Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUN

“SEVERE COMBINED IMMUNODEFICIENCY”

Disusun untuk memenuhi Tugas


Keperawatan Medikal Bedah II

OLEH:
NUR MUHAMMAD
16CP1034

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

SCID sebenarnya merupakan kelompok kelainan bawaan yang menyebabkan kelainan parah
pada sistem kekebalan tubuh. Kelainan ini menyebabkan limfosit T dan B yang berkurang atau
tidak berfungsi, sel darah putih khusus yang dibuat di sumsum tulang dan kelenjar timus untuk
melawan infeksi. Bila sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, bisa jadi sulit atau
tidak mungkin untuk melawan virus, bakteri, dan jamur yang menyebabkan infeksi.
SCID adalah kelainan genetik yang menyebabkan bagian utama dari sistem kekebalan
tiruan (Sel B danSel T) lumpuh, akibat berbagai kemungkinan yang disebabkan gen. Pasien
dengan penyakit ini mengalami kekurangan kekebalan. Penyakit ini disebut juga dengan “bocah
gelembung” karena pasien akan sangat rentan terhadap penyakit infeksi..

2. Etiologi

SCID(Severe combined immunodeficiency) adalah gangguan system imun yang diturunkan.


Penyebab SCID adalah rangkaian kelainan genetik terutama dari kromosom X. Beberapa jenis
infeksi yang berulang umum terjadi pada orang menderita SCID. Selain itu, penderita juga
rentan terhadap meningitis, pneumonia, campak, cacar air. Penyakit system imun SCID pada
anak akan mulai terlihat dalam 3 bulan pertama kelahiran.

3. Manifestasi Klinis

Gejala SCID biasanya menjadi jelas dalam tahun pertama. Berikut ini adalah gejala paling
umum dari SCID. Namun, setiap anak mungkin mengalami gejala secara berbeda. Gejalanya
bisa meliputi:

a) Banyak, serius, dan / atau mengancam jiwa yang tidak mudah diobati dan tidak merespons
pengobatan, termasuk yang berikut ini:

1. Pneumonia
2. Meningitis
3. otakSepsis

b) Infeksi lainnya, termasuk yang berikut ini:

1. Infeksi kulit kronis


2. Infeksi ragi di daerah mulut dan popok
3. diare
4. Infeksi hati
4. Patofisiologi

5. Pengobatan

Infus imunoglobulin dan antibiotik profilaksis sangat penting untuk melindungi terhadap
infeksi. Diare, gagal tumbuh, otitis media, infeksi serius (pneumonia, meningitis dan / atau
sepsis), dan infeksi oportunistik umum terjadi mulai 2-4 bulan hidup pada individu dengan
SCID. Sariawan dapat dilihat. sumsum tulang transplantasi sel hematopoietik mungkin kuratif,
dan hasil yang terbaik jika ini dilakukan dalam 3 bulan pertamakehidupan atau sebelum infeksi
terjadi.. Pengobatan terbaik adalah pencangkokan stem cell dari tulang sumsum atau darah tali
pusat. Untuk kekurangan pada adenosine deaminase, pengantian pada enzim tersebut bisa jadi
efektif.

Terapi gen tampaknya efektif pada beberapa bayi yang mengalami salah satu bentuk
penyakit immunodefisiensi parah. Terapi gen terdiri dari pengangkatan beberapa sel darah putih
dari bayi, memasukkan gen normal ke dalam sel, dan mengembalikan tersebut kepada bayi.
Asuhan keperawatan pada pasien Severe Combined Immunodeficiency

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Severe combined Immunodeficiency (SCID) umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir
dengan jenis kelamin laki-laki, tetapi tidak menutup kemungkinan pada bayi perempuan juga
beresiko mengalaminya.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Meliputi gangguan yang berhubungan dengan gangguan yang dirasakan saat ini, apakah
terjadi ketidakmampuan.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Mendapatkan data tentang hubungan kekeluargan langsung dan hubungan darah.

c. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum :
2. Kesadaran :
3. Cek TTV :
1) RR.
2) Suhu
3) Nadi
4) TD
4. Pemeriksaan Head To Toe

2. Diagnose keperawatan

Diagnosa Intervensi Tujuan Rasional


Ketidakefektifan jalan 1) Aukultasi bunyi -bersihan jalan nafas 1) obstruksi jalan
napas b.d obstruksi napas . missal mengi, kembali efektif dan napas dan dapat
atau adanya sekret kerkels, ronki. normal . atau tak di
yang berlebihan Missal: mengeluarkan menifestasikan
sekret adanya bunyi napas
adventisius .
2)Kaji atau pantau 2) adanya beberapa
frekuensi pernapasan . derajat dan dapat
ditemukan pada
penerimaan atau
stress atau adanya
infeksi akut .
3) Mengajarkan teknik
batuk efektif 3) untuk
mengeluarkan
BATUK EFEKTIF dahak dan menjaga
DALAM paru – paru atau
PENGELUARAN jalan nafas agar
DAHAK PADA tetap bersih,
PASIEN DENGAN disamping dengan
KETIDAKEFEKTIFAN
memberikan
BERSIHAN JALAN
NAFAS DI INSTALASI tindakan nebulizer
REHABILITASI dan postural
MEDIK RUMAH drainage. Batuk
SAKIT BAPTIS efektif dapat di
KEDIRI berikan pada pasien
dengan cara
Yosef Agung Nugroho diberikan posisi
Erva Elli Kristiani yang sesuai agar
pengeluaran dahak
dapat lancer
4) Menganjurkan posisi
tidur semi fowler
4) Posisi semi
fowler membuat
PEMBERIAN POSISI oksigen dalam
SEMI FOWLER paru-paru semakin
TERHADAP meningkat
PENURUNAN sehingga
SESAK NAFAS memperingan
PADA ASUHAN kesukaran nafas.
KEPERAWATAN Posisi ini akan
Tn.A DENGAN mengurangi
PENYAKIT PARU kerusakan
OBSTRUKTIF membrane
KRONIK (PPOK) alveolus akibat
tertimbunnya
ANASTASIA INDAH cairan.
FEBRASKA
Nyeri b.d proses 1)Dukung untuk Nyeri klien berkurang 1)Menurunkan
inflamasi, toksin menemukan posisi yang setelah dilakukan iritasi meningeal,
dalam sirkulasi nyaman(kepala agak perawatan 1 X 24 jam resultan
tinggi). ketidaknyamanan
lebih lanjut

2) Berikan latihan 2) Dapat membantu


rentang gerak aktif/ merelaksasikan
pasif. ketegangan otot
yang meningkatkan
reduksi nyeri atau
tidak nyaman
tersebut

3) Gunakan pelembab 3) Meningkatkan


hangat pada nyeri leher relaksasi otot dan
atau pinggul menurunkan rasa
sakit/ rasa tidak
nyaman

4) Ajarkan teknik 4)Efek relaksasi


relaksasi nafas dalam nafas dalam dan
guided imagery
EFEKTIFITAS membuat
TEKNIK responden merasa
RELAKSASI rileks dan tenang.
NAFAS DALAM Responden menjadi
DAN GUIDED rileks
IMAGERY dan tenang saat
TERHADAP mengambil oksigen
PENURUNAN di udara
NYERI PADA melalui hidung,
PASIEN POST oksigen masuk
OPERASI SECTIO kedalam
CAESARE tubuh sehingga
aliran darah
menjadi lancar
Chandra serta
Kristianto Patasik dikombinasikan
Jon Tangka Julia dengan guided
Rottie imagery
menyebabkan
pasien
mengalihkan
perhatiannya pada
nyeri ke hal-hal
yang
membuatnya
senang dan bahagia
sehingga
melupakan nyeri
yang sedang
dialaminya.

5)teknik relaksasi
5) Pemberian teknik
efflurage
relaksasi Effluerage
merupakan teknik
relaksasi dengan
PEMBERIAN melakukan masase
TEKNIK didaerah sekitar
RELAKSASI focus nyeri yang
EFFLUERAGE terjadi sehingga
TERHADAP otot-otot sekitar
PENURUNAN menjadi relaksasi.
NYERI PADA Apabila otot rileks
ASUHAN maka kita
KEPERAWATAN menepatkan tubuh
Ny. N DENGAN pada posisi
APPENDICITIS sebaliknya. Otot
tidak tegang, tubuh
RADETYA PRIMA dalam keadaan
PERDANA seimbang, dan
keringat berhenti
bercucuran .
Gangguan pemenuhan 1) jelaskan tentang Nutrisi terpenuhi 1)dengan
kebutuhan nutrisi manfaat makan bila sesuai dengan pemahaman klien
kurang dari kebutuhan dikaitkan dengan kebutuhan tubuh . akan lebih
tubuh b.d intake yang kondisi klien saat ini . Criteria hasil : kooperatif
tidak adekuat 1) Nafsu makan mengikuti aturan.
membaik
2) PENGGUNAAN 2) Keadaan 2) hygiene oral
MADU DALAM umum yang baik akan
membaik meningkatkan
ORAL HYGIENE
3) Klien tampak nafsu makan klien.
SEBAGAI mau makan
INHIBITOR
KOLONI
BAKTERI
PADA ANAK

Mariyam, Dera
Alfiyanti.
3) Zat besi dapat
3) Anjurkan pasien
membantu tubuh
untuk mengkonsumsi
sebagai zat
makanan tinggi zat besi
penambah darah
seperti sayuran hijau
sehingga mencegah
terjadinya anemia
atau kekurangan
darah
Daftar Pustaka
https://primaryimmune.org/about-primary-immunodeficiencies/specific-disease-types/severe-
combined-immune-deficiency-and-combined-immune-deficiency
https://en.wikipedia.org/wiki/Severe_combined_immunodeficiency
https://www.genome.gov/13014325/learning-about-severe-combined-immunodeficiency-scid/
http://www.bloodjournal.org/content/113/17/4114.short?sso-checked=true
http://www.hematology.org/Publications/
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/199/310

Anda mungkin juga menyukai