Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN FARINGITIS

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (PPKMB)

Disusun Oleh :

Nama : Elfa El Yana


NPM : 2214901110019
Kelompok/Ruangan : 2A/Al-Biruni
Preseptor Akademik : Julianto, Ns.,M.Kep
Preseptor Klinik : Nurhikmah, S.Kep., Ns

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau
faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut
sebagai radang tenggorokan.

Faringitis akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu


infeksi akut pada faring termasuk tonsilitis (tonsilofaringitis) yang
berlangsung hingga 14 hari dan merupakan peradangan akut membran mukosa
faring dan sstruktur lain dan sekitarnya. Karena letaknya yang dekat dengan
hidung dan tonsil, ditandai dengan keluhan nyeri tenggorokan. Faringitis
streptokokus beta hemolitikus group A (SBHGA) adalah infeksi akut
nasofaring oleh SBHGA.

B. Etiologi
Bakteri dan virus merupakan penyebab faringitis dan virus merupakan
penyebab terbanyak seperti :
1. Virus epstein bart (epsten barr virus, ebv) disertai dengan gejala infeksi
mono nukleus seperti spienomegali dan limfadenopati generalisita.
2. Infeksi virus campak
3. Cytomegalains (CMV)
4. Virus rubela
5. Virus penyebab penyakit respiratori seperti adenovirus, rhinovirus, dan
virus parainfluenza.

C. Tanda dan gejala faringitis


Tanda dan gejala faringitis akut adalah sebagai berikut
1. awitan akut disertai mual dan muntah
2. faring hiperemisi
3. tonsil bengkak dengan eksudasi
4. kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri
5. uvula bengkak dan merah
6. ekskoriasi hidung disertai lesi impertigo sekunder
7. ruam skarlatina
8. petekie palatinummole
9. nyeri tenggorokan, nyeri tulang, sakit menelan, mulut berbau
10. demam, tonsil hyperemia, otalgia (sakit ditelinga)
Yang disebabkan oleh virus jarang ditemukan tanda dan gejalanya yang
spesifik. Faringitis yang disebabkan oleh virus menyebabkan rhinonorhea,
batuk dan konjungtivitas, demam tidak terlalu tinggi dan sakit kepala ringan.

D. Phatway

PATHWAYS FARINGITIS

Invasi Kuman Patogen Penyebaran limfogen Faring dan Tonsil


(bakteri/virus)

Tonsilitas akut Proses inflamasi

Edema tonsil Hipertermi Tonsil dan adenoid


membesar

Nyeri Telan
Obstruksi pada Tuba
Nyeri Akut Bustakil
Sulit Makan dan Minum
Kurangnya pendengaran Infeksi Sekunder
Gangguan Menelan
Gangguan persepsi atau Otilitas Media
memori pendengaran

E. Pemeriksaan penunjang
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
4. Analisis gas darah
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari
hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem
sirkulasi.

F. Diagnosa keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen hipertermia - Untuk mengetahui
intervensi keperawatan I.15506 penyebab dari
Definisi : selama 1x45 menit, Obserfasi hipertermia
Suhu tubuh meningkat di diharapkan hipertermia - Identifikasi penyebab - Untuk mengetahui suhu
atas rentang normal tubuh. pada pasien menurun hipertermia tubuh apakah dalam
dengan keriteria hasil : - Monitor suhu tubuh batas normal atau

Batasan karakteristik : 1. Menggigil menurun - Monitor kadar elektrolit abnormal

1. Suhu tubuh diatas nilai 2. Tidak tampak kulit Terapeutik - Agar pasien merasa
normal yang memerah - Sediakan lingkungan yang lebih nyaman
2. Kulit merah 3. Tidak ada kejang dingin - Agar otot-otot pada
3. Kejang
4. Takikardi 4. tidak tampak pucat - Longgarkan atau lepaskan pasien tidak kaku
5. Takipnea 5. Suhu tubuh membaik pakaian - Agar proses
6. Kulit terasa hangat 6. Suhu kulit membaik - Basahi dan kipasi penyembuhan pasien
permukaan tubuh lebih cepat
Penyebab :
1. Dehidrasi (SLKI. L.14134) Edukasi
2. Terpapar lingkungan - Anjurkan tirah baring
panas
Edukasi
3. Proses penyakit (mis.
infeksi, kanker) - Kolaborasi pemberian
4. Ketidaksesuaian cairan dan elektrolit
pakaian dengan suhu
lingkungan
5. Peningkatan laju -
metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
Kondisi klinis terkait :
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas

(SDKI 2017. D.0130)

2. Nyeri akut Tingkat nyeri Manajement nyeri - Untuk mengetahui


L.08066 I.08238 lokasi, karakteristik,
Definisi : - Keluhan nyeri menurun Observasi durasi, kualitas. Dan
Pengalaman sensorik atau (5) - Identifikasi lokasi, skala nyeri yang di
emosional yang berkaitan - Meringis menurun (5) karakteristik, durasi, rasakan pasien’
dengan kerusakan jaringan - Sikap protektif frekuensinyeri, kualitas, - Agar mengurangi rasa
aktual atau fungsional, menurun (5) intensitas nyeri nyeri yang dirasa pasien
dengan onset mendadak - Identifikasi skala nyeri - Agar pasien bisa
atau lambat dan Fungsi gastrointestinal Teraupetik memhami penyebab dan
berintensitas ringan hingga L.03019 - Berikan teknik non apa yang menjadi
berat yang berlangsung - Mual menurun (5) farmakologi timbulnya nyeri
kurang dari 3 bulan - Muntah menurun (5) Edukasi - Agar pasien bisa
- Nyeri abdomen - Jelaskan penyebab, periode mengurangi rasa nyeri

Batasan karakteristik : menurun (5) dan pemicu nyeri secara mandiri

1. Tampak meringis - Jelaskan strategi - Agar proes

2. Bersikap protektif (mis. meredakan nyeri penyembuhan nyeri

waspada, posisi Kolaborasi lebih cepat

menghindari nyeri) - Kolaborasi pemberian

3. Gelisah analgesic

4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
6. Tekanan darah
meningkat
7. Pola napas berubah
8. Nafsu makan berubah
9. Proses berfikir
terganggu

Kondisi klinis terkait


1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

(SDKI 2017. D.0077)


3. Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas Latihan batuk efektif I.01006 - Untuk mengetahui
efektif meningkat L.01001 Observasi tekanan batuk pada
- Produksi sputum - Identivikasi kemampuan pasien
Definisi : menurun (5) batuk - Untuk mengetahui
Ketidakmampuan - Mengi menurun (5) - Monitor adanya retensi apakah terdapat
membersihkan sekret atau - Batuk efektif menurun sputum penumpukan sptum pada
obstruksi jalan nafas untuk (5) Terapeutik pasien
mempertahankan jalan nafas - Frekuensi napas - Atur posisi semo fowler - Agar pasien merasa
tetap paten. membaik (5) - Pasang perlak dan bengkok lebih nyaman
dipangkuan pasien - Agar memudahkan

Penyebab : Control gejala meningkat - Buang secret pada tempat pasien saat proses

Fisiologis L.14127 sputum pengeluaran sptum

1. Spasme jalan nafas - Kemampuan untuk Edukasi - Agar pasien merasa

2. Hiperseksresi jalan nafas memonitor munculnya - Jelaskan tujuan dan lebih bersih

3. Disfungsi gejala meningkat (5) prosedur batuk efektif - Agar pasien memehami

neuromuskuler - Kemampuan memonitor - Anjurkan tarik nafas dalam apa yang dimaksud

4. Benda asing dalam jalan frekuensi gejala melalui hidung selama 4 dengan batuk efektif

nafas meningkat (5) detik, ditahan selama 2 - Agar proes

5. Adanya jalan nafas detik, kemudian keluarkan penyembuhan nyeri

buatan dengan mulut dengan bibir lebih cepat

6. Sekresi yang tertahan mencucu (dibulatkan)

7. Hiperplasia dinding selama 8 detik

jalan nafas Kolaborasi

8. Proses infeksi - Kolaborasi pemberian

9. Respon alergi mukolitik atau

10. Efek agen farmakologis ekspektoran, jika perlu

(mis. anastesi)

Situasional
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif Fisiologis
3. Spasme jalan nafas
4. Hiperseksresi jalan nafas
5. Disfungsi
neuromuskuler
6. Benda asing dalam jalan
nafas
7. Adanya jalan nafas
buatan
8. Sekresi yang tertahan
9. Hiperplasia dinding
jalan nafas
10. Proses infeksi
11. Respon alergi
12. Efek agen farmakologis
(mis. anastesi)

Batasan karakteristik
1. Prosedur diagnostik
(mis. bronkoskopi,
transesophageal
echocardiography (TEE)
2. Depresi sistem saraf
pusat
3. Cedera kepala
4. Stroke
5. Sindrom aspirasi
mekonium
6. Infeksi saluran nafas

(SDKI 2017. D.0001)


DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ed.1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Ed.1
cetakan 2. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ed.1 cetakan 2. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional
Indonesia

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC)


6th Edition. Missouri: Elsevier.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi


11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-


2014. Oxford: Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis. Yogyakarta : Media Action Publlishing

Banjarmasin, ...........................2022
Preseptor akademik, Preseptor klinik,

( Julianto, Ns.,M.Kep ) ( Nurhikmah, S.Kep., Ns )

Anda mungkin juga menyukai