Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

SIFILIS
Narasi Kasus
Tuan A. berumur 30 tahun mengatakan nyeri pada daerah genitalia dari semenjak bulan terakhir.
Rasa nyeri bertambah parah setelah beraktivitas dan pada saat malam hari. Tn. A juga
mengeluhkan gejala gejala flu, seperti demam dan pegal-pegal, serta kemerahan pada kaki dan
tangan.
Tn. A. bekerja sebagai wiraswastawan dan sering bepergian keluar kota dalam jangka waktu yang
lama, berpisah dengan anak dan istrinya. Tn. A kadang-kadang memenuhi kebutuhan seksnya
dengan pekerja seks komersial dan tidak suka menggunakan kondom karena tidak nyaman. Tn. A
juga masih tetap melakukan hubungan seksual dengan istrinya apabila pulang.
Tn. A merasa cemas kalau dirinya mungkin mengidap penyakit sifilis dan sebelumnya juga pernah
menderita infeksi pada genitalia. Tn. A mengakui tidak teratur minum obat karena lupa.
Tn. A juga khawatir menularkan penyakitnya kepada istrinya, serta merasa sangat bersalah.
Pemeriksaan tanda vital : TD = 120/90 mmHg, N = 88x/menit, RR = 22x/menit, suhu= 38o C. Pada
pemeriksaan genitalia, pada daerah genitalia keadaannya tidak bersih terdapat luka kemerahan
dan terdapat bintik-bintik di daerah inguinal dan ditemukan adanya ulkus kemerahan pada
penis.
Pengkajian
Identitas klien
 Nama : Tn. A
 Tempat/ tanggal lahir : Kupang, 12 April 1991
 Umur : 30 Tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Alamat : Jl. Cinta. RT/RW: 05/03. Kel: Liliba. Kec: Oebobo
 Sts perkawinan : Sudah Menikah
 Agama/ Suku : Kristen Protestan
 Warga Negara: WNI
 Pendidikan : SMA/sederajat
 Pekerjaan : Pensiun PNS
 Dx Medis : sifilis
 Sumber informasi : pasien dan Keluarga
 Penanggung jawab : Tn. Patris. K
 Keluarga yg dpt dihubungi :Anak Kandung
 Pendidikan : Strata1 sarjana pendidikan
 Pekerjaan : Guru
 Alamat : Jl. Cinta. RT/RW: 05/03. Kel: Liliba. Kec: Oebobo
 Hubungan dgn klien : Anak Kandung
Pengkajian
Status kesehatan saat ini
 Keluhan Utama : nyeri pada daerah genitalia
 Riwayat keluhan : klien mengatakan nyeri pada daerah genitalia dari semenjak bulan
terakhir. Rasa nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah parah setelah
beraktivitas dan pada saat malam hari dengan skala nyeri 5 (sedang).
 Keluhan saat di kaji : klien mengatakan nyeri pada daerah genitalia. Rasa nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah parah setelah beraktivitas dan pada saat malam
hari dengan skala nyeri 5 (sedang) diseratai gejala-gejala flu, seperti demam dan pegal-
pegal, serta kemerahan pada kaki dan tangan
Riwayat kesehatan masa lalu
 Penyakit yang pernah dialami : pasien mengatakan bahwa Klien juga mengatakan pernah
menderita
infeksi gentalia sebelumnya dan tidak teratur mengonsumsi obat karena lupa.
 Riwayat alergi : pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai
alergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
 Pengobatan : pasien mengatakan bahwa sudah npernah melakukan pengobatan
sebelumnya tapi tidak teratur mengonsumsi obat karena lupa.
Diagnosa

Dari hasil pengkajian didapati 2 diagnosa


keperawatan yaitu :
 Kode: D.0077
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis di buktikan dengan adanya keluhan nyeri,
meringis, dan gelisah
 Kode: D. 0130
Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
dibuktikan dengan pasien menggigil, kulit merah,
pasien teraba hangat, suhu tubuh meningkat
Analisa data
No Data Penyebab Masalah

1 DS: klien mengatakan nyeri pada daerah Seks berisiko Nyeri akut
genitalia dari semenjak bulan terakhir. Rasa Pajanan treponema plidium
nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri Kuman berkembangbiak
bertambah parah setelah beraktivitas dan Menginfeksi genitalia
pada saat malam hari dengan skala nyeri 5 Sifilis
(sedang). Imunitas menurun
DO: pasien tampak menahan nyeri, Agen pencedera fisiologis
meringis, gelisah, lemah dan pucat (infeksi)
k.u: composmentis Nyeri akut
TTV:
TD = 120/90 mmHg

N = 88x/menit

RR = 22x/menit

S= 38°C.
Analisa data
2 DS: pasien mengatakan merasakan Seks berisiko Hipertermia
gejala-gejala flu, seperti demam dan Pajanan treponema
pegal-pegal, serta kemerahan pada kaki plidium
dan tangan, suhu tubuh pasien tinggi. Kuman berkembangbiak
DO: pasien teraba hangat, lemas, suhu Proses penyakit
tubuh meningkat, kulit merah. Perjalanan hematogen
TTV: menyebar ke jaringan
TD = 120/90 mmHg Masuk ke getah bening
Getah bening membesar
N = 88x/menit
Hipertermia
RR = 22x/menit

S= 38°C.
Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi
Kode: D.0077 Kode: L.08066 Kode: I.08238
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nyeri
berhubungan 3 X 24 jam diharapka tingkat nyeri pasien Observasi
dengan agen dapat menurun dengan kriteria hasil:  Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri.
pencedera 1. Keluhan nyeri  Identifikasi skala nyeri
fisiologis di menurun  Indentifikasi factor penyebab nyeri
buktikan dengan 2. Meringis menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
adanya keluhan 3. Gelisah menurun Teraupeutik
nyeri, meringis,  Berikan teknik non farmakologi (kompres jahe merah)
dan gelisah  Kontak lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi
 Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
 Jelasakan strategi pereda nyeri
 Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)
Intervensi
Kode: D. 0130 Kode: L. 14134 Kode: I.15506
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2x manajemen hipertermia
berhubungan 24 jam diharapkan termoregulasi pasien dapat Observasi:
dengan proses membaik dengan kriteria hasi:  Identifikasi penyebab hipertemia (mis. Dehidrasi, terpapar
penyakit 1. Menggigil menurun lingkungan panas, penggunaan incubator)
dibuktikan 2. Kulit merah menurun  Monitor suhu tubuh
dengan pasien 3. Suhu tubuh membaik  Monitor kadar elektrolit
menggigil, kulit 4. Suhu kulit membaik  Monitor haluaran urine
merah, pasien  Monitor komplikasi akibat hipertermia
teraba hangat, Terapeutik:
suhu tubuh  Sediakan lingkungan yang dingin
meningkat  Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebihan)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit itravena, jika perlu
Implementasi
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi

Nyeri akut berhubungan 9/12/21 Manajemen nyeri S: pasien mengatakan nyeri sudah berkurang,
dengan agen pencedera 13:00 Observasi rasa tertusuk sudah mulai tidak terasa, sudah bisa
fisiologis di buktikan  mengidentifikasi lokasi, karakteristik, melakukan aktivitas tetapi nyeri masih terasa
dengan adanya keluhan frekuensi, intensitas nyeri. pada saat BAK
nyeri, meringis, dan H/: nyeri sudah berkurang, rasa tertusuk sudah O: Pasien terlihat masih menahan sakit apabila
gelisah mulai tidak terasa, sudah bisa melakukan setelah BAK dan lemah
aktivitas tetapi nyeri masih terasa pada saat Skala nyeri : 3 (sedang)
BAK k.u: composmentis
 mengidentifikasi skala nyeri TTV:
H/: 3 (sedang) TD = 120/90 mmHg
 Memonitor efek samping penggunaan analgetik
N = 88x/menit
H/: pasien mengatakan nyeri dapat berkurang
ketika mengonsumsi obat nyeri tetapi akan A: masalah belum teratasi
terasa nyeri lagi apabila BAK P: intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
 berkolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)
H/: ampicillin 3x350mg
Dexamethazone 3x1,5mg
Ka En 1 B 4tt/i
Implementasi
Hipertermia 9/12/21 manajemen hipertermia S: pasien mengatakan sudah tidak menggigil lagi,
berhubungan 07:00 Observasi: sudah tidak terasa pegal, pasien juga mengatakan
dengan proses  Memonitor suhu tubuh lebih nyaman apabila meminum obat demam
penyakit H/: S: 37°c sebelum sore hari jadi dapat istirahat dengan baik
dibuktikan dengan  Memonitor kadar elektrolit O: tubuh pasien masih teraba hangat, suhu tubuh
pasien menggigil, H/: masih dalam batas normal sudah menurun, tampak lemas dan pucat
kulit merah, pasien Na: 140 mmol/L k.u: composmentis
teraba hangat, suhu K: 4,0 mmol/L TTV:
tubuh meningkat Cl: 100 mmol/L TD = 120/90 mmHg
 Monitor haluaran urine
N = 88x/menit
H/: 1500 cc/hari
 Memonitor komplikasi akibat hipertermia
RR = 22x/menit
H/: tidak ada
Terapeutik: S= 36,8°C.
 memberikan cairan oral A: masalah teratasi
H/: sudah dilakukan, pasien lebih sukan meminum air hangat sehari bisa habiskan 1/2 air P: intervensi dihentikan
mineral botol besar kemasan 1ltr
 melakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
H/: sudah dilakukan dengan kompres hangat pada ketiak dan dahi
Kolaborasi
 berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit itravena, jika perlu
H/: Ampicillin 3x350mg
Dexamethazone 3x1,5mg
Diazepam (bila kejang 1,5mg)
Kloramfenicol 4x125mg
Ka En 1 B 4tt/i
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai