Disusun Oleh :
(P17212235083)
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah di Indonesia karena kasusnya masih cukup tinggi (Ahyanti & Duarsa,
2013).
Suhu tubuh
Peningkatan produksi secret meningkat
V. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak efektif,sputum berlebih,
mengi dan gelisah.
2. Hipertermia b.d Proses penyakit (peningkatan suhu tubuh) d.d suhu tubuh diatas nilai normal,
kulit merah, kejang dan kulit terasa hangat.
I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanan Medis
Penatalaksanaan medis pada penderita ISPA:
1 Simtomatik (sesuai dengan gejala yang muncul) sebab antibiotik tidak efektif untuk infeksi
virus
2 Obat kumur Untuk menurunkan nyeri tenggorokan
3 Antihistamin untuk menurunkan rinorrhea
4 Vitamin C dan ekspektoran
5 Vaksinasi Ispa adalah salah satu penyakit yang banyak di derita oleh anak-anak karena
anak memiliki sistem imun yang belum optimal.
b. Penatalaksanaan Keperawatan :
Adapun penatalaksanaan keperawatan ISPA Sebagai berikut:
1. Istirahat Total
2. Peningkagtan intake cairan, jika tidak ada kontra indikasi
3. Memberikan penyuluhan Kesehatan sesuai penyakit
4. Memberikan kompres hangat bila demam
e. Riwayat social
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kultur atau biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan
kuman (+) sesuai dengan jenis kuman.
b. Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia.
c. Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.
4. Pemeriksaan Fisik(Muttaqin, 2011)
a) Wajah, biasanya ditemukan hasil grimace atau pucat
b) Mata, biasanya ditemukan hasil pasien mengalami penglihatan kabur
c) Mulut, biasanya ditemukan bersih atau kotor sesuai orang yang merasakan
d) Leher, biasanya ditemukan normal pada otot leher
e) Paru ditemukan pernafasan lebih cepat, ada suara tambahan ronchi
f) Jantung biasanya ditemukan nadi lebih cepat
g) Integumen, biasanya ditemukan suhu tubuh pasien meningkat (>37,5°C)
h) Genetalia, biasanya ditemukan hasil normal
i) Ekskremitas
j) Cara melakukan penilaian kekuatan otot adalah sebagai berikut :
0 : tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot : lumpuh total
1 : terlihat kontraksi tetap;tidak ada gerakan pada sendi
2 : ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
3 : bisa melawan gravitasi tetapi tidak tidak dapat menahan tahanan
pemeriksa
4 : bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tapi kekuatannya berkurang
5 : dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal
c. Rencana Keperawatan
1. Latihan batuk efektif
Observasi
a. Identifikasi kemampuan batuk
b. Monitor adanya retensi sputum
c. Monitor tanda dan gelaja infeksi saluran nafas
d. Monitor infut dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik)
Teraupetik
a. Atur posisi semi fowler atau fowler
b. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
c. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
a Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
c Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam hingga 3 kali Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas dalam yang ke 3
2. Manajemen hipertermi
Observasi
a. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor kadar elektrolik
d. Monitor saluran urine
e. Monitor komplikasi akibat hipertermi
Teraupetik
a. Sediakan lingkungan yang dingin
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian c
c. Basahi dan kipas permukaan tubuh
d. Berikan cairan oral
e. ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
f. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermi, atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
g. Hindari pemberian antipiretik atau ispirin
h. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring Kolaborasi
Kolaborasi
a. pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.
Mahasiswa