Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PAROTITIS
KELOMPOK 3

 ANA BAGAU
 ANDI IKHMASABANIYAH
 ERMELINDA KOIBUR
 NIKSON BARTO SAMBARE WONAR
 NURUL IZZAH HANA PERTIWI
 YULIUS SAIRI SARONGALLO
Definisi Parotitis

 Parotitis merupakan penyakit infeksi pada kelenjar parotis akibat virus. Penyakit ini
merupakan penyebab edema kelenjar parotis yang paling sering
 Penyakit Parotitis (gondongan) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi
oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah.
 Parotitis merupakan penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama
kelenjar parotis (sekitar 60% kasus).
Etiologi Parotitis

 Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok paramyxovirus, yang
juga termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.
 Masa penyebaran virus ini adalah 2-3 minggu melalui dari ludah, cairan serebrospinal,
darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain.
 Virus yang paling umum yang menyebabkan parotitis akut adalah mumps. Mumps
merupakan virus RNA rantai tunggal genus Rubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan
family Paramyxoviridae.
Manifestasi Klinis
 Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondong mengalami gejala, demam (suhu badan 38,5-
40oC), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat
mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut)
 Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan
 Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur- angsur
mengempis.
 Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang (submandibula) dan kelenjar
dibawah lidah (sublingual) . pada pria akil balik adakalanya terjadi pembengkakan buah
akar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
Patofisiologi

 Parotitis merupakan penyakit infeksi pada kelenjar parotis akibat virus. Penyakit ini
merupakan penyebab edema kelenjar parotis yang paling sering. Kejadian parotitis saat ini
berkurang karena adanya vaksinasi. Insidens parotitis tertinggi pada anak-anak berusia
antara 4-6 tahun. Onset penyakit ini diawali dengan adanya rasa nyeri dan bengkak pada
daerah sekitar kelenjar parotis. Masa inkubasi berkisar antara 2 hingga 3 minggu. Gejala
lainnya berupa demam, malaise, mialgia, serta sakit kepala (Tamin, Susyana & Duhita
Yassi, 2011).
Anatomi Fisiologi
Pathways

Paramyxovirus

Masuk ke saluran pernapasan

Membelah diri

Terjadi proses infeksi di kelenjar parotis

Virus menyebar ke organ sekitar melalui aliran


darah

Pembengkakan kelenjar parotis


Sumbatan pada saluran telinga Demam

Teraba masa di leher Nyeri leher


dan telinga Nafsu makan
menurun Manifestasi Klinis
Hipertermi

Manifestasi Klinis :
•Nyeri Telinga
•Perubahan nutrisi
•Resiko penularan
Klasifikasi

 Parotitis Kambuhan
 Parotitis Akut
Pemeriksaan Diagnostik

 Darah rutin
 Amilase serum
 Pemeriksaan serologis
 Pemeriksaan Virologi
Penatalaksanaan
1. Penderita rawat jalan
 Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum cukup baik).
 Istirahat yang cukup, di berikan kompres
 Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
 Medikamentosa : Analgetik-antipiretik Penderita rawat inap
2. Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat, gejala saraf
perlu rawat inap diruang isolasi.
 Diet lunak, cair dan tidak kering
 Analgetik-antipiretik
 Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi
3. Terapi komplikasi

Encephalitis
 Simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk mengurangi sakit kepala.

Orkhitis
 Istrahat yang cukup
 Pemberian analgetik
 Sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg/kg/24 jam, peroralm, selama 2 – 4 hari)

Pankreatitis
 Terapi simptomatis dengan cairan yang cukup.
Komplikasi
 Meningoensepalitis
 Ketulian
 Orkitis
 Ensefalitis atau Meningitis
 Ooforitis
 Pankreatitis
 Nefritis
 Miokarditis
 Artritis
Pencegahan

 Pasif : Gamma globulin parotitis hiperimun tidak efektif dalam mencegah parotitis atau
mengurangi komplikasi.
 Aktif : Pemberian rutin vaksin parotitis hidup yang dilemahkan.
Cara penularan parotitis
 Kontak langsung
 Percikan ludah
 Muntah
 Melalui urine
 Bersin atau batuk
 Menggunakan peralatan makan dan piring yang sama dengan orang yang terinfeksi
 Berbagi makanan dan minuman dengan seseorang yang terinfeksi
 Mencium
 Orang yang terinfeksi menyentuh hidung atau mulut mereka dan kemudian
melemparkannya ke permukaan yang dapat disentuh orang lain.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
 Anamnesa
 Biodata pasien
 Nama : Tn.M
 Tempat tanggal lahir : Jayapura, 8 Februari 1980
 Umur : 43 tahun
 Pekerjaan Buruh
 Alamat : Jayapura
 Agama : Islam
 Suku / bangsa : Jawa, Indonesia
 Pendidikan : SMA
Keluhan Utama

 demam, nyeri di bawah telinga, bengkak, nafsu makan menurun, sakit kepala, muntah,
nyeri otot dan sulit menelan.
Riwayat Penyakit Sekarang

 Demam dan merasakan nyeri pada belakang telinga dan pipi. Beberapa hari kemudian
timbul bengkak dan kemerahan kemudian menjadi sukar menelan dan nafsu makan
menurun, adanya rasa nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi.
Pemeriksaan Fisik

a) B1 (breathing) : Takipnea
b) B2 (blood) : kelemahan fisik dan takikardi
c) B3 (brain) : compos mentis, mengalami kecemasan dan
terus menerus gelisah akibat manifestasi klinis dari parotitis, sakit
kepala dan kaku leher
d) B4 (bladder) : normal
e) B5 (bowel) : sulit menelan → nafsu makan menurun →
BBmenurun
f) B6 (bone) : kelemahan otot, malaise
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan darah di dapatkan leucopenia ringan dengan limfositosis relative.


 Kadar leukosit < 4 x 109/L darah.
 Pemeriksaan kadar amilase dalam serum naik >137 U/L darah.
Diagnosa Keperawatan

 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan


ketidakcukupan intake makanan akibat kesulitan menelan
 Hipertermi (00007) berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme: proses inflamasi
 Nyeri akut (00132) berhubungan dengan penyakit yang diderita.
Intervensi Keperawatan
DX NOC NIC Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan Nutrition Therapy (1120) 1. Untuk memonitor
keperawatan dalam waktu 1) Monitor intake makanan intake nutrisi
1x24 jam diharapkan dan cairan serta hitung pasien
pemenuhan intake nutrisi kalori harian yang 2. Untuk
klien dapat tercukupi dengan dibutuhkan memudahkan
kriteria hasil: berat badan 2) Ajarkan pasien untuk proses menelan
dalam batas normal & memilih makanan halus, serta
kebutuhan nutrisi adekuat lunak dan tidak meningkatkan
mengandung asam pemasukan nutrisi
3) Instruksikan pasien dan 3. Mengetahui
keluarga tentang diet yang perilaku diet yang
diresepkan harus diterapkan
2 Setelah dilakukan Vital Sign Monitoring 1. mengetahui kondisi pasien
tindakan keperawatan (6680) 2. mengetahui gejala yang
dalam waktu 1 x 24 jam 1) Monitor tekanan timbul pada pasien
diharapkan terjadi darah, nadi, suhu, dan 3. memonitor keadaan fisik
penurunan suhu tubuh klien RR pasien
(suhu tubuh klien kembali 2) Monitor gejala 4. mengetahui perkembangan
dalam batas normal) hipertermi kesehatan pasien
dengan kriteria hasil: suhu 3) Monitor warna 5. Mengetahui keadaan pasien
tubuh dalam batas normal kulit, suhu, dan
kelembaban
4) Identifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan tanda –
tanda vital
5) Monitor adanya
sianosis
3 Setelah dilakukan Pain Management (1400) 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 1) Mengobservasi rasa nyeri kondisi nyeri secara
dalam waktu 1x24 jam termasuk lokasi, karakteristik, komprehensif
diharapkan klien surasi, frekuensim dan intensitas 2. Untuk mengetahui tanda
menunjukkan nyeri nyeri dan factor pencetus nyeri secara nonverbal
berkurang sampai 2) Mengamati tanda nonverbal dari 3. Mempercepat proses
hilang dengan kriteria nyeri kesembuhan
hasil : nyeri berkurang 3) Menggunakan analgesic yang 4. Menentukan penanganan
sampai dengan hilang sesuai yang sesuai
4) Mempertimbangkan jenis 5. Membuat mengurangi
dana rasa nyeri
sumber nyeri untuk memilih strategi 6. Mencegah timbulnya
penanganan nyeri nyeri berkepanjangan
5) Ajarkan teknik nonfarmakologi
seperti hipnotis, relaksasi, terapi
music
6) Hilangkan factor presipitasi atau
yang menimbulkan nyeri
Evaluasi
1) Klien menunjukkan nyeri yang berkurang
2) Klien dapat melakukan distraksi positif ketika nyeri
3) Klien mempunyai masukan nutrisi yang adekuat
4) Klien menunjukkan suhu tubuh dan TTV dalam rentang
normal
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai