PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kejang demam adalah ganguan neurologis yang paling sering ditemukan pada
anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Berbagai
kesimpulan telah dibuat oleh para peneliti bahwa kejang demam bisa berhubungan
dengan usia, tingkatan suhu tubuh serta kecepatan peningkatan suhu tubuh,
termasuk faktor hereditas juga berperan terhadap bangkitan kejang demam lebih
Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
Kejang demam adalah kejang pada anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun
yang disebabkan karena anak mengalami demam lebih dari 102ºF atau 39ºC. Tetapi
kejang tidak harus terjadi ketika suhu lebih dari 39ºC karena pada pada demam
yang temperaturnya lebih rendah dari 39ºC pun juga dapat terjadi kejang (Marmi,
2011).
B. Etiologi
1. Demam itu sendiri yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis
C. Manisfestasi Klinik
(Djamaludin, 2010), tanda dan gejala anak yang mengalami kejang demam adalah
sebagai berikut:
1. Demam
beberapa saat.
3. Tubuh, termasuk tangan dan kaki jadi kaki, kepala terkulai kebelakang,
4. Warna kulit berubah pucat, bahkan dapat membiru, dan bola mata naik ke
atas.
D. Patofisiologi
Infeksi yang terjadi pada jaringan diluar kranial seperti tonsilitis, otitis media
akut, bronkitis penyebab terbanyaknya adalah bakteri yang bersifat toksik. Toksik
kenaikan suhu tubuh dibagian yang lain seperti otot, kulit sehingga terjadi
Naiknya suhu di hipotalamus, otot, kulit dan jaringan tubuh yang lain akan
Pengeluaran mediator kimia ini dapat merangsang peningkatan potensial aksi pada
neuron. Peningkatan potensial inilah yang merangsang perpindahan ion natrium, ion
kalium dengan cepat dari luar sel menuju kedalam sel. Peristiwa inilah yang diduga
dapat menaikan fase deplorasi neuron dengan cepat sehingga timbul kejang.
E. Pathway
Hipertermi
kejang
Risiko cedera
atau kejang, pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap, gula darah,
kliniknya tidak jelas. Jika yakin bukan meningitis secara klinik tidak perlu
3. Elektroensefalografi
struktural di otak.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pemeriksaan neurologis yang pertama kali dilakukan secara inspeksi dengan
seperti otor lelah, gerakan involumer kasar tanpa tujuan, kelumpuhan pada
anggota gerak.
bisep, trisep, pattela, achiles dengan penilaian pada bisep (terjadi fleksi
sendi siku), trisep (terjadi ekstensi sendi siku). Patella (terjadi ekstensi
sendi lutut), achiles (terjadi fleksi plantar kaki), apabila hiper refleks
berarti ada kelainan pada upper motor neuron dan apabila hiporefleks
3. Pemeriksaan tanda meningeal antara lain kaku kuduk dengan cara pasien
diatur posisi terlentang kemudian leher ditekuk apabila terdapat tekanan dagu
dan tidak menempel atau mengenai bagian dada maka terjadi kaku kuduk
4. Pemeriksaan tonus otot dengan menilai pada bagian ektremitas, dengan cara
(Hidayat,2009)
H. Komplikasi
2. Asfiksia
3. Retardasi mental
I. Diagnosa
maka keperawatan yang muncul pada pasien dengan kejang demam adalah :
J. Intervensi
gejala hangat
Edukasi:
- Anjurkan asupan
cairan
- Ajarkan batuk
efektif
Observasi:
- identifikasi
kemampuan batuk
- monitir adanya
retensi sputum
gejala infeksi
saluran napas
output cairan
terapiutik:
bengkok di
pangkuan pasien
tempat sputum
edukasi:
- jelaskan tujuan dan
prosedur batuk
efektif
melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari
mecucu
- anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
diastolik hipertermia
nyaman - kolaborasi
- kewaspadaan
2. regulasi temperatur
observasi:
- monitor tekanan
darah
tanda gejala
hipertermia
terapiutik:
- sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
3. manajemen kejang
- monitor terjadinya
karakteristik kejang
- monitor TTV
Terapiutik:
- baringkan pasien
- pertahankan
kepatenan jaan
napas
- dampingi selama
periode kejang
- reorientasi setelah
periode kejang
edukasi:
- anjurkan keluarga
menghindari
memasang apapun
ke dalam mulut
kejang
- anjurkan keluarga
tidak menggunakan
kekerasan untuk
menahan gerakan
pasien
kolaborasi:
- kolaborasi
pemberian
antikonvulsan
3 Ansietas 1. tingkat ansietas 1. redukasi ansietas
- konsentrasi kemampuan
lain ansietas
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- anjurkan keluarga
pasien
- latihan teknik
relaksasi
kolaborasi
- kolaborasi
pemberian obat
ansietasietas
2. terapi relaksasi
observasi:
- identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
- monitor respon
terhadap relaksasi
terapiutik:
- gunakan pakaian
longgar
- gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik
edukasi:
- jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
yang tersedia
- jelaskan secara
terperinci intervensi
yang di pilih
- anjurkan rileks
4 Defisit 1. tingkat pengetahuan 1. edukasi kesehatan
- memahami faktor
paragraf yang
- menjelaskan meningk
3. motivasi menurun
kebutuhan terapiutik:
kesehatan
- jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- berikan kesempatan
untuk bertanya
edukasi:
- jelaskan faktor
mempengaruhi
kesehatan
- ajarkan perilaku
2. edukasi pencegahan
jatuh
observasi:
- identifikasi
gangguan kognitif
memungkinkan
jatuh
- periksa kesiapan,
kemampuan
menerima informasi
dan persepsi
terhadap resiko
jatuh
terapiutik:
- siapkan materi,
media tentang
faktor-faktor
penyebab
- jadwalkan waktu
memberikan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan dengan
- berikan kesempatan
untuk bertanya
edukasi:
- ajarkan
mengidentifikasi
yeng berkontribusi
terhadap resiko
mengurangi semua
faktor resiko
- ajarkan
mengidentifikasi
tingkat kelemahan,
cara berjalan,
keseimbangan
3. edukasi prosedur
tindakan
observasi:
- identifikasi kesiapan
dan kemampuan
meneima informasi
terapiutik:
- sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
edukasi:
manfaat tindakan
yang akan di
lakukan
- jelaskan perlunya
tindakan yang di
lakukan
- jelaskan langkah-
langkah tindakan
yang akan di
lakukan
5 Resiko cidera 1. tingkat cidera 1. pencegahan jatuh
- kepatuhan edukasi:
kejang berpindah
- melaporkan - anjurkan
tidur
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam adalah penyakit yang sering di jumpai pada anak. Demam yang tinggi pada anak
bisa memicu terjadinya kejang di tandai dengan suhu tubuh anak mencapai lebih dari 38
derajat.
Pertolongan pertama pada anak yang kejang yaitu membawa ke rumah sakit segera,
Kejang demam adalah kejang pada anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun yang disebabkan
karena anak mengalami demam lebih dari 102ºF atau 39ºC. Tetapi kejang tidak harus terjadi
ketika suhu lebih dari 39ºC karena pada pada demam yang temperaturnya lebih rendah dari
39ºC pun juga dapat terjadi kejang.
Saat kejang, pastikan jalan napas tidak terhalan, pakaian tidak ketat dan di longgarkan
posisikan anak miring agar lendir atau cairan dapat mengalir keluar. Periksa tanda vital baik
pernapasa, nadi dan suhu. Berikan antipiretik seperti parasetamol atau ibuprofen dan bila di
rumah dapat di berikan diazepam rektal
B. Saran
Berdasarkan pengetahuan faktor tinggi demam dan faktor usia anak pertama kejang
merupakan faktor resiko kejang demam, sehingga anak harus di kelola secara baik. Edukasi
kepada orang tua adalah hal yang terpenting, jika anak menderita demam jangan sampai
menjadi demam tinggi yang dapat memicu bangkitan kejang demam dan dapat mengurangi
kecemasan orang tua. Hal ini tidak hanya untuk menurunkan morbiditas tetapi juga
menghindarkan adanya dampak buruk bangkitan kejang pada anak,
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, Dr. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Partini, (2013). Kiat praktis dalam pediatrik klinis, Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Cabang DKI Jakarta