Anda di halaman 1dari 13

PNEUMONIA

NAMA ANGGOTA :
1. ADAM HARI PRASETYO ( 21.0.P.302)
2. ERLINDA AYU AGUS T (21.0.P.309)
3. NIA MEILANI (21.0.P.315)
4. NOVI HUSNUN N L (21.0.P.316)
PENGERTIAN

• Pneumonia adalah peradangan yang biasanya mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiulus terminalis mencangkup bronkiolus respiratori, alveoli, dan menimbulkan
konsolidasi jaringan paru (Padila, 2013). Pneumonia adalah keadaan inflamasi akut yang
terdapat pada parenkim paru (bronkiolus dan alveoli paru), penyakit ini merupakan
penyakit infeksi karena ditimbulkan oleh bakteri, virus, atau jamur (Jonh Daly, 2010).
PENYEBAB/ETIOLOGI

a. Bakteri Bakteri biasanya didapatkan c. Jamur Jamur disebabkan oleh infeksi


pada usia lanjut. Organisme gram yang menyebar melalui penghirupan
positif seperti: streptococcus udara mengandung spora biasanya
pneumonia, S.aerous, dan ditemukan pada kotoran burung.
streptococcus pyogenesis. d. Protozoa Menimbulkan terjadinya
b. Virus Virus influenza yang menyebar pneumocystis carini pneumoni (PCP)
melalui transmisi droplet citomegalo, biasanya menjangkiti pasien yang
virus ini dikenal sebagai penyebab mengalami immunosupresi
utama kejadian pneumonia virus.
TANDA DAN GEJALA
• Menurut (Suratun & Santa, 2013) Gejala yang dapat muncul pada klien dengan
pneumonia adalah demam, berkeringat, batuk dengan sputum yang produktif, sesak
napas, sakit kepala, nyeri pada leher dan dada, dan pada saat austultasi dijumpai adanya
ronchi dan dullness pada perkusi dada.
PENATALAKSANAAN

MEDIS KEPERAWATAN
• 1. Memberikan oksigen jika diperlukan. • Kaji adanya distres pernafasan
• 2. Untuk infeksi bakterial, memberikan dengan memantau tanda-tanda vital
antibiotik dan status pernafasan
• 3. Memberikan antipyrethic jika demam • Pemberian obat
agar klien lebih nyaman
• 4. Memberikan bronkodilator untuk menjga • Tingkatkan oksigenasi yang adekuat
jalur udara tetap terbuka, memperkuat • Berikan penyuluhan kepada keluarga
aliran udara jika perlu
PATHWAY
KOMPLIKASI
Pembentukan abses Pengorganisasian eksudat me
njadi jaringan parut fibrotic
Empiema (penyebaran
infeksi ke dalam pleura) Efusi pleura

Pneumotoraks
Dehidrasi
Gagal nafas

Pneumonia kronik Hipoksemia


ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN c. Pemeriksaan fisik

a. Identitas
d. Pola fungsi Kesehatan

b. Riwayat Kesehatan
ANALISAN DATA DAN MASALAH
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan Jalan Nafas b.d sekresi yang tertahan.
Tujuan : jalan nafas kembali efektif setelah 1x24 jam perawatan Kriteria Hasil :
Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada
dipsnea dan sianosis RR kembali normal.
Intervensi dan Rasional :
1. Kaji ulang kemampuan klien untuk memobilisasi sekresi, jika tidakmampu: ajarkan
metode batuk efektif, gunakan suction (jika perlumengeluarkan sekret) dan lakukan
fisioterapi dada (memantau tingkatkepatenan jalan nafas dan meningkatkan
kemampuan klien merawatdiri/membersihkan /membebaskan jalan nafas).
2. Secara rutin tiap 8 jam lakukan auskultasi dada untuk mengetahuikualitas suara nafas
dan kemajuannya (memantau kemajuan bersihan jalan nafas)
3. Kolaborasi pemberian obat sesuai dengan resep; mukolitik, ekspektorans dan section (bila perlu)
(untuk memudahkan mengeluarkan sekret)
4. Edukasi keluarga untuk segera menghubungi perawat apabila jalan nafas tidak efektif kembali;
ditandai dengan sesak nafas, gerakan dada dalam (mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk)

b. Gangguan Pertukaran Gas b.d perubahan membran kapiler alveolar


Tujuan : klien mampu menunjukkan perbaikan oksigenasi
Kriteria Hasil: warna kulit perifer membaik (tidak sianosis), RR:, nafas panjang, tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, ketidak nyamanan dada (-), dispnea (-).

Intervensi dan Rasional :


1. Observasi status pernafasan, hasil gas darah arteri, nadi dan nilai oksikometri (memantau
perkembangan kegawatan pernafasan)
2. Awasi perkembangan membran mukosa/kulit; warna (gangguan oksigenasi perifer tampak sianosis)
3. Observasi TTV dan status kesadaran (menentukan status pernafasan dan kesadaran)
4. Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan (memenuhi kebutuhan oksigen)
5. Kolaborasi untuk pemberian obat yang telah diresepkan (obat mukolitik dan ekspektoran akan
mengencerkan produksi mukus yang mengental)
c. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d diare
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria Hasil : berat badan kembali dalam batas normal, klien patuh dengan dietnya.
Intervensi dan Rasional :
1. Kaji status nutrisi klien (untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi klien
sehingga dapat memberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat)
2. Ukur berat badan klien tiap minggu (mengetahui apakah klien telah mengalami
peningkatan; berat badan kembali dalam batas normal)
3. Kolaborasi dengan pemberian RL serta kolaborasi dengan ahli gizi tentang pola diet yang
harus diterima klien (pemberian RL akan memperbaiki status gizi dan diet yang terkontrol
akan mempercepat proses kesembuhan klien)

Anda mungkin juga menyukai