Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TONSILITIS KRONIS

I. KONSEP MEDIS

A. Definisi

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri


kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga
disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. (Hembing,
2004). Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel),
yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak. (Sriyono,
2006).

Tonsilitis Kronik adalah tonsilitis akibat dari peradangan, faktor


predisposisi ; rangsangan kronik (rokok dan makanan), pengaruh
cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygien mulut
yang tidak baik/buruk.

B. Etiologi

Penyebab tonsillitis kronik sama dengan tonsillitis akut yaitu


kuman golongan atreptococcus hemolyticus viridans dan streptococcus
pyogenes, tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman
golongan gram negatif.

Faktor predisposisi timbulnya radang kronik ini ialah yang


menahun (misalnya : makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang
akut yang tidak adekuat, serta hygiene yang buruk.

C. Patofisiologi dan patoflow

Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus


masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada

1
tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil
sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan,
demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke
telinga.

D. Manifestasi klinik

Menurut Megantara, Imam (2006) gejalanya berupa nyeri


tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri
seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga
memiliki persyarafan yang sama). Adapun gejala lainnya :

1. Demam

2. Sakit kepala

3. Muntah

Adapun menurut Hembing, (2004) adalah sebagai berikut :

1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi


parah, sakit saat menelan, kadang-kadang muntah.

2. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada
seluruh badan, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.

3. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan


dan keluar nanah pada lekukan tonsil.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Kultur dan uji resistensi bila perlu.

2. Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.

2
F. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

a. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan menurut Brunnes dan Suddart (2001),


tujuan dari penatalaksanaan tonsilitis adalah untuk membunuh
kuman atau bakteri yang menyerang tonsil dengan obat antibiotik
diantaranya yaitu :

1. Antibiotik baik injeksi maupun otot seperti cefotaxim,


penisilin, amoksilin, eritromisin dan lain-lain.

2. Antiperetik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,


ibuprofen.

3. Apabila penyakit tonsil sudah kronis harus dilakukan tindakan


operatif (tonsilektomi) karena penyakit tonsilitis yang sudah
kronis akan terjadinya pembesaran pada tonsil sehingga dapat
mengakibatkan sesak nafas karena jalan nafas yang tidak
efektif sehingga harus dilakukan tindakan tonsilektomi.

b. Penatalaksanaan keperawatan

1. Anjurkan pasien untuk makan dan minum 6 jam setelah oprasi.

2. Untuk sementara hindari makanan yang berminyak, manis,


pedas, dan lainnya yang dapat mengiritasi tenggorokan

3. Memantau tanda-tanda pendarahan.

4. istirahat yang cukup.

5. Menawarkan makan seperti es cream dingin dan hindari jus


jeruk.

6. Mengatasi ketidak nyamanan pada tenggorokan dengan


( komprs es ) bila mau.

7. pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.

3
8. Menghindari pasien untuk menghindari latihan berlbihan, batuk, bersin,
berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2 minggu.

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a) Identitas Pasien

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,


agama, suku, pekerjaan, dan diagnosa medis.

b) Riwayat Kesehatan

- Keluhan utama : sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll

- Riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,


perkembangan, efek terapi dll.

- Riwayat kesehatan masa lalu

 Riwayat imunisasi

 Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA,


otitis media )

 Riwayat hospitalisasi

 Riwayat alergi

B. Pemeriksaan fisik

a). Keadaan umum : usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda –


tanda vital dll

b). Pemeriksaan persistem ( B1-B6 )

 B1 (Breathing) : Pembesaran tonsil dan hiperemis.

4
 B2 (Blood) : Takikardia, hiperfentilasi (respons terhadap
aktivitas).
 B3 (Brain) : depresi, gelisah, sakit tenggorokan kronis,
penyebaran nyeri ke telinga, nyeri pada daerah tenggorokan saat
digunakan untuk menelan, nyeri tekan pada daerah sub
mandibula dan demam.
 B4 (Bleader) : Perubahan pola berkemih dan warna urine pekat.
 B5 (Bowel) : Kesulitan menelan, anoreksia, membran mukosa
kering dan mual.
 B6 (Bone) : kelemahan, Turgor kulit jelek dan pucat
C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a) Nyeri akut berhubungan dengan post op tonsilitis
Tujuan dan Kriteria Hasil:
NOC :
- Pain level
- Pain control
- Comfort level
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
memgunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenal nyeri (skala,intensitas,frekuensi dan tanda
nyeri.
- Menyatakan rasa nyaman settelah nyeri berkurang
Intervensi
NIC : Pain management
1. Observasi ttv
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum
2. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualiatas dan faktor presipitasi
Rasional : untuk mengetahui skala dan letak nyeri yang
dirasakan.
3. Tingkatkan istirahat
Rasional : agar dapat merasa lebih baik
4. Ajarkan tehnik non farmakologi
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi pemberian obat dengan dokter
Rasional : untuk proses penyembuhan
b) Kesimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhungan
dengan mual muntah

5
Tujuan dan Kriteria Hasil:
NOC :
- Nutritional status
- Nutritional status : food and
- Fluid intake
- Nutritional status : nutriant
- Intake
- Weight control
Kriteria hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi tidak ada tanda-
tanda mal nutrisi.
- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi
NIC : Nutrition Managemen
1. Kaji adanya alergi makanan
Rasional : untuk mengetahui adanya alergi
2. Monitor mual dan muntah
Rasional : untuk mengetahui rasa mual dan muntah
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Rasional : untuk mengetahui nutrisi yang baik buat
kondisinya
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Rasional : untuk membuat pasien senang
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan
Rasional : untuk meningkatkan stamina dan bb pasien
c) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi tonsillitis
Tujuan dan kriteria hasil :
Noc :
- Thermoregulation
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada peribahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi
Nic : fever treatment
1. Observasi ttv
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum
2. Monitor warna dan suhu kulit
Rasional : untuk mengetahui warna adan kulit suhu
3. Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar
Rasional : untuk menyerap keringat dan rasa panas pada
badan

6
4. Anjarkan pasien dan keluarga mengompres air hangat
Rasional : untuk mengurangi suhu pada badan pasien
5. Kolaborasi pemberian obat dengan dokter
Rasional : untuk menurunkan demam pada pasien
d) Ansietas berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan klien
tentang penyakitnya
Tujuan dan kriteria hasil :
Noc :
- Anxiety self control
- Anxiety level
- Coping
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
kecemasan
- Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan tehnik
untuk mengontrol cemas
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
Intervensi :
Nic : anxiety reduction (penurunan kecemasan)
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional : agar pasien merasa percaya dan nyaman
2. Dorong keluarga untuk menenmani anak
Rasional : agar pasien senang
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
Rasional : agar dapat mengetahui perasaan, ketakutan dan
persepsi
4. Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
Rasional : agar pasien merasa lebih tenang
5. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
Rasional : agar pasien terminimalisirkan kecemasannya

e) Risiko perdarahan ditandai dengan post op tonsillitis

Tujuan dan kriteria hasil :

Noc :

- Blood lose severity

- Blood koagulation

7
Kriterial hasil :

- Tidak ada hematuria dan hematemesis

- Kehilangan darah yang terlihat

- Tekanan darah dalam batas normal sistol dan diastole

Intervensi :

- Observasi ttv

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum

- Monitor status cairan yang meliputi intake dan output

Rasional : untuk mengetahui asupan nutrisi yang masuk dan


keluar

- Identifikasi penyebab pendarahan

Rasional : agar pasien dan keluarga waspada

- Kolaborasi pemberian obat dengan dokter jika terjadi


perdarahan

Rasional : untuk proses penyembuhan

- Instruksi pasien untuk membatasi aktivitas

Rasional : agar pasien tidak lelah

8
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications


2012-2014. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.

NANDA NIC-NOC.Jilid 2. Yogyakarta : Medication Publishing 2013

Wilkinson,Judith M,2007.Buku saku Diagnosa Keperawatn dengan Intervensi


NIC NOC dan Kriteria hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai