Konsep BBLR
1. Definisi
Definisi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalaha bila berat badannya kurang dari 2.500 gr.
Berdasarkan berat badan saja, dianggap bayi prematur atau berdasarkan umur kehamilan, yaitu kurang
dari 37 minggu. Ternyata tidak semua bayi dengan berat badan lahir rendah, bermasalah sebagai
prematur, tetapi terdapat beberapa kriteria sebagai berikut. (Manuaba, 2007).
BBLR ialah kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.
a. Berat badan lahir rendah, sesuai dengan umur kehamilannya, menurut perhitungan hari pertama
haid terakhir.
b. Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK), artinya bayi yang berat badannya kurang dari
persentil ke 10 dari berat sesungguhnya yang harus dicapai, menurut umur kehamilannya.
c. Atau berat badan lahir rendah ini disebabkan oleh kombinasi keduanya artinya:
2) Tumbuh-kembang intrauteri, mengalami gangguan sehingga terjadi kecil untuk masa kehamilannya.
2. Klasifikasi
a. Prematuritas murni/prematur
Bayi dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan mempunyai berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masa kehamilan atau dsebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-
SMK)
Neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai
dengan beat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan
sesuai dengan masa kehamilan.
8) Dll.
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur
dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan,
dikatakan dismatur apabila bayi memiliki ciri pada preterm seperti pada prematuritas, term dan post
term akan dijumpai:
3. Etiologi.
a. Faktor ibu
1) Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya, perdarahan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, DM, toksemia dravidarum dan nefritis akut.
2) Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia <20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran
terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada
golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian
pula kejadia prematuritas pada bayi yang lair dari perkawinan tidak sah, ternyata lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
4) Sebab lain, ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotika.
b. Faktor janin
c. Faktor lingkungan
4. Manifestasi klinis
a. Fisik
1) Bayi kecil
2) Lanugo banyak
c. Sistem saraf
d. Sistem muskuloskeletal
e. Sistem pernafasan
1) Pernafasan belum teratur sering apnoe
5. Patofisiologi
Faktor ibu
Faktor janin
Faktor lingkuangan
BBLR
Imaturitas organ
Imaturitas organ
Gangguan pernafasan
aspirasi
Imaturasi imunitas
Resiko Infeksi
Sumber : Muryanti Dwi, 2011
6. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurna kerja alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu
lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksgen, mecegah infeksi serta mencegah kekurangan
vitamin dan zat besi.
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat
pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan
relatiff luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat didalam inkubator sehingga panas badannya
mendekat rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35
derajat celcius dan untuk bari dengan berat 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak
ada bayi dapat di bungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga
panas tubuhnya dapat dipertahankan.
1) Inkubator tertutup
a) Harus selalu tertutup dan hanya dibuka apabila dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila
membuka pastikan suhu bayi tetap hangat
e) Pemantauan oksigen
f) Haru ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat celcius
2) Inkubator terbuka
a) Pemberian inkubator terbuka dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian asuhan perawatan
pada bayi.
e) Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala
c. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan
leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif
sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas(BBLR).
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Jumlah sel darah puti : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/ mm3, hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hematokrit (Ht) 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal)
c. Hemoglobin (Hb) 15-20gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan, 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
d. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) biasanya dalam batas normal pada awalnya.
8. Komplikasi
d. Infeksi
e. Ikterus
f. Hipotermi
g. Asfiksia
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Klien bernama By.R lahir tanggal 21 desember 2015 berusia 1 hari, jenis kelamin perempuan dengan
berat badan lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, tidak ada cacat bayi, anus (+), usia kehamilan 32
minggu. Diagnosa medis Prematur dan BBLR. Keadaan umum, compos mentis, pemeriksaan fisik nadi
132x/menit, RR 52x/menit, suhu 360C. Kelenjar getah bening tidak membesar, pernafasan pada klien
tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis, kulit klien terasa hangat, ektremitas terasa
hangat, lingkar perut 26,5 cm, lingkar dada 25 cm, panjang badan 39 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar
lengan 11,2 cm, lemak pada bawah kulit (subkutan)terlihat tipis. Di beri terapi cairan parenteral D 10%
sebanyak 100cc/24 jam, rawat di inkubator dan pemberian nutrisi per NGT. Dan orang tua klien
mengatakan kalau khawatir dan cemas terhadap kondisi anaknya, dan orang tua klien juga mengatakan
tidak mengetahui apa itu pengertian, penyebab, tanda gejala dan penatalaksanaan BBLR, orang tua klien
pun terlihat kebingunan ketika perawat menanyakkan mengenai BBLR.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Identitas Klien
b) Anak Ke :1
2) Identitas Ibu
a) Nama : Ny. U
b) Umur : 20 tahun
c) Pendidikan : SMP
d) Pekerjaan : IRT
e) Agama : Islam
g) Alamat : Kubang
3) Identitas Ayah
a) Nama : Tn. K
b) Umur : 23 tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Pekerjaan : Buruh
e) Agama : Islam
g) Alamat : Kubang
b. Keluhan Utama
bayi lahir dengan berat badan 1700 gram, panjang badan 39 cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar dada 24
cm, tidak terdapat komplikasi pada saat persalinan.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit
2) Suhu
Suhu lingkungan bayi diletakkan dalam incubator dengan suhu 33,30C, suhu ruangan 28-300C, suhu kulit
360C.
3) Keadaan Umum
Baik
4) Kesadaran
Compos Mentis
5) TTV
6) Antropometri
BB 1700 gram, LP 26,5 cm, LD 25 cm, PB 39 cm, LK 29 cm, Lila 11,2 cm.
7) Pengetahuan Keluarga
Karna orang tua klien belum memahami mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksanaan BBLR. Orang tua tampak kebingungan ketika ditanyak perawat mengenani berat badan
lahir rendah.
e. Riwayat Sosial
Hubungan orang tuan dan bayi sangat baik, namun ayah dan ibunya tidak bisa mengunjungi atau
melakukan kontak mata dengan klien karena klien saat baru lahir klien langsung di rempatkan di
incubator. Respon keluarga terhadap hospitalisasi adalah ayah dan ibu klien mengatakan sangat khawatir
dan cemas terhadap kondisi anaknya saat ini.
2. Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi
1.
Ds : -
Do :
Pernafasan klien tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis pada tubuh klien.
RR : 52x/menit
Suhu : 360C
Nadi : 132x/menit
2.
Ds : -
Do :
- BB : 1700 gram
- PB : 39 cm
- LP 26,5 cm
- LD 25 cm
- LK 29 cm
3.
Ds : -
Do :
- Bayi tampak didalam inchubator
Resiko Hipotermi
4.
Ds :
- Orang tua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
pada berat badan lahir rendah
Do :
- Orangtua klien tampak biingung ketita perawat menanyakan tetang berat bayi lahir rendah
Ansietas Keluarga
3. Diagnosa Keperawatan
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
d. Ansietas pada keluarga b.d kurangnya pengetahuan mengenai berat badan lahir rendah
4. Rencana Kegiatan
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
NIC
AKtivitas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam klien dapat bernafas efektif
Kriteria Hasil :
b. RR 30-40x/menit
c. Sianosis (-)
d. Sesak (-)
Airway management
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam tanda kekurangan nutrisi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
- Nutrisi terpenuhi
Nutrition management
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Nutrition Monitoring
Pada kasus menyatakan bahwa BBLR memiliki ukuran berat badan 1700 gram , lingkar perut 26,5 cm,
lingkar dada 25 cm, panjang badan 39 cm, lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan 11,2 cm.
Pernyataan ini dibenarkan oleh Hidayat (2008), ia mengatakan kalau BBLR merupakan berat badan
kurang dari 2500 gr, panjang badan bayi kurang dari 45-50 cm, lingkar kepala kurang dari 33-35cm, dan
lingkar dadanya kurang dari 30-11cm. Teori ini juga didukung oleh Manuaba (2007) bahwa BBLR ini
terbagi lagi berdasakan usia kehamilannya sebagai berikut :