Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS RUANG CEMPAKA DAN HD RSU
TAMAN HUSADA BONTANG

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NIDA DZAKIYAH KHOSYI
NIM : 1811102411126
KELAS / SEMESTER : C /IV (4)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk
adneksanya(Sinus rongga telinga tengah pleura ). (Depkes ,2013)
ISPA disebabkan oleh virus /bakteri yang diawali dengan panas dengan distertai salah
satu atau lebih gejala (Tenggorokan sakit, nyeri telan, batuk kering atau
berdahak).(Kemenkes RI 2013)
ISPA meliputi saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah
.ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat dan dapat menjadi
pneumonia .Pneumonia merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian
khususnya pada balita diantaranya penyakit ISPA lainnya yaitu sekitar 80-90%
(Depkes RI 2013)
2. ETIOLOGI
Penyebab ISPA terdiri dari 300 Jenis bakteri ,virus dan richetsia .Bakteri Penyebeb
ISPA antara lain adalah dari genus Stophylococcus , Pneumococcus
,Haemophylus,Bordetella dan coronavirus ,picornavirus ,micoplasma ,Herpervirus
dan lain-lain.
Bakteri tersebut diudara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan
bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-
anak yang kekebalan tubuhnya lemah ,misalnya saat perubahan musim panas ke
musim hujan .Pada bayi anak-anak , virus-virus influenza merupakan penyebab
terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas daripada saluran nafas
bagian bawah .

3. TANDA DAN GEJALA


a. Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut :
1. Batuk
2. Nafas Cepat
3. Bersin
4. Pengeluaran Sekret / Lendir dari hidung
5. Nyeri kepala
6. Demam Ringan
7. Tidak Enak Badan
8. Hidung tersumbat
9. Kadang-kadang sakit saat menelan
b. Tanda - Tanda Bahaya klinis ISPA
1. Pada system respirototik Adalah Tachypnea ,nafas tidak teratur (Opnea ), retraksi
dinding thorak , nafas cuping hidung , cyanosis ,suara nafas lemah atau hilang,
grunting expiratorir dan wheezing
2. Pada system cardial adalah tachypnea , bradycardium ,hypertensi ,hypotensi
3. Pada system cerebral adalah gelisah ,mudah terangsang ,sakit kepala,binggung
papil bending , kejang da coma
4. Pada hal umum lebih dan berkeringat banyak.
5. Berkeringat banyak
4. KOMPLIKASI
a. Pneumonia
b. Bronchitis
c. Sinusitis
d. Laryngitis dan kejang demam
5. PATOFISIOLOGI
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh .
Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus kea rah
faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring . jika refleks tersebut
gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan
.Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering .
Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan
aktivitas kelenjar kelenjar mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas
,sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal . Rangsangan
cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk ,sehingga pada tahap awal
gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.Adanya infeksi virus merupakan
predisposisi terjadinya infeksi sekeunder bakteri. Akibat Infeksi virus tersebut terjadi
kerusakan makanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada
saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri bakteri sehingga memudahkan bakteri-
bakteri pathogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti Streptpcoccus
pneumonia ,Haemophylus Influenza dan Staphylcoccus menyerang mukosa yang
rusak tersebut .Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekesi mucus bertambah
banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif . Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya
faktor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi . Suatu laporan penelitian
menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas
dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak .Virus yang menyerang
saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain dalam tubuh ,
Sehingga dapat menyebabkan kejang ,demam ,dan juga bisa menyebar ke saluran
nafas bawah .Dampak infeksi sekunder bakteri pun bisa menyerang saluran nafas
bawah , sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran
pernafasan atas , sesudah terjadinya infeksi virus ,dapat menginfeksi paru-paru
sehingga menyebabkan Pneumonia bakteri . Penanganan penyakit saluran pernafasan
pada anak harus diperhatikan aspek imunologis saluran nafas terutama dalam bahwa
system imun di saluran nafas yang sebagian besar terdiri dari mukosa , tidak sama
dengan sistem imun sistemik pada umumnya.Sistem imun saluran nafas yang terdiri
dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar ,merupakan ciri khas sistem imun
mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran
nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah . Diketahui pula bahwa sekretori
IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas .
6. PHATWAY
7. PENATALAKSANAAN FAMAKOLOGIS DAN NON FARMAKOLOGIS.
1. Terapi Farmakologis :
- Terapi Simptomatik
- Antiviral
- Terapi antibiotic
2. Terapi Non Farmakologis
- Memperbanyak minum
- Compress hangat
- Irigasi Nasaal
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa
Meliputi Identitas klien ,nama umur , agama , pendidikan ,pekerjaan ,suku
/bangsa,alamat, jenis kelamin , dan status.
2. Pengkajian fisik
a. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
b. Pemeriksaan Pernafasan
- Infeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
3. Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah untuk menilai viremia
- Swab konjungtiva jika terdapat konjungtivitis
- Urine
- Tinja
- Kultur mikroorganisme sputum dan darah
- Pemeriksaan virus influenza A dan B.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kultur /biakan kuman (swab) : Hasil yang didapatkan adalah biakan
kuman (+) sesuai dengan jenis kuman.
Pemeriksaan hitung darah (deferentral count) : Laju endap darah meningkat
disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya
thrombisitopensa, dan pemeriksaan foto thoraks jika di perlukan .
c. Diagnostik
-Tes Darah
- Tes Dahak
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Berdasarkan Prioritas )SDKI
1. Bersihan jalan nafas tidak efetif b/d Hipersekresi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membrane alveolus-kapiler .
3. Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient .

D.PENETAPAN TUJUAN DAN KRITERA EVALUASI


NO. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Bersihan Jalan Nafas b/d Setelah dilakukan tindakan Manjemen Jalan Nafas
Hipersekresi Jalan Nafas keperawatan 3x24 jam (I.01011)
(L .01001) Bersihan jalan nafas tidak
efektif dapat meningkat Observasi
dengan kriteria Hasil : 1.1 Monitor Pola Nafas
Bersihan Jalan Nafas
(L .01001) Teraupetik
1.2 Berikan minum hangat
1. Batuk Efektif
2. Dispnea Edukasi
3. Gelisah 1.3 Ajarkan teknik batuk
efektif
Keterangan :
1= Meningkat Kolaborasi
2=Cukup Meningkat 1.4 Kolaborasi pemberian
3=Sedang bronkodilator ,ekspektoran
4= Menurun ,mukolitik , jika perlu .

2. Gangguan Pertukaran Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi


Gas b/d perubahan keperawatan selama 3x24jam (I.01014)
membrane alveolus – Gangguan pertukaran gas Observasi :
kapiler (D.0003) dapat meningkat dengan
kritera Hasil : Pertukaran Gas 2.1 Monitor frekuensi ,irama
(L.01003) , kedalaman , dan upaya
nafas .
1. Dispnea
2. Bunyi Nafas Tambahan Edukasi:
3.Pola Nafas
4. Takikardia 2.2 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
Keterangan : 2.3 Informasikan hasil
1= Meningkat pemantauan ,jika perlu .
2= Cukup Meningkat
3= Sedang
4= Cukup Menurun
5= Menurun

3. Defisit Nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)


Ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 jam
mengabsorbsi nutrient Defisit Nutrisi dapat membaik Observasi :
(D.0019) dengan kriteria Hasil : 3.1 Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrien
Status Nutrisi (L.03030) 3.2 Monitor asupan makanan

1.Perasaan Cepat Kenyang Teraupetik


2.Nafsu Makan
3.Berat Badan 3.3 Berikan suplemen
makanan . jika perlu
Keterangan :
1= Meningkat Kolaborasi
2=Cukup Meningkat
3=Sedang 3.4 Kolaborasi dengan ahli
4=Cukup Menurun gizi untuk menemtukan
5= Menurun jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA
1. PPNI (2016) .Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik ,Edisi 1 (Jakarta : DPP PPNI)
2. PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan , Edisi 1 (Jakarta :DPP PPNI)
3. PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1 (Jakarta :DPP PPNI)
4. https://www.academia.edu/30255209/LAPORAN_PENDAHULUAN_ispa_baru_nih.docx
- Depkes RI 2007 .Direktorat Jendral PPM & PLPP.Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA ).Jakarta.
- Meadow ,Sir Roy dan Simen.2006.Lectus Notes
:Pediatrika.Jakarta:PT.Gelora Aksara Pratama.
- Naning R.2006.Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Handout kuliah Ilmu
Kesehatan Anak ) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.
- Soegijanto,S.2007.Ilmu penyakit anak :diagnosa dan
penatalaksanaan.Jakarta:Salemba medika.
- Suriadi ,Yuliani R 2001.Asuhan Keperawatan pada anak .CV sagung
Seto:Jakarta.
Revisi Tambahan :
infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI),
yang meliputi rongga hidung, sinus (rongga berisi udara yang terdapat di sekitar pipi,
hidung dan mata), faring (terletak di belakang hidung dan mulut), dan laring (pangkal
tenggorokan). Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit seperti : pilek, radang
sinus atau sinusitis, radang amandel atau tonsillitis, radang pita suara atau laringitis,
dan influenza.
Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower respiratory tract infections
(LRI/LRTI), yang meliputi trakea (batang tenggorokan), bronkus, bronkiolus, dan
paru-paru. Infeksi ini dapat berakibat kepada penyakit seperti :bronkitis,
bronkiolitis,influenza, tuberkulosis dan pneumonia.

http://www.alodokter.com/infeksi-saluran-pernafasan ini tulisan sumber di dlam


artikerl nya , linknya http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=7846

PERBEDAAN ISPA DENGAN COVID-19


1. Keduanya sama-sama menyerang organ pernapasan. Gejalanya pun serupa, yaitu
batuk, sesak napas, serta demam. Bedanya, ISPA lebih banyak menyerang anak
kecil dan sedangkan untuk mendeteksi ISPA banyak menggunakan foto Thorax.
2. Sedangkan virus corona lebih sering menyerang orang dewasa hingga orang
lanjut usia dengan daya tahan tubuh lemah. Dan untuk mendeteksi COVID-19
Harus menggunakan swab yaitu Tes/Rapid test .

Jadi ISPA tidak memerlukan Rapid test , sedangkan covid harus menggunakan
Rapid test .

https://katadata.co.id/berita/2020/02/11/gejala-virus-corona-wuhan-dan-bedanya-
dengan-penyakit-pernapasan-lain

Anda mungkin juga menyukai