Anda di halaman 1dari 15

( SL 2)

IMUNISASI
I. Tujuan praktikum
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti Program Pembelajaran Praktek laboratoriumdiharapkan mahasiswa
mampu melaksanakan teknik pemberian imunisasi pada anak dengan tepat
2) Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu mendemontrasikan teknik pemberian imunisasi melalui oral
2) Mahasiswa mampu mendemontrasikan teknik pemberian imunisasi secarar intra muskuler
3) Mahasiswa mampu mendemontrasikan teknik pemberian imunisasi secarar subcutan
4) Mahasiswa mampu mendemontrasikan teknik pemberian imunisasi secarar intra cutan
5) Mahasiswa mampu menyebutkan jadwal dan waktu pemberian imunisasi dengan tepat

II. Konsep Teori


1. Definisi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan
(imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
2. Manajemen imunisasi
a. Petunjuk Pelaksanaan Program imunisasi di Indonesia, Depkes 2010)
Vaksin Dosis Cara Pemberian
BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio
Muskulus deltoidesus kanan
DPT 0,5 CC Intramuskular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya di lengan kiri atas.
Hepatitis B 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus
Pentabio 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian luar muskulus
(DPT,HB,HiB) vastus lateralis)

b. Cara Pemberian Imunisasi dasar dan waktu yang tepat untuk pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan (Kemenkes, 2015)
Jadwal Imunisasi Dasar
Vaksin Usia Pemberian Interval minimal
HB0 0-7 hari
BCG dan Polio 1 1-2 bulan
Pentabio/pentavalen 1 dan polio 2 2 bulan 4 minggu
Pentabio/pentavalen 2 dan polio 3 3 bulan 4 minggu
Pentabio/pentavalen 3 dan polio 4 4 bulan 4 minggu
Campak 9-11 bln
Jadwal Imunisasi Lanjutan Batita
Jenis Imunisasi Usia Pemberian Frekuensi
DPT-HB-Hib 18 bulan 1
Campak 24 bulan 1
Jadwal Imunisasi lanjutan Usia Sekolah (BIAS)
Sasaran Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Kelas 1 SD Campak Bulan Agustus
Kelas 1 SD DT Bulan November
Kelas 2 & 3 SD TD Bulan November

1. Tujuan
1. Pencegahan beberapa jenis penyakit
2. Memberikn kekebalan pada anak apabila kontak dengan penyebab penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
2. Indikasi
1. Dilakukan pada anak usia 0-1 tahun
2. Dilakukan pada anak yang sehat
3. Kontra indikasi
1. Anak dengan gangguan sistem kekebalan
2. Anak dalam kondisi sakit
4. Prosedur Imunisasi
A. Imunisasi Hepatitis B
a. Pengertian
Infeksi virus hepatitis B menyebabkan sedikitnya satu juta kematian tiap tahun.
Indonesia termasuk daerah dengan banyak penderita hepatitis B. Untuk mengurangi
jumlah penderita hepatitis B, vaksinasi pada bayi baru lahir merupakan upaya yang
paling efektif dalam menurunkan jumlah penderita hepatitis B. Pemberian vaksin
Hepatisis B dengan cara intramuskuler (IM/Sub Cutan dalam)
b. Tujuan
Melindungi anak dari penyakit hepatitis B
c. Siapa yang harus mendapatkan imunisasi Hepatitis B
- Semua bayi baru lahir tanpa memandang status apakah ibunya menderita hepatitis
B atau tidak
- Orang yang karena pekerjaan berisiko tertular hepatitis B (tenaga medis dll)
- Orang yang menjalani cuci darah
- Orang yang menderita penyakit yang membutuhkan transfusi darah berulang
(pasien thalasemia)
- Pemakai narkoba suntik
- Orang yang tinggal serumah dengan pengidap hepatitis B

d. Jadual dan Dosis Imunisasi Hepatitis B


- Minimal pemberian sebanyak 3 kali disuntikkan di otot paha.
- Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir pada usia kurang dari 7 hari
- Jadwal imunisasi hepatitis B yang dianjurkan adalah usia 0,1,6 bulan.
- Interval antara imunisasi hepatitis B pertama dengan imunisasi hepatitis B ke dua
minimal 1 bulan. Memperpanjang interval ini tidak mempengaruhi antibody yang
terbentuk.
- Imunisasi hepatitis B yang ketiga merupakan penentu respon antibody. Semakin panjang
jarak antara imunisasi hepatitis B yang kedua dengan imunisasi hepatitis B yang ketiga
semakin banyak jumlah antibodi yang terbentuk.
- Bila sesudah imunisasi hepatitis B pertama, imunisasi terputus, segera berikan imunisasi
kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak minimal 2 bulan dari
imunisasi kedua
- Bila imunisasi hepatitis B ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.
- Anak yang terlambat atau belum pernah sama sekali diberikan imunisasi hepatitis B
kapanpun anak siap, tetap dengan jadwal 3 kali pemberian dengan jarak minimal 4
minggu dengan imunisasi hep B pertama, minimal 8 minggu untuk berikutnya.
e. Efek samping
Efek samping imunisasi Hepatitis B hanya reaksi local ringan berupa kemerahan pada
daerah suntikan, dan kadang-kadang demam ringan 1-2 hari
f. Kontra indikasi
Tidak ada, artinya anak demam, batuk pilek bukan halangan imunisasi hepatitis B.
g. Prosedur

N TINDAKAN NILAI
O 0 1 2 3
PERSIAPAN
1. PersiapanAlat:
1. Spuit 1 ml (dua buah)
2. Vaksin Hepatitis B
3. Kapas kering steril
4. NaCl/Aquabidest
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Aquabidest atau NaCl 0,9%
2 PersiapanPerawat:
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
 Informed concent
4 Persiapan vaksin :
- Cuci tangan
- Pakai sarung tangan bersih
- Cek kondisi vaksin (bentuk cair), jangan menggunakan vaksin yang
sudah kadaluwarsa, adanya perubahan warna menunjukkan adanya
masalah dengan vaksin
- Disinfeksi tutup flakon vaksin dengan kapas yang dibasahi
aquabidest atau air steril/gunakan vaksin disposable uk 0,5 ml
- Ambil vaksin Hepatitis B sesuai kebutuhan 0,5 ml memakai spuit 1
ml lalu letakkan pada bak injeksi
3 Persipan Pasien
1. Menyiapkan posisi pasien dengan memposisikan bayi miring di
pangkuan ibu dan kaki dipegang ibu.

2. Jika ini imunisasi hepatitis yang pertama, buka ektremitas bawah


bayi bagian kanan, sedangkan ekstremitas lain dapat
dibedong/dipegang ibu
3. Persiapkan lokasi penyuntikan, yaitu pada intramuskuler (IM)
pada daerah 1/3 tengah bagian atas paha luar (muskulus vastus
lateralis).

1.
4 Persiapan lingkungan :
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Gunakan sketsel saat melakukan prosedur jika memungkinkan
PELAKSANAAN
5. Mengkomunikasikan pada keluarga tindakan akan dimulai dan
memandu Mengucapkan “basmallah”
6 Desinfeksi lokasi /daerah penyuntikan dengan kapas steril yang telah
dibasahi dengan NaCl atau Aquabidest
7 Suntikkan vaksin secara intramuskuler (IM) dengan sudut 900, lalu
diaspirasi, bila keluar udara berarti benar, Suntikkan dengan perlahan-
lahan sampai obat masuk semua. Tapi bila keluar darah berarti ujung
jarum mengenai pembuluh darah/terlalu dalam. Cabut dan pilih lokasi
penyuntikan lainnya
8 Cabut jarum dan tutup daerah injeksi dengan kasa/kapas kering, berikan
penekanan secukupnya
9 Jelaskan pada orang tua reaksi yang mungkin timbul
10 Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan kompres air hangat, pada
area suntikan bila kemerahan, dan memberi lebih banyak minum bila
anak demam. Berikan obat penurun demam bila perlu.
11 Beritahukan jadwal imunisasi selanjutnya
12 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
13 Perawat mengkomunikasikan tindakan sudah selesai pada keluarga
dan memandu mengucapkan “hamdalah” bersama keluarga.
14 Lepaskan dan buang handscoen pada bengkok berisi cairan
desinfektan dan mencuci tangan
15 Mendokumentasikan tindakan pada kartu imunisasi atau KMS (Kartu
Menuju Sehat) balita
16 EVALUASI
 Tempat tidur klien rapi dan bersih
 Respon imunitas tidak berlebihan
Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ...........
x 100
2x
=

B. Imunisasi BCG(Bacillus Calmette Guerin)


a. Pengertian
Imunisasi BCG adalah pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) secara
Intrakutan (IC)
b. Tujuan
Tujuan atau manfaat imunisasi BCG (Basil Calmette Guerin) yaitu untuk mencegah bayi
atau anak terserang dari penyakit TBC yang berat, seperti: meningitis TBC dan TBC
milier. Ini dikarenakan bayi atau anak masih rentan terinfeksi Mycobacterium
c. Tanda Keberhasilan Vaksinasi BCG
Tanda keberhasilan imunisasi BCG dapat dilihat dengan munculnya benjolan kecil dan
bernanah seperti bisul pada bagian yang disuntik. yang tidak menimbulkan sakit jika
disentuh. Seiring dengan berjalannya waktu, benjolan tersebut akan mengempis dengan
sendirinya dengan membentuk luka parut
jika bisul atau benjolan tersebut tidak sembuh-sembuh dan malah menjadi koreng,
maka harus diwaspadai., terutama bila ada pembengkakan pada kelenjar limfe di ketiak
atau di pangkal paha bayi (tergantung lokasi yang disuntik). Hal tersebut sebagai
pertanda bahwa si anak dulunya pernah terinfeksi TB, sehingga memungkinkan
timbulnya reaksi berlebih pasca pemberian vaksin. Sebagai tindakannya, Anda bisa
langsung berkonsultasi kepada dokter spesialis anak.
Jika tidak muncul benjolan/bisul, bukan berarti vaksinasinya gagal. Antibodi yang
sudah diberikan melalui vaksinasi tersebut tetap terbentuk, hanya saja kadarnya
rendah. Hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor, misalnya, dosis yang diberikan
terlalu rendah, daya tahan si kecil sedang tidak baik, atau bisa juga disebabkan oleh
kualitas vaksin itu sendiri oleh karena penyimpan yang kurang benar namun tidak perlu
khawatir karena booster (ulangan vaksinasi) bisa diperoleh dari alam, yang terpenting
sebelumnya sudah pernah divaksinasi.
d. Jadual pemberian
Menurut keterangan dari jadwal pemberian imunisasi terbaru IDAI, imunisasi BCG pada
bayi optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Apabila vaksin ini diberikan
setelah umur 3 bulan, maka perlu dilakukan uji tuberculin. Jika tuberculin pra-BCG tidak
dimungkinkan, maka BCG bisa diberikan, akan tetapi harus dilakukan observasi dalam 7
hari. Jika ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local), maka perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut (diagnostic TB).
e. Prosedur
Prosedur Imunisasi BCG(Bacillus Calmette Guerin)
NO TINDAKAN NILAI
0 1 2 3
PERSIAPAN
1 PersiapanAlat:
1. Spuit 1 ml (dua buah)
2. Spuit 5 ml
3. Vaksin BCG
4. Aquabidest
5. Kapas steril pada tempatnya
6. Sarung tangan bersih
7. Bak injeksi
8. CairanNaCl 0,9%/Aquabidest steril
2 PersiapanPerawat:
- Memperkenalkan diri pada orang tua dan anak
- Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
- Information and Informed concent
3 Persiapan lingkungan :
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Gunakan sketsel saat melakukan prosedur jika
memungkinkan
4 Persiapan vaksin :
- Cuci tangan
- Pakai sarung tangan bersih
- Cek kondisi vaksin, jangan menggunakan vaksin yang
sudah kadaluwarsa, adanya perubahan warna maupun
perubahan bentuk (harus homogen) menunjukkan
adanya masalah dengan vaksin
- Disinfeksi tutup flakon vaksin dengan kapas yang
dibasahi aquabidest atau air steril
- Larutkan vaksin BCG dengan 5 ml pelarut yang
disediakan dengan memakai spuit 5 ml, atau sesuaikan
dengan bentuk sediaan yang sudah ada (bila sediaan
vaksin sudah dalam bentuk cair tidak perlu dilarutkan)
- Ambil vaksin sesuai kebutuhan 0,05 ml memakai spuit
1 ml lalu letakkan pada bak injeksi
5 Persiapan Pasien
1. Memastikan kondisi anak sehat pada saat imunisasi
(kondisi sakit seperti demam, batuk, pilek atau diare,
tidak boleh imunisasi).
2. Bila pasien sudah berusia lebih dari 2 bulan ketika
imunisasi BCG lakukan uji tuberkulin/test Mantoux
terlebih dahulu dengan PPD, (lihat Test Mantoux) dan
lihat reaksinya (positif/negative)
3. Jika negative, maka imunisasi BCG siap dilaksanakan
PELAKSANAAN
6. Komunikasikan pada keluarga tindakan yang akan
dilaksanakan dan mengajak keluarga untuk mengucapkan
“basmallah” atau berdo’a.
7 Letakkan bayi di atas tempat tidur, dan buka lengan baju
kanan bayi (area imunisasi pada musculus deltoid 1/3
bawah)
8 Fiksasi ekstremitas lainnya dengan selimut (bedong bayi)
sehingga tidak mengganggu jalannya imunisasi
9 Libatkan peran serta ibu dalam tindakan imunisasi dengan
memberikan pelukan pada anak
10 Membersihkan area suntikan menggunakan kapas steril,
jika menggunakan aquabidest atau NaCl 0,9% keringkan
dengan kapas steril.
11 Suntikkan vaksin secara intrakutan (IC) pada deltoid
bagian lengan kanan atas ( musc. Deltoid pada 1/3 bawah)
dengan sudut 0-100
12 Masukkan vaksin 0,05 ml ke intra cutan hingga
membentuk gelembung putih pucat, berpori-pori dan tidak
berdarah
13 Tarik spuit perlahan-lahan dan pastikan seluruh isi vaksin
sudah habis
14 Jelaskan pada orang tua agar tidak melakukan massase
pada area suntikan
15. Jelaskan kepada orang tua reaksi yang timbul setelah
kurang lebih 2-3 minggu
16. Beritahukan kepada ibu agar tidak melakukan pijatan di
area penyuntikan yang timbul benjolan (semacam bisul)
17 Beritahukan kepada ibu agar kembali ke klinik jika
terdapat reaksi berlebihan dari imunisasi
18 Beritahukan kapan harus kembali untuk imunisasi
selanjutnya
19 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
20 Perawat mengkomunikasikan tindakan sudah selesai
pada keluarga dan memandu mengucapkan “hamdalah”
bersama keluarga.
21 Lepaskan dan buang handscoen pada bengkok berisi
cairan desinfektan dan mencuci tangan
23 Mendokumentasikan tindakan pada kartu imunisasi atau
KMS (Kartu Menuju Sehat)balita
24 EVALUASI
 Tempat tidur klien rapi dan bersih
 Imunisasi tepat dosis, tempat, dan sasaran waktu
 Respon imunitas tidak berlebihan
 Vaksin BCG hanya dapat bertahan 3 jam setelah
dilarutkan (penjadwalan dan penyimpanan yang
ketat!)
Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ...........
x 100
2x
=
C. Imunisasi DPT-Hb-HIb (Pentabio)
a. Pengertian
Pemberian vaksin Pentabio (Diptheri-Pertusis-Tetanus, Hep B, Hib) secara
intramuskuler (IM)
Pentabio adalah Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B
Rekombinan, Haemophilus influenzae tipe b) berupa suspensi homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk rejan)
inaktif,antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus
influenzae tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.
b. Tujuan
Melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus, hepatitis B dan
Haemophilus influenzae
c. Efek samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara bermakna
dengan vaksin DTP, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah. Untuk DTP,
reaksi lokal dan sistemik ringan umum terjadi. Beberapa reaksi lokal sementara seperti
bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam
sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian.
Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi mengurangi
terjadinya demam.
d. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap dosis vaksin
kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk reaksi sejenis lainnya merupakan
kontraindikasi absolut terhadap dosis berikutnya. Terdapat beberapa kontraindikasi
terhadap dosis pertama DTP ; kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis.
Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan sebagai vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT
harus diberikan sebagai pengganti DTP, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara
terpisah. Vaksin tidak akan membahayakan individu yang sedang atau sebelumnya
telah terinfeksi virus hepatitis B.
e. Peringatan dan perhatian
- Vial vaksin harus dikocok sebelum digunakan untuk menghomogenkan suspensi.
- Gunakan alat suntik steril untuksetiap kali penyuntikan.
- Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan vaksin lain.
- Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial Monitor (VVM)
harus diikuti.
f. Penyimpanan
Vaksin DTP-HB-Hib harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +2°C
dan .8°C. Vaksin DTP-HB-HIb TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.
Vaksin dari kemasan vial dosis ganda yang sudah diambil satu dosis atau lebih
dalam satu sesi imunisasi, dapat digunakan untuk sesi imunisasi berikutnya selama
maksimal sampai 4 minggu, jika kondisi ber-ikut terpenuhi (sebagaimana tercantum
dalam kebijakan WHO The use of opened multi dose vials in subsequent immunization
sessions. WHOIVEr13/00.09):
 Tidak melewati batas kadaluarsa
 Vaksin disimpan dalam kondisi rantai dingin yang tepat
 Tutup vial vaksin tidak terendam air
 Semua dosis diambil secara aseptis
g. Prosedur

Prosedur Imunisasi DPT-Hb-HIb (Pentabio)


NO TINDAKAN NILAI
0 1 2 3
PERSIAPAN
1. Persiapan Alat:
1. Spuit 1 ml (dua buah)
2. Spuit 5 ml
3. Vaksin Pentabio
4. Pelarut vaksin yang telah disediakan produsen
5. Kapas steril pada tempatnya
6. Sarung tangan bersih
7. Bak injeksi
8. NaCl 0.9%/aquabidest
Persiapan vaksin :
- Cuci tangan
- Pakai sarung tangan bersih
- Cek kondisi vaksin, jangan menggunakan vaksin yang
sudah kadaluwarsa, adanya perubahan warna maupun
perubahan bentuk (harus homogen) menunjukkan
adanya masalah dengan vaksin
- Kocok vial vaksin hingga homogen suspensinya
- Disinfeksi tutup flakon vaksin dengan kapas yang
dibasahi aquabidest atau air steril
- Ambil vaksin pentabio sesuai kebutuhan 0,5 ml
memakai spuit 1 ml lalu letakkan pada bak injeksi
2 Persiapan Pasien
1. Menyiapkan posisi pasien dengan posisi duduk dipegang
ibunya
2. Memastikan kondisi anak sehat pada saat imunisasi
(kondisi sakit seperti demam, batuk, pilek atau diare,
tidak boleh imunisasi).
3. kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir
atau kelainan saraf serius lainnya merupakan
kontraindikasi terhadap komponen pertusis
4. pastikan Persiapkan lokasi penyuntikan, yaitu pada
intramuskuler (IM) pada daerah 1/3 tengah bagian atas
paha luar (muskulus vastus lateralis),

pada sisi paha yang berlawanan dengan imunisasi


sebelumnya (jika pentabio 1, maka pada paha kiri,
karena sebelumnya hepatitis pada paha kanan)
3 PersiapanPerawat:
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
- Information and Informed concent
4 Persiapan lingkungan :
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Gunakan sketsel saat melakukan prosedur jika
memungkinkan
PELAKSANAAN
5. Mengkomunikasikan pada keluarga tindakan akan dimulai
dan memandu Mengucapkan “basmallah”
7. Dekatkan alat
12. Desinfeksi daerah penyuntikan (1/3 tengah bagian atas
paha luar ) dengan kapas steril yang telah dibasahi dengan
NaCl atau Aquabidest
14. Suntikkan vaksin secara Intra Muscular (IM) dengan sudut
900, lalu diaspirasi, bila keluar udara berarti benar,
Suntikkan dengan perlahan-lahan sampai obat masuk
semua. Tapi bila keluar darah berarti ujung jarum
mengenai pembuluh darah/terlalu dalam. Cabut dan pilih
lokasi penyuntikan lainnya
15. Cabut jarum dan tutup daerah injeksi dengan kasa/kapas
kering, berikan penekanan secukupnya
16 Jelaskan kepada orang tua reaksi yang mungkin timbul,
seperti anak rewel dan demam
17 Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan kompres air
hangat, dan memberi lebih banyak minum bila anak
demam.
Berikan obat penurun demam bila perlu.
18 Anjurkan ibu untuk kembali, pada pemberian imunisasi
selanjutnya (Pentabio ini diberikan sebanyak 3 kali dengan
selang waktu 4- 8 minggu)
20 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
21 Perawat mengkomunikasikan tindakan sudah selesai
pada keluarga dan memandu mengucapkan “hamdalah”
bersama keluarga.
22 Lepaskan dan buang handscoen pada bengkok berisi
cairan desinfektan dan mencuci tangan
23 Mendokumentasikan tindakan pada kartu imunisasi atau
KMS (Kartu Menuju Sehat) balita
24 EVALUASI
 Tempat tidur klien rapi dan bersih
 Respon imunitas tidak berlebihan
Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ...........
x 100
2x
=

D. Imunisasi Polio
a. Pengertian
Pemberian vaksin polio secara oral (Per oral)
b. Tujuan
Melindungi anak dari penyakit polio
NO TINDAKAN NILAI
0 1 2 3
PERSIAPAN
1. Persiapan Alat:
1. Vaksin polio pada tempatnya
2. Sarung tangan bersih
2 PersiapanPerawat:
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
 Informed concent

3 Persipan Pasien
1. Menyiapkan posisi pasien duduk dipangkuan ibu atau
digendong ibu (bila bayi)
2. Memastikan kondisi anak sehat pada saat imunisasi
(kondisi sakit seperti demam, batuk, pilek atau diare,
tidak boleh imunisasi)dan menganjurkan kepada orang
tua sebelum pemberian vaksin anak dalam kondisi
kenyang.
4 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
PELAKSANAAN
5. Mengkomunikasikan pada keluarga tindakan akan dimulai
dan memandu Mengucapkan “basmallah”
6. Cuci tangan
7. Dekatkan alat
8. Pakai sarung tangan bersih
9. Cek kondisi vaksin polio
10. Buka mulut anak menggunakan tangan kiri dan teteskan
dengan tangan kanan (dominan) pada posisi horizontal
sebanyak 2 tetes
11. Untuk mengoptimalkan penyerapan vaksin, setengah jam
setelah pemberian vaksin jangan memberi makan atau
minum kepada anak
12. Beritahukan kepada ibu reaksi yang mungkin timbul adalah
diare ringan, tapi ini jarang terjadi
13. Beritahukan imunisasi selanjutnya
14. Rapikan alat-alat yang telah digunakan
15. Perawat mengkomunikasikan tindakan sudah selesai
pada keluarga dan memandu mengucapkan “hamdalah”
bersama keluarga.
16 Lepaskan dan buang handscoen, perawat mencuci
tangan
17 Mendokumentasikantindakanpada kartu imunisasi atau
KMS (Kartu Menuju Sehat)balita
18 EVALUASI
 Tempat tidur klien rapi dan bersih
 Respon imunitas tidak berlebihan

Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ...........


x 100
2x
=

E. Imunisasi Campak
a. Pengertian
Pemberian vaksin campak dengan cara subkutan (SC)
b. Tujuan
Melindungi anak dari penyakit campak

NO TINDAKAN NILAI
0 1 2 3
PERSIAPAN
1. PersiapanAlat:
1. Spuit 1 ml (dua buah)
2. Spuit 5 ml
3. Vaksin campak
4. Aquabidest
5. Kapas kering steril
6. NaCl/Aquabidest
7. Bak injeksi
8. Bengkok
2 PersiapanPerawat:
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
 Informed concent
3 Persipan Pasien
1. Menyiapkan posisi pasien dengan anak dipangku ibu, lengan
satu dijepit ketiak ibu, lengan satunya yang akan diinjeksi
dipengan ibu dan pakaian di bagian lengan di buka, tungkai
dijepit paha ibu sambil anak dipeluk.
2. Libatkan peran serta ibu dalam selama tindakan
3. Memastikan kondisi anak sehat pada saat imunisasi (kondisi
sakit seperti demam, batuk, pilek atau diare, tidak boleh
imunisasi).
4 Persiapan lingkungan :
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
PELAKSANAAN
5. Mengkomunikasikan pada keluarga tindakan akan dimulai dan
memandu Mengucapkan “basmallah”
6. Cuci tangan
7. Dekatkan alat
8. Pakai sarung tangan bersih
9. Cek kondisi vaksin, vaksin harus dalam keadaan baik, tidak
kadaluwarsa, tidak terjadi perubahan warna ataupun bentuk
(homogen)
10. Disinfeksi tutup flakon vaksin dengan kapas steril yang telah
dibasahi dengan NaCl atau Aquabidest
11. Larutkan vaksin dengan 5 ml pelarut dari produsen, kocok sampai
larut, atau sesuaikan dengan bentuk sediaan yang sudah ada
12. Ambil vaksin sebanyak 0,5 ml, letakkan pada bak injeksi
13. Desinfeksi daerah penyuntikan deltoid lengan atas (kiri) dengan
kapas steril yang telah dibasahi dengan NaCl atau Aquabidest
14. Suntikkan vaksin secara subkutan (SC)dengan sudut 450 pada
lengan kiri, lalu diaspirasi, bila keluar udara berarti benar, tapi bila
keluar darah berarti ujung jarum mengenai pembuluh darah/terlalu
dalam. Suntikkan dengan perlahan-lahan sampai obat masuk
semua

15. Cabut jarum dan tutup daerah injeksi dengan kasa/kapas kering,
berikan penekanan secukupnya
16. Jelaskan pada orang tua reaksi yang mungkin timbul
17. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan kompres air
hangat, dan memberi lebih banyak minum bila anak demam.
Berikan obat penurun demam bila perlu.
18. Beritahukan imunisasi selanjutnya
19. Rapikan alat-alat yang telah digunakan
20. Perawat mengkomunikasikan tindakan sudah selesai pada
keluarga dan memandu mengucapkan “hamdalah” bersama
keluarga.
21. Lepaskan dan buang handscoendanmencuci tangan
22. Mendokumentasikantindakanpada kartu imunisasi atau KMS
(Kartu Menuju Sehat) balita
23. EVALUASI
 Tempat tidur klien rapi dan bersih
 Responimunitastidakberlebihan
 Vaksin campak hanya dapat bertahan 3 jam setelah
dilarutkan
Malang,
TOTAL : …… /…... /……
Nilai = 1 x … + 2 x … x 100 = …… x 100 = Fasilitator
……
2 x ……. …………………..

Anda mungkin juga menyukai