N
DI RUANG BAYI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN
BANJARMASIN
Oleh :
AKHMAD SUGIANNOOR
NPM : 12144011009
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan
Program Studi D3 Keperawatan Reguler
Oleh :
AKHMAD SUGIANNOOR
NPM : 12144011009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-nya jualah
maka Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul Asuhan
Keperawatan Hiperbilirubin Pada Klien By. Ny. N Di Ruang Bayi Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
2.
3.
4.
5.
Kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan dukungan dan
doa-nya.
6.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah yang telah dibuat belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................5
Kesimpulan.....................................................................................47
4.2 Saran...............................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................49
7
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Derajat dan rentang nilai Hiperbilirubin..............................................13
Tabel 2.2 Terapi Sinar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum...............................15
Tabel 3.1 Respon Orang Tua Terhadap Bayi.......................................................23
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboraturium.........................................................24
Tabel 3.3 Analisis Data.......................................................................................26
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan.......................................................................27
Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan.................................................................30
Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan.........................................................................32
Tabel 3.7 Catatan Perkembangan Hari ke - 2.....................................................34
Tabel 3.8 Catatan Perkembangan Hari ke - 3.....................................................36
Tabel 3.9 Catatan Perkembangan Hari ke - 4.....................................................39
Tabel 3.10 Catatan Perkembangan Hari ke - 5...................................................41
Tabel 3.11 Catatan Perkembangan Hari ke - 6....................................................44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembagian Daerah Ikterus...............................................................13
Gambar 3.1 Genogram.........................................................................................23
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tingkat Kesadaran
Glasgow Coma Scale (GCS )
Skala Nyeri
Skala Otot
Skala Aktivitas
Penilaian Kekuatan Otot
Lembar Konsul
Lembar Absensi Pengambilan Kasus
Daftar Riwayat Hidup
11
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan komplikasi
dengan
baik.A>
http://simtakp.uui.ac.id/jurnal/HAFIZAH-journal.pdf
<
Menurut Data yang diambil penulis di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin pada tahun 2014 terdapat 1.924 bayi sakit dengan angka
kejadian Neonatal Infeksi sebanyak 440 bayi (23%), BBLR 308 bayi (16%),
Asfiksia sedang 281 bayi (15%), Hiperbilirubin 211 bayi (11%), lain-lain
(sepsis, pneumonia, cholestasis, asfiksia berat, distress respiratory, Berat Bayi
Lahir Sangat Rendah (BBLSR), kelainan bawaan, anemia,GE, Nec) 684 bayi
(45%).
Dampak dalam jangak pendek, hiperbilirubin bisa menyebabkan bayi kejangkejang sampai mengakibatkan kematian. Dalam jangka panjang, penumpukan
bilirubin bisa mencemari otak yang mengakibatkan kelumpuhan karena otak
luka (cerebral palsy) atau sistem saraf tidak berfungsi dengan normal akibat
gangguan susunan saraf pusat (Anonim, 2015).
Perawatan Hiperbilirubin dapat dilakukan dengan mempercepat proses
konjugasi (pemberian fenobarbitel) 1-2 hari sebelum ibu melahirkan,
3
Asuhan
segera
hiperbilirubin
1.3.2.5
Merencanakan
pada
bayi
asuhan
baru
memerlukan
lahir
dengan
keperawatan
yang
1.3.2.7
Melakukan
evaluai
pada
pelaksanaan
asuhan
dilapangn
termasuk
faktor
pendukung
dan
hiperbilirubin.
Bagi profesi
Dapat memberikan informasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi
profesi dalam memberikan asukan keperawatan pada bayi baru lahir
dengan hiperbilirubin
1.4.3
Bagi institusi
1.4.3.1
Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada bayi
baru lahir dengan hiperbilirubin.
1.4.3.2
Pendidikan
Dapat menambah referensi dan sebagai bahan acuan bagi
pendidik dalam pemberian bimbingan pada mahasiswa
tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan
hiperbilirubin.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Berisi tentang tinjauan teoritis medis dan tinjauan teoritis
BAB 3
keperawatan
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
Berisi gambaran kasus, analisis data dan diagnosa keperawata,
BAB 4
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
b. Hiperbilirubin patologis
1. Hiperbilirubin yang terjadi pada 24 jam pertama setelah
lahir apabila kadar bilirubin meningkat melebihi 15 mg
%.
2. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih setiap 24
jam
3. Hiperbilirubin klinis yang menetap setelah bayi berusia
8 hari atau 14 hari
4. Hiperbilirubin yang disertai proses hemolisis
5. Hiperbilirubin yang disertai berat lahir kurang dari 200
gram, masa gestasi kurang dari 36 minggu, asfiksia,
hipoksia, infeksi
2.1.1.3Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2005), yaitu: Penyebab hiperbilirubin
pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi
hiperbilirubin dapat dibagi sebagai berikut :
a. Faktor produksi yang berlebihan melampaui kemampn bayi
untuk mengeluarkannya, misalnya pada : hemolisis yang
meningkat seperti pada ketidakcocokan golongan darah
(Rh,ABO antogonis, defisiensi enzim G6-PD, golongan
darah lain, sepsis)
b. Gangguan dalam up take dan konjugasi hepar disebabkan
imaturitas, kurangnya substrak untuk konjugasi (mengubah)
bilirubin, gangguan fungsi hepar akibat asidosis, hipoksia,
dan infeksi atau tidak terdapat enzim glukuronil transferase
( G-6-PD ).
c. Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh
albumin kemudian diangkut ke hepar. Ikatan ini dapat
dipengaruhi oleh obat seperti salisilat, sulfafurazole.
Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin
indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada
sel otak ( terjadi kern ikterus ).
membutuhkan
energi
dan
enzim
glukoronil
pada
10
i. Feses
j.
k.
l.
m.
n.
berwarna
seperti
dempul
dan
pemeriksaan
2.1.1.7Jenis-jenis hiperbilirubin
Menurut Prawirohardjo (2005), jenis-jenis hiperbilirubin yaitu
sebagai berikut :
a. Hiperbilirubin hemolitik
Pada umumnya merupakan suatu golongan penyakit yang
disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah ibu dan
bayi, seperti :
1. Inkompabilitas Rhesus
2. Inkompabilitas ABO
3. Inkompabilitas golongan darah lain
4. Kelainan eritrosit konginetal
5. Defisiensi enzim G6PD
b. Hiperbilirubin Obstruktiva
Hiperbilirubin yang terjadi karena sumbatan penyaluran
empedu baik dalam hati maupun luar hati. Akibat sumbatan
itu terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung.
c. Hiperbiliruin yang disebabkan oleh hal lain, seperti :
1. Pengaruh hormon atau obat yang mengurangi
kesanggupan
hepar
untuk
mengadakan
konjugasi
bilirubin.
2. Hipoalbuminemia
3. Adanya obat atau zat kimia yang mengurangi ikatan
bilirubin tidak langsung pada albumin misalnya,
sulfafurzole, salsilat dan heparin.
4. Sindroma Griger Najur. Penyakit ini tidak terdapat atau
sangat kurang glukorenil transferase dalam hepar.
5. Ikterus karena late feeding
6. Asidosis metabolik
7. Pemakaian vitamin K, kalau dosis melebihi 10 mg %
11
d. Kern Hiperbilirubin
Hiperbilirubin ini menimbulkan sindrom neurologis akibat
pengendapan bilirubin tak terkonjugasi di dalam sel-sel
otak. Pada permulaan tanda klinik tidak jelas tetapi dapat
disebutkan, seperti :
1. Letargi
2. Layuh dan malas minum
3. Hipertonik
4. Opistotonus
5. Tangisan melengking
6. Kejang (Prawirohardjo, 2005)
Oleh karena itu, bidan perlu mengetahui dengan baik kapan
terjadinya
ikterus
berkepanjangan
sehingga
dapat
atau
atau
hiperbilirubinemia
tingkat
melakukan
intensitasnya
konsultasi
apakah
meninggi,
atau
merujuk
12
Daerah Ikterus
Ikterus
I
Daerah kepala dan leher
II
Sampai badan atas
Sampai badan bawah
III
hingga tungkai
Sampai daerah lengan, kaki
IV
bawah, lutut
Sampai daerah telapak
V
tangan dan kaki
Perkiraan Kadar
Bilirubin
5,0 mg%
9,0 mg%
11,4 mg%
12,4 mg%
16,0 mg%
13
2.1.1.9Penatalaksanaan Hiperbilirubin
Penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir menurut
Varney (2007), antara lain :
a. Memenuhi kebutuhan atau nutrisi
1. Beri minum sesuai kebutuhan. Karena bayi malas
minum,
berikan
berulang-ulang,
jika
tidak
mau
agar
bayi
tidak
kepanasan
atau
kedinginan
b) Memelihara
kebersihan
tempat
tidur
bayi
dan
lingkungannya.
c) Mencegah terjadinya infeksi (memperhatikan cara
bekerja aseptik)
Bila kadar bilirubin serum bayi tinggi sehingga di duga akan
terjadi kern ikterik, maka perlu dilakukan penatalaksanaan
khusus. Penanganan terapi khusus antara lain :
a. Terapi sinar
Terapi sinar diberikan jika bilirubin indirek darah mencapai 15
14
Saat Timbul
Sehat Kadar
Resiko (kadar
Ikterus
Bilirubin, mg/dl
bilirubin, mg/dl:
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4 dst
(mol/L)
Setiap terlihat ikterus.
15 (260)
18 (310)
20 (340)
mol/L)
Setiap terlihat ikterus
13 (220)
16 (270)
17 (290)
15
16
kehilangan
cairan
yang
tidak
tertukar
neonatus
yang
mendapat
terapi
sinar
17
Pemeriksaan klinis
Periksalah keadaan umum bayi, berat badan, suhu
Adakah gejala iritabel, gelisah, kejang terutama meliuk-liuk
Adakah gejala malas minum, tidur terus.
Apakah berat bayi berkurang banyak? Nilailah turgor dan
tonus
e. Adakah sefalhematoma, jejas vakum, bercak perdarahan.
f. Selain kuning apakah bayi Nampak pucat? Rabalah hepar dan
lien/limpa. Periksa sejauh mana bayi Nampak kuning.
2.2.1.3
Pemeriksaan laboraturium
a. Kadar bilirubin total pada minggu pertama kehidupan
b. Bila umur bayi diatas 1 minggu, sebaiknya diperiksa juga
bilirubin direk untuk melihat gangguan fungsi ekskresi hati.
c. Cek darah rutin untuk melihat adanya hemolisis/ sepsis
d. Tergantung indikasi : tes comb, G6PD, kultur darah
2.2.2 Diagnosa Yang mungkin muncul
Menurut Royyan (2012) diagnosa yang mungkin muncul adalah:
2.2.2.1Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif
volume cairan (evaporasi), diare, kegagalan mekanisme
pengaturan
2.2.2.2Hipertermi berhubungan dengan paparan lingkungan panas
19
20
BAB 3
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
Riwayat Persalinan
3.1.3
Riwayat kehamilan
Pada saat hamil ibu tidak pernah mengalami pendarahan, tekanan darah
tinggi atau sakit yang lain, ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
selain yang diberikan bidan pada saat periksa, Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya 3 bulan sekali.
3.1.4
Riwayat Obstetri
21
ada cepal
22
3.1.8
Riwayat Sosial
23
Keterangan
= Perempuan
= Laki-laki
= Perempuan meninggal dunia
= Laki-laki meninggal dunia
= Bayi
TINGKAH LAKU
AYAH
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Berkunjung
Memanggil nama
Kontak mata
3.1.9Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 25 Mei 2015 (16:15:17)
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Laboraturium
24
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Gran %
Limfosit %
MID %
Gran #
Limfosit #
MID #
HATI
Bilirubin total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
KIMIA
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
13.9*
22.6 *
3.78*
41.6*
320
15.8*
14.00-24.00
4.0-10.5
4.80-7.10
44.00-64.00
150-450
11.5-14.7
g/dl
ribu/ul
juta/ul
vol%
ribu/ul
%
110.1*
36.7*
33.4
80.0-97.0
27.0-32.0
32.0-38.0
fl
pg
%
62.3
25.6
12.1*
14.10*
5.8
2.7
50.0-70.0
25.0-40.0
4.0-11.0
2.50-7.00
1.25-4.0
%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
10.9*
1.82*
7.26*
0.20-1.20
0.00-0.40
0.20-0.60
mg/dl
mg/dl
mg/dl
54
<200
mg/dl
25
3.1.10 Farmakologi
3.1.10.1 Inj. I.V Ampicillin 2 x 165 mg
3.1.10.2 Inj. I.V Gentamicin 16,5 mg/36 jam
3.1.11 DATA FOKUS
3.1.11.1
Data Subjektif (DS)
Bidan L mengatakan bahwa tubuh By. Ny. N dingin
3.1.11.2
Data Objektif (DO)
a. Kepala dan leher tampak berwarna kuning
b. Sklera tampak berwarna kuning
c. Telinga dan hidung tampak berwarna kuning
d. Dada tampak berwarna kuning
e. Bayi tampak memakai popok
f. Kulit teraba dingin
g. Akral teraba dingin
h. Respirasi : 45 x/menit
i. Nadi : 139 x/menit
j. Suhu tubuh : 35,6 o C
k. Suhu ruangan boks terbuka : 26 o C
l. Bilirubin total : 10.9 mg/dl (usia bayi 3 hari)
m. Bilirubin Direk : 1.82 mg/dl (usia bayi 3 hari)
n. Bilirubin Indirek : 7.26 mg/dl (usia bayi 3 hari)
o. Hemoglobin : 13.9 g/dl (usia bayi 3 hari)
p. Bayi memiliki jadwal fototerapi
q. Mukosa bibir tampak kering
r. BAB (+)
s. BAK (+)
DATA
MASALAH
26
ETIOLOGI
Data Subjektif :
-
Hipotermi
Ketidakmatangan
pengaturan suhu
neonatal
C
FAKTOR RESIKO
- Kepala dan leher klien tampak
-
berwarna kuning
Sklera
tampak
kuning
Telinga dan hidung tampak
Resiko Cidera
Peningkatan kadar
bilirubin toksik
berwarna
berwarna kuning
- Dada tampak berwarna kuning
- Bilirubin total : 10.9 mg/dl
- Bilirubin Direk : 1.82 mg/dl
- Bilirubin Indirek : 7.26 mg/dl
- Hemoglobin : 13.9 g/dl
- Bayi tampak memakai popok
FAKTOR RESIKO
- Bayi tampak menangis
- Mukosa bibir tampak kering
- Fototerapi
- Penghangatan
- BAB (+)
- BAK (+)
- Respirasi : 45 x/menit
- Nadi : 139 x/menit
Resiko
Paparan lingkungan
Kekurangan
panas (fototerapi)
volume cairan
Prioritas Masalah
1. Hipotermi berhubungan dengan Ketidakmatangan pengaturan suhu
2.
3.
neonatal
Resiko Cidera berhubungan dengan Peningkatan kadar bilirubin toksik
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Paparan
lingkungan panas (fototerapi)
27
TUJUAN
DIAGNOSA
INTERVENSI
Hipotermi
NOC :
NIC :
berhubunga
Thermoregulation :
Temperature regulation
n dengan
neonate
Ketidakmat
Setelah dilakukan
angan
tindakan keperawatan
jam
2. Rencanakan Monitoring suhu
pengaturan
selama 6 jam
suhu
neonatal
mengalami hipotermi
dengan Kriteria Hasil :
secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
6. Tingkatkan Intake cairan dan
nutrisi
7. Selimuti bayi untuk mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
8. Ajarkan
pada
bayi
cara
negatif
dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya
keletihan
dan
dari
28
yang diperlukan
12. Berikan anti piretik jika perlu
29
Resiko
NOC :
NIC
Cidera
Risk Kontrol
Environment Management
berhubunga
Immune status
n dengan
Safety Behavior
kebutuhan
kadar
an keperawatan selama
keamanan
bilirubin
toksik
fungsi kognitif
kriterian hasil:
Kli
bayi,
bayi dan
bayi
3. Hindarkan lingkungan yang
en terbebas dari
berbahaya
cedera
sesuai
Kli
(misalnya
memindahkan perabotan)
4. Pasang side rail tempat tidur
en mampu men-
cedera
Kli
ditempat
saklar
yang
7. Batasi pengunjung
dari lingkungan /
8. Berikan
M
ampu memodifik-asi
keluarga
untuk
9. Anjurkan
menemani bayi.
lingkungan
dari
kebisingan
mencegah cidera
M
enggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
M
30
yang
10. Kontrol
penerangan
cukup
perilaku personal
mudah
dijangkau bayi.
en mampu men-
lampu
11. Pindahkan
barang-barang
ampu mengenali
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan
Resiko
NOC:
NIC:
kekurangan
Fluid balance
Fluid management
volume
Hydration
1. Timbang
cairan
berhubunga
jika diperlukan
2. Pertahankan catatan Intake
n dengan
Kriteria Hasil :
Paparan
popok/pembalut
Mempertahankan
lingkungan
mukosa,
panas
(penghangat
BJ urine normal, HT
an dan
normal
Tekanan darah, nadi,
jika diperlukan
4. Monitor vital sign
5. Monitor
masukan
fototerapi)
membran
nadi
adekuat,
dalam
batas normal
Tidak ada tanda tanda
suhu
kelembaban
tubuh
dehidrasi,
turgor
Elastisitas
kulit
membrane
baik,
mukosa
6.
7.
8.
9.
ruangan
10. Dorong masukan oral
11. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
12. Dorong keluarga
untuk
31
berlebih
muncul
HARI/TG
L
Senin, 25
JAM
09.00
DX
I
IMPLEMENTASI
1. Memonitor suhu
EVALUASI
1. Suhu tubuh bayi :
Mei 2015
turgor kulit
3. Menyelimuti
untuk
kemerahan pada
mencegah
bagian bawah.
hilangnya kehangatan 3. Bayi dibedong dan
tubuh
4. Melakukan
penghangatan bayi
2
Senin, 25
Mei 2015
09.00
II
diselimuti
4. Bayi dihangatkan
pada suhu
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
baik
2. Keadaan umum baik,
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
untuk bayi
4. Menghindarkan
dilingkungan yang
respirasi 45 x/menit
lingkungan yang aman 3. Bayi ditempatka
lingkungan yang
berbahaya
32
Senin, 25
09.00
III
Mei 2015
kulit
2. Mengkaji status
hidrasi
3. Memonitor Intake dan
output
4. Memberi minum ASI
tambahan saat
C
2. Mukosa bibir tampak
kering, kulit tampak
kering
3. Bayi belum ada diberi
ASI, BAB (+), BAK
(+)
4. Pemberian ASI 20cc
fototerapi
HARI/TGL
JAM
NO.DX
Senin, 25
13.0
Juli 2015
EVALUASI HASIL
S:O: kulit klien teraba hangat
Suhu tubuh : 37,6 oC
Penghangatan dihentikan
Nadi : 142 x/menit
Pernafasan : 42 x/menit
A: masalah hipotermi teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memonitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Memonitor warna dan turgor kulit
3. Menyelimuti bayi untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
33
Senin, 25
13.0
Juli 2015
II
34
Senin, 25
13.0
Juli 2015
III
HARI/TGL
Selasa, 26
Mei 2015
JAM
09.00
NO.DX
IMPLEMENTASI
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
Evaluasi tindakan :
Suhu tubuh bayi :
36,0oC
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
Evaluasi tindakan :
Warna kulit kuning
pada bagian atas
dan
keme-rahan
35
EVALUASI
Jam : 11.00
S:O: kulit klien teraba
hangat
Suhu tubuh : 37,4 oC
Penghangatan
dihentikan
Nadi : 139x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
A: masalah hipotermi
untuk
mencegah
hilangnya
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
kehangatan tubuh
Evaluasi tindakan :
Bayi dibedong dan
diMenyelimuti
4. Melakukan
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
3. Menyelimuti bayi
penghangatan bayi
Evaluasi tindakan :
Bayi difototerapi
2
Selasa, 26
Mei 2015
09.00
II
1. Mengkaji status
neurologi
Evaluasi tindakan :
Status neorulogis
bayi baik
2. Mengobservasi
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Jam : 14.00
S:O: Kepala dan leher klien
tampak
ber-warna
kuning.
tanda-tanda vital
Evaluasi tindakan :
warna kuning.
Keadaan umum
baik, suhu tubuh
36 oC, nadi 139
x/menit, respirasi
45 x/menit
berwarna
kuning
Dada
tampak
berwarna kuning
Nadi : 139 x/menit
yang
36
tampak
Suhu : : 37,4 oC
3. Menyediakan
lingkungan
Pernafasan : 45
x/menit
Fototerapi diteruskan
A: masalah resiko cidera
masih ada
P: lanjutkan intervensi
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
membahayakan
dilingkungan
sekitar bayi
lingkungan
yang
Selasa, 26
Mei 2015
09.00
III
TTV
dan kulit
2. Mengkaji status
hidrasi
3. Memonitor
Intake
dan output
4. Member minum
ASI tambahan saat
fototerapi
37
NO
1
HARI/TGL
Rabu, 27
JAM
14.00
NO.DX
Mei 2015
IMPLEMENTASI
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
Evaluasi tindakan :
Suhu tubuh bayi :
36,0oC
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
Evaluasi tindakan :
Warna kulit kuning
pada bagian atas
dan
kemerahan
mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Evaluasi tindakan :
Bayi dibedong dan
diMenyelimuti
4. Melakukan
EVALUASI
Jam : 16.00
S:O: kulit klien teraba
hangat
Suhu tubuh : 37,4 oC
Nadi : 139x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
Penghangatan
dihentikan
A: masalah hipotermi
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
3. Menyelimuti bayi
penghangatan bayi
Evaluasi tindakan :
Bayi difototerapi
untuk
hilangnya
kehangatan tubuh
Rabu, 27
Mei 2015
14.00
II
1. Mengkaji status
neurologi
Evaluasi tindakan :
Status neorulogis
bayi baik
2. Mengobservasi
mencegah
Jam : 21.00
S:O: Kepala dan leher klien
tampak
berwarna
kuning.
tanda-tanda vital
Evaluasi tindakan :
warna kuning.
Keadaan umum
baik, suhu tubuh
36 oC, nadi 139
x/menit, respirasi
38
berwarna
kuning
Dada
tampak
berwarna kuning
Suhu : : 37,4 oC
45 x/menit
3. Menyediakan
lingkungan
Pernafasan : 45
x/menit
Fototerapi diteruskan
A: masalah resiko Cidera
masih ada
P: lanjutkan intervensi
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
lingkungan
sekitar bayi
3
Rabu, 27
Mei 2015
14.00
III
39
yang
berbahaya
Jam : 21.00
S:O: kulit bayi teraba
hangat dan kering
Mukosa bibir tam-pak
kering
Bayi tampak
difototerapi
Suhu tubuh : 37,4 oC
Nadi : 139 x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
BAB (+) BAK (+)
Pemberian ASI 20 cc
A: masalah resiko
kekurangan volume
Tanda-
Tanda Vital
2. Kaji status hidrasi
3. Monitor Intake &
output
4. Member minum
ASI tambahan saat
fototerapi
HARI/TGL
Kamis, 28
Mei 2015
JAM
21.00
NO.DX
IMPLEMENTASI
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
Evaluasi tindakan :
Suhu tubuh bayi :
35,5oC
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
Evaluasi tindakan :
Warna kulit kuning
pada bagian atas
dan
keme-rahan
mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Evaluasi tindakan :
Bayi dibedong dan
diMenyelimuti
4. Melakukan
penghangatan bayi
40
EVALUASI
Jam : 24.00
S:O: kulit klien teraba
hangat
Suhu tubuh : 37,8 oC
Penghangatan
dihentikan
Nadi : 140x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
A: masalah hipotermi
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
3. Menyelimuti bayi
Evaluasi tindakan :
Bayi difototerapi
untuk
hilangnya
21.00
II
1. Mengkaji status
neurologi
Evaluasi tindakan :
Status neorulogis
bayi baik
2. Mengobservasi
mencegah
kehangatan tubuh
Jam : 24.00
S:O: Kepala dan leher klien
tidak
tampak
ber-
warna kuning.
tanda-tanda vital
Evaluasi tindakan :
berwarna kuning.
Keadaan umum
baik, suhu tubuh
36 oC, nadi 139
x/menit, respirasi
45 x/menit
Bayi ditempatka
dilingkungan yang
aman dan bayi
selalu didampingi
4. Menghindarkan
lingkungan yang
berbahaya
Evaluasi tindakan :
Tidak terdapat
benda/ alat yang
membahayakan
sekitar bayi
41
tampak
ber-
warna kuning
Dada tidak tampak
berwarna kuning
Nadi : 139 x/menit
yang
dilingkungan
tidak
Suhu : : 37,4 oC
3. Menyediakan
lingkungan
Pernafasan : 45
x/menit
A: masalah resiko Cidera
masih ada
P: lanjutkan intervensi
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
lingkungan
yang
Kamis, 28
21.30
III
Mei 2015
Jam : 24.00
S:O: kulit bayi teraba
hangat dan kering
Mukosa bibir tampak
kering
Bayi tampak
difototerapi
Suhu tubuh : 37,4 oC
Nadi : 139 x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
BAB (+) BAK (+)
Pemberian ASI 20 cc
A: masalah resiko
kekurangan volume
cairan masih ada
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor
Tanda-
Tanda Vital
2. Kaji status hidrasi
3. Monitor Intake &
output
4. Member minum
ASI tambahan saat
fototerapi
HARI/TGL
JAM
NO.DX
IMPLEMENTASI
42
EVALUASI
Jumat, 29
Mei 2015
06.00
1. Memonitor suhu
minimal tiap 2 jam
Evaluasi tindakan :
Suhu tubuh bayi :
36,0oC
2. Memonitor warna
dan turgor kulit
Evaluasi tindakan :
Warna kulit kuning
pada bagian atas
dan
keme-rahan
mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Evaluasi tindakan :
Bayi dibedong dan
diMenyelimuti
4. Melakukan
penghangatan bayi
Evaluasi tindakan :
Bayi dihangatkan
pada suhu 38-39oC
43
Jam : 09.00
S:O: kulit klien teraba
hangat
Suhu tubuh : 37,4 oC
Penghangatan
dihentikan
Nadi : 139x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
A: masalah hipotermi
teratasi
P: hentikan intervensi
Jumat, 29
Mei 2015
06.30
II
1. Mengkaji status
neurologi
Evaluasi tindakan :
Status neorulogis
bayi baik
2. Mengobservasi
Jam : 09.00
S:O: Kepala dan leher klien
tidak
tampak
berwarna kuning.
tanda-tanda vital
Evaluasi tindakan :
berwarna kuning.
Keadaan umum
baik, suhu tubuh
36 oC, nadi 139
x/menit, respirasi
45 x/menit
Bayi ditempatka
dilingkungan yang
aman dan bayi
selalu didampingi
4. Menghindarkan
lingkungan yang
berbahaya
Evaluasi tindakan :
Tidak terdapat
benda/ alat yang
membahayakan
sekitar bayi
tampak
warna kuning
Dada tidak tampak
berwarna kuning
Pernafasan : 45
x/menit
Fototerapi diteruskan
A: masalah resiko Cidera
masih ada
P: lanjutkan intervensi
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
lingkungan
yang
44
ber-
dilingkungan
tidak
Suhu : : 36,8 oC
3. Menyediakan
lingkungan
Jumat, 29
07.30
III
Mei 2015
Jam : 09.00
S:O: kulit bayi teraba
hangat dan kering
Mukosa bibir tam-pak
kering
Suhu tubuh : 37,4 oC
Nadi : 139 x/menit
Pernafasan : 45
x/menit
BAB (+) BAK (+)
Pemberian ASI 20 cc
A: masalah resiko
kekurangan volume
cairan masih ada
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor
Tanda-
Tanda Vital
2. Kaji status hidrasi
3. Monitor Intake &
output
4. Member minum
ASI tambahan
HARI/TGL
JAM
NO.D
X
IMPLEMENTASI
45
EVALUASI
Sabtu , 30
Mei 2015
10.00
II
1. Mengkaji status
neurologi
Evaluasi tindakan :
Status neorulogis
bayi baik
2. Mengobservasi
Jam : 14.00
S:O: Kepala dan leher klien
tidak
tampak
ber-
warna kuning.
tanda-tanda vital
Evaluasi tindakan :
berwarna kuning.
Keadaan umum
baik, suhu tubuh
37 oC, nadi 139
x/menit, respirasi
45 x/menit
Bayi ditempatka
dilingkungan yang
aman dan bayi
selalu didampingi
4. Menghindarkan
lingkungan yang
berbahaya
Evaluasi tindakan :
Tidak terdapat
benda/ alat yang
membahayakan
sekitar bayi
tampak
warna kuning
Dada tidak tampak
berwarna kuning
Pernafasan : 44
x/menit
Fototerapi diteruskan
A: masalah resiko Cidera
masih ada
P: lanjutkan intervensi
1. Mengkaji status
neurologi
2. Mengobservasi
keadaan umum dan
tanda-tanda vital
3. Menyediakan
lingkungan
yang
46
ber-
dilingkungan
tidak
Suhu : 36,9 oC
3. Menyediakan
lingkungan
Sabtu , 30
Mei 2015
10.30
III
Jam : 12.00
S:O: kulit bayi teraba
hangat dan kering
Mukosa bibir tam-pak
kering
Suhu tubuh : 37,4 oC
Nadi : 139 x/m
Pernafasan : 45 x/m
BAB (+) BAK (+)
Pemberian ASI 10cc
per 3 jam
A: masalah resiko
kekurangan volume
cairan masih ada
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor
Tanda-
Tanda Vital
2. Kaji status hidrasi
3. Monitor Intake &
output
4. Member minum
ASI tambahan saat
fototerapi
47
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan bayi baru lahir dengan kadar bilirubin
total lebih dari 10mg% pada bayi cukup bulan dan lebih dari 15mg% pada
bayi kurang bulan. Berdasarkan hasil Asuhan Keperawatan pada By. Ny. N,
dengan diagnosis Hiperbilirubinemia dapat disimpulkan bahwa :
Pada pengkajian By. Ny. N diketahui nilai bilirubin total adalah 10,9 mg/dl,
pada pemeriksaan fisik didapat kulit bayi nampak kekuningan pada bagian
kepala, leher, hidung, sklera, telinga dan dada sedangkan pada bagian
abdomen, dan ekstremitas tampak kemerahan, kulit teraba dingin, akral
teraba dingin, frekuensi nafas 45x/menit, nadi 139x/menit, suhu tubuh
35,6oC. Dari interpretasi data yang ditegakkan masalah yang timbul pada
By. Ny. N adalah hipotermi berhubungan dengan Ketidakmatangan
pengaturan suhu neonatal, resiko Cidera berhubungan dengan Peningkatan
kadar bilirubin toksik , dan resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan Paparan Lingkungan Panas (Fototerapi & penghangatan ).
Implementasi yang dilakukan untuk masalah hipotermi adalah : memonitor
suhu minimal tiap 2 jam, memonitor warna dan turgor kulit, menyelimuti
bayi untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, dan melakukan
penghangatan bayi. Untuk resiko injuri : Mengkaji status neurologi,
mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, menyediakan
lingkungan yang aman untuk bayi, dan menghindarkan lingkungan yang
berbahaya. untuk resiko kekurangan volume cairan tindakan keperawatan
dilakukan adalah memonitor tanda-tanda vital, mengkaji status hidrasi,
memonitor Intake dan output, memberi minum
48
hipotermi dapat teratasi, resiko infeksi dapat dicegah dan resiko kekurangan
volume cairan dapat dicegah.
4.2 SARAN
Dari kesimpulan tersebut di atas, penulis ingin memberikan sedikit
saran supaya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan menjadi
lebih baik, diantaranya sebagai berikut :
4.2.1 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan
lebih
meningkatkan
profesionalisme
dalam
Ibu
lebih
memperhatikan
dalam
merawat
dan
selanjutnya
melakukan
diharapkan
asuhan
lebih mengembangkan
kebidanan
dalam
pada
49
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
TINGKAT KESADARAN
1. Kompos mentis
Sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaan sekeliling.
2. Apatis
Keadaan
kesadaran
yang
segan
untuk
berhubungan
kesadarann
yang
mau
tidur
saja.
Dapat
kacau
motorik
yang
sangat,
memberontak,
Lampiran 2
Nilai GCS
Respon
1. Membuka mata = Eye open (E)
a. Spontan membuka mata
b. Terhadap suara membuka mata
c. Terhadap nyeri membuka mata
d. Tidak ada respon
2. Motorik= motoric response (M)
a. Menurut perintah
b. Dapat melokalisir rangsangan sensorik dikulit
(raba)
c. Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak
d. Menjauhi rangsangan nyeri (fleksi abnormal/
posturdekortikasi)
e. Ekstensi abnormal/ postur deserebrasi
f. Tidak ada respon
3. Verbal= verbal response (R)
a. Berorientasi baik
b. Bingung
c. Kata-kata respon tidak jelas
d. Respon suara tidak bermakna
e. Tidak ada respon
(Sumber: Susanti, 2013)
Scoring
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Lampiran 3
SkalaNyeri
Intensitas
Skala
0
1
2
3
4
Tidak nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri amat berat
tertahankan
(Sumber: Susanti, 2013)
Lampiran 4
Skala Kekuatan Otot
Skala
0
1
Kekuatan (%)
0
10
Ciri-ciri
Paralisis total
Tidak ada gerakan, teraba/terlihat
25
kontraksi otot
Gerakan otot penuh, menentang gravitasi
3
4
50
75
dengans okongan
Gerakan normal menentang gravitasi
Gerakan normal penuh, menentang
100
Lampiran 5
Skala Aktivitas
Nilai
0
1
2
3
4
Kemampuan Aktivitas
Mandiri total
Memerlukan penggunaan peralatan ataua lat bantu
Memerlukan bantuan dari orang lain untuk
pertolongan, pengawasan, atau pengajaran
Membutuhkan bantuan dari orang lain dan
peralatan atau alat bantu
Ketergantungan ; tidak berpartisipasi dalam
aktivitas
(Sumber: Wilkinson. 2011)
Lampiran 6
Penilaian kekuatan otot
Derajat
0
1
Kekuata notot
Paralisis total/ tidak ditemukan kontraksi otot
Kontraksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan
tonus otot yang dapat diketahui dengan palpasi dan
Lampiran 9
RIWAYAT HIDUP
1.
2.
3.
4.
Nama lengkap
Tempat tanggal lahir
Alamat
Nama Orang Tua
Ayah
Ibu
5. Nama Saudara Kandung
6. Riwayat pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
: Akhmad Sugiannoor
: Awang Besar, 17 april1994
: Jl.S.Pipa Gg. keluarga Ds. Lombok
: Masrani
: Saniah
: a. Nur Nafila Sari
b.Azma
: SD Negeri 007 Muara Adang (2000-2006)
: SMP Negeri 1 Long Ikis (2006- 2009)
: SMA Negeri 1 Long Ikis (2009-2012)
: STIKES Muhammadiyah Banjarmasin
(2012-2015)