Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Gawat

Darurat pada
Trauma Abdomen dan Intervensi
Kelompok 7
Rizky Cahaya Putri 2011316044
Windi Wahyuni 2011316045
Nadiya Ayu Nopihartati 2011316046
Dina Annisa Utami 2011316047
Salmi Dianita Nasution 2011316048
Rada Putri Agusti 2011316049
Anita Rahayu 2011316050
Konsep penyakit pada
Trauma Abdomen
Definisi Etiologi

Dikarenakan trauma,
Trauma abdomen adalah
iritasi ,infeksi,obstruksi
terjadinya cedera atau
dan operasi .Kerusakan
kerusakan pada organ
organ abdomen
abdomen yang
danpelvis dapat
menyebabkan perubahn
disebabkan trauma
fisiologi sehingga terjadi
tembus, biasanya
gangguan metabolisme,
tikaman atau tembakan
kelainan imunologi dan
dan trauma tumpul
gangguan fatal berbagai
lainnya
organ.
Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Trauma abdomen terjadi karena


trauma ,infeksi ,iritasi dan obstruksi.
Kemungkinan bila terjadi perdarahan
intra abdomen yang serius pasien akan Manifestasi klinis trauma abdomen dapat
memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang meliputi : nyeri (khususnya karena
disertai penurunan hitung sel darah gerakan),nyeri tekan dan lepas(mungkin
merah dan akhirnya gambaran klasik syok menandakan iritasi peritonium karena
hemoragik. Bila suatu organ viseral cairan gastrointestinal atau darah)distensi
mengalami perforasi, maka tanda –tanda abdomen ,demam, anoreksia, mual dan
perforasi,tanda-tanda iritasi peritonium muntah,takikardi ,peningkatan suhu tubuh
cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma
abdomen tersebut meliputi nyeri tekan ,
nyeri spontan
Pemeriksaan Diagnostik

 Fotothoraks
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan Hb
 Plain abdomen foto tegak.
 Pemeriksaan urinerutin
 Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL) Pemeriksaan khusus
 Ultrasonografi dan CTScan

Abdomonal Paracentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat
berguna untuk menentukan adanya perdarahan
dalam rongga peritoneum.
Pemeriksaan Laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk
mengetahui langsung sumber penyebabnya.
Penatalaksanaan

Prehospital Non- Penetrasi


Penetrasi

 Bila terjadi luka tusuk, maka


Pengkajian yang dilakukan untuk tusukan tidak bolehdicabut
menentukan masalah yang  Stop makanan dan
 Penanganannya cukup dengan
mengancam nyawa, harus minuman
melilitkan dengan kain kassa
mengkaji dengan cepat apa yang  Imobilisasi
pada daerah antara pisau
terjadi dilokasi kejadian.  Kirim kerumah sakit.
 Imobilisasipasien.
 Airway  Tidak dianjurkan memberi
 Breathing makan danminum.
 Circulation  Kirim ke rumah sakit
Penatalaksanaan Medis

Abdominal paracentesis 01 02
Menentukan adanya perdarahan dalam rongga
peritonium, merupakan indikasi untuk 50%
laparotomi.

Pemeriksaan laparoskopi
Mengetahui secara langsung penyebab
abdomen akut.
03 04
Pemasangan NGT
Memeriksa cairan yang keluar dari lambung 80%
pada trauma abdomen.

Pemberian antibiotik

Laparotomi
Kasus
Pasien anak laki-laki usia 16 tahun datang dengan keluhan utama luka tusuk pisau pada
bagian perut ± 2 jam SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit) dengan usus dan omentum
keluar melalui perut dari tempat luka tusuk. Pasien mengalami perkelahian dengan
laki-laki yang tidak dikenalnya. Menurut keterangan dari perawat yang mengantar,
pasien ditemukan oleh warga disekitar kejadian tempat perkelahian dan langsung
dibawa ke Rumah Sakit.

Pada pemeriksaan fisik pasien lemah tampak sakit berat, kesadaran compos mentis,
temperatur 360C, tekanan darah 90/40 mmHg, denyut nadi 130x/menit teraba
lemah, frekuensi nafas 24x/menit, dan saturasi oksigen 92% dengan pemberian
Oksigen 10 lpm dengan Non-rebreathing masker. Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut
ditemukan konjungtiva anemis, akral dingin, pada regio abdomen ditemukan luka,
tepat digaris tengah, lima sentimeter di bawah pusat, terdapat luka terbuka ukuran
lima sentimeter kali empat koma lima sentimeter tranversal, bentuk elips, batas
tegas, tepi rata, kedua sudut lancip, kedalaman empat sentimeter, dasar rongga
perut, jembatan jaringan tidak ada, warna kemerahan, dengan sebagian usus tampak
keluar dari rongga perut.
.
Pengkajian
Primary Survey
Identitas Pasien
1. Nama : An. E
2. No RM : 1636xxx
3. Tanggal Lahir : 13 Desember 2005
4. Usia : 16 tahun
5. Jenis kelamin : Laki-laki
6. Alamat : Jakarta
7. Pekerjaan : Lain-lain
8. Agama : Islam
9. Bangsa : Indonesia

Anamnesis
Anamnesis dilakukan di UGD RSUP x pada hari Senin tanggal 2 Januari 2021

Keluhan Utama
Pasien anak laki-laki usia 16 tahun datang dengan keluhan utama luka tusuk pisau pada bagian
perut ± 2 jam SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit) dengan usus dan omentum keluar melalui
perut dari tempat luka tusuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak laki-laki usia 16 tahun datang dengan keluhan utama luka tusuk pisau pada
bagian perut ± 2 jam SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit) dengan usus dan omentum
keluar melalui perut dari tempat luka tusuk. Pasien mengalami perkelahian dengan
laki-laki yang tidak dikenalnya. Menurut keterangan dari perawat yang mengantar,
pasien ditemukan oleh warga disekitar kejadian tempat perkelahian dan langsung
dibawa ke Rumah Sakit. Pada pemeriksaan fisik pasien lemah tampak sakit berat,
kesadaran compos mentis, temperatur 360C, tekanan darah 90/40 mmHg, denyut
nadi 130x/menit teraba lemah, frekuensi nafas 24x/menit, dan saturasi oksigen 92%
dengan pemberian Oksigen 10 lpm dengan Non-rebreathing masker. Pada pemeriksaan
fisik lebih lanjut ditemukan konjungtiva anemis, akral dingin, pada regio abdomen
ditemukan luka, tepat digaris tengah, lima sentimeter di bawah pusat, terdapat luka
terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma lima sentimeter tranversal, bentuk
elips, batas tegas, tepi rata, kedua sudut lancip, kedalaman empat sentimeter, dasar
rongga perut, jembatan jaringan tidak ada, warna kemerahan, dengan sebagian usus
tampak keluar dari rongga perut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejadian serupa. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi maupun penyakit lainnya. Pasien juga tidak pernah dirawat di RS
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit darah tinggi, diabetes, ataupun
penyakit berat lainnya.
 
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
Airway
1. Jalan napas tidak ada sumbatan
2. snoring (-), gargling (-)
Breathing
3. Spontan
4. RR: 24x/menit, stridor (-)
5. Saturasi oksigen 92%
6. Pemberian Oksigen 10 Lpm dengan Non-rebreating masker
7. pergerakan dinding dada simetris
8. vesikuler +/+, suara napas tambahan -/-
Circulation
9. Nadi: 130 x/menit, teraba lemah, reguler
10. TD : 90/40 mmHg
11. Suhu 360C
12. Akral teraba dingin
13. Kongjungtiva Anemis
14. CRT >3 detik
Exposure
1. Terdapat luka tusuk pisau pada bagian perut ± 2 jam SMRS (Sebelum Masuk Rumah
Sakit) dengan usus dan omentum keluar melalui perut dari tempat luka tusuk
2. Pada regio abdomen ditemukan luka, tepat digaris tengah, lima sentimeter di bawah
pusat, terdapat luka terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma lima sentimeter
tranversal, bentuk elips, batas tegas, tepi rata, kedua sudut lancip, kedalaman empat
sentimeter, dasar rongga perut, jembatan jaringan tidak ada, warna kemerahan,
dengan sebagian usus tampak keluar dari rongga perut.

• Keadaan umum : Pasien Lemah tampak sakit berat


• Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5
Tanda vital
• Tekanan darah : 90/40 mmHg
• Nadi : 130kali / menit, teraba Lemah
• Pernapasan : 24 kali / menit
• Suhu tubuh : 36,oC
• Status Gizi : BB: 50 kg, TB: 155 cm
• Kulit : warna sawo matang, turgor buruk
• Kepala : tidak ada massa, jejas (-)
• Rambut : warna hitam, distribusi merata
 lanjutan..,,,,

• Wajah : simetris
• Mata : pupil bulat isokor, konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-
• Telinga : tidak terdapat luka, sekret -/-
• Hidung : sekret -/-, hiperemis -/-
• Leher : trakea lurus di tengah, KGB tidak membesar

Thoraks
• Inspeksi : simetris saat statis maupun dinamis
• Palpasi : tidak terdapat massa
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler
•  
Jantung
• Inspeksi : tidak terdapat jejas
• Palpasi : tidak terdapat massa
• Perkusi : pekak
• Auskultasi : lup – dup, lup – dup (regular)
Abdomen
• Inspeksi : Pada regio abdomen ditemukan luka, tepat digaris tengah, lima sentimeter
di bawah pusat, terdapat luka terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma lima
sentimeter tranversal, bentuk elips, batas tegas, tepi rata, kedua sudut lancip,
kedalaman empat sentimeter, dasar rongga perut, jembatan jaringan tidak ada, warna
kemerahan, dengan sebagian usus tampak keluar dari rongga perut.
• Palpasi : -
• Perkusi : -
• Auskultasi : -
• Ektremitas atas : tidak terdapat jejas, akral dingin (+), CRT > 3 detik, sianosis +/+
• Ektremitas bawah: tidak terdapat jejas, akral dingin (+), CRT > 3 detik, sianosis +/+

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi    
Hemoglobin 7,3 g/dL 13,2-17,3
Hematokrit 33 33-45
Leukosit 7.200/uL 5,0-10,0
Trombosit 262.000/uL 150-440
Analisa Data
no Data Etiologi Problem
1 Gejala dan Tanda Mayor Penurunan Perfusi
Subjektif : - aliran arteri perfifer tidak
Objektif : dan/atau vena efektif
1. Pengisian kapiler >3 detik
2. Akral teraba dingin
3. Warna kulit pucat
4. Hb : 7,3 g/dL
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
Pasien mengeluh nyeri di bagian trauma abdomen
Objektif :
Edema disekitar luka
2 Gejala dan Tanda Mayor Faktor Gangguan
Subjektif : - mekanis integritas
Objektif : (penusukan) kulit/jaringan
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit (trauma abdomen)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
1. Nyeri pada daerah trauma abdomen
2. Perdarahan
3. Kemerahan pada daerah bekas tusukan
Analisa Data
no Data Etiologi Problem
3 Tanda dan Gejala Trauma Risiko
abdomen Perdarahan
Subjektif : (-)
Objektif :
1. Pada regio abdomen ditemukan luka tepat digaris tengah lima
sentimeter di bawah pusat
2. Terdapat luka terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma lima
sentimeter tranversal bentuk elips, batas tegas, tepi rata, kedua sudut
lancip, kedalaman empat sentimeter, dasar rongga perut, jembatan
jaringan tidak ada, warna kemerahan, dengan sebagian usus tampak
keluar dari rongga perut.

Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/ atau vena
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis (trauma abdomen (penusukan
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan trauma abdomen
Analisa Data
no Data Etiologi Problem
3 Tanda dan Gejala Trauma Risiko
abdomen Perdarahan
Subjektif : (-)
Objektif :
1. Pada regio abdomen ditemukan luka tepat digaris tengah lima
sentimeter di bawah pusat
2. Terdapat luka terbuka ukuran lima sentimeter kali empat koma lima
sentimeter tranversal bentuk elips, batas tegas, tepi rata, kedua sudut
lancip, kedalaman empat sentimeter, dasar rongga perut, jembatan
jaringan tidak ada, warna kemerahan, dengan sebagian usus tampak
keluar dari rongga perut.

Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/ atau vena
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis (trauma abdomen (penusukan
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan trauma abdomen
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan intervensi Perawatan Sirkulasi
tidak efektif keperawatan selama 3x24 jam a. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
berhubungan Perfusi perifer membaik b. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
dengan dengan kriteria hasil : pada ekstermitas
penurunan 1. Denyut nadi perifer meningkat c. Lakukan pencegahan infeksi
aliran arteri 2. Warna kulit pucat menurun d. lakukan hidarsi
dan/ atau vena 3. Pengisapan kapiler membaik e. anjurkan program diet untuk memperbaiki
4. Akral membaik sirkulasi
5. TDS membaik Manajemen Syok
6. TDD membaik f. monitor status kardiopulmonal
7. Tekanan arteri rata-rata membaik g. monitor status oksigenasi
h. monitor status cairan
i. monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
j. pertahankan jalan napas paten
k. berikan oksigen untuk mempertahankan SO2
>94%
l. pasang jalur IV
m. pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
n. kolaborasi pemberian infus
o. kolaborasi pemberian transfuse darah
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
2 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit
integritas intervensi
kulit/jaringan keperawatan selama 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kuliT
berhubungan 3x24 jam Integritas 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
dengan faktor kulit dan jaringan 3. Anjurkan minum air secukupnya
mekanis meningkat dengan 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
(penusukan) kriteria hasil : 5. Anjurkan meningkatkatkan asupan sayur dan buah
1. Perfusi jaringan Perawatan Luka
meningkat a. Monitor karakteristik luka
2. Kerusakan jaringan b. Monitor tanda-tanda infeksi
menurun c. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
3. Kerusakan lapisan kulit sesuai kebutuhan
menurun d. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jiwa perlu
4. Nyeri menurun e. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
5. Perdarahan menurun f. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
6. Kemerahan menurun g. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
7. Suhu kulit membaik pasien
8. Tekstur membaik h. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
i. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
j. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
k. Kolaborasi pemberian antibiotic
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
3 Risiko Setelah dilakukan Penegahan Perdarahan
perdarahan intervensi Observasi :
berhubungan keperawatan selama a. Mionitor tanda dan gejala perdarahan
dengan trauma 3x24 jam Tingkat b. Monitor nilai hemtokrit/hemoglobin sebelum dan setelah
abdomen perdarahan kehilangan darah
menurun dengan c. Monitor tanda-tanda vital
kriteria hasil : d. Monitor koagulasi
1. Kelembapan membrana Terapeutik :
mukosa meningkat e. Pertahankan bed rest selama perdarahan
2. Kelembapan kulit f. Batasi tindakan invasive, jika perlu
meningkat g. Gunakan kasur pencegah decubitus
3. Perdarahan pasca Edukasi :
operasi menurun h. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
4. Hemoglobin membaik i. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari
5. TD membaik konstipasi
6. Denyut nadi apikal j. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
membaik k. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi :
l. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
m. Kolaborasi pemberian produk darah
n. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
ANALISA
Latar Belakang
JURNAL
Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah di akibatkan trauma abdomen. Kecelakaan lalu lintas
merupakan penyebab kematian 75% trauma tumpul abdomen, trauma abdomen merupakan
penyebab terbanyak kehilangan nyawa yang bersifat tragis, trauma abdomen yang tidak di ketahui
masih tetap menjadi momok sebagai penyebab kematian yang seharusnya bisa di cegah.
Menurut FKUI (2001) penatalaksanaan kedaruratan yang di lakukan pada pasien trauma
abdomenadalah mengkaji ABCDE, lalu Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan
mencegah aspirasi, Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin yang
keluar (perdarahan). Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika
terjadi rangsangan peritoneal : syok , bising usus tidak terdengar . prolaps visera melalui luka
tusuk, darah dalam lambung, buli-buli, rektum , udara bebas intraperitoneal , lavase peritoneal
positif, cairan bebas dalam rongga perut.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui intervensi apa yang
sesuai untuk pasien dengan kasus trauma abdomen sehingga dapat
mengurangi angka kematian akibat trauma abdomen tersebut

Subjek Penelitian
Jurnal menggunakan pendekatan deskriptif observasional
dalam bentuk study kasus yaitu pendekatan yang di buat
berdasarkan keadaan sebenarnya
dan tertuju pada pemecahan masalah.
Subjek penelitian ini yaitu seorang pasien yang tertimpa balok kayu.
Intervensi dan hasil yang di peroleh
1. Untuk mengatasi masalah dari diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen injury
fisik (luka post operasi hari 1) penulis melakukan tindakan keperawatan yaitu kaji
skala nyeri secara komprehensif, memberikan relaksasi dan distraksi, lingkungan yang
nyaman, mengobservasi isyarat-isyarat non verbal klien, dan berkolaborasi dengan
dokter dalam pemberian analgetik.

2. Diagnosa infeksi berhubungan dengan inadekuat pertahanan primer dan sekunder


penulis melakukan tindakan keperawatan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan kepada pasien, mengkaji keadaan luka pasien,
melakukan perawatan luka dengan prinsip steril, memantau perkembangan laboratorium
terkait angka leukosit.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by
CREDITS:
Flaticon, This
and infographics
presentation &
template
imageswas
by Freepik.
created
3. Diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan
by Slidesgo, dengan
including icons by Flaticon,kelemahan
and fisik penulis melakukan
infographics & images by Freepik.
tindakan keperawatan memantau tanda tanda vital sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas,memastikan perubahan posisi klien secara bertahap, menentukan intake
nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy klien.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui
intervensi keperawatan pada pasien dengan
trauma abdomen menunjukkan adanya
perubahan keadaan ataupun kondisi pasien
setelah dilakukan laparatomi akibat trauma
abdomen yang dialaminya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perawat memiliki peran
penting dalam menangani klien gawat darurat
yang akan dilaksnakan tindakan ataupun yang
telah diberi tindakan.

Anda mungkin juga menyukai