Anda di halaman 1dari 6

NURSING CARE PLAN PADA PASIEN GANGGUAN BERSIHAN JALAN

NAFAS TIDAK EFEKTIF DIAGNOSA MEDIS ASMA BRONCHIAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pembimbing:

Riandi Alfin, M. Kep

Disusun oleh :

Eneng Nena 402022037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2022
Pada Kasus 2

Keluhan utama : sesak setelah seharian bekerja

Keluhan sesak dirasakan di daerah dada, bertambah berat saat aktifitas dan tidur tanpa
bantal, berkurang saat duduk dan minum obat asma. Sesak dirasakan lebih berat pada
malam dan pagi hari. Pasien juga sering mengeluh kambuh, akibat sering turun hujan
beberapa bulan terakhir.

DS : pasien mengatakan sesak

DO : Respirasi 28 x/menit

Nadi 100 x/menit

Secret +, Penggunaan otot bantu nafas +, ekspirasi > berat dari inspirasi,
wheezing +

Terpasang O2 nasal (3-4 liter)

Berdasarkan kasus tersebut kebutuhan dasar yang menjadi prioritas yaitu pada aspek
bernafas atau oksigenisasi dan nutrisi.
ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : pasien mengatakan Merokok,polusi udara,infeksi virus Bersihan jalan nafas
sesak setelah seharian tidak efektif
bekerja
DO : - Respirasi 28 Asap/ virus influenza mengiritasi jalan
napas
x/menit
Nadi 100 x/menit
Secret +,
Hipersekresi lendir + inflamasi
Penggunaan otot
bantu nafas +,
ekspirasi > berat
Fungsi silia menurun
dari inspirasi,
wheezing +
Terpasang O2
Produksi sekret meningkat
nasal (3-4 liter)

Mukus kental

Batuk berdahak

Bersihan jalan napas tidak efektif


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 D.0149 Bersihan Setelah dilakukan tindakan I.01011 Manajemen Jalan 1) Memonitor pola napas tujuannya untuk
Jalan Napas Tidak keperawatan selama 2 x 12 Napas mengetahui frekuensi, kedalaman, dan
Efektif b.d spasme jam bersihan jalan nafas Observasi irama napas
jalan nafas tidak efektif teratasi, dengan 1) Monitor pola napas 2) Memonitor bunyi napas tujuannya untuk
kriteria: (frekuensi, kedalaman, mengetahui apakah ada bunyi napas
a. Produksi sputum usaha napas) tambahan atau tidak, sehingga perawat
berkurang 2) Monitor bunyi napas mampu menentukan tindakan atau terapi
b. Sesak napas tambahan (mis. wheezing) apa yang sesuai dengan pasien
berkurang 3) Monitor sputum (jumlah, 3) Memonitor sputum untuk mengetahui
c. Tidak ada wheezing warna, aroma) jumlah, aroma, dan warna sputum.
(vesikuler) Terapeutik Sehingga perawat dapat melihat
d. RR normal (16- 1) Posisikan Semi Fowler bagaimana efektifitas tindakan atau
20x/menit) atau Fowler terapi yang dilakukan.
e. Pola napas normal 2) Berikan minum hangat 4) Posisi semi fowler mampu meredakan
(SLKI, 2019) 3) Lakukan fisioterapi dada penyempitan jalan napas yang
Edukasi memenuhi O2 dalam darah (Arifian &
1) Anjurkan teknik batuk Kismanto, 2018)
efektif 5) Memberikan air hangat untuk membantu
Kolaborasi memperlancar pernapasan karena
1) Kolaborasi pemberian dengan minum air hangat partikel-
bronkodilator, partikel pencetus sesak dan lendir dalam
ekspektoran, mukolitik bronkioli akan dipecah dan
(nebulizer) : menyebabkan sirkulasi pernapasan
menjadi lancar sehigga mendorong
Nebulizer dengan bronkioli mengeluarkan lendir.
Ventolin (Wulandari D, Dkk. 2019)
Salubtamol 3x2 mg 6) Dilakukannya fisioterapi dada dengan
Ambroxol syr 3x1 cth tujuan agar tidak terjadi penumpukan
(SIKI, 2018) sputum yang mengakibatkan
tersumbatnya jalan napas dan
komplikasi penyakit lain sehingga
menurunkan fungsi ventilasi paru-paru.
(Siregar & Aryayuni, 2019).
7) Anjurkan batuk efektif merupakan
Tindakan yang tepat untuk
mengeluarkan sputum, berdasarkan
Penelitian yang dilakukan Listriana,
Keraman dan Yanto (2020) batuk
efektif berpengaruh terhadap
pengeluaran sputum
8) Pada serangan asma, terapi yang paling
tepat adalah menggunakan terapi
nebulizer. Nebulizer yaitu alat yang
digunakan untuk merubah obat-obat
bronkodilator dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol atau partikel yang sangat
halus, aerosol sangat bermanfaat apabila
dihirup atau dikumpulkan dalam organ
paru, efek dari terapi nebulizer adalah
untuk mengembalikan kondisi spasme
bronchus (kurniawati A & Tafdhila,
2019).

Anda mungkin juga menyukai