Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

ASMA

KELOMPOK V

NIKIVAN TEWAL
NICKY KONDOY
KRISTY DALOPE
LIANTI PANGEMANAN
DEFINISI

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas.


Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat
hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor
risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran
udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan
mukus, dan meningkatnya proses radang (almazini,
2012).
ETIOLOGI
A. Faktor predisposisi
B. Factor persipitasi :
• Allergen
• Perubahan cuaca
• Stress
• Lingkungan kerja
• Olahraga/aktivitas jasmani yang berat
MANIFESTASI KLINIS

Gejala awal :
1. Batuk
2. Dispnea
3. Mengi (whezzing)
4. Tachicardi
5. Pernafasan cepat dangkal
Gejala lain :
1. Takipnea
2. Gelisah
3. Diaphorosis
4. Fatigue
5. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai
pernafasan lambat.
6. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi
7. Sianosis sekunder
8. Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan pelebaran
tekanan nadi
KLASIFIKASI
1. Ekstrinsik (alergik)
2. Intrinsik (non alergik)
3. Asma gabungan
Berdasarkan keparahan penyakit :
1. Asma intermiten : gejala muncul < 1 kali dalam 1
minggu.
2. Asma persisten ringan : gejala muncul > 1 kali dalam 1
minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari
3. Asma persisten sedang (moderate): gejala muncul tiap
hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma
malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu.
4. Asma persisten berat (severe) : gejala terus menerus terjadi,
eksaserbasi sering terjadi, gejala asma malam hari sering
terjadi, aktifitas fisik terganggu oleh gejala asma, PEF dan
PEV1 < 60%.
PATOFISIOLOGI
ASMA DITANDAI DENGAN KONTRAKSI SPASTIK DARI OTOT POLOS BRONKUS
YANG MENYEBABKAN SUKAR BERNAFAS.PENYEBAB YANG UMUM ADALAH
HIPERSENSITIVITAS BRONKHIOULUS TERHADAP BENDA-BENDA ASING DI UDARA.
REAKSI YANG TIMBUL PADA ASMA TIPE ALERGI DIDUGA TERJADI DENGAN CARA
SEBAGAI BERIKUT :
SEORANG YANG ALERGI MEMPUNYAI KECENDERUNGAN UNTUK MEMBENTUK
SEJUMLAH ANTIBODY IGE ABNORMAL DALAM JUMLAH BESAR DAN ANTIBODI INI
MENYEBABKAN REAKSI ALERGI BILA REAKSI DENGAN ANTIGEN SPESIFIKASINYA.
PADA RESPON ALERGI DI SALURAN NAFAS, ANTIBODI IGE BERIKATAN
DENGAN ALERGEN MENYEBABKAN DEGRANULASI SEL MAST. AKIBAT
DEGRANULASI TERSEBUT, HISTAMIN DILEPASKAN.
HISTAMIN MENYEBABKAN KONSTRIKSI OTOT POLOS BRONKIOLUS. APABILA
RESPON HISTAMIN BERLEBIHAN, MAKA DAPAT TIMBUL SPASME ASMATIK.
KARENA HISTAMIN JUGA MERANGSANG PEMBENTUKAN MUKKUS DAN
MENINGKATKAN PERMIABILITAS KAPILER, MAKA JUGA AKAN TERJADI
KONGESTI DAN PEMBENGKAKAN RUANG ITERSTISIUM PARU.
INDIVIDU YANG MENGALAMI ASMA MUNGKIN MEMILIKI RESPON IGE YANG
SENSITIF BERLEBIHAN TERHADAP SESUATU ALERGEN ATAU SEL-SEL MAST-NYA
TERLALU MUDAH MENGALAMI DEGRANULASI. DI MANAPUN LETAK
HIPERSENSITIVITAS RESPON PERADANGAN TERSEBUT, HASIL AKHIRNYA
ADALAH BRONKOSPASME, PEMBENTUKAN MUKUS, EDEMA DAN OBSTRUKSI
ALIRAN UDARA.
FAKTOR
PENCETUS

alergi idiopatik

Edema dinding bronkiolus Spasme otot polos bronkiolus Sekresi mucuskental di dalam lumen bronkiolus

Ekspirasi Menekan sisi luar Diameter bronkiolus mengecil


bronkiolus

Gangguan pola tidur Bersihan jalan napas tidak


Dyspnea
efektif

Kurang pengetahuan Gangguan rasa


tentang penyakit nyaman & cemas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
3. Foto rontgen
4. Pemeriksaan faal paru
5. Elektrokardiograf
PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan non farmakologik


• Menghindari faktor pencetus
2. PENGOBATAN FARMAKOLOGIK
a) KORTIKOSTEROID.CONTOHNYA : BECLOMETASON DIPROPINATE
DENGANDOSIS 800 EMPAT KALI SEMPROT TIAP HARI.
b) KROMOLIN. KROMOLIN MERUPAKAN OBAT PENCEGAH ASTHMA,
DOSISNYA BERKISAR 1-2 KAPSUL EMPAT KALI SEHARI.
c) KETOTIFEN. EFEK KERJA SAMA DENGAN KROMOLIN DENGAN
DOSIS 2 X 1 MG PERHARI. KEUNTUNGANYA DAPAT DIBERIKAN
SECARA ORAL.
3. PENGOBATAN SELAMA SERANGAN STATUS
ASTHMATIKUS
a) INFUS RL : D5 = 3 : 1 TIAP 24 JAM
b) PEMBERIAN OKSIGEN 4 LITER/MENIT MELALUI NASAL
KANUL
c) TERBUTALIN 0,25 MG/6 JAM SECARA SUB KUTAN
d) DEXAMATASON 10-20 MG/6JAM SECARA INTRA VENA.
KOMPLIKASI
1. Pneumo thoraks
2. Pneumomediastinum
3. Emfisema subkutis
4. Ateleltaksis
5. Aspergilosis
6. Gagal nafas
7. Bronchitis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan obstruksi jalan nafas
2. Gangguan rasa nyaman dan cemas berhubungan
dengan kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas
INTERVENSI
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
D KEPERAWATAN
X
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1) Atur posisi pasien 1) Dengan memberikan /
nafas tidak efektif keperawatan diharapkan yang nyaman atau mengatur posisi yang
berhubungan Bersihan jalan nafas efektif semi flower nyaman agar dapat
dengan obstruksi dengan, 2) ajarkan pasien bernafas dengan lega
jalan nafas Kriteria hasil : untuk batuk efektif 2) Batuk efektif dan
• Sesak hilang/berkurang dan tarik nafas bernafas panjang untuk
• Frekuensi nafas dalam batas panjang. mengeluarkan dahak
normal 3) Kaji saturasi dan melegakan
• Saturasi oksigen dalam batas oksigen pernafasan.
normal 4) Kolaborasi 3) Mengatahui kadar
• Pasien mampu pemberian o2 oksigen dalam tubuh
mengeluarkan sekret dengan 5) Kolaborasi klien
mudah pemberian terapi 4) Pemberian terapi untuk
• Penumpukan sekret nebulizer mengatasi sesak
berkurang. 5) Dapat melegakan jalan
nafas dan dapat bernafas
dengan nyaman
2 Gangguan Setelah dilakukan 1) Berikan penjelasan pada pasien 1) Mengetahui
rasa tindakan keperawatan tentang penyakit yang sedang penyakit
nyaman dan diharapkan Gangguan di derita memudahkan
cemas rasa 2) Berikan penjelasan bahwa dimasukan
berhubunga Nyaman dan cemas penyakitnya akan berkurang keperawatan yang
n dengan teratasi sedikit demi sedikit dengan sesuai.
kurang Dengan, pengobatan yang teratur. 2) Mengetahui
pengetahuan kriteria hasil : 3) Berikan motivasi dan perhatian penyakit upaya -
mengenai • Pasien yakin atas segala usaha yang upaya
penyakitnya penyakitnya akan dilakukan pasien untuk penyembuhan
sembuh kesembuhannya. & ajarkan berlangsung
• Pasien mengetahui teknik relaksasi dengan baik.
akan penyakitnya 4) Anjurkan pada pasien untuk 3) Dapat mengurangi
jangka panjang menghindari faktor-faktor cemas pada klien
• Pasien merasa tenang pencetus kambuhnya kembali 4) Dapat menghindari
dalam menghadapi penyakitnya. kambuh kembali
penyakitnya. penyakitnya.
3 Gangguan Setelah dilakukan 1) Atur posisi yang 1) Dengan memberikan /
pola tidur tindakan nyaman untuk mengatur posisi yang
berhubun keperawatan pasien atau posisi nyaman agar dapat
gan diharapkan semi flower bernafas dengan lega
dengan Gangguan pola tidur 2) Ciptakan suasana 2) Mengurangi kegaduhan
sesak teratasi dengan, ruangan yang agar tidak menambah
nafas Kriteria hasil : nyaman ketegangan
• Sesak hilang/ 3) Kaji saturasi 3) Mengatahui kadar
berkurang oksigen oksigen dalam tubuh
• Pasien dapat 4) Kolaborasi klien
istirahat dan tidur pemberian o2 4) Pemberian terapi untuk
dengan teratur. mengatasi sesak
• Frekuensi napas
dalam batas
normal
• Saturasi o2 dalam
batas normal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai