peningkatan berat badan


b) Rambut: distribusi rambut normal, rambut kuat, rambut bersih, tidak ada lesi,ada nyeri
tekan pada kepala
c) Mata: Asimetris, bulu mata berdistribusi normal, pemeriksaan funduskopiuntuk
penyempitan retinal arteriol, perdarahan, eksudat dan edema, ada nyeritekan didaerah
mata, konjungtiva merah muda, seklera mata berwarna putih adakemerahan, pupil
mengecil
d) Kulit: kulit bersih, ada perubahan warna kulit
e) Hidung: simetris, lubang hidung tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan
f) Telinga: simetris, tidak ada nyeri tekan
g) Leher: tidak ada jejas, ada pemingkatan pada JVP, bising pada arteri karotisdan
pembesaran thyroid
h) Mulut: simetris, warna bibir hitam keunguan
i) Paru-paru: Inspeksi (Asimetris, aerola mamae terlihat bersih dan berwarnahitam, tidak
ada jejas, ), palpasi (pergerakan dada asimetris, vokal fremitusteraba di dua sisi, tidak
nyeri tekan), perkusi (sonor), auskultasi (irama ireguler,takipneu, suara nafas weziing)
j) Jantung: inspeksi (Asimetris, tidak ada jejas di thorak), palpasi (pergerakandada
asimetris, vokal fremitus teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), pekusi(pekak), auskultasi
(ada suara jantung di S3 dan S4, ada bising jantung, TD>120)
k) Abdomen: ada bising, ada pembesaran ginjal
l) Ekstremitas: lemahnya atau hilangnya nadi parifer dan edema
m) Neurologi: tanda thrombosis cerebral dan perdarahan

3.2 Diagnosa Keperawatan


a.penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload
b.Nyeri akut b.d sakit kepala
3.3 Intervensi
1.Diagnosa punurunan curah jantung b.d peningkatan afterload
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24 jam maka penurunan curah jantung dapat
diatasi.Dengan kriteria hasil :1.TTV dalam rentang normal
2.Oedema menurun
3.lelah menurun
4.Dispnea menurun
5.Tidak ada penambahan bunyi jantung
Intervensi keperawatan
1. Observasi
1. Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan, adema
ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
2. Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat
badan,
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor Berat Badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri dada (misal: Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presifitasi yang
mengurangi nyeri) 8. Monitor EKG 12 sandapan
9. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
10. Monitor nilai Laborat jantung (misal: elektrolit, enzim jantung)
11. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktifitas
12. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat digoxin
Terapeutik
13. Posisikan pasien semi Fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
Kolaborasi
14. Berikan diet Jantung yang sesuai Setelah ditetapkan rencana tindakan kepada klien
Congestive Heart Failure dengan masalah penurunan curah jantung maka telah dilakukan
implementasi kepada klien tersebut sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
2.Diagnosa kedua yaitu Nyeri akut b.d sakit kepala

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24 jam maka nyeri dapat diatasi.
Dengan kriteria hasil 1.Keluhan nyeri berkurang
2.TTV dalam rentang Normal
Intervensi Keperawatan
1. A. MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
a.Observasi

a) lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik

b.Terapeutik

a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

c.Edukasi

a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

d.Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal


atautekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanandiastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2,
yaituhipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara
pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik
tertentu,misalnya penyakit ginjal ( glomerulonefritis akut,nefritis kronis, penyakit
poliartritis,diabetesnefropati).

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai dengan
perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah danmengurangi
resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin
anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi
dengan dokter. Bahkan jika harus mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan
perubahan gaya hidup yangdapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan
yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGCCarpenito, L.J. 2000

Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8 . Jakarta. EGCDalmartha, Setiawan dan Nova
Sutarina. 2008.

Care Your Self Hipertensi. Jakarta:Penebar PlusDongoes,Marlynn.E.dkk.1999.

Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC NANDA. 2012.

Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda . Yoyakarta: Prima MedikaRilantono, L dkk. 2002.

Buku Ajar Kardiologi . Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai