DISUSUN OLEH :
anggun dyah k
0504.52
Kontra indikasi.
1. Mengidap penyakit TBC.
2. Anak menderita gizi buruk.
3. Sedang menderita demam tinggi.
4. Menderita infeksi kulit yang luas.
5. kehamilan.
b. Hepatitis
o Jenis.
Terbuat dari bagian virus hepatitis B yang dinamakan Hb 5 Ag.
o Guna.
Memberikan kekebalan aktif.
o Dosis.0,5 ml.
o Cara Imunisasi.
- Frekuensi 3 kali.
- Interval : - Imunisasi dasar.
- HB I dan II : 1 bulan ( 4 minggu).
- HB II dan HB III : 5 bulan.
- Imunisasi ulang : 5 tahun setelah imunisasi dasar.
- Cara injeksi : IM.
- Tempat Injeksi : Paha bagian luar.
Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HBV + harus
dilakukan imunisasi pasif memakai imuno globulin khusus anti HBV
dalam 2 jam post partum.
o Kekebalan.
Daya proteksi : 94 – 96 %.
- Reaksi imunisasi.
Biasanya hanya berlangsung 2 hari.
- Nyeri lokal ditempat suntikan.
- Panas.
- Pembengkakan.
- Demam ringan.
o Efek samping.
- Efek lokal.
- Demam ringan.
- Perasaan tidak enak pada GIT
- Sistematis.
o Kontera indikasi.
- Sakit berat.
- Pada ibu hamil.
c. Campak.
o Jenis .
Mengandung kuman yang sudah dilemahkan.
o Guna.
Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
o Dosis.
Gunakan pelarut khusus (oplos) dan berikan 0,5 ml.
o Cara Imunisasi.
Cara injeksi : IM /SC dalam.
Tempat injeksi : Deltoid/paha bagian luar.
Waktu pemberian : 6-7 bulan : dapat diberikan.
9 bulan : harus diberikan.
15 bulan : suntikan ulang.
o Kekebalan.
Daya proteksi : 96 – 99 %.
o Reaksi imunisasi.
- Demam ringan.
- Bercak merah pada pipi dibawah telinga.
- Pembengkakan.
o Efek samping.
- Kejang-kejang.
- Radang otak.
o Kontra indikasi .
- Sakit parah.
- TBC.
- Kurang gizi.
- Gangguan kekebalan.
- Penyakit keganasna.
d. DPT
Jenis .
Mengandung toksin kuman difteri dan pertusis+ tetanus yang dioplah
dan dikemas dalam bentuk vaksin DPT atau dalam bentuk DTY saja.
Guna.
Memberi kekebalan katif dalam waktu yang bersamaan terhadap
penyakit dipteri, pertusis, dan tetanus.
Dosis.
Bayi ( 0-2 bulan ) : 0,5 ml.
Cara Imunisasi.
- Frekuensi : 3x.
- Interval : IM.( 4 minggu).
- Cara injeksi : Paha bagian luar.
- Waktu pemberian. ; imunisasi dasar :
DPT I : 2 bulan.
DPT II : 3 bulan.
DPT III : 4 bulan.
Imunisasi ulang.
DPT I : kurang lebih 1 – 2 tahun.
DPT II (DT) : 6 tahun ( kelas 1 SD).
Untuk imunisasi massal tetap harus diberikan 2x karena suntikan
yang satu tidak diberikan perlindungan apa-apa sebelum mendapat
suntikian sebanyak 3x.
Reaksi. Imunisasi.
- Demam ringan.
- Pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1-2 hari.
Efek samping.
Demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan umur
pertutusinya, bia hanya DT tidakan menimbulkan efek samping.
Kontra indikasi.
- Sakit parah.
- Demam tinggi.
- Rowayat kejang.
- Demam komplek dan batuik rejan.
e. Tetanus Toxoid.
Jenis.
Mengandung kuman tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan
untuk imunisasi aktif. Anti tetanus serum/ATS merupakan imunisasi
pasis yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit
ttanus.
Dosis : 0,5ml.
Cara imunisasi
Frekuensi : minimal : 5x/
Cara injeksi : IM.
Tempat injeksi : lengan kiri atas /bokong.
Waktu pemberian : - Ibu hamil :
- TT 1 : 7 bulan.
- TT 2 : 8 bulan.
Kekebalan.
Daya proteksi : 90 – 95 %.
Reaksi imunisasi :
- Demam ringan.
- Nyeri.
- Gatal.
- Pembengkakan lokal di tempat suntikan selama 1 – 2 hari.
Efek samping.
- Reaksi lokal (kemerahan, bengkak, dan rasa sakit) ditempat
suntikan.
- gatal seluruh tubuh.
- Nyeri kepala.
- Syok.
Kontra indikasi.
- Sakit parah.
- Demam tinggi.
f. Folio Myelitis.
Jenis.
Mengan virus polio tipe 1-2-3 yang sudah dimatikan (polio salk) dan
virus polio tipe 1-2-3 yang hidup dan dilemahkan (polio sabin).
Dosis : 2 tetes.
Cara imunisasi.
Frekuensi : 4x.
Interval : 1 bulan.( 4 minggu).
Waktu pemberian : Imunisasi dasar.
Polio I : 2 bulan.
Polio II : 3 bulan.
Polio III : 4 bulan.
Polio IV : 9 bulan.
Imunisasi ulang.
Polio I : 1 – 6 tahun.
Polio II : 11 tahun.
Kekebalan.
Daya proteksi : 95 % - 100 %.
Reaksi imunisasi : Beak – berak ringan.
Efek samping :
o Kelumpuhan anggota gerak seperti dada penyakit polio.
o Kejang-kejang.
Kontra indikasi.
Diare berat.
Gangguan kekebalan.
2.1.6. Jadwal Imunisasi
Vaksin Frekuensi Interval Umur Ket
BCG 1x Min 0-11 Tidak ada
bulan batasan max
HB 3x 1 dan 6 bln dari 0-11 bulan
suntikan I
DPT 3x 4 minggu 2-11 bulan
Polio 4x 4 minggu 2-11 bulan Dilenglapi
sebelum umur
11 bulan
Campa 1x 9-11 bulan
k
2.2.2. Penyimpanan.
Dalam lemari es pada suhu 2-8 0C. Apabila vaksin DPT + HB
COMBO ini disimpan dengan suhu yang terlalu dingin atau beku, maka
vaksin tersebut akan rusak yang ditandai dengan gumpalan antigen yang
tidak bisa larut lagi, walaupun sudah dikocok sekuatnya
2.2.3. Kadaluarsa
Vaksin DPT + HB COMBO dapat bertahan selama 3-7 tahun, jika
disimpan dengan suhu 2-8 0C, tetapi juga terdapat VVM (Vaksin Vial
Monitor) yang merupakan bagian dari tabel vial, itulah yang disebut VVM.
VVM adalah suatu dot yang sesnsitif terhadap waktu dan temperatur yang
berfungsi sebagaiindikator terhadap nilai yang diekspor panas. VVM
memberi informasmi kepada enduser apakah vaksin masih bisa
digunakan/tidak setelah terekspor panas.
Pembacaan VVM mudah dilakukan. Fokusnya pada kotakyang
berbeda ditengah lingkarannya. Warnanya akan berubah secara bertahap
selama warna kotak tersebut lebih muda dari pada bagian lingkaran, maka
vaksin masih bisa digunakan. Jika warna kotak tersebut sama, lebih gelap
daripada bagian lingkaran, maka vaksin tersebut harus dibuang.
2.2.4. Dosis.
0,5 ml untuk setiap suntikan,diberikan 3x suntikan dan interval minimum 4
minggu.
2.2.5. Kemasan.
Vial multi dosis 5 ml (10 dosis) dan 2,5 ml (5 dosis).
2.2.7. Kekebalan.
Daya proteksi vaksin cukup baik yaitu 80-90 % daya proteksi vaksin
tetanus sangat baik, yaitu 90-95%, sedangkan vaksin pertusis masih rendah
yaitu 50 – 60 % untuk vaksin Hepatitis BI 94,9%.
2.2.10. Indikasi.
Memberi kekebalan/imunitas terhadap difteri/tetanus, pertusis dan hepatitis
B.
2.2.11. Indikasi.
Tidak bolaeh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang
menderita penyakit kejang, demam kompleks dan batuk rejan.
B. Data Obyektif.
1. Keadaan umum (KU).
Kesadaran : composmentis (CM).
Warna kulit : kemerahan/kebiruan (cianosis).
Gerakan : aktif / tidak.
Turgor : cubitan cepat kembali/tidak.
2. Tanda-tanda vital ( TTV) normalnya
o Nadi : 120-140 x/menit.
o Respirasi : 30 – 60x/menit.
o Suhu : 36 0C.
3. Pemeriksaan fisik (head to toe).
Inspeksi.
Kepala : simetris, caput succedaneum (+/-), cephal
haemamtoma (+/-).
Muka : simetris/tidak, kemerahan/kebiruan, oedema
(+/-), kuning (-)
Mata : simetris/tidak, cowong (-) konjungtiva merah
muda, sklera tidak kekuningan.
Hidung : simetris/tidak, sekret (+/-), pernafasan cuping
hidung (-), skret (-)
Bibir dan mulut : simetris/tidak, moliasis (+/-), kering (-)
Leher : simetris/tidak, pembesaran tyroid/vena
jugularis/getah nebing (+/-).
Telinga : simetris/tidak, pendengaran (+/-), sekret (+/-
Dada : Simetris/tidak, retraksi (-). Payudara (+/-).
Abdomen : simetris/tidak, pernafasan kombinasi perut
dan dada (+). Tali pusat (+/-), turgor kulit (+)
Genetalia : - Laki-laki : scrotum sudah turun.
- Perempuan : labia mayora harus menutupi
labia minora, anus tidak lecet .
Ekstremitas : simetris / tidak, bersih/tidak.
Syndactili (+/-).
Palpasi
Muka : oedema (+/-), tidak panas
Leher : pembesaran tyroid/vena jugularis/getah bening (+/-).
Dada : tidak nyeri tekan.
Abdomen : tidak ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran hepar.
Auskultasi .
Dada : respirasi 30-60 /menit, ronkhi (-). Wheezing (-)
Abdomen : meteorismus (+/-).
4. Pemeriksaan penunjang.
o Pemeriksaan HBsAg : untuk mengetahui jumlah dan lamanya
pembelasan virus
o Uji schick : Suatu pemeriksaan untuk mengetahui
apakah seseorang telah mengandung anti
toksin
o Pemeriksaan EKG : Untuk mengetahui kemungkinan terjadi
komplikasi
o Uji ouchterlony : untuk memperlihatkan presipitasi antibody
pertusis dengan ekstrak B
o Uji kulit dan mata : untuk melihat seberapa banyak Ars yang
dibutuhkan.
5. Pemeriksaan Neurologis.
1. Reflek Moro.
Normalnya, apabila bayi diberi sentuhan mendadak khususnya
dengan jari dan tangan maka akan menimbulkan gerakan
terkejut.
2. Reflek Menggenggam.
Normalnya,apabila telapak tangan disentuh dengan jari
pemeriksa maka bayi akan berusaha menggenggam jari
pemeriksa.
3. Reflek Routing/mencari.
Apabila pipi bayi disentuh dengan jari maka ia akan menolehkan
kepalanya mencari sentuhan ibu.
4. Reflek Menghisap.
Normalnya, apabila bayi diberi dot atau putting susu dimulutnya
maka ia kan berusaha menghisap.
5. Glabella Reflek.
Normalnya, apabila bayi disentuh pada gas glabela atau pangkal
hidung dengan jari tangan pemeriksa maka ia akan mengerutkan
keningnya atau mengedipkan matanya.
6. Gland Reflek.normalnya, apabila bayi disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri dengan jari normal maka ia akan berusaha untuk
mengangkat kedua pahanya.
7. Conjungtiva Mandibulare Reflek.
Normalnya, apabila bayi diberi rangsangan mulai pangkal
kelopak mata keatas kemudian membentuk garis lurus menuju
mandibularis, bayi akan menuju mata kemudian membuka dan
disertai reflek mengangkat pipi
V. Intervensi.
Dx : Bayi …Umur….Bulan dengan imunisasi dpt, hb combo.
Tujuan : Pemberian kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis
(batuk rejan) tetanus dan hepatitis .
KH : 1. vaksin disuntikkan sesuai dengan dosis yang tepat.
2. Bayi dalam keadaan sehat.
3. Tidak timbul efek samping.
Intervensi :
1. Ukur BB.
R/ mengetahui pertumbuhan bayi.
2. Lakukan pemeriksaan fisik.
R/ Identifikasi adanya komplikasi suntikan.
3. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh.
R/ suhu yang tinggi merupakan salah satu kontra indikasi dari
imunisasi DPT, HB COMBO.
4. Jelaskan tujuan dan pentingnya imunisasi DPT, HB COMPO bagi
bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu mengerti dan lebih
kooperatif.
5. Lakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB
COMBO secara benar dan sesuai prosedur .
R/ dengan langkah-langkah yang benar dan sesuai menjauhkan anak
dari komplikasi.
6. Jelaskan efek samping dari penyuntikan vaksin DPT. HB COMBO.
R /ibu tidak kawatir bila efek samping timbul setelah penyuntikan.
VI. IMPLEMENTASI.
Sesuai Intervensi.
VII. Evaluasi.
S : Ibu mengatakan bayinya telah mendapatkan imunisasi DPT, HB
COMBO.
O:
- Ku : baik.
- Kesadaran : composmentis
- BB : 6 kg.
- Pernafasan : 45x/menit.
- Bayi menangis saat di imunisasi.
- BB bayi stabil.
- Imunisasi diberikan sesuai dengan dosis.
- Tampak bekas suntikan di paha bagian luar.
- Beritahu ibu bahwa efek samping dari DPT, HB COMBO ini adalah
rasa nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari dan bayi menangis
berkepanjangan.
- Hasil telah dicatat di KMS
- Obat telah diberikan (Pamol puyer 3x1/4).
A : Bayi “I” umur 2 bulan sudah mendapatkan imunisasi DPT , HB
COMBO.
P:
- beritahu ibu tentang efek samping dari DPT ,HB COMBO.
- Beritahu ibu untuk rutin memberikan obat jika anak demam.
- Beritahu ibu agar selalumembawa KMS setiap kali datang ke
posyandu untuk mengimunisasikan anaknya.
- Beritahu ibu agar menjaga kebersihan anaknya terutama pada bekas
suntikan agar tidak terjadi infeksi.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Nama ayah : Tn M.
Umur : 33 tahun.
Agama : Islam.
Pendidikan : SMA.
Pekerjaan : Swasta.
Alamat : Mergosono RT 6/VI.
2. Keluhan Utama.
Ibu mengatakan bayi sehat berumur 2 bulan dan ingin mendapatkan
imunisasi DPT, HB COMBO.
3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan.
c. Prenatal.
Keh ANC Tempa Keluhan TT TT Obat yang
amil t 1 2 diberikan
an
1 Setiap BPS Trimester I : 2 3 Pasien
bulan mual, muntah bln bln tidak tahu
sampai I dan pusing
bulan Trimester II :
tidak ada
Trimester III :
sering kencing
d. Natal.
- Penolong Persalinan : BPS. - Loche (+) normal
- Asi (+) / (+)
- Jenis persalinan : normal.
- Perdarahan : -
e. Post Natal.
BB : 290 gr.
PB : 50 cm.
AS : 7-8
9. Tumbang bayi.
Usia : 0 – 3 bualan.
Motorik kasar : belajar mengangkat kepala.
Motorik halus : menahan barang yang dipegang.
Pengamatan : Mengikuti obyek dengan mata.
Melihat ke muka orang dengan tersenyum.
Bicara : Mengoceh spontan.
Bereaksi dengan mengoceh.
Bereaksi dengan suara/bunyi.
b. Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
- KU : baik.
- Keadaran : composmentis,
- Nadi : 120x/menit.
- Suhu : 37 C.
- Pernafasan : 40x/menit.
- BB lalu : 5,5 kg.
- BB sekarang : 6 kg.
- PB : 75 cm.
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi.
Kepala : simetris, rambut tidak mudah dicabut warna rambut
hitam, rambut lurus , caput suceedenium. -, chepal
hemamtome -.
Muka : pucat (-), bentuk oval, tidak oedema.
Mata : konjungtiva tidakpucat, sklera kuning (-), simetris.
Hidung : simetris, sekret (-), pernafasan cuping hidung (-).
Mulut : simetris, pucat (-), sianosis (-), bibir bersih, lidah bersih.
Telinga : simetris, pendengaran (-), penageluaran (-).
Dada : retraksi (-).
Perut : simetris, meteorismus (-).
Genetalia : kelainan (-), anus (+)
Ekkstremitas : simetris, bersih (+). Kelainan (- )
b. Palpasi.
Leher : pembesaran kelenjar tyroid (-).
Dada : nyeri tekan (-)., benjolan (-).
c. Auskultasi.
Dada : wheezing (-), ronkhi (-).
Perut : bising usus (-)>
3.5. Intervensi.
Dx : bayi I umur 23 bulqan dengan imunisasi DPT , HB COMBO.
Tuijuan : Pemberian kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk
rejan), tetanus dan hepatitis.
KH : 1. Vaksin di suntikkan sesuai dengan dosis yang tepat.
2. Bayi dalam keadaan sehat.
3. Tidak timbul efek samping.
Intervensi.
1. Lakukan pendekatan pada ibu/keluarga bayi dengan komunikasi teraputik.
R/ Mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi bayi sehingga
komunikasi berjalan denganlancar.
2. Jelaskan tujuan dan pentingnya imunisasi DPT, HB COMBO bagi bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu mengerti dan lebih kooperatif.
3. Jelaskan efek samping dari penyuntikan vaksin DPT, HB COMBO .
R/ Ibu tidak kawatir bila efek samping timbul setelah penyuntikan .
4. Ukur BB.
R/ mengetahui pertumbuhan bayi.
5. Lakukan pemeriksaan fisik.
R/ Identifikasi adanya komplikasi suntikan.
6. Lakukan pemeriksaan suhu tubuh.
R/ suhu yang tinggi merupakan salah satu kontra indikasi dari imunisasi
DPT, HB COMBO.
7. Siapkan obat yang akan digunakan utuk imunisasi vaksi DPT, HB COMBO.
R/ dengan persiapan alat yang lengkap, pemberian imunisasi.
8. Lakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB COMBO
secara sistematis sesuai tujuan.
R/ Dengan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT , HB
COMBOdiharapkan sesuai tujuan.
9. Lakukan pencatatan di KMS bayi dan buku imunisasi.
R/ Dengan pencatatan diadikan dokumentasi jadwal imunisai.
10. beritahu kepada ibu jadwal kembali untuk imunisasi berikutnnya.
R/ Pemberian tiap jenis imunissi (jadwal imunisasi) diklasifikasikan
berdasarkan umur.
11. Berikan obat penurun panas.
R/ Untuk menurunkan panas akibat egek samping dari vaksin DPT, HB
COMBO.
3.6. Implementasi.
Tanggal : 27 Deember 2005.
Jam : 08.30 WIB.
Dx : Bayi “I” umur 2 bulan dengan emberian DPT, HB COMBO.
1. Melakukan pada ibu / keluarga bayi dengan komunikasi trapiutik dengan
memberi salam danmemperkenalkan diri.
2. Menjelaskan tujuan dan pentingnya pemberian imunisasi DPT, HB COMBO
bagi bayinya, pertusis (batuk rejan), ttanus, Hepatitis B.
3. Menjelaskan efek samping, setelah penyuntikan vaksin DPT, HB COMBO
terhadap bayi, yaitu timbul demam, kemerahan, rasa nyeri dan bengkak
didaerah bekas suntikan dapat juga terjadi kejang ringan yang tidak
berbahaya setelah pemberian obat.
4. Menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk iminisasi DPT. HB COMBO
secara lengkap, antara lain :
Vaksin DPT , HB COMBO
Spuit diposible 2,5 cc
Bengkok.
Kapas alkoho.
Obat penurun panas.
Formulir tindakan.
Status bayi.
5. Melakukan langkah-langkah tindakan pemberian vaksin DPT, HB COMBO
secara hati-hati dan teliti.
Yaitu :
Mengatur posisi bayi meminta ibu untuk membantu memegang bayi dan
membaringkan di pangkuan ibu.
Menyiapkan spuit disposible.Mengambil aksin dari termos es.
Menutup kembali termos es:
- Flacon.
o Mengidentifikesi tutup flacon dengan kapa salkohol
o Menghisap vaksin sesuai dosis (0,5 cc).
o Mengembalikan vaksin kedalam thermos es
- Unijek.
o Membuka vaksin, kemudian tekan tutup vaksin sampai terdengar
bunyi tanda klik.
o Mendensifikasi daerah yang akan disuntik.
o Membuka tutup spuit.
Menyuntikkan pasien secara IM.
Merapikan pasien dan memberi tahu ibu tentang efek samping dari
pemberian vaksin.
6. Mencatat tindakan pada status dan KMMS.
7. Memberi tahu ibu kapan jadwal kembali lagi untuk imunisasi berikutnya ( 1
bulan lagi )
8. memberikan obat untuk diminum dirumah dan bagaimana cara
meminumnya ( pamo puyer 3x1/4).
3.7. Evaluasi.
Tanggal : 27 Desember 2005.
Jam : 08.45 WIB.
Tempat : DI Puskesmas Arjowilangun.
1. Dx : Bayi “I” umur 2 bulan dengan imunisasi DPT, HB COMBO .
S : Ibu mengatakan bayinya telah
O : - KU : Baik.
- Kesadaran : Composmentis.
- BB : 6 kg.
- Pernafasan : 45x/menit.
- Bayi menangis saat diimunisasi.
- BB vayi stabil.
- Imunisasi diberikan sesuai dosis.
- Tampak bekas suntikan di paha bagian luar.
- Beritahu ibu bahwa efek samping dari DPT, HB COMBO ini
adalah biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di
tempat suntikan selama 1-2 hari dan bayimenangis
berkepanjangan.
- Hasil telah di catat di KMS.
- Obat telah diberikan (Pamol puyer 33x1/4).
A : Bayi “I” umur 2 bulan sudah mendapatkan imunisasi DPT HB
COMBO.
P : - Beritahu jadwalkembali untuk imunisasi berikutnya.
- Beritahu ibu tentang efek samping dari DPT , HB COMBO.
- Beritahu ibu untuk rutin memberikan obat jika anaknya demam.
- Beritahu ibu agar selalu membawa KMS setiap kali ke pisyandu
untuk iminisasi anaknya. Beritahu ibu agar menjaga kebersihan
anaknya terutama pada bekas suntikan agat tidak terjadi infeksi. .
- Beritahu ibu agar menjaga kebersihan anaknya terutama pada
bekas suntikan agar tidak terjadi infeksi