Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN KASUS


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
_____________________________________________________________________

Disusun Oleh :

Nurul Fajriyatul Ummah

(P17212235083)

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
I. DEFINISI

Menurut Sukarto et al (2016) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan


salah satu penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah di Indonesia karena kasusnya masih cukup tinggi (Ahyanti & Duarsa,
2013).

II. PATOFISIOLOGI (POHON MASALAH)

Mulai Faktor Kuman


(Bakteri, Virus, Mikroplasma, dll) melepaskan
endotoksin

Peradangan pada saluran pernafasan


Merangsang
(faring/laring dan tonsil)
tubuh
mengeluarka zat
pyrogen oleh
Inflamasi saluran bronkus oleh leukosit

Suhu tubuh
Peningkatan produksi secret meningkat

Obstruksi jalan nafas


Hipertermia

Bersihan jalan napas


tidak efektif
III. ETIOLOGI
1. ISPA disebabkan oleh bakteri dan virus. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari
genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia, dan
Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus,
Adenovirus, Koronavirus, Pikonavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
2. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan
dan merokok. (Ariasti et al., 2014)

IV. GEJALA/ TANDA


Adapun tanda dan gejala ispa sebagai berikut :
a. Tanda-tanda klinis
1. Pada system respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
grunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada system cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan
cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah: gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil
bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah: letih dan berkeringat banyak.
b. Tanda-tanda laboratoris
1. Hypoxemia
2. Hypercapnia
3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak
bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya
pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya),
kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin (Fitri et al., n.d.)

V. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak efektif,sputum berlebih,
mengi dan gelisah.
2. Hipertermia b.d Proses penyakit (peningkatan suhu tubuh) d.d suhu tubuh diatas nilai normal,
kulit merah, kejang dan kulit terasa hangat.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik Hasil

1. biakan kuman (+) sesuai dengan jenis


1. Pemeriksaan kultur atau biakan kuman (swab) ……
2. Pemeriksaan hitung darah (deferential count) kuman.
3. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan. 2. laju endap darah meningkat disertai dengan
adanya leukositosis dan bisa juga disertai
dengan adanya thrombositopenia.

I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanan Medis
Penatalaksanaan medis pada penderita ISPA:

1 Simtomatik (sesuai dengan gejala yang muncul) sebab antibiotik tidak efektif untuk infeksi
virus
2 Obat kumur Untuk menurunkan nyeri tenggorokan
3 Antihistamin untuk menurunkan rinorrhea
4 Vitamin C dan ekspektoran
5 Vaksinasi Ispa adalah salah satu penyakit yang banyak di derita oleh anak-anak karena
anak memiliki sistem imun yang belum optimal.

b. Penatalaksanaan Keperawatan :
Adapun penatalaksanaan keperawatan ISPA Sebagai berikut:
1. Istirahat Total
2. Peningkagtan intake cairan, jika tidak ada kontra indikasi
3. Memberikan penyuluhan Kesehatan sesuai penyakit
4. Memberikan kompres hangat bila demam

II. ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian Fokus (sesuai kasus)
1. Identitas
Nama, Umur, terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak atau pada usia tua. Jenis
kelamin bisa terjadi pada pria dan wanita.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam
b. Riwayat penyakit sekarang
Dua hari sebelumnya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan
lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk, pilek dan sakit
tenggorokan.

c. Riwayat penyakit dahulu


Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang

d. Riwayat penyakit keluarga


Menurut pengakuan klien, anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit
seperti penyakit klien tersebut

e. Riwayat social
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kultur atau biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan
kuman (+) sesuai dengan jenis kuman.
b. Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia.
c. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.
4. Pemeriksaan Fisik(Muttaqin, 2011)
a) Wajah, biasanya ditemukan hasil grimace atau pucat
b) Mata, biasanya ditemukan hasil pasien mengalami penglihatan kabur
c) Mulut, biasanya ditemukan bersih atau kotor sesuai orang yang merasakan
d) Leher, biasanya ditemukan normal pada otot leher
e) Paru ditemukan pernafasan lebih cepat, ada suara tambahan ronchi
f) Jantung biasanya ditemukan nadi lebih cepat
g) Integumen, biasanya ditemukan suhu tubuh pasien meningkat (>37,5°C)
h) Genetalia, biasanya ditemukan hasil normal
i) Ekskremitas
j) Cara melakukan penilaian kekuatan otot adalah sebagai berikut :
0 : tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot : lumpuh total
1 : terlihat kontraksi tetap;tidak ada gerakan pada sendi
2 : ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
3 : bisa melawan gravitasi tetapi tidak tidak dapat menahan tahanan
pemeriksa
4 : bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tapi kekuatannya berkurang
5 : dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

b. Diagnosa yang mungkin muncul


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak efektif,sputum
berlebih, mengi dan gelisah.
b. Hipertermia b.d Proses penyakit (peningkatan suhu tubuh) d.d suhu tubuh diatas nilai
normal, kulit merah, kejang dan kulit terasa hangat.

c. Rencana Keperawatan
1. Latihan batuk efektif
Observasi
a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gelaja infeksi saluran nafas
d. Monitor infut dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
Teraupetik
a. Atur posisi semi fowler atau fowler
b. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
c. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
a Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
c Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3 kali Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas dalam yang ke 3

2. Manajemen hipertermi
Observasi
a. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor kadar elektrolik
d. Monitor saluran urine
e. Monitor komplikasi akibat hipertermi
Teraupetik
a. Sediakan lingkungan yang dingin
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian c
c. Basahi dan kipas permukaan tubuh
d. Berikan cairan oral
e. ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
f. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermi, atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
g. Hindari pemberian antipiretik atau ispirin
h. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring Kolaborasi
Kolaborasi
a. pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.

Mahasiswa

(Nurul Fajriyatul Ummah)


NIM:P17212235083

Anda mungkin juga menyukai