Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI ALIH BARING SELAMA FOTOTERAPI TERHADAP

PERUBAHAN KADAR BILIRUBIN PADA IKTERUS


NEONATORUM
DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN BY. NY. B DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA
DI RUANG PBRT RSUP DR KARIADI SEMARANG

TIMUR PURCAHYO
(G3A020203)
PENDAHULUAN

Salah satu penyebab mortalitas pada bayi baru lahir adalah ensefalopati biliaris (lebih dikenal sebagai
kernikterus).
Ensefalopati biliaris merupakan komplikasi ikterus neonatorum yang paling berat.
Ikterus adalah suatu keadaan kulit dan membran mulkosa yang warnanya menjadi kuning akibat
peningkatan jumlah pigmen empedu di dalam darah dan jaringan tubuh.
Hiperbiliirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubiin mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi menimbulkan kern-ikterus, jika tidak ditanggulangi dengan baik. 

Di kemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60 % bayi cukup bulan dan 80 % pada
bayi kurang bulan. Ikterus ini pada sebagian lagi mungkin bersifat patologik yang dapat menimbulkan
gangguan menetap atau menyebabkan kematian, karenanya setiap bayi dengan ikterus harus
mendapat perhatian terutama bila ikterus di temukan dalam 24 jam pertama kehidupan bayi

Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan harus di lakukan sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus
dapat di hindarkan.
Fototerapi merupakan terapi sinar untuk menurunkan kadar bilirubin darah dengan cara
memfasilitasi ekskresi bilirubin tak terkonjugasi sehingga mudah dipecah dan larut dalam air.
Fototerapi diberikan jika kadar bilirubin total > 13 mg/dl dalam 24 JAM KELAHIRAN

 Alih baring atau alih posisi yaitu tindakan merubah posisi pasien yang menjalani
fototerapi guna membatu proses pemecahan bilirubin dalam hati. Alih posisi atau
alih baring pasien dilakukan dengan cara terlentang, miring kanan, miring kiri,
tengkurap (Potter and Perry, 2005).
 Alih baring dilakukan setiap 3 jam yakni dengan terlentang, miring kanan,
terlentang, miring kiri, terlentang, tengkurap, terlentang, miring kanan. Alih
baring atau alih posisi ini bertujuan untuk meningkatkan proses pemerataan kadar
bilirubin indirek menjadi bilirubin yang larut dalam air (direk), sehingga dapat
diekskresikan melalui urin (Kosim, 2010)
TUJUAN

Tujuan Umum
 Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa
hiperbilirubinemia
Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari Hiperbilirubinemia.
 Mahasiswa mampu megetahui penyebab terjadinya Hiperbilirubinemia.
 Mahasiswa mampu mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
Hiperbilirubinemia.
 Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
Hiperbilirubinemia dengan aplikasi alih baring selama fototerapi terhadap perubahan
kadar bilirubin pada icterus neonatorum dalam asuhan keperawatan By. Ny B di ruang
PBRT RSUP Dr. Kariadi semarang.
TINJAUAN TEORI

 Konsep Dasar
 Pengertian dan Klasifikasi
hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin
dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum.
Untuk bayi yang baru lahir cukup bulan batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5
mg/dl, sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya
adalah 10 mg/dl.
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.Ny. B DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

DATA FOKUS PASIEN


Tgl DATA FOKUS Problem Etiologi

Identitas klien :
 Nama Anak : By.Ny B
26/0 DS:- Ikterus Bilirubin tak
 Umur : 8 hari
7/20 DO: neonatus terkonjugasi
 Jenis Kelamin : perempuan
21 - klien tampak kekuningan diseluruh di dalam
 Tempat tanggal lahir : Semarang, 18 Juli 2021 tubuh sirkulasi
 Nama Orangtua/ Wali : Ny. B - bilirubin total yaitu 12.33 mg/dl
 Alamat : Semarang - suhu : 37.30C
 Suku : Jawa - nadi 120x/menit
 Agama : Islam - RR 24 x/ menit
 Kewarganegaraan : Indonesia
 Tanggal Pengkajian: 26Juli 2021
 Pemberi Informasi : Ny. B
 Hubungan dg Anak : Ibu Kandung
 Diagnosa medis : Hiperbilirubinemia
Diagnosa Keperawatan

 Ikterus neonatus berhubungan dengan Bilirubin tak terkonjugasi di dalam sirkulasi

Evidence based nursing riset yang dapat diterapkan pada pasien

 Dari data fokus yang diperoleh dan diagnosa yang muncul, maka diambil diagnosa Ikterus neonatus
berhubungan dengan Bilirubin tak terkonjugasi didalam sirkulasi untuk penerapan evidence based
nursing riset.
 Evidence based nursing riset yang dapat diterapkan adalah pengaruh alih baring selama fototerapi
terhadap perubahan kadar bilirubin pada icterus Neonatorium
1. Analisa sintesa justifikasi/ alasan penerapan Evidence based nursing riset
Pembahasan Aplikasi Evidence Based Nursing

 pemilihan tindakan alih baring selama fototerapi berdasarkan riset yang telah teruji sebagaimana telaah
artikel terkait dibawah ini :
 Telaah artikel terkait
 Judul penelitian : PENGARUH ALIH
BARING SELAMA FOTOTERAPI TERHADP
PERUBAHAN KADAR BILIRUBIN PADA IKTERUS NEONATORUM DI RUANG
HCU NEONATUS RSUD Dr. MOEWARDI
 Peneliti : Wikanthiningtyas dan Mulyanti (kementrian Kesehatan Politekhnik Kesahatan Surakarta
Jurusan Keperawatan )
 Metode penelitian : Pra Eksperimen dengan jenis one- grup pra-post test design
 Tahun penelitian 2016
 Hasil penelitian : berdasarkan hasil Analisa data menggunakan Paired T Test besarnya tingkat signifikan 95 %. Nilai
rata-rata bilirubin sebelum difototerapi yaitu 18,39 mg/dl dengan standar deviasi 3,96, sedangkan rata-rata nilai
bilirubin sesudah fototerapi yaitu 15,22 mg/dl dengan standar deviasi 3,57, sehingga penurunan rat-rata sebelum dan
sesuadah fototerapi yaitu 3,17 mg/dl dengan nilai signifikansi 0.00 (p< 0.005). Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sinta dan Tina (2012) dimana dari 40 responden terdapat 20 responden yang dilakukan posisi
bolak – balik dengan kadar bilirubin terendah 12,28 mg/dl dan bilirubin tertinggi 21,45 mg/dl terjadi penurunan
sebesar 2 mg/dl. Sedangkan 20 responden yang dilakukan posisi terlentang sebagai kelompok control dengan kadar
bilirubin terendah 12,57 mg/dl dan nilai bilirubin tertinggi 20,54 mg/dl dan penurunan 1 mg/dl. Hasil dari
penelitian tersebut memperkuat konsep bahwa terdapat penurunan kadar bilirubin setelah di
fototerapi rata-rata kurang dari 5 mg/dl (Kosim, 2010). Hal ini disebabkan kadar bilirubin yang
tinggi dapat diisomerasi oleh sinar fototerapi dan keadaan bayi saat di fototerapi sehingga dapat
menurunkan kadar bilirubin.
 Fototerapi dilakukan dengan menggunakan sinar lampu khusus dengan intensitas tinggi, secara
umum efektif untuk mengurangi serum bilirubin dan mencegah icterus. Selain itu, fototerapi
akan mengubah menjadi bentuk yang larut dalam air untuk eksresikan melalui empedu (Maisel dan
Mc Donagh, 2008). Fototerapi yang dilakukan alih baring akan menurunkan kadar bilirubin. Alih
posisi ini dilakukan dengan terlentang, miring kanan, terlentang, miring kiri, terlentang
tengkurap, terlentang. Alih baring ini dilakuakan setiap 3 jam yang bertujuan untuk
meningkatkan proses pemerataan kadar bilirubin indirek menjadi bilirubin direk, sehingga
dapat dieksresikan melalui urin (Kosim, 2010).
Mekanisme Penerapan Evidence Based Nursing
 Sebelum dilakukan penerapan evidence based nursing terhadap pasien By. Ny B peneliti melakukan
observasi terfokus pada ikterik yang terdapat pada pasien meliputi Vital Sign ( N : 120x/menit, S : 37.3 0 C,
RR : 24, SpO2 : 99% ) data klinis pemeriksaan fisik yang ditemukan bayi tampak kekuningan pada
seluruh tubunya, kulit bayi terlihat ada binti-bintik kecil. Hasil pemeriksaan laboraturium
menunjukkan bilirubin total yang terdiri dari bilirubin direk dan indirek yaitu sebesar 12.33 mg/dl.
 Mekanisme penerapan evidence based nursing terhadap pasien By.Ny. B dilakukan yaitu mobilisasi alih
baring. Sebelum dilakukan mobilisasi alih baring, terlebih dahulu pasien di timbang berat badan, diukur
tanda-tanda vital, dan dilakukan alih baring dimulai dari terlentang kemudian dimiringkan kearah kanan.
Setelah 3 jam kemudian bayi di terlentangkan, kemudian di miringkan kearah kiri. Setelah 3 jam kemudian
bayi di terlentangkan dan di tengkurapkan dan terakhir diterlentangkan kembali. Kemudian diobservasi
kenyamanan dan kulit bayi. Hal yang sama dilakuakan pada keesokan harinya.
penutup
 Kesimpulan
Fototerapi merupakan terapi sinar untuk menurunkan kadar bilirubin darah dengan cara
memfasilitasi eksresi bilirubin tak terkonjugasi dalam air.
Alih baring atau alih posisi yaitu tindakan merubah posisi pasien yang menjalani fototerapi.

 Saran
Dapat diterapkannya intervensi yang terdapat pada jurnal pada pemberian fototerapi dengan
mobilisasi alih baring, ssehingga hasil yang diharpakan bisa tercapai dengan maksimal
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai