Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MATERNITAS
(PERAWATA MASA NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR)

Disusun Oleh
Rio Agusto
(SRP163100079)

PROGRAM STUDI NERS S1 REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PSIKOSOSIAL (PENANGANAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI)

Pokok Bahasan : Masa Nifas


Sub Pembahasan : Perawatan Masa nifas Ibu dan Bayi baru lahir
Sasaran : Pasien rawat dalam masa Nifas
Tempat : Ruang Mawar/Nifas RS Kartika Husada
Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017
Waktu : 1 x 30 menit ( jam 09:00 -09:30 WIB)

I. Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan, klien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami
tentang memahami tentang cara Perawatan Masa nifas untuk ibu dan bayi baru lahir

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dan keluarga:
1. Menjelaskan pengertian dari Masa Nifas
2. Menjelaskan Tujuan dari Perawatan masa nifas
3. Menjelaskan Perubahan di Masa nifas
4. Menyebutkan tindakan pada ibu nifas
5. Menyebutkan tindakan pada bayi

III. Sasaran
Pasyen serta keluarga, Rawat inap di ruang Mawar RS Kartika Husada
IV. Materi (terlampir)
1. Pengertian Masa Nifas.
2. Tujuan perawatan masa nifas
3. Priode masa nifas
4. Perubahan yang terjadi di masa nifas
5. Tindakan perawatan pada ibu nifas
6. Tindakan perawatan pada bayi pasca persalinan
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi

VI. Media
1. Leaflet
2. Flip chart

VII. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE

Pembukaan:
1. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
1. Menjawab salam
1 3 menit 2. Pembukaan.
2. Mendengarkan Ceramah
3. Menjelaskan tujuandari
3. Memperhatikan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian
masa nifas
2. Menjelaskan tujuan
1. Memperhatikan Ceramah dengan
2 15 menit perawatan masa nifas
2. Mendengarkan menggunakan
3. Menjelaskan priode
banner
masa nifas
4. Menjelaskan perubahan
yang terjadi masa nifas
5. Menyebutkan tindakan
dalam perawatan ibu
nifas
6. Menyebutkan tindakan
dalam perawatan bayi
pasca kelahiran

Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan Tanya jawab dan
tentang materi yang telah diskusi
3 10 menit
diberikan, dan reinforcement
kepada para peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
Terminasi :
1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah dan
4 2 menit kesimpulan 2. Menjawab salam membagikan
2. Mengucapkan salam leaflet
penutup

VIII. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Peserta wajib dalam kondisi siap menerima informasi yang akan diberikan
b. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
2. Kriteria proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.
3. Kriteria hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian dari masa nifas
b. Peserta mampu menjelaskan tujuan dari perawatan nifas
c. Peserta mampu menjelaskan priode masa nifas
d. Peserta mampu menyebutkan perubahan yang terjadi pada masa nifas
e. Peserta mampu menyebutkan perawatan yang dilakukan pada ibu di masa nifas
f. Peserta mampu menyebutkan perawatan pada bayi pasca persalinan

IX. Pengorganisasian
Pembicara (merangkap sebagai moderator) : Rio agusto

Pembimbing : Hidayah, M.Kep

X. Setting Tempat

Pasien (ditempat tidur


pasien)

KETERANGAN :

1. Pembicara :

2. Audients :

3. Keluarga pasien :

4. Observer :
PERAWATA MASA NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR

A. PENGERTIAN
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
(Abdul Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu : 6 8 minggu
minggu (Mochtar, 2001).Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasentasampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003). Wanita yang melalui
periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang
terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin, 2006 ).

Asuhan keperawatan pada masa postpartum dibagi atas tiga periode, yaitu: (Mitayani, 2009)

1. Immediate postpartum, adalah masa 24 jam postpartum


2. Early postpartum, adalah masa pada minggu pertama postpartum
3. Late Postpartum, adalah masa pada minggu kedua sampai dengan minggu keenam
postpartum
B. TUJUAN PERAWATAN MASA NIFAS

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan
selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.

Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:

Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.


Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.
Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul, 2000)
C. PERIODE MASA NIFAS

Nifas dibagi menjadi 3 periode

a) Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan
b) Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
c) Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi ( bisa dalam
berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun )

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia intena maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia
ini dalam keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain yang penting yakni
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh hormon
laktogenik dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.

D. PERUBAHAN MASA NIFAS

Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang
meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaitu:

1) Perubahan fisik
a) Involusi

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan


atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya:

Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena


adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang
sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut
kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap
oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami
beser kencing setelah melahirkan.
Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak
lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya
pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak
berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran
darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan
sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada
jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:

1) Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya. Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan

Involusi TFU Berat Diameter Bekas Keadaan Cervix


Uterus Melekat Plasenta
Setelah plasenta Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
lahir Pertengahan pusat 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
1 minggu symphisis
Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari
2 minggu
Sebesar hamil 2 50 gr 2,5 cm
6 minggu minggu

30 gr
8 minggu Normal
2) Involusi tempat plasenta

Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan
parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru
dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga
sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman S, 1983l: 121)

3) Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar,


tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

4) Perubahan pada cervix dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2


jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi
ini dan karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina
yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang
normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.

b) After pains/ Rasa sakit (meriang atau mules-mules)

Disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 4 hari pasca persalinan.


Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu
analgesik.( Cunningham, 430)

c) Lochia

Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia
ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia
rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.

1. Lochea rubra (cruenta)

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa,
lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 37 pasca persalinan.

3. Lochea serosa

Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 24 pasca persalinan.

4. Lochea alba

Cairan putih setelah 2 minggu.

5. Lochea purulenta

Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.

6. Lacheostatis

Lochea tidak lancar keluarnya.

d) Dinding perut dan peritonium

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang
pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih
kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan
latihan-latihan pasca persalinan.( Rustam M, 1998: 130)
e) Sistim Kardiovasculer

Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi


penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus.
Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma
menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48
jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering kencing.
Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan sehubungan dengan
penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan (V Ruth B, 1996: 230).

f) Ginjal

Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari
pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)

System Hormonal

1. Oxytoxin

Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan
kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah
perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi
menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini membantu kelanjutan
involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG,
estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini
menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.

2. Prolaktin

Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula


hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi susu.
Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di
ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada
hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH
disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi pada ovarium yang
menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar normal,
perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.( V Ruth B, 1996:
231)

3. Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat
alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon
estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan
progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat
merangsang laktasi.

Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang


pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh
rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise
dan menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air
susunya. Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini
menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah
cairan puting dari puting susu. Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2
%, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %, garam 0,1 0,2 %.

Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang
dikonsumsi ibu.( Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983: 318 )
g) Tanda-tanda vital

Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:

Tabel perubahan Tanda-tanda Vital

Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal


Tanda-tanda Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
vital mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 X / menit Denyut nadi: > 100 X / menit

Vital Sign sebelum kelahiran bayi :

a. Suhu :

saat partus lebih 37,20C


sesudah partus naik + 0,50C
12 jam pertama suhu kembali normal
b. Nadi :
60 80 x/mnt
Segera setelah partus bradikardi
c. Tekanan darah :
TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini akan normal kembali
dalam waktu 1 jam

Vital sign setelah kelahiran anak :

a. Temperatur :

Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 380C (100,40F) disebabkan oleh
efek dehidrasi dari persalinan. Kerja otot yang berlebihan selama kala II dan
fluktuasi hormon setelah 24 jam wanita keluar dari febris.
b. Nadi :

Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiacc output. Nadi naik pada jam
pertama. Dalam 8 10 minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata
sebelum hamil.

c. Pernapasan :

Pernapasan akan jatuh ke keadaan normal wanita sebelum persalinan.

d) Tekanan darah :

Tekanan darah berubah rendah semua, ortistatik hipotensi adalah indikasi merasa
pusing atau pusing tiba-tiba setelah terbangun, dapat terjadi 48 jam pertama

h) Perubahan Psikologi

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam
3 tahap yaitu:

a. Periode Taking In

Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi
dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai
psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing
saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.

b. Periode Taking Hold

Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung
jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan
bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalnya buang air kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go

Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: )

Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan


kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu
makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues
dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum

KOMPLIKASI

1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam
pertama sesudah kelahiran bayi)
2. Infeksi
Endometritis (radang edometrium)
Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)
Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)
Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose superficial
yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan nifas, yang
ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3 C,
nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau nanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
TINDAKAN PADA IBU NIFAS NORMAL

TINDAKAN DISKRIPSI DAN KETERANGAN


1. Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang bagaimana
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Sarabkan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2
kali dalam sehari.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
menghindari menyentuh daerah luka.
2.Istirahat Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan
Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat bayinya tidur
Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi ASI,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya.

3.Latihan Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan
sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik otot
perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada
tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai 10 kali.
Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan
pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4. Gizi Ibu menyusui harus:
Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari
Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter / hari
Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum
Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
5.Perawatan Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Payudara Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak boleh
terlalu ketat atau kendor.
Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali menyusui.
Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok.
Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 6 jam.
Apabila payudara bengkak lakukan:
Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira 5 menit
Urut payudara ( seperti Breast Care).
Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.
Susukan bayi setiap 2 3 jam sekali
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Payudara dikeringkan.
6.Hubungan Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
perkawinan atau berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1 2 jarinya ke dalam
Rumah Tangga vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan hubungan
seksual setelah 40 hari.
7.Keluarga KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan
Berencana tentang KB adalah sebagai berikut:
Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
Kelebihan dan keuntungan KB
Efek samping
Bagaimana memakai metode yang benar
Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.
TINDAKAN PADA BAYI PERSALINAN NORMAL

TINDAKAN DISKRIPSI DAN KETERANGAN


1.Kebersihan Basuh bayi dengan kain/ busa setiap hari
Bayi yang baru lahir tidak boleh dimandikan sepenuhnya sampai tali
pusatnya kering dan pangkalnya telah sembuh.
Setiap kali bayi BAB atau BAK bersihkan bagian perianal dengan air
dan sabun serta kering dengan baik.

2.Menyusui Menyusui dilakukan dalam 2 jam pertama


Bayi disusui ASI selama 4 bulan.
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
3.Tidur Baringkan bayi ke samping atau terlentang ( jangan pakai bantal).

4.Ujung Tali Pusat Ujung talu pusat dijaga bersih dan kering.
Mencuci sekitar tali pusat setiap hari
Mengompres alkohol 70% 1-2 kali sehari.
Bila telah pulang di rumah, anjurkan agar ibu melaporkan ke petugas
kesehatan bila tali pusat berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau
mengeluarkan cairan.
5.Imunisasi Dalam waktu 1 minggu pertama berikan imunisasi BCG, vaksin Polio oral
dan Hepatitis B.
PERAWATAN MASA NIFAS

Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan


kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post partum
meliputi:

1. Mobilisasi Dini

Karena lelah sehabis melahirkan , ibu harus istirahat tidur telentang selama 8 jam
pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-
jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas
memiliki variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia,


mengurangi infeksi purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan
fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran
darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.( Manuaba,
1998: 193)

2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih
banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga kelancaran
pengeluaran ASI lebih terjamin.( Manuaba, 1998: 193)
3. Pemeriksaan Umum

Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah
kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.

4. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:

a. Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu


b. Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara : puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
d. Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia alba
e. Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi.
5. Nasehat Yang Perlu diberikan saat pulang adalah:
a. Diet

Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan


kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu
cukup kalori, protein, cairan, sayuran dan buah-buahan.

b. Pakaian

Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan.
Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi
involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak
menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap
saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang air besar.

c. Perawatan vulva

Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus.
Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air
kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau
atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah
BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali basah atau setelah BAB atau
BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa diberi betadin

d. Miksi

Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum.
Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.(
Persis H, 1995: 288)
e. Defekasi

Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat
mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal
atau bila belum berhasil lakukan klisma.( Persis H,1995: 288)

f. Perawatan Payudara

Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas,
tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali
supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan
segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses
involusi serta colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan
tubuh bayi. ( Mac. Donald, 1991: 430)

g. Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi

Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat


indifidu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6 bulan.

h. Cuti Hamil dan Bersalin

Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti hamil dan
bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah
melahirkan.

i. Mempersiapkan untuk Metode KB

Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan


metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu
penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah
melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi VIII,


Philadelphia, Lippincot Company, USA

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-


2002,Philadelphia,USA.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

. (2012) . Konsep Dasar Masa Nifas . didapat dari http://www.lusa.web.id/konsep-dasar-masa-


nifas/ [Diakses 25 Maret 2012]

(2012). Laporan Pendahuluan Nifas. didapat


dari http://www.scribd.com/doc/54943523/Laporan-Pendahuluan-NIFAS-IsI [Diakses 25 Maret
2012]

(2012). Laporan Pendahuluan Masa Nifas. didapat


dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/206301005/bab2.pdf [Diakses 25 Maret
2012]
.(2012) . Masa Nifas. didapat dari http://midwifery-online.blogspot.com/2011/04/masa-
nifas.html [Diakses 25 Maret 2012]

Anda mungkin juga menyukai