Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “I” UMUR 2 BULAN DENGAN IMUNISASI DPT, HB


COMBO DI PUSKESMAS ARJOWINANGUN MALANG

Disusun dalam rangka memenuhi tugas praktek klinik kebidanan

DISUSUN OLEH :
anggun dyah k
0504.52

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
DESEMBER 2005
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Konsep Dasar Imunisasi.


2.1.1. Penertian.
- Imunisasi ialah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga terpejan pada antigen yang
serupa tidak terjadi penYakit (Idat, 2 20001 : 5).
- Imunisasi adalah pengimunan, pengebalan tErhadap penyakit
(kamus besar BI).
- Iminisasi yaitu upaya memperkuat sistem pertahanan tubuh
(DEPKES RI, 2000).

2.1.2. Tujuan Imunisasi.


- Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
infeksi/penyakit-penyakit tertentu (Markum, 1997).
- Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(pupulasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia misal
pada imunisasi cacar).
(imunisasi Indonesia, 2001).

2.1.3. Macam-macam imunisasi.


Ada 2 macam imunisasi yaitu :
a. Imunisasi aktif.
Yaitu tubuh membuat sendiri zat anti yang akan bertahun-tahun
(contohnya : imunisasi BCG, DPT, campak, Polio, dan Hepatitis B)
b. Imunisasi Pasif.
Yaitu tubuh tidak membuat zat anti sendiri, anak tersebut
mendapatkannya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau
serum-serum yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut
mendapatkan zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan melalui darah
uri (plasenta).
Contohnya : Pemberan ATS (anti tetanus serum) pada anak yang
mendapat luka kecelakaan, serum anti tetanus ini diperoleh dari darah
kuda yang telah divaksinasi dengan toksid tetanus sehingga mengandung
zat anti tetanus. (Markum, 1997).

2.1.4. Jenis Vaksinasi.


Dibedakan berdasarkan :
1. Bahan dasar (komposisi).
a. Kuman yang telah dimatikan .
Meliputi :
- Vaksin batuk resan (pertusis).
- Vaksin volio salk.
b. Kuman atau racun yang telah dilemahkan.
Meliputi :
o Vaksin BCG.
o Vaksin TT (Tetanus toxoid).
o Vaksin DT (Difteri toxoid).
o Vaksin folio sabin.
o Vaksin campak.
c. Protein Khusus Kuman.
o Vaksin Hepatitis B.
2. Sasaran.
a. Bayi (umur 0-12 bulan).
Terdiri dari :
o BCG.
o HB.
o DPT.
o Polio.
o Campak.
b. Anak (Umur 5 tahun).
Terdiri dari :
o DT.
o TT.

2.1.5. Spesifikasi Vaksin.


a. BCG.
 Jenis.
Mengandung kuman BCG yang masih hidup dan telah dilemahkan.
 Guna.
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC).
 Dosis. :
Bayi ¿ 1 tahun : 0,05 ml.
Anak : 0,1 ml.
 Cara Imunisasi.
- Sebaiknya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai dengan umur
12 bulan.
- Tempat infeksi : lengan kanan atas.
- Cara injeksi : intracutan (IC().
Penyuntikan berhasil jika tampak suatu benjolan ditempat
suntikan. Benjolan tersebut akan berbekas.
 Kekebalan.
Jaminan imunisasi tidaklah mutlak 100% akan terhindar dari
penuyakit TBC. Namun memungkinkan bayi terhindar dari penyakit
TBC yang berat.
 Reaksi imusisasi.
Biasanya setelah suntikan bayi tidak akan menderita dema, bila
demam umumnya di sebabkan oleh keadaan lain.
 Efek Samping (side effect).
Jarang terjadi. Pembengkakan setelah bening lambat laun gejala
tersebut dapat sembuh sendiri. Hal ini dapat disebabkan kerena
tehnik penyuntikan yang kurang tepat.

 Kontra indikasi.
1. Mengidap penyakit TBC.
2. Anak menderita gizi buruk.
3. Sedang menderita demam tinggi.
4. Menderita infeksi kulit yang luas.
5. kehamilan.
b. Hepatitis
o Jenis.
Terbuat dari bagian virus hepatitis B yang dinamakan Hb 5 Ag.
o Guna.
Memberikan kekebalan aktif.
o Dosis.0,5 ml.
o Cara Imunisasi.
- Frekuensi 3 kali.
- Interval : - Imunisasi dasar.
- HB I dan II : 1 bulan ( 4 minggu).
- HB II dan HB III : 5 bulan.
- Imunisasi ulang : 5 tahun setelah imunisasi dasar.
- Cara injeksi : IM.
- Tempat Injeksi : Paha bagian luar.
Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HBV + harus
dilakukan imunisasi pasif memakai imuno globulin khusus anti HBV
dalam 2 jam post partum.
o Kekebalan.
Daya proteksi : 94 – 96 %.
- Reaksi imunisasi.
Biasanya hanya berlangsung 2 hari.
- Nyeri lokal ditempat suntikan.
- Panas.
- Pembengkakan.
- Demam ringan.
o Efek samping.
- Efek lokal.
- Demam ringan.
- Perasaan tidak enak pada GIT
- Sistematis.
o Kontera indikasi.
- Sakit berat.
- Pada ibu hamil.
c. Campak.
o Jenis .
Mengandung kuman yang sudah dilemahkan.
o Guna.
Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
o Dosis.
Gunakan pelarut khusus (oplos) dan berikan 0,5 ml.
o Cara Imunisasi.
Cara injeksi : IM /SC dalam.
Tempat injeksi : Deltoid/paha bagian luar.
Waktu pemberian : 6-7 bulan : dapat diberikan.
9 bulan : harus diberikan.
15 bulan : suntikan ulang.
o Kekebalan.
Daya proteksi : 96 – 99 %.
o Reaksi imunisasi.
- Demam ringan.
- Bercak merah pada pipi dibawah telinga.
- Pembengkakan.
o Efek samping.
- Kejang-kejang.
- Radang otak.
o Kontra indikasi .
- Sakit parah.
- TBC.
- Kurang gizi.
- Gangguan kekebalan.
- Penyakit keganasna.
d. DPT
 Jenis .
Mengandung toksin kuman difteri dan pertusis+ tetanus yang dioplah
dan dikemas dalam bentuk vaksin DPT atau dalam bentuk DTY saja.
 Guna.
Memberi kekebalan katif dalam waktu yang bersamaan terhadap
penyakit dipteri, pertusis, dan tetanus.
 Dosis.
Bayi ( 0-2 bulan ) : 0,5 ml.
 Cara Imunisasi.
- Frekuensi : 3x.
- Interval : IM.( 4 minggu).
- Cara injeksi : Paha bagian luar.
- Waktu pemberian. ; imunisasi dasar :
DPT I : 2 bulan.
DPT II : 3 bulan.
DPT III : 4 bulan.
Imunisasi ulang.
DPT I : kurang lebih 1 – 2 tahun.
DPT II (DT) : 6 tahun ( kelas 1 SD).
Untuk imunisasi massal tetap harus diberikan 2x karena suntikan
yang satu tidak diberikan perlindungan apa-apa sebelum mendapat
suntikian sebanyak 3x.
 Reaksi. Imunisasi.
- Demam ringan.
- Pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1-2 hari.
 Efek samping.
Demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan umur
pertutusinya, bia hanya DT tidakan menimbulkan efek samping.
 Kontra indikasi.
- Sakit parah.
- Demam tinggi.
- Rowayat kejang.
- Demam komplek dan batuik rejan.
e. Tetanus Toxoid.
 Jenis.
Mengandung kuman tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan
untuk imunisasi aktif. Anti tetanus serum/ATS merupakan imunisasi
pasis yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit
ttanus.
 Dosis : 0,5ml.
 Cara imunisasi
Frekuensi : minimal : 5x/
Cara injeksi : IM.
Tempat injeksi : lengan kiri atas /bokong.
Waktu pemberian : - Ibu hamil :
- TT 1 : 7 bulan.
- TT 2 : 8 bulan.
 Kekebalan.
Daya proteksi : 90 – 95 %.
 Reaksi imunisasi :
- Demam ringan.
- Nyeri.
- Gatal.
- Pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1 – 2 hari.
 Efek samping.
- Reaksi lokal (kemerahan, bengkak, dan rasa sakit) ditempat
suntikan.
- gatal seluruh tubuh.
- Nyeri kepala.
- Syok.
 Kontra indikasi.
- Sakit parah.
- Demam tinggi.

f. Folio Myelitis.
 Jenis.
Mengan virus polio tipe 1-2-3 yang sudah dimatikan (polio salk) dan
virus polio tipe 1-2-3 yang hidup dan dilemahkan (polio sabin).
 Dosis : 2 tetes.
 Cara imunisasi.
Frekuensi : 4x.
Interval : 1 bulan.( 4 minggu).
Waktu pemberian : Imunisasi dasar.
Polio I : 2 bulan.
Polio II : 3 bulan.
Polio III : 4 bulan.
Polio IV : 9 bulan.
Imunisasi ulang.
Polio I : 1 – 6 tahun.
Polio II : 11 tahun.
 Kekebalan.
Daya proteksi : 95 % - 100 %.
 Reaksi imunisasi : Beak – berak ringan.
 Efek samping :
o Kelumpuhan anggota gerak seperti dada penyakit polio.
o Kejang-kejang.
 Kontra indikasi.
Diare berat.
Gangguan kekebalan.
2.1.6. Jadwal Imunisasi
Vaksin Frekuensi Interval Umur Ket
BCG 1x Min 0-11 Tidak ada
bulan batasan max
HB 3x 1 dan 6 bln dari 0-11 bulan
suntikan I
DPT 3x 4 minggu 2-11 bulan
Polio 4x 4 minggu 2-11 bulan Dilenglapi
sebelum umur
11 bulan
Campa 1x 9-11 bulan
k

Jadwal pemberian uminisasi pada bayi yang dilahirkan di RS / RB


Umur (bulan) Vaksin
0 HB I – BCG – OPV I
2 HB II – DPT – OPV II
3 DPT II – OPV III
4 DPT III – OPV IV
7 HB VI atau + campak
9 campak

Jadwal imunisasi wajib bila bayi dating ke Posyandu atau Puskesmas


Umur (bulan) Vaksin
0 – 7 hari HB I
1 BCG
2 HB II – D[PT I – OPV I
3 HB II – DPT II – OPV II
4 DPT III – OPV II
9 Campak - OPVIV

Vaksin Frekuensi Interval Umur Ket


TT 2x 4 minggu Diusahakan
CPW sebelum
menikah
TT 2x 4 minggu Selama hamil Bila :
Bumil - tt cpw 1x-bumil
2x
- TT CPW 2x-
bumil 1x
- Primigravida TT
2x-6 berikutnya
TT 1x

2.1.7. Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas vaksin.


a. Cara pemberian.
b. Dosis vaksin.
c. Frekuensi [pemberian.
d. Jenis pemberian.

2.2. Konsep dasar Imunisasi DPT HB Combo.


2.2.1. Pengertian.
Dapat merupakan vaksin yangmengandung tiga elemen yaitu :
 Toxoid Corynebacterium Diptheriae (dipteri)
 Bakteri bordetella perfussis.
 Toxsoid (tetanus).
- Difteri adalah radang tenggorokan yang berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.
- Pertusis/batu rejan/batuk 100 hari ialah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh bakteri bordetella pertusis, Pertusis penyakit yang
bersifat toxoid – mediated dan dihasilkan kuman yang melekat pada
bulu getar saluran pernafasan atas, sehingga melumpuhkan bulu getar
tersebut.
- Tetanus ialah ppenyakit otot kejang tubuh dengan mulunterkancing
tidak bisa terbuka. Toxoid tetanus (TT) ialah preparaf vaksi tetanus
yang dinonaktif kandengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam
aluminium untuk meningkatkan anti genitasnya.
- Hepatitis B ialah radang hati kronis/kanker hati. Hepatitis B jika dapt
verkembang menjadi fulminim, denganangka kematian tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DPT HB COMBO ialah vaksin
yang mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang
dimurnikan dan perusis (batuk rejan) yang di inaktivasi serta vaksin yang
mengandung HB 5Ag murni yang bersifat non – infectious. Hepatitis B ini
merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HB 5Ag yang
diproduiksi melalui tehnoogi DNA rekombinan pada sel ragi.

Setiap dosis vaksin mengandung:


- Zat berkhasiat : Toxoid difteri murni 20 Lf, toxoik tetanus murni, &,5 Lf,
inaktivasi B pertusis 120 Lf. Dan HB 5 Ag Mcg.
- Zat tambahan : Aluminium phosphate Hs mg. Natrium chloride 4,5 mg,
merthiolate 0,05 mg.

2.2.2. Penyimpanan.
Dalam lemari es pada suhu 2-8 0C. Apabila vaksin DPT + HB
COMBO ini disimpan dengan suhu yang terlalu dingin atau beku, maka
vaksin tersebut akan rusak yang ditandai dengan gumpalan antigen yang
tidak bisa larut lagi, walaupun sudah dikocok sekuatnya

2.2.3. Kadaluarsa
Vaksin DPT + HB COMBO dapat bertahan selama 3-7 tahun, jika
disimpan dengan suhu 2-8 0C, tetapi juga terdapat VVM (Vaksin Vial
Monitor) yang merupakan bagian dari tabel vial, itulah yang disebut VVM.
VVM adalah suatu dot yang sesnsitif terhadap waktu dan temperatur yang
berfungsi sebagaiindikator terhadap nilai yang diekspor panas. VVM
memberi informasmi kepada enduser apakah vaksin masih bisa
digunakan/tidak setelah terekspor panas.
Pembacaan VVM mudah dilakukan. Fokusnya pada kotakyang
berbeda ditengah lingkarannya. Warnanya akan berubah secara bertahap
selama warna kotak tersebut lebih muda dari pada bagian lingkaran, maka
vaksin masih bisa digunakan. Jika warna kotak tersebut sama, lebih gelap
daripada bagian lingkaran, maka vaksin tersebut harus dibuang.
2.2.4. Dosis.
0,5 ml untuk setiap suntikan,diberikan 3x suntikan dan interval minimum 4
minggu.

2.2.5. Kemasan.
Vial multi dosis 5 ml (10 dosis) dan 2,5 ml (5 dosis).

2.2.6. Cara Pemberian.


Intramaskuler (sudut 900 arah kedalam jaringan otot). imunisasi
dapat diberikan 3x sejak bayi umur 2 bulan dengan interval minimum 4
minggu untuk imunisasi kombinasi tetapi harus di berikan 3x karena
suntikan yang tidak memberikan perlindungan apa-apa dan akan
memberikan perlindungan setelah mendapat suntikan sebanyak 3x.

2.2.7. Kekebalan.
Daya proteksi vaksin cukup baik yaitu 80-90 % daya proteksi vaksin
tetanus sangat baik, yaitu 90-95%, sedangkan vaksin pertusis masih rendah
yaitu 50 – 60 % untuk vaksin Hepatitis BI 94,9%.

2.2.8. Reaksi imunisasi.


Biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan
selama 1-2 hari dan bayi menangis berkepanjangan.

2.2.9. Efek Samping.


Demam tinggi kejang >38,5 0C, yang disebabkan unsur pertusisnya
bilal hanya DPT tidak akan menimbulkan panas. Terdapat pula reaksi lokal
yang bersifat ringan, kasus yang sering terjadi adalah bengkak, nyeri,
kemerahan, pada bekas suntikan.

2.2.10. Indikasi.
Memberi kekebalan/imunitas terhadap difteri/tetanus, pertusis dan hepatitis
B.
2.2.11. Indikasi.
Tidak bolaeh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang
menderita penyakit kejang, demam kompleks dan batuk rejan.

2.3. Konsep Asuhan Kebidanan.


I. Pengkajian.
Hari, tanggal, jam :
Tempat :
Oleh :
A. Data Subyektif (Anamnese).
1. Biodata.
Bayi.
Nama : Personal/Identiti.
Umur : untuk menentukan pemberian jenis imunisasi.
Tanggal lahir : penting untukk menghitung umur bayi.
Jenis kelamin : perempuan/laki-laki dianjurkan untuk iminisasi.
Alamat : tempat tinggal yan gdaopat di kunjungi pada keadaan
tertentu
Orang tua
Nama : Menghindari kekeliruan bila terdapat kesamaan nama
bayi.
Umur : Mengetahui kematangan fisik, psikis sosial/ terutama
dalam pola perawatan anak.
Pendidikan : Menentukan paola pemberian KIE oleh petugas.
Agama : Mengidentifikasi variasi perawatan bayi menurut
kepercayaan yang dianut.
Suku bangsa : Mengidentifikasi variasi respon atau kecenderungan
perspektif tiap suku yang berbeda.
Pekerjaan : mengkolerasi pengaruh pekerjaan tertentuu terhadap
kesehatan bayi
Penghasilan : mengetahui.
Agama : untuk mempermudah dalam melakukan asuhan
kebidanan.
2. Keluhan Utama.
Bayi sehat tidak ada kontra indikasi seperti demam tinggi dan kejang
dan ingin mendapatkan imunisasi DPT, HB, Combo.

3. Riwayat kehamilan dan persalinan


a. Prenatal
Mengetahui jumlah saudara bayi berdasarkan frekuensi kehamilan
dan kelahiran serta tergolong resti atau tidak
Misalnya G…P…Ab…
b. Natal
Penolong Persalinan : Dokter/Bidan/Dukun
Jenis Persalinan : Spontan/SC
c. Post Natal
As : 1-10
BB : 2500-45000 gr
PB : 48-50 cm
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Mengidentifkiasi kemungkinan adanya factor konstitusi / genetic yang
menurun / menular / menahun seperti ibu/bapak dengan epilepsy (+)
dan TBC (+)
5. Riwayat kesehatan bayi sekarang
Tidak ada demam tinggi, diare,s akit kuning
6. Riwayat imunisasi yang lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya pernah mendapat imunisasi BCG
7. Riwayat Psikososial Budaya
Untuk mengidentifikasi adanya budaya yang tidak mengharuskan atau
adanya larangan tentang imunisasi
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Mengidentifikasi kecukupan gizi pada bayi. Gizi yang adekuat
berperan penting dalam kelangsungan proses tumbuh kembang
mencapai optimal
b. Eliminasi
Mengidentifikasi kecukupan frekuensi ekskresi hasil metabolisme
tubuh
c. Istirahat
Mengidentifikasi pola kecukupan frekuensi tidur bayi
d. Aktivitas
Mengidentifikasi pola kegiatan bayi yakni gerakan
e. Pola Kebersihan
Mengidentifikasi personal hygiene anak otot tubuh bayi dan pola
tingkah laku .
9. Tumbuh kembang bayi.
Usia :
0-3 bulan.
Motorik kasar : Belajar mengangkat kepala.
Motorik halus : Menahan barang yang dipegang.
Pengamatan : - Mengikuti obyek dengan matanya.
- Melihat kemuka orang dengan tersenyum.
Bicara : - Mengoceh spontan.
- Bereaksi dengan mengoceh.
- Bereaksi dengan suara/bunyi.
Sosialisasi : mengenali ibunya (lewat penglihatan, penciuman,
pendengaran, kontak).
3-6 bulan.
Motorik kasar : - Mengangkat kepala tegak lurus.
- Mengangkat dada dengan ber topang pada
tangan).
Motorik halus : - Mulai meraih benda (yang termasuk diluar
jangkauannya).
- Menaruh benda – benda di mulut.
Pengamatan : - berusaha memperluas halangan pandang.
- Mulai berusaha mencari barang yang hilang.
Bicara : - Bereaksi jika k dipanggil namanya.
Sosialisasi : Tertawa dan menjerit gembira jika diajak main.

B. Data Obyektif.
1. Keadaan umum (KU).
 Kesadaran : composmentis (CM).
 Warna kulit : kemerahan/kebiruan (cianosis).
 Gerakan : aktif / tidak.
 Turgor : cubitan cepat kembali/tidak.
2. Tanda-tanda vital ( TTV) normalnya
o Nadi : 120-140 x/menit.
o Respirasi : 30 – 60x/menit.
o Suhu : 36 0C.
3. Pemeriksaan fisik (head to toe).
 Inspeksi.
Kepala : simetris, caput succedaneum (+/-), cephal
haemamtoma (+/-).
Muka : simetris/tidak, kemerahan/kebiruan, oedema
(+/-), kuning (-)
Mata : simetris/tidak, cowong (-) konjungtiva merah
muda, sklera tidak kekuningan.
Hidung : simetris/tidak, sekret (+/-), pernafasan cuping
hidung (-), skret (-)
Bibir dan mulut : simetris/tidak, moliasis (+/-), kering (-)
Leher : simetris/tidak, pembesaran tyroid/vena
jugularis/getah nebing (+/-).
Telinga : simetris/tidak, pendengaran (+/-), sekret (+/-
Dada : Simetris/tidak, retraksi (-). Payudara (+/-).
Abdomen : simetris/tidak, pernafasan kombinasi perut
dan dada (+). Tali pusat (+/-), turgor kulit (+)
Genetalia : - Laki-laki : scrotum sudah turun.
- Perempuan : labia mayora harus menutupi
labia minora, anus tidak lecet .
Ekstremitas : simetris / tidak, bersih/tidak.
Syndactili (+/-).
 Palpasi
Muka : oedema (+/-), tidak panas
Leher : pembesaran tyroid/vena jugularis/getah bening (+/-).
Dada : tidak nyeri tekan.
Abdomen : tidak ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran hepar.
 Auskultasi .
Dada : respirasi 30-60 /menit, ronkhi (-). Wheezing (-)
Abdomen : meteorismus (+/-).
4. Pemeriksaan penunjang.
o Pemeriksaan HBsAg : untuk mengetahui jumlah dan lamanya
pembelasan virus
o Uji schick : Suatu pemeriksaan untuk mengetahui
apakah seseorang telah mengandung anti
toksin
o Pemeriksaan EKG : Untuk mengetahui kemungkinan terjadi
komplikasi
o Uji ouchterlony : untuk memperlihatkan presipitasi antibody
pertusis dengan ekstrak B
o Uji kulit dan mata : untuk melihat seberapa banyak Ars yang
dibutuhkan.
5. Pemeriksaan Neurologis.
1. Reflek Moro.
Normalnya, apabila bayi diberi sentuhan mendadak khususnya
dengan jari dan tangan maka akan menimbulkan gerakan
terkejut.

2. Reflek Menggenggam.
Normalnya,apabila telapak tangan disentuh dengan jari
pemeriksa maka bayi akan berusaha menggenggam jari
pemeriksa.
3. Reflek Routing/mencari.
Apabila pipi bayi disentuh dengan jari maka ia akan menolehkan
kepalanya mencari sentuhan ibu.
4. Reflek Menghisap.
Normalnya, apabila bayi diberi dot atau putting susu dimulutnya
maka ia kan berusaha menghisap.
5. Glabella Reflek.
Normalnya, apabila bayi disentuh pada gas glabela atau pangkal
hidung dengan jari tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan
keningnya atau mengedipkan matanya.
6. Gland Reflek.normalnya, apabila bayi disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri dengan jari normal maka ia akan berusaha untuk
mengangkat kedua pahanya.
7. Conjungtiva Mandibulare Reflek.
Normalnya, apabila bayi diberi rangsangan mulai pangkal
kelopak mata keatas kemudian membentuk garis lurus menuju
mandibularis, bayi akan menuju mata kemudian membuka dan
disertai reflek mengangkat pipi

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah.


Dx : Bayi …Umur…. Bulan dengan pemberian imunisasi DPT HB
COMBO.
Ds : ingin mengimunisasikan DPT HB COMBO.
Do : KU : baik.
Kesadaran : composmentis.
Suhu : 36,5 0C.

III. Identifikasi Masalah Potensial.


- Demam ringan – tinggi.
- Nyeri dan bengkak didaerah bekas suntikan.

IV. Identifikasi kebutuhan segera.


KIE tentang imunisasi DPT, HB COMBO.

V. Intervensi.
Dx : Bayi …Umur….Bulan dengan imunisasi dpt, hb combo.
Tujuan : Pemberian kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis
(batuk rejan) tetanus dan hepatitis .
KH : 1. vaksin disuntikkan sesuai dengan dosis yang tepat.
2. Bayi dalam keadaan sehat.
3. Tidak timbul efek samping.
Intervensi :
1. Ukur BB.
R/ mengetahui pertumbuhan bayi.
2. Lakukan pemeriksaan fisik.
R/ Identifikasi adanya komplikasi suntikan.
3. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh.
R/ suhu yang tinggi merupakan salah satu kontra indikasi dari
imunisasi DPT, HB COMBO.
4. Jelaskan tujuan dan pentingnya imunisasi DPT, HB COMPO bagi
bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu mengerti dan lebih
kooperatif.
5. Lakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB
COMBO secara benar dan sesuai prosedur .
R/ dengan langkah-langkah yang benar dan sesuai menjauhkan anak
dari komplikasi.
6. Jelaskan efek samping dari penyuntikan vaksin DPT. HB COMBO.
R /ibu tidak kawatir bila efek samping timbul setelah penyuntikan.

VI. IMPLEMENTASI.
Sesuai Intervensi.

VII. Evaluasi.
S : Ibu mengatakan bayinya telah mendapatkan imunisasi DPT, HB
COMBO.
O:
- Ku : baik.
- Kesadaran : composmentis
- BB : 6 kg.
- Pernafasan : 45x/menit.
- Bayi menangis saat di imunisasi.
- BB bayi stabil.
- Imunisasi diberikan sesuai dengan dosis.
- Tampak bekas suntikan di paha bagian luar.
- Beritahu ibu bahwa efek samping dari DPT, HB COMBO ini adalah
rasa nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari dan bayi menangis
berkepanjangan.
- Hasil telah dicatat di KMS
- Obat telah diberikan (Pamol puyer 3x1/4).
A : Bayi “I” umur 2 bulan sudah mendapatkan imunisasi DPT , HB
COMBO.
P:
- beritahu ibu tentang efek samping dari DPT ,HB COMBO.
- Beritahu ibu untuk rutin memberikan obat jika anak demam.
- Beritahu ibu agar selalumembawa KMS setiap kali datang ke
posyandu untuk mengimunisasikan anaknya.
- Beritahu ibu agar menjaga kebersihan anaknya terutama pada bekas
suntikan agar tidak terjadi infeksi.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengkajian Data.


Tanggal : 27 Desember 2005.
Jam : 08.30 WIB.
Tempat : di Puskesmas Arjowilangun.
a. Data Subyektif.
1. Identitas /Biodata.
Nama anak : An. I
Umur : 2 bulan/10-10-2005.
Anak ke : Pertama.
Jenis kelamin. : Perempuan.
Alamat : Mergosono Rt 6 /VI

Nama ibu : NY. S


Umur : 28 tahun.
Agama : Islam.
Pendidikan : MTS.
Pekerjaan : IRT.
Alamat : Mergosono RT 6/VI.

Nama ayah : Tn M.
Umur : 33 tahun.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Mergosono RT 6/VI.

2. Keluhan Utama.
Ibu mengatakan bayi sehat berumur 2 bulan dan ingin mendapatkan
imunisasi DPT, HB COMBO.
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan.
c. Prenatal.
Keh ANC Tempa Keluhan TT TT Obat yang
amil t 1 2 diberikan
an
1 Setiap BPS Trimester I : 2 3 Pasien
bulan mual, muntah bln bln tidak tahu
sampai I dan pusing
bulan Trimester II :
tidak ada
Trimester III :
sering kencing

d. Natal.
- Penolong Persalinan : BPS. - Loche (+) normal
- Asi (+) / (+)
- Jenis persalinan : normal.
- Perdarahan : -
e. Post Natal.
BB : 290 gr.
PB : 50 cm.
AS : 7-8

4. Riwayat Penyakit Keluarga.


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Sipilis, dll) menahun (epilepsi, diare kronik dll ) dan
menahun (asma dll).

5. Riwayat Kesehatan sekarang.


Ibu mengatakan bayi nya sehat tidak diare maupun demam tinggi.

6. Riwayat Imunisasi yang diberikan.


BCG DPT HB POLIO Campak
I II III I II III I II III IV
17- 27- 27-
10- 12- 12-
05 05 05
7. Riwayat Psikososial Budaya.
Psiko:
Ibu dan keluarga mengatakan senang sekali menenrima kehadiran
anak pertamanya.
Sosial :
Ibu dan anak aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat seperti
arisan, pengajian.
Budaya.
Dalam keluarga tidak ada budaya yang melarang untuk melakukan
imunisasi.

8. Pola kebiasaan sehari-hari.


a. Nutrisi.
Bayi hanya diberiASI dan makanan tambahan dengan frekuensi dan
takaran sebagai berikut :
Makanan tambahan : bubur 2 kali sehari.
b. Eliminasi .
BAB : 1 – 2 x/hari.
BAK : 5 – 6 x/hari.
c. Istirahat.
Tidur malam : 9 jam/hari.
Tidur siang : 5 jam /hari.
d. Aktifitas.
Bayi dapat bergerak aktif, menghisap putting susu dengan cukup
kuat dan tidak rewel.
e. Kebersihan.
Mandi 2x/jhari, ganti baju : 3-4 /hari.

9. Tumbang bayi.
Usia : 0 – 3 bualan.
Motorik kasar : belajar mengangkat kepala.
Motorik halus : menahan barang yang dipegang.
Pengamatan : Mengikuti obyek dengan mata.
Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
Bicara : Mengoceh spontan.
Bereaksi dengan mengoceh.
Bereaksi dengan suara/bunyi.

10. Pemerikskaan Neurologis.

b. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
- KU : baik.
- Keadaran : composmentis,
- Nadi : 120x/menit.
- Suhu : 37 C.
- Pernafasan : 40x/menit.
- BB lalu : 5,5 kg.
- BB sekarang : 6 kg.
- PB : 75 cm.
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
Kepala : simetris, rambut tidak mudah dicabut warna rambut
hitam, rambut lurus , caput suceedenium. -, chepal
hemamtome -.
Muka : pucat (-), bentuk oval, tidak oedema.
Mata : konjungtiva tidakpucat, sklera kuning (-), simetris.
Hidung : simetris, sekret (-), pernafasan cuping hidung (-).
Mulut : simetris, pucat (-), sianosis (-), bibir bersih, lidah bersih.
Telinga : simetris, pendengaran (-), penageluaran (-).
Dada : retraksi (-).
Perut : simetris, meteorismus (-).
Genetalia : kelainan (-), anus (+)
Ekkstremitas : simetris, bersih (+). Kelainan (- )
b. Palpasi.
Leher : pembesaran kelenjar tyroid (-).
Dada : nyeri tekan (-)., benjolan (-).
c. Auskultasi.
Dada : wheezing (-), ronkhi (-).
Perut : bising usus (-)>

3.2. Identifikasi Sdiagnosa dan Masalah.


Dx : bayi I umur 2 bulan dengan pemberian imunisasi DPT, HB
COMBO .
DS : Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan DPT. HB COMBO
anaknya.
Do : KU : baik.
Kesadaran : composmentis.
Suhu : 36,5 C.

3.3. Identifikasi Masalah Potensial.


- Demam ringan –tinnggi.
- Nyeri dan bengkak di daerah bekas suntikan.

3.4. Identifikasi Kebuituhan Segera.


KIE tentang imunisasi DPT, HB COMBO.

3.5. Intervensi.
Dx : bayi I umur 23 bulqan dengan imunisasi DPT , HB COMBO.
Tuijuan : Pemberian kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk
rejan), tetanus dan hepatitis.
KH : 1. Vaksin di suntikkan sesuai dengan dosis yang tepat.
2. Bayi dalam keadaan sehat.
3. Tidak timbul efek samping.
Intervensi.
1. Lakukan pendekatan pada ibu/keluarga bayi dengan komunikasi teraputik.
R/ Mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi bayi sehingga
komunikasi berjalan denganlancar.
2. Jelaskan tujuan dan pentingnya imunisasi DPT, HB COMBO bagi bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu mengerti dan lebih kooperatif.
3. Jelaskan efek samping dari penyuntikan vaksin DPT, HB COMBO .
R/ Ibu tidak kawatir bila efek samping timbul setelah penyuntikan .
4. Ukur BB.
R/ mengetahui pertumbuhan bayi.
5. Lakukan pemeriksaan fisik.
R/ Identifikasi adanya komplikasi suntikan.
6. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh.
R/ suhu yang tinggi merupakan salah satu kontra indikasi dari imunisasi
DPT, HB COMBO.
7. Siapkan obat yang akan digunakan utuk imunisasi vaksi DPT, HB COMBO.
R/ dengan persiapan alat yang lengkap, pemberian imunisasi.
8. Lakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB COMBO
secara sistematis sesuai tujuan.
R/ Dengan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT , HB
COMBOdiharapkan sesuai tujuan.
9. Lakukan pencatatan di KMS bayi dan buku imunisasi.
R/ Dengan pencatatan diadikan dokumentasi jadwal imunisai.
10. beritahu kepada ibu jadwal kembali untuk imunisasi berikutnnya.
R/ Pemberian tiap jenis imunissi (jadwal imunisasi) diklasifikasikan
berdasarkan umur.
11. Berikan obat penurun panas.
R/ Untuk menurunkan panas akibat egek samping dari vaksin DPT, HB
COMBO.
3.6. Implementasi.
Tanggal : 27 Deember 2005.
Jam : 08.30 WIB.
Dx : Bayi “I” umur 2 bulan dengan emberian DPT, HB COMBO.
1. Melakukan pada ibu / keluarga bayi dengan komunikasi trapiutik dengan
memberi salam danmemperkenalkan diri.
2. Menjelaskan tujuan dan pentingnya pemberian imunisasi DPT, HB COMBO
bagi bayinya, pertusis (batuk rejan), ttanus, Hepatitis B.
3. Menjelaskan efek samping, setelah penyuntikan vaksin DPT, HB COMBO
terhadap bayi, yaitu timbul demam, kemerahan, rasa nyeri dan bengkak
didaerah bekas suntikan dapat juga terjadi kejang ringan yang tidak
berbahaya setelah pemberian obat.
4. Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk iminisasi DPT. HB COMBO
secara lengkap, antara lain :
 Vaksin DPT , HB COMBO
 Spuit diposible 2,5 cc
 Bengkok.
 Kapas alkoho.
 Obat penurun panas.
 Formulir tindakan.
 Status bayi.
5. Melakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB COMBO
secara hati-hati dan teliti.
Yaitu :
 Mengatur posisi bayi meminta ibu untuk membantu memegang bayi dan
membaringkan di pangkuan ibu.
 Menyiapkan spuit disposible.Mengambil aksin dari termos es.
 Menutup kembali termos es:
- Flacon.
o Mengidentifikesi tutup flacon dengan kapa salkohol
o Menghisap vaksin sesuai dosis (0,5 cc).
o Mengembalikan vaksin kedalam thermos es
- Unijek.
o Membuka vaksin, kemudian tekan tutup vaksin sampai terdengar
bunyi tanda klik.
o Mendensifikasi daerah yang akan disuntik.
o Membuka tutup spuit.
 Menyuntikkan pasien secara IM.
 Merapikan pasien dan memberi tahu ibu tentang efek samping dari
pemberian vaksin.
6. Mencatat tindakan pada status dan KMMS.
7. Memberi tahu ibu kapan jadwal kembali lagi untuk imunisasi berikutnya ( 1
bulan lagi )
8. memberikan obat untuk diminum dirumah dan bagaimana cara
meminumnya ( pamo puyer 3x1/4).

3.7. Evaluasi.
Tanggal : 27 Desember 2005.
Jam : 08.45 WIB.
Tempat : DI Puskesmas Arjowilangun.
1. Dx : Bayi “I” umur 2 bulan dengan imunisasi DPT, HB COMBO .
S : Ibu mengatakan bayinya telah
O : - KU : Baik.
- Kesadaran : Composmentis.
- BB : 6 kg.
- Pernafasan : 45x/menit.
- Bayi menangis saat diimunisasi.
- BB vayi stabil.
- Imunisasi diberikan sesuai dosis.
- Tampak bekas suntikan di paha bagian luar.
- Beritahu ibu bahwa efek samping dari DPT, HB COMBO ini
adalah biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di
tempat suntikan selama 1-2 hari dan bayimenangis
berkepanjangan.
- Hasil telah di catat di KMS.
- Obat telah diberikan (Pamol puyer 33x1/4).
A : Bayi “I” umur 2 bulan sudah mendapatkan imunisasi DPT HB
COMBO.
P : - Beritahu jadwalkembali untuk imunisasi berikutnya.
- Beritahu ibu tentang efek samping dari DPT , HB COMBO.
- Beritahu ibu untuk rutin memberikan obat jika anaknya demam.
- Beritahu ibu agar selalu membawa KMS setiap kali ke pisyandu
untuk iminisasi anaknya. Beritahu ibu agar menjaga kebersihan
anaknya terutama pada bekas suntikan agat tidak terjadi infeksi. .
- Beritahu ibu agar menjaga kebersihan anaknya terutama pada
bekas suntikan agar tidak terjadi infeksi

Anda mungkin juga menyukai