Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


BRONKITIS

DI SUSUN OLEH :

ARFANDI PATILIMA (020004)

SRY DHEA ANANDA HULOPANGO (020022)


VIANNEY RIZKY KALEMPOUW (020025)

AKADEMI KEPERAWATAN BARAMULI


2022

LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKITIS

A. Konsep Penyakit

1.Definisi

BRONKITIS Adalah suatu penyakit peradangan pada saluran nafas


bawah jangka panjang,umumnya dipicu oleh pajanan berulang ke asap
rokok,polusi,udara atau allergen (Sherwood,2014).
Bronkitis adalah inflamasi non spesifik pada bronkus umumnya,(90%)
disebabkan oleh virus (adenovirus, influenza, parainfluenza, RSU
rhinovirus, dan harpes simplex (virus) dan 10% oleh bakteri, dengan bentuk
sebagai gejala yang paling menonjol.
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus, bronkioli, dan
trakea (saluran udara ke paru paru). Penyakit ini biasanya bersifat
ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi penderita yang
memiliki penyakit kronis (misalnya, jantung atau penyakit paru-paru) dan
usia lanjut, bronkitis bisa menjadi masalah serius (Arief, 2008).

2. Etiologi
Penyakit bronkitis disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang
sering menyebabkan Penyakit respiratorik syncytial virus. Penyebab lain
yang sering menyebabkan penyakit bronkitis adalah asap rokok, polusi
udara yang terhirup virus, perokok aktif maupun perokok pasif atau sering
menghirup udara yang mengandung zat iritan.

3.Patofisiologi

Menurut kowalak (2011) Bronkitis terjadi karena Respiratory Syncytial


Virus (RSU) virus influenza, virus pada influenza, asap rokok, polusi udara
yang terhirup selama masa inkubasi virus + 5-8 hari. Unsur-unsur iritan ini
menimbulkan inflamasi pada percabangan trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau
penyumbatan jalan napas, seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan
pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan
mengakibatkan resistensi jalan napas yang kecil dan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi
daerah arteri.
Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,
penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus didalam jalan napas.
Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema serta
penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot polos
akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar
yang terlibat di inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas ikut
terkena. Jalan napas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya
pada saat ekspirasi.dengan demikian,udara napas akan terperangkap
dibagian distalparu.pada keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang
menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya timbul hipoksenia.hipoksenia
dan hiprkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi.resistensi vaskuler
paru meningkat ketika vaskonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan
komponsasi pada daerah-daerah yang mengalami hiponventilasi membuat
arteri pulmonalis menyempit,inflamasi alveolus menyebabkan sesak napas.

4 . Manifestasi Klinik

a.batuk berdahak
b.sesak napas ketika melakukan olahraga atau aktivitas ringan
c.lelah
d.pembengkakan dipergelagan kaki
e.pipi tampak kemerahan
f.sakit kepala
h.sedikit demam
i.nyeri dada
j.napas berbunyi.

5. Komplikasi

a. pneumonia
b. sepsis
c. gagal napas
d. bronkitis
e. sinusitis
6. Pencegahan

a. membatasi aktivitas / kegiatan yang memerlukan tenaga yang banyak


b. tidak tidur di kamar yang ber Ac dan menggunakan baju hangat
c. hindari makanan yang merangsang batuk seperti : gorengan, minuman
dingin, es dll.
d. jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
e. menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
f. hindari debu dan asap rokok.

7.Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Dr. Marianti (2018), antara lain :


a. Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah.dalam tes ini,dokter
menggunakan alat berupa sensor khusus yang ditempelkan pada jari.
b. tes darah
c. Rontgen dada,untuk mendeteksi kondisi yang menyebabkan timbulnya
batu
d. Tes fungsi paru.tes ini mengguanakan alat berupa tabung atau selang
yang disebut spiro meter.dalam prosesnya,dokter akan menginstruksikan
pasien untuk menghirup dan mengembus nafas dispirometer.data yang
diterima dan dianalisis spirometer akan menunjukan fungsi paru pasien.

8. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)

Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk penurunan demam, banyak minum
terutama sari buah-buahan. Obat penekanan batuk tidak diberikan pada batuk
yang banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum.
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka
perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder da antibiotik boleh diberikan,
asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertusis. Pemberian antibiotik yang
serasi untuk M. pneumoniae dan H. Influenzae sebagai bakteri penyerang
sekunder misalnya amoksilin, kotrimoksazol dan golongan makrolid.
Antibiotik diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil maka perlu dilakukan
foto toraks untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan
lobaris, benda asing dalam saluran pernapasan dan tuberkulosis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 jam. Di harapkan
bersihan jalan napas bisa teratasi dengan kriteria hasil :
- Dapat batuk secara efektif
- Mampu mengeluarkan sekret secara produktif (baik dan benar)

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status pendidikan,


alamat pekerjaan, agama, suku, tanggal MRS.
b) Keluhan utama penderita bronkitis meliputi batuk kering, demam dengan
suhu tubuh dapat mencapai > 40`c dan sesak napas.
c) Riwayat kesehatan
1) Pola sebagian besar penderita bronkitis bermula dari gejala batuk-
batuk saja, hingga penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat.
2) Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian riwayat kesehatan terdahulu sering kali klien
mengeluh pernah mengalami infeksi saluran pernapasan bagian atas
dan adanya riwayat alergi pada pernapasan atas.
3) Apakah ada riwayat bronkitis sebelumnya, penyakit ginjal,riwayat
merokok
4) Riwayat penyakit keluarga
d) Pola Pengkajian Pasien
1) Aktivitas
Gejala berupa kelemahan fisik, letih, sesak nafas
2) Sirkulasi
Gejala berupa gangguan pada ginjal saat ini maupun yang lalu
3) Makanan dan cairan
Makanan yang ditukar dengan makanan tinggi garam, lemak,
kolesterol
4) Nyeri/ ketidaknyamanan
5) Pernafasan

2. Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi sekret


a) Monitor keadaan umum
b) Ajarkan batuk efektif
c) Berikan posisi semiflower
d) Beri minum air hangat
e) Monitor pola napas

3. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak a) Monitor keadaan Untuk mengetahui
efektif b/d peningkatan umum keadaan umum pasien
produksi sekret
b) Ajarkan batuk Untuk membantu
efektif mengeluarkan
sekret

c) Berikan posisi Untuk mengurangi


semiflower sesak

d) Beri minum air Air hangat dapat


hangat membantu
mengencerkan dahak

e) Monitor pola napas Untuk mengetahui


bila ada resiko
sesak napas

REFERENSE

Arief, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.


Surakarta : UNS Press.
Kowalak, 2011. Patofisiologi Penyakit Menuju Kedokteran Klinis, Fdisi S. Alih
bahasa oleh Brahm U
Pendit Andry Hartono. Jakarta : EGC
Sherwood, 2014. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai