Anda di halaman 1dari 20

DEMAM

THYPOID
Shavira (131611133140)
A3 2016
DEMAM
THYPOID?
Demam thypoid adalah penyakit
infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala
demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan
gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Penyebab demam thypoid
adalah Salmonella thyposa, basil

ETIOLOGI gram
rambut
negatif,
getar,
bergerak
tidak
dengan
berspora,
mempunyai sekurang-kurangnya
empat macam antigen yaitu
antigen O (somatic), H (flagella),
Vi, dan protein membran hialin
(Mansjoer, Arief, 2000).
GEJALA KLINIS
• Demam tinggi lebih dari 7 hari
• Sakit kepala
• Malaise
• Menggigil
• Bertahan 4-8 minggu (bila tidak diobati)
• Nyeri otot, anoreksia
• Mual, muntah
• Obstipasi, diare
• Lidah kotor di tengah, tepi, dan ujung merah,
tremor
• Epistaksis
• Stupar, delirium, somnolen, koma/psikosis
PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonella thyposa masuk bersama makanan atau minuman,
setelah berada dalam usus halus akan mengadakan invasi ke jaringan
limfoid pada usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan limfoid
mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis, kuman
lewat pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju
organ retikuloendotelial sistem (RES) terutama hati dan limpa. Pada
akhir masa inkubasi 5 - 9 hari kuman kembali masuk ke organ tubuh
terutama limpa, kandung empedu ke rongga usus halus dan
menyebabkan reinfeksi di usus. Dalam masa bakteremia ini kuman yang
mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya sama dengan
somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula di duga bertanggung
jawab terhadap terjadinya gejala - gejala dari demam tifoid.
Demam tifoid disebabkan karena salmonella thyposa dan
endotoksinnya yang merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen
oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya beredar
mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang akhirnya
menimbulkan gejala demam. (Penyakit infeksi Tropik Pada Anak, 1993).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan daerah tepi : leukopenia, aneosinofillia, anemia,


trombositopenia.
2. Pemeriksaan sumsum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif
sumsum tulang.
3. Biakan empedu : terdapat basil salmonella thyphosa pada urine
dan tinja. Jika pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut
tidak didapatkan basil salmonella thyposa pada urine dan tinja,
maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.
4. Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah
1/200 atau lebih
PENATALAKSANAAN

PERAWATAN TERAPI DIET


Klien diistirahatkan 7 hari • Kloramfenikol Diet yang sesuai, cukup
sampai demam tulang • Tiamfenikol kalori dan tinggi protein.
atau 14 hari untuk • Kortimoksazol Pada penderita yang
mencegah komplikasi • Ampicilin dan akut dpat diberi bubur
pendarahan usus. amoxilin saring. Setelah bebas
Mobilisasi bertahap bila demam diberi bubur
tidak ada panas, sesuai kasar selama 2 hari lalu
dengan pulihnya transfusi nasi tim. Dilanjutkan
bila ada komplikasi dengan nasi biasa
perdarahan. setelah penderita bebas
dari demam selama 7
hari.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi dari demam thypoid menurut
Rahmat Juwono (1996), adalah:

Komplikasi pada
usus halus
Perdarahan usus,
perforasi usus, dan
peritonitis

Komplikasi di luar usus halus


Bronkhitis dan bronkopneumoni,
kolesistisis, thypoid ensefalopati,
meningitis, miokarditis, karier kronik.
PENCEGAHAN
Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2006), ada 3
strategi pokok untuk memutuskan transmisi thypoid yaitu:
1. Identifikasi dan eradikasi Salmonella thyposa baik pada
kasus demam thypoid maupun pada kasus carrier
thypoid.
2. Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi
Salmonella thyposa akut maupun carrier.
3. Proteksi pada orang yang beresiko terinfeksi.
Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid
adalah cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum
makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu
mentah (yang belum dipasteurisasi), hindari minum air
mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan
pedas karena akan memperberat kerja usus dan pemberian
vaksin.
WOC
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal MRS, dan diagnosa medis.
• Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia (00007) berhubungan dengan penyakit
atau trauma
2. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen
penyebab cidera biologis atau infeksi
3. Ketidakseimbangangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan
intake makanan yang tidak adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC

Hipertermia (00007) Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu tubuh


berubungan dengan proses keperawatan selama 3x24 pasien setiap 4 jam
infeksi jam pasien menujukan 2. Kolaborasi pemberian
temperatur dalam batas antipiretik sesuai
normal dengan kriteria anjuran
hasil: 3. Turunkan panas dengan
• Bebas dari kedinginan melepaskan selimut
• Suhu tubuh stabil 36- atau menanggalkan
37ºC pakian yang terlalu
• Tanda-tanda vital dalam tebal, beri kompres
rentang normal dingin pada aksila dan
liatan paha.
4. Pantau dan catat
denyut dan irama nadi,
vekanan vena sentral,
tekanan darah,
frekuensi napas, tingkat
responsitas, dan suhu
kulit minimal 4 jam
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC

Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan askep 1. Lakukan pegkajian nyeri


berhubungan dengan agen selama 3 x 24 jam nyeri secara komprehensif
penyebab cidera biologis pasien berkurang dengan 2. Observasi reaksi
atau infeksi kriteria hasil: nonverbal dari
• Level nyeri pada scala 2- ketidaknyamanan
3 3. Gunakan teknik
• Pasien dapat komunikasi terapeutik
melaporkan nyeri pada untuk mengetahui
petugas pengalaman nyeri klien
• Frekuensi nyeri sebelumnya
• Ekspresi wajah 4. Kurangi faktor
• Menyatakan presipitasi nyeri.
kenyamanan fisik dan 5. Ajarkan teknik non
psikologis, farmakologis untuk
• TD 120/80 mmHg, N: mengatasi nyeri.
60-100 x/mnt, RR: 16- 6. Berikan analgetik untuk
20x/mnt mengurangi nyeri.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC

Ketidakseimbangangan Setelah dilakukan askep 1. Kaji pola makan klien


nutrisi kurang dari selama 3 x 24 jam 2. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh (00002) ketidakseimbangan nutrisi makanan
berhubungan dengan intake kurang dari kebutuhan 3. Kaji makanan yang
makanan yang tidak tubuh teratasi dengan disukai oleh klien
adekuat kriteria hasil: 4. Kolaborasi dengan ahli
• Asupan gizi terpenuhi gizi untuk penyediaan
• Asupan makan nutrisi terpilih sesuai
meningkat dengan kebutuhan klien
• Berat badan seimbang 5. Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan
nutrisinya.
6. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi dan penting
PERTANYAAN?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai